Anda di halaman 1dari 12

Refrat

Feritin dalam Kehamilan

disusun oleh :
Melva Paramita NPM.1410070100140
Ezi Desli M.Nur NPM.1410070100150

Preseptor :
Dr. Yufi Permana, Sp.OG

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOLOK


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
SOLOK
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis sembahkan kehadirat Allah


SWT , yang telah melimpahkan taufik, hidayat dan karunia-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Refrat yang berjudul “Feritin dalam Kehamilan”. Refrat ini
penulis buat sebagai tugas saat menjalankan kepaniteraan klinik di bagian
Kebidanan. Bersama ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pembimbing penulis dr. Yufi Permana, Sp. OG yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing penulis dalam
penulisan laporan kasus ini, sehingga Refrat ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan kasus ini masih jauh dari
sempurna.Untuk itu penulis memohon maaf atas segala kekhilafan dan kesalahan.
Namun penulis berharap semoga Refrat ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Solok, Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
1.1..........................................................................................................................Latar Belakang

.....................................................................................................................................................3

1.2.......................................................................................................................................Tujuan

.....................................................................................................................................................4

1.3.....................................................................................................................................Manfaat

......................................................................................................................................................4

BAB II..............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
2.1 ...............................................................................................................................FERRITIN

.....................................................................................................................................................5

2.1.1 ..................................................................................................................................Definisi

.....................................................................................................................................................5

2.1.2 ..................................................................................................Struktur dan Fungsi Ferritin

.....................................................................................................................................................5

2.1.3 ...................................................................................................Pemeriksaan kadar Ferritin

......................................................................................................................................................6
2.1.4..............................................................................................Teknik pemeriksaan pap smear

......................................................................................................................................................7

2.1.5 ............................................................................................................................Komplikasi

......................................................................................................................................................8

BAB III..........................................................................................................................................10
KESIMPULAN..............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Feritin merupakan protein yang terdiri dari 22 molekul apoferitin sementara,
bagian intinya terdiri atas komplek fosfat/besi sejumlah 4000–5000 molekul besi
tiap intinya. Feritin bersifat larut dalam air dan sejumlah kecil larut dalam
plasma. Makin besar jumlah feritin makin besar yang terlarut dalam plasma.
Kadar feritin untuk laki-laki: 40–300 μg/L dan 20–150 μg/L untuk perempuan.
Serum ferritin merupakan petunjuk kadar cadangan besi dalam tubuh.
Pemeriksaan kadar serum ferritin sudah rutin dikerjakan untuk menentukan
diagnosis defisiensi besi, karena terbukti bahwa kadar serum ferritin sebagai
indikator paling dini menurun pada keadaan bila cadangan besi menurun. Dalam
keadaan infeksi kadarnya dipengaruhi, sehingga dapat mengganggu interpretasi
keadaan sesungguhnya.1
Cadangan besi dalam tubuh disimpan dalam bentuk ferritin. Kadar ferritin
serum dengan jumlah total cadangan besi dalam tubuh memiliki korelasi yang
positif dengan tanpa adanya peradangan. Setiap 1 μg/L ferritin serum
menggambarkan simpanan besi sebanyak 8 – 10 mg. Oleh karena itu, jika terjadi
penurunan kadar serum ferritin, hal tersebut dapat mencerminkan defisiensi
cadangan besi dalam tubuh.2

Prevalensi defisiensi besi pada wanita hamil sangat tinggi, di negara


berkembang 55–60% wanita hamil mengalami anemia dengan penyebab dominan
defisiensi besi.1Besarnya angka kejadian anemia ibu hamil pada trimester I
kehamilan adalah 20%, trimester II sebesar 70%, dan trimester III sebesar 70%.3

Lebih dari setengah perempuan di Indonesia menderita Anemia defisiensi


besi. Zat besi sangat vital bagi manusia untuk sintesis hemoglobin dan mioglobin,
serta berbagai fungsi penting bagi enzim-enzim yang dependen terhadap besi.
Mobilisasi cadangan besi tubuh dapat diperkirakan dengan konsentrasi serum
ferritin, dimana pada orang yang sehat merupakan biomarker yang baik bagi
status besi. Perempuan hamil membutuhkan 1000 mg besi perhari untuk
pertambahan volume darah maternal dan masa sel-sel darah merah fetal.
Meskipun tingkat penyerapannya cukup tinggi namun anemia tetap terjadi,
umumnya anemia defisiensi besi. Transfer zat besi akan mengalami gangguan
akibat defisiensi tersebut. Transfer tersebut diatur oleh plasenta.4

1.2 Tujuan

1. Untuk memenuhi salah satu tugas kepaniteran klinik senior di Rumah

Sakit Umum M.Natsir Solok.


2. Untuk bahan pengayaan agar lebih memahami materi tentang FERRITIN

1.3 Manfaat

1. Menambah wawasan mengenai Ferritin


2. Sebagai proses pembelajaran bagi mahasiswa yang menjalankan

kepaniteraan klinik senior Departemen Kebidanan.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 FERRITIN

2.1.1 Definisi
Feritin merupakan protein yang terdiri dari 22 molekul apoferitin sementara,
bagian intinya terdiri atas komplek fosfat/besi sejumlah 4000–5000 molekul besi
tiap intinya. Feritin bersifat larut dalam air dan sejumlah kecil larut dalam plasma.
Makin besar jumlah feritin makin besar yang terlarut dalam plasma. Kadar feritin
untuk laki-laki: 40–300 μg/L dan 20–150 μg/L untuk perempuan.1
Ferritin merupakan cadangan besi terbesar selain limpa. Ferritin merupakan
persiapan bagi untuk sintesis besi yang mengandung protein, termasuk
hemoglobin (Hb) dan mioglobin. Pada kehamilan konsentrasi maksimum pada
usia 12-16 minggu masa gestasi dan akan menurun dengan semakin tingginya
usia kehamilan dengan mencapai titik tertinggi pada trimester ke-3.4
Feritin adalah salah satu protein yang penting dalam proses metebolisme
besi di dalam tubuh. Sekitar 25 % dari jumlah total zat besi dalam tubuh berada
dalam bentuk cadangan zat besi (depot iron), berupa feritin dan hemosiderin.
Feritin dan hemosiderin sebagian besar terdapat dalam limpa, hati, dan sumsum
tulang. Feritin adalah protein intra sel yang larut didalam air, yang merupakan
protein fase akut. Hemosiderin merupakan cadangan besi tubuh berasal dari
feritin yang mengalami degradasi sebagian, terdapat terutama di sumsum tulang,
bersifat tidak larut di dalam air.5

Pada kondisi normal, feritin menyimpan besi di dalam intraseluler yang


nantinya dapat di lepaskan kembali untuk di gunakan sesuai dengan kebutuhan.
Serum feritin adalah suatu parameter yang terpercaya dan sensitif untuk
menentukan cadangan besi pada orang sehat. Serum feritin < 12 ug/l sangat
spesifik untuk defisiensi zat besi, yang berarti bila semua cadangan besi habis,
dapat dianggap sebagai diagnostik untuk defisiensi zat besi.5

2.1.2 Struktur Dan Fungsi Ferritin

Ferritin adalah kompleks protein yang berbentuk globular, mempunyai 24


subunit- subunit protein yang menyusunnya dengan berat molekul 450 kDa,
terdapat di semua sel baik di sel prokayotik maupun di sel eukaryotik. Pada
manusia, subunit - subunit pembentuk feritin ada dua tipe, yaitu Tipe L (Light)
Polipeptida dan Tipe H (Heavy) Polipeptida, dimana masing - masing memiliki
berat molekul 19 kD dan 21 kD Tipe L yang disimbolkan dengan FTL berlokasi
di kromosom 19 sementara Tipe H yang disimbolkan dengan FTH1 berlokasi di
kromosom 11.6
Feritin mengandung sekitar 23% besi. Setiap satu kompleks feritin bisa
menyimpan kira – kira 3000 - 4500 ion Fe3+ di dalamnya. Feritin bisa ditemukan
atau disimpan di liver, limpa, otot skelet dan sumsum tulang. Dalam keadaan
normal, hanya sedikit feritin yang terdapat dalam plasma manusia. Jumlah feritin
dalam plasma menggambarkan jumlah besi yang tersimpan di dalam tubuh kita.
Bila dilihat dari stuktur kristalnya, satu monomer feritin mempunyai lima helix
penyusun yaitu blue helix, orange helix, green helix, yellow helix dan red helix
dimana ion Fe berada di tengah kelima helix tersebut.7
Besi bebas bersifat toxic untuk sel, karena besi bebas merupakan katalisis
pembentukan radikal bebas dari reactive oxygen species (ROS) melalu reaksi
fenton. Untuk itu, sel membentuk suatu mekanisme perlindungan yaitu dengan
cara membuat ikatan besi dengan ferritin. Jadi ferritin merupakan penyimpanan
besi dalam sel.7
2.1.3 Pemeriksaan kadar Ferritin

Pemeriksaan kadar feritin dapat digunakan untuk melengkapi pemeriksaan


status besi dalam tubuh. Kadar normal feritin dalam tubuh adalah > 10 ng/mL.
Karena kadar feritin menggambarkan cadangan besi dalam tubuh, pemeriksaan
kadar feritin akan menurun lebih awal pada keadaan kekurangan besi di dalam
tubuh. Kadar feritin dipengaruhi oleh kondisi klinik yang disertai dengan proses
peradangan, sehingga hasil pemeriksaan kadar feritin ini bisa meningkat palsu.
Oleh karena itu, pemeriksaan feritin serum sebaiknya disertai pemeriksaan
CRP.pemeriksaan ini dilakukan secara rutin dengan metoda ELISA.8

Tujuan pemeriksaan ferritin :


- melengkapi pemeriksaan hematologi pada anemia
- pemantauan cadangan besi dalam tubuh
- mengetahui risiko diabetes pada kehamilan (ferritin >300mg/ml)
- pemantauan pasien penerima transfusi darah terus-menerus/berlebihan
- pemantauan pasien yang mendapatkan terapi besi

2.1.4 Peningkatan dan penurunan kadar feritin


Peningkatan kadar feritin serum menunjukkan peningkatan cadangan besi
tubuh. Cadangan besi dalam tubuh berkorelasi dengan kadar feritin serum.
Feritin intraselular diproduksi oleh smooth endoplasmic reticulum (SER) dan
feritin plasma disintesis oleh rough endoplasmic reticulum (RER) serta
diglikolisasi oleh aparatus golgi. Pada keadaan normal, jumlah feritin plasma
yang disintesis dan disekresi proporsional dengan jumlah feritin selular yang
diproduksi dalam the internal iron storage pathway, sehingga konsentrasi feritin
plasma berhubungan dengan penimbunan besi dalam tubuh. 9
Contoh Peningkatan kadar ferritin terjadi pada:
- gangguan hati
- transfusi darah terus-menerus/berlebihan
- hemokromatosis/penyakit kelebihan besi yang diturunkan
- anemia hemolitik
- keganasan (sintesis ferritin oleh sel tumor)
- terganggunya klirens ferritin dari plasma
- diabetes pada kehamilan
- dan lain-lain

Penurunan kadar ferritin terjadi pada :


- anemia defisiensi besi
- kehilangan banyak darah

2.1.5 Komplikasi

a. Anemia defisiensi besi

Pada tahap pertama, terjadi penurunan feritin serum kurang dari 12


microgram/liter dan besi di sumsum tulang kosong atau positif satu, sedangkan
komponen yang lain seperti kapasitas ikat besi total atau total iron binding
capacity(TIBC) , besi serum atau serum iron (SI), saturasi transferin, RDW ,
MCV, hemoglobin dan morfologi sel darah merah dalam status batas normal dan
disebut tahap deplesi besi. Pada tahap kedua terjadi penurunan feritin serum, besi
serum, saturasi transferin dan besi di sumsum tulang yang kosong, tetapi TIBC
meningkat lebih dari 390 microgram/dl, dan komponen lain masih normal
disebut dengan erytrhopoiesis deficiency besi. Pada tahap ketiga disebut anemia
defisiensi besi.1
Penyebab utama kematian maternal antara lain perdarahan pascapartum
(disamping eklampsia dan penyakit infeksi) dan plasenta previa yang
kesemuanya bersumber pada anemia defisiensi. Ibu hamil yang menderita
anemia gizi besi tidak akan mampu memenuhi kebutuhan zat-zat gizi bagi
dirinya dan janin dalam kandungan. Oleh karena itu, keguguran, kematian bayi
dalam kandungan, berat bayi lahir rendah, atau kelahiran prematur rawan terjadi
pada ibu hamil yang menderita anemia gizi besi.3

b. Thalasemia mayor

Transfusi darah berulang jangka panjang menyebabkan kelebihan besi di


berbagai organ sehingga menyebabkan kerusakan organ tersebut bahkan
menimbulkan kematian. Penentuan konsentrasi feritin serum atau plasma
merupakan cara tersering digunakan untuk estimasi tidak langsung simpanan
besi tubuh pada talaksana pasien thalassemia mayor yang mendapatkan
transfusi sel darah merah rutin yang disertai dengan atau tanpa terapi pengikat
besi.10
c. Preeklampsia
Preeklampsia dapat dikaitkan dengan status besi melalui peningkatan
katabolisme heme yang dihasilkan dari hemolisis ringan yangberkelanjutan.
Peningkatan serum besi dan feritin memiliki potensiuntuk digunakan secara
diagnostik untuk memperingatkan preeklampsia tahap awal. Ada beberapa bukti
yang menunjukan bahwa, melalui efek pembentukan oksigen radikal bebas dan
peroksidasi lipid lebih lanjut, besi mungkin merupakan faktor etiologi penting
dalam kerusakan sel endotel pada preeklampsia. Suplementasi besi eksogen
dapat memperburuk pengaruh besi. Berdasarkan alasan ini disarankan bahwa,
jika tanpa kekurangan besi, wanita hamil dengan risiko preeklampsia tinggi
tidak boleh meminum suplemen besi.11
BAB III

KESIMPULAN

1.Feritin merupakan protein yang terdiri dari 22 molekul apoferitin sementara,


bagian intinya terdiri atas komplek fosfat/besi sejumlah 4000–5000 molekul besi
tiap intinya.

2.Feritin bersifat larut dalam air dan sejumlah kecil larut dalam plasma. Makin besar
jumlah feritin makin besar yang terlarut dalam plasma.

3. Pemeriksaan feritin serum dapat dilakukan dengan metode ELISA

4.Komplikasi dari peningkatan dan penurunan kadar feritin dapat berup Anemia
defisiensi besi, thalasemia mayor dan preeklampsi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Muhammad A. PENENTUAN DEFISIENSI BESI ANEMIA PENYAKIT KRONIS


MENGGUNAKAN PERAN INDEKS sTfR-F ( Determination of iron deficiency in chronic
disease anemia by the role of sTfR-F index ). Indones J Clin Pathol Med Lab. 2016:9-
15.

2. Partinah R. GAMBARAN KADAR FERRITIN SERUM WANITA HAMIL TRIMESTER I DI


RUMAH SAKIT UMUM HASANAH GRAHA AFIAH DEPOK. 2017;(April 2016).

3. Susiloningtyas I. PEMBERIAN ZAT BESI (Fe) DALAM KEHAMILAN. 2017.

4. Mayulu N, Engka JN. HUBUNGAN KADAR FERRITIN DAN ASUPAN PROTEIN PADA IBU
HAMIL TRIMESTER II-III DI KABUPATEN. 2015;3.

5. Wish JB. Assessing Iron Status: Beyond Serum Ferritin and Transferrin Saturation. Clin
J Am Soc Nephrol; 2011.

6. Muslimatun S, Schmidt MK S, W, West CE HJ, Gross R M. Weekly Supplementation


with Iron and Vitamin A during Pregnancy Increases Hemoglobin Concentration but
Decreases Serum Ferritin Concentration in Indonesian Pregnant Women. J Nutr.
2006:85-90.

7. Shao J, Lou J, Rao R GM, Kaciroti N, Felt BT ZZ, B L. Maternal Serum Ferritin
Concentration Is Positively Associated with Newborn Iron Stores in Women with Low
Ferritin Status in Late Pregnancy. J Nutr. 2012;142(11).

8. Wirawan R. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. 1st ed. Jakarta: Balai Penerbit


FKUI; 2011.

9. Herbert V, Jayatilleke E, Shaw S, Rosman AS, Giardina P, Grady RW dkk. Serum Feritin
Ion, a New Test, Measures Human Body Iron Stores Unconfounded by Inflammation.
Stem Cells.; 2010.

10. Fadilah TF, Rahayuningsih SE, Setiabudi D. Hubungan Antara Kadar Feritin dan Kadar
25-Hidroksikolekalsiferol {25(OH)D} Serum Pasien Thalassemia Mayor Anak.
2012;14(4).

11. Ulfah M, Amir A. Peranan Kadar Feritin Serum terhadap Kejadian Preeklampsia.
2014;4(3):781-785.

Anda mungkin juga menyukai