Anda di halaman 1dari 45

Hepatitis B dalam Kehamilan

Presentan:
Devi Suryani 1410070100130

Preseptor:
dr. Helwi Nofira, Sp.OG (K)
Hepatitis B dalam Kehamilan
Definisi

✢Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh


virus Hepatitis B, suatu anggota famili hepadnavirus yang
dapat menyebabkan peradangan hati akut atau kronis yang
dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati.
✢Hepatitis B akut jika perjalanan penyakit kurang dari 6
bulan
✢Hepatitis B kronis bila penyakit menetap, tidak sembuh
secara klinis atau laboratorium atau pada gambaran patologi
anatomi selama 6 bulan
Etiologi
✢ Berkapsul
✢ Diameter 42 nm
✢ Hepadnaviridae, genom tersusun melingkar terdiri
dari double stranded DNA.

4
Epidemiologi

✢ WHO memperkirakan bahwa lebih dari 2 miliar orang


di dunia terinfeksi HBV atau pernah terinfeksi HBV

✢ 350 juta orang di dunia menderita hepatitis kronis


oleh karena infeksi HBV ini, dan 1 juta orang
diantaranya meninggal setiap tahunnya akibat
penyakit hati yang berkaitan dengan infeksi HBV.

5
✢ Penyebaran infeksi HBV kronis di Asia Tenggara mencapai
8-15% dari populasi. Ini berarti di Asia Tenggara memiliki
endemisitas yang cukup tinggi terhadap hepatitis B.

✢ Infeksi kronis jauh lebih mungkin terjadi pada pasien bayi


(90%) dan anak-anak (30%) sedangkan tingkat infeksi akut
lebih sering ditemukan pada orang dewasa, namun tingkat
pengembangan dari infeksi akut menjadi infeksi kronis
kurang dari 5% untuk pasien dewasa yang terinfeksi HBV.

6
✢ Pada ibu dengan HBeAg positif, 90% mereka menularkan
infeksi HBV pada anak mereka dibandingkan dengan anak
dari ibu dengan HBeAg negatif yang jumlahnya hanya sekitar
10-20%

✢ Untuk bayi baru lahir yang ibunya positif (HBsAg dan HBeAg)
dengan tidak diberikannya imunisasi setelah lahir, risiko
untuk infeksi HBV kronis adalah 70% - 90% pada usia 6 bulan.

✢ Vaksinasi HBV dapat mencegah 70% -95% dari infeksi HBV


pada bayi yang lahir dari ibu HBeAg dan HBsAg positif.
7
Patogenesis

Perjalanan penyakit VHB dapat dikelompokkan dalam 5


fase:
1. Fase toleransi Imun
✢ HBeAg positif dengan kadar HBV-DNA yang tinggi
(108 kopi/ml)
✢ Kadar ALT normal atau hanya sedikit tinggi (< 35
IU/ml )
✢ Pemeriksaan Histologi sel hati tidak akan ditemukan
adanya peradangan atau fibrosis.

8
2. Fase imun aktif
✢ HBeAg positif dengan kadar HBV-DNA yang tinggi
(106-107 kopi/ml)
✢ Kadar ALT meningkat diatas normal dan
berfluktuasi
✢ Pemeriksaan Histologi sel hati akan ditemukan
adanya peradangan sedang hingga berat.

9
3. Fase inaktif/carrier (Fase Laten)
✢ HBeAg negative dan tergantikan dengan munculnya
anti-HBe . Kadar HBV-DNA rendah (103 kopi/ml)
atau bahkan tiak terdeteksi lagi,
✢ ALT menjadi normal
✢ Pemeriksaan Histologi sel hati akan ditemukan
peradangan minimal namun disertai dengan fibrosis
hingga sirosis.

10
4. Fase reaktif
✢ Meningkatnya ALT disertai dengan kadar
HBVDNA yang tinggi (104 kopi/ml), biasanya
disertai juga dengan ditemukan kembalinya HBeAg
dalam darah yang menggantikan anti-HBe yang ada
sebelumnya
✢ Pemeriksaan Histologi sel hati akan
ditemukan peradangan aktif disertai dengan
fibrosis progresif.

11
5. Fase Resolusi

bentuk infeksi dari virus hepatitis B akan sembuh


yang ditandai dengan HBsAg negative dan kadar
HBV-DNA tidak ditemukan lagi
kadar ALT dalam batas normal. Jika dalam
perkembangan fase sebelumnya telah terbentuk
fibrotic atau sirosis hati, maka hal tersebut akan
menetap walaupun infeksinya telah sembuh.

12
Transmisi Virus Hepatitis B
1.Transmisi Intrauterin (transmisi prenatal)
✢ Kebocoran transplasenta yang terjadi oleh karena
kontraksi uterus selama kehamilan dan adanya
robekan pada sawar plasenta merupakan cara yang
sering menjadi penyebab infeksi intrauterine.

13
2.Transmisi intrapartum / saat melahirkan

✢ Melalui lesi kulit bayi pada saat persalinan


✢ Melalui air ketuban yang tertelan bayi
✢ Melalui darah ibu yang tertelan bayi
✢ Melalui konjungtiva mata bayi atau selaput
lendir yang lain

14
3.Transmisi Postpartum / post natal/ saat
perawatan

Melalui asi yang diduga tercemar oleh VHB lewat luka


kecil dimulut bayi

15
Manifestasi Klinis
1.Fase Inkubasi 2.Fase prodromal (pra
✢ Merupakan waktu ikterik)
antara masuknya virus Malaise, mialgia, artalgia,
dan timbulnya gejala mudah lelah, anoreksia.
atau ikterus. Fase Diare atau konstipasi. Nyeri
inkubasi Hepatitis B abdomen biasanya ringan
berkisar antara 15-180 dan menetap di kuadran
hari dengan ratarata kanan atas atau epigastrium,
60-90 hari. kadang diperberat dengan
aktivitas akan tetapi jarang
menimbulkan kolestitis.
16
3.Fase ikterus
muncul setelah 5-10
hari, tetapi dapat juga
muncul bersamaan
dengan munculnya
gejala. Setelah timbul 4.Fase konvalesen
ikterus jarang terjadi (penyembuhan)
perburukan gejala Diawali dengan
prodromal, tetapi menghilangnya ikterus
justru akan terjadi dan keluhan lain, tetapi
perbaikan klinis. hepatomegali dan
abnormalitas fungsi
hati tetap ada. Muncul
perasaan sudah lebih
sehat dan kembalinya
nafsu makan.
17
Diagnosis Tes serologi penting antara lain
• HBeAg yang menunjukkan
 Gejala klinis, meningkatnya kadar kondisi pasien yang sangat
ALT serta ditemukannya antigen infeksius
hepatitis B virus (HBsAg) di serum • HBV DNA menunjukkan jumlah
pasien. virus dalam tubuh pasien
 Pemeriksaan anti-HBe IgM • Anti HBe atau HBeAg yang
dibutuhkan pada beberapa kasus mengindikasikan bahwa pasien
pasien diduga mengalami infeksi tersebut lebih kurang menular
akut dengan kadar HBsAg negatif, dibandingkan dengan HBeAg
pasien pada kasus ini harus positif.
dicurigai sedang berada pada
“fase jendela” (window phase).
18
Penatalaksanaan

Lamivudine
✢ Menghambat transmisi vertical selama trimester ke 3
kehamilan, saat digunakan pada pemberian pertama di usia
kehamilan 28 minggu, dengan kadar DNA-HBV 108 IU/ml.
✢ Penurunan kadar DNA-HBV hingga 106 IU/ml bagi pasien
dengan kadar DNA-HBV 108 IU/ml yang mendapatkan terapi
lamivudine.
✢ Penggunaan lamivudin selama trimester 3 kehamilan
menunjukan penurunan angka transmisi intrauterine dan
tidak ditemukannya abnormalitas pada bayi baru lahir dalam
kelompok tersebut.
19
Tenovovir
Kategori kelas B, memiliki kelebihan tambahan
berupa kemampuannya dalam mencegah resistensi
virus, bahkan hingga saat ini tidak terdapat laporan
mengenai terjadinya resistensi virus hepatitis B
terhadap obat ini.

20
Pencegahan

✢ Penjaringan
The American Association Study of Liver Disease
(AASLD), merekomendasikan penjaringan untuk
HBsAg pada semua wanita hamil selama trimester
pertama kehamilan untuk pencegahan dan
penataksanaan lanjutan bagi pasien hamil yang
terinfeksi hepatitis B serta pasien resiko tinggi.

21
Vaksinasi

✢ Pemberian vaksinasi pada ibu yang hamil akan


memungkinkan terjadinya penyaluran pasif
antibodi ke janin yang memungkinkan suatu
bentuk perlindungan dari infeksi horizontal
hingga bayi tersebut mendapatkan imunisasi
aktif, vaksinasi juga terbukti aman bagi ibu
dan janin

22
Gabungan vaksin Hepatitis B dengan
Hepatitis B immunoglobulin (HBIG) yang
merupakan bentuk imunisasi pasif sering
diberikan pada bayi baru lahir yang lahir
dari ibu dengan HBsAg positif.

Dengan pemberian vaksin tersebut,


antibodi yang timbul guna melawan HBsAg
yang disebut anti-HBs mendekati 100%
pada anak kecil dan hampir 95% pada
dewasa muda.

23
Laporan Kasus
✢ Identitas pasien
○ Nama : Ny. N
○ Usia : 34 th
○ Alamat : Jorong Pincuran 7, Solok
Selatan
○ Pekerjaan : IRT
○ Tanggal masuk : 03-02-2019
○ Jam masuk : 04.30 WIB

24
Keluhan Utama
✢ Seorang pasien perempuan usia 34 th datang ke
ponek IGD RSUD M. Natsir Solok rujukan dari
RSUD Solok Selatan dengan diagnosis G3P2A0H2
gravid aterm + bekas SC 1 kali + HbSAg(+)

25
Riwayat Penyakit Sekarang
✢ Nyeri pinggang menjalar ke ari-ari sejak 8 jam SMRS
✢ Keluar lendir campur darah dari kemaluan sejak 8 jam
SMRS
✢ Keluar air-air dari kemaluan sejak 1 jam SMRS, warna
hijau, membasahi 1 helai kain sarung
✢ Keluar darah yang banyak dari kemaluan (-)
✢ Gerak anak dirasakan (+) sejak usia kehamilan 5 bulan
✢ HPHT : 02 Mei 2018
✢ TP : 09 Februari 2019

26
✢ RHM : Mual(+) Muntah (+) Perdarahan (-)
✢ RHT : Mual(-) Muntah (-) Perdarahan (-)
✢ ANC : Datang ke bidan 7x pada usia kehamilan 2,
3, 4, 5, 6, 7 dan 8 dan tidak pernah kontrol ke
spesialis kebidanan
✢ Riw Menstruasi : Menarche usia 15 tahun, siklus
haid teratur setiap 1x28 hari selama 5-6 hari,
ganti duk 2-3x sehari dan nyeri saat haid (-)

27
Riwayat Penyakit Dahulu
✢ Riwayat penyakit jantung, paru, hati, ginjal,
hipertensi, dan diabetes melitus (-)

Riwayat Penyakit Keluarga


✢ Tidak ada keluarga yang menderita penyakit
keturunan, menular dan kejiwaan

Riwayat Perkawinan
✢ 1 kali, pada tahun 2003
28
Riwayat Kehamilan/persalinan/abortus
✢ 2004/ laki-laki/ 2300 gr/ cukup bulan/ klinik/ PN/ Bidan/
Hidup
✢ 2010/ perempuan/ 2600 gr/ cukup bulan/ RS/ SC/ SP.OG/
Hidup
✢ Sekarang

Riwayat Kontrasepsi
✢ Riwayat pemakaian kontrasepsi hormonal, implan dilepas 2
bulan sebelum kehamilan

Riwayat Imunisasi
✢ Tidak ada
29
Pemeriksaan Fisik
✢ Status Lokalis ✢ Vital Sign
○ KU : Sedang ○ TD : 120/80 mmHg
○ Kes : CMC ○ Nadi : 88 x/menit
○ TB : 145 cm ○ Nafas : 20 x/menit
○ BB sebelum hamil : 46 kg ○ Suhu : 36,5oC
○ Bb saat hamil : 51 kg
○ BMI : 21,1 (Normoweight)

30
✢ Status Generalisata
○ Kepala : Normocephal
○ Mata : Konjunctiva anemis (-/-)
sklera ikterik (-/-)
○ Leher : Pembesaran KGB (-)
○ Thoraks : Cor dan pulmo dalam batas
normal
✢ Status Obstetricus
○ Wajah : Cloasma Gravidarum (+)
○ Mamae : membesar, areola mamae
Hiperpigmentasi (+), papila mammae menonjol (+)

31
○ Abdomen
○ Inspeksi : tampak membesar sesuai usia kehamilan,
striae gravidarum (+), linea mediana hiperpigmentasi (+)
○ Palpasi
○ L1 : Tfu teraba 3 jari dibawah proceccus
xyphoideus dan teraba masa besar, lunak dan
noduler
○ L2 : Teraba tahanan terbesar janin di sebelah
kanan ibu dan teraba bagian-bagian kecil dari janin
sebelah kiri ibu
○ L3 : Teraba massa bulat, keras dan terfiksir
○ L4 : Paralel

○ TFU : 29 cm TBJ : 2635 gram


○ DJJ : 130-145 x/i His : 3-4x / 40’ / S

32
○ Genitalia
○ Inspeksi : V/U tenang, PPV (-)
○ VT : pembukaan lengkap,
ketuban(-) sisa hijau, kapla UUK kanan
melintang HII-III

33
Laboratorium
✢ Hemoglobin : 11,59 g/dl
✢ Hematokrit : 34,7%
✢ Leukosit :17.600/mm3
✢ Trombosit : 237.000/mm3
✢ HbsAg : (+)
✢ Anti HIV : Non reaktif

34
Diagnosis
✢ G3P2A0H2 Parturient aterm 39-40 minggu kala I fase
aktif + bekas SC 1x + HbsAg (+) + CPD malposisi

Sikap
✢ Kontrol KU, VS, PPV, DJJ dan His
✢ Informed Consent
✢ Konsul Anastesi dan Perinatologi
✢ Persiapan OK

Rencana
✢ SCTPP cito

35
Laporan Operasi
Tanggal 03 Februari 2019, Pukul 06.30 WIB dilakukan
SCTPP:
✢ Pasien tidur terlentang di meja operasi dalam spinal
anastesi
✢ Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik
✢ Dipasang duk steril untul memperkecil area operasi
✢ Dilakukan insisi abdomen secara pfannenstiel lapis
demi lapis hingga menembus peritoneum
✢ Terlihat uterus gravid
✢ Dilakukan insisi uterus pada segmen bawah rahim
secara semilunar dilebarkan ke kiri dan ke kanan
✢ Bayi dilahirkan dengan cara meluksir kepala bayi
36
✢ Lahir bayi dengan :
○ JK : Perempuan
○ BB : 2700 gram
○ PB : 48 cm
○ A/S : 7/8
○ Anus : (+)
✢ Plasenta lahir lengkap 1 buah dengan sedikit tarikan
✢ Uterus dijahit 2 lapis dan dipastikan tidak ada
perdarahan
✢ Dilakukan tubektomi bilateral
✢ Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis
✢ Kulit dijahit subcuticuler
✢ Perdarahan selama tindakan 200 cc
37
Diagnosis Post OP
✢ P3A0H3 Post SCTPP a/i bekas SC 1x + HbsAg (+) +
CPD ec malposisi + post TP a/i anak cukup

Sikap
✢ Kontrol KU, VS, kontraksi uterus, dan PPV
✢ IVFD RL + drip oxytocin : metergin 28 tpm
✢ Cefadroxyl 2x500 mg
✢ Asam mefenamat 3x500 mg
✢ SF 1x180 mg

38
Follow up 04 Februari pukul 06.00 WIB
S/ -Nyeri luka bekas op (+)
-Asi (-)
-BAK (+)
-BAB(-)

O/ KU Kes TD ND NF T
Sedang CMC 120/80 mmHg 86x/i 20x/i 36,6oC

Abdomen: TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik


Genitalia: v/u tenang, PPV(-)
39
A/ P3A0H3 Post SCTPP a/i bekas SC 1x + HbsAg (+) +
CPD ec malposisi + post TP a/i anak cukup

P/
✢ IVFD RL + drip oxytocin : metergin 28 tpm
✢ Cefadroxyl 2x500 mg
✢ Asam mefenamat 3x500 mg
✢ Vit C 3x50 mg
✢ SF 1x180 mg

40
Analisa Kasus

✢ Pasien perempuan berusia 34 tahun datang dengan


keluhan nyeri pinggang menjalar ke ari-ari sejak 8 jam
SMRS, pasien juga mengeluhkan keluar lendir
bercampur darah sejak 8 jam SMRS dan keluar air-air
dari kemaluan sejak 1 jam SMRS. Pada pemeriksaan
obstetricus ditemukan TFU 29 cm, DJJ 130-145x/i dan
His 3-4x / 40 / S. Pada pemeriksaan dalam ditemukan
pembukaan lengkap, ketuban (-) sisa hijau, kepala UUK
kanan melintang di Hodge II-III. Pada pemeriksaan labor

41
ditemui HbSAg (+) dengan tekanan darah 120/80
mmHg. Pasien direncakan untuk dilakukan tindakan
SCTPP. Operasi dimulai pukul 06.30 WIB dan lahir
seorang bayi perempuan dengan berat 2700 gram,
panjang 48 cm dan a/s 7/8 dan anus(+)

42
Kesimpulan

Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan


oleh virus Hepatitis B, suatu anggota famili hepadnavirus
yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau
kronis yang dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau
kanker hati. Hepatitis B akut jika perjalanan penyakit
kurang dari 6 bulan sedangkan Hepatitis B kronis bila
penyakit menetap, tidak sembuh secara klinis atau
laboratorium selama 6 bulan.

43
Infeksi dapat dicegah dengan vaksinasi, dan bagi yang
diduga telah terpapar dianjurkan untuk diberikan
imunoglobulin (HBIG). Vaksin hepatitis B aman dan tetap
imunogenik untuk ibu hamil. Bayi yang dilahirkan oleh ibu
dengan hepatitis B akut, dianjurkan untuk diberikan
hepatitis B immune globulin (HBIG) serta vaksin hepatitis B
seperti yang dianjurkan untuk bayi yang ibunya menderita
infeksi HBV kronik. Bila ibunya HBeAg +, selain pemberian
HBIG dan vaksin untuk bayi, sebaiknya juga diberikan
lamivudin kepada ibu sebelum melahirkan (100 mg/hari
dalam trimester ketiga).

44
TERIMAKASIH 

45

Anda mungkin juga menyukai