terjadi ketika sel-sel darah merah (eritrosit) dan/atau Hemoglobin (Hb) yang sehat dalam darah berada dibawah nilai normal (kurang darah).
Kadar HB normal pada wanita : 12,1-15,1 gm /
dL GEJALA ANEMIA 1. Cepat lelah dan merasa lemah, serta tampak pucat 2. Denyut jantung tidak teratur 3. Sesak napas ANEMIA PADA KEHAMILAN Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi eritropoietin. Akibatnya volume plasma bertambah dan sel darah merah meningkat. Namun peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi HB akibat hemodilusi. ANEMIA PADA KEHAMILAN Peningkatan volume plasma dimulai pada minggu ke 6 dan mencapai maksimum pada minggu ke 24. Umumnya ibu hamil dianggap anemia jika kadar hemoglobin dibawah 11 ANEMIA PADA KEHAMILAN
Status kehamilan Hemoglobin (g/dl) Hematoktrit (%)
Tidak hamil 12,0 36 Hamil • Trimester 1 11,0 33 • Trimester 2 10,5 32 • Trimester 3 11,0 33 ANEMIA PADA KEHAMILAN Penyebab anemia tersering adalah defisiensi zat zat nutrisi yaitu : 1. Defisiensi zat besi 2. Defisiensi asam folat dan B12 dan seringkali dengan manifestasi klinik yang disertai infeksi, gizi buruk dan kelainan herediter. ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI kondisi kekurangan nutrisi zat besi yang mengakibatkan penurunan jumlah sel darah merah. Zat besi berfungsi untuk menghasilkan komponen sel darah merah yang dikenal sebagai hemoglobin dibutuhkan oleh tubuh untuk mengikat dan mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh organ. ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI Pada kehamilan, kehilangan zat besi terjadi akibat pengalihan besi maternal ke janin untuk eritropoiesis, kehilangan darah pada persalinan dan laktasi yang jumlah keseluruhannya mencapai 900 mg / senilai dengan 2 liter darah. ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI Penanganan menurut WHO Suplementasi zat besi 60 mg selama 6 bulan ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI • Hati ayam dan hati sapi • Kacang-kacangan, misalnya kacang hitam, kacang hijau, dan kacang merah • Tahu dan tempe • Boga bahari atau makanan laut seperti ikan, tiram dan kerang • Sayuran berdaun hijau gelap seperti bayam dan brokoli • Daging merah tanpa lemak seperti daging sapi dan kambing • Buah-buahan kering, misalnya kismis dan aprikot ANEMIA DEFISIENSI ASAM FOLAT & B12 Anemia defisiensi vitamin B12 atau folat (vitamin B9) adalah kondisi yang berkembang ketika tubuh kekurangan vitamin B12 atau folat. Vitamin ini berfungsi untuk membentuk sel darah merah. Kekurangan vitamin ini menyebabkan sel darah merah tidak terbentuk dalam jumlah yang cukup pengedaran oksigen dalam tubuh terganggu ANEMIA DEFISIENSI ASAM FOLAT & B12 Pada kehamilan kebutuhan folat meningkat 5 – 10 kali lipat karena transfer asam folat dari ibu ke janin yang menyebakan dilepasnya cadangan folat maternal. Kadar estrogen dan progesteron yang tinggi memiliki efek penghambatan terhadap absorbsi asam folat. ANEMIA DEFISIENSI ASAM FOLAT & B12 Tanda awal kadar asam folat < 3 ng/ml Defisiensi ringan dikaitkan dengan anomali kongenital defek pada penutupan tabung neural. Penanganan suplementasi asam folat secara per oral 1 – 5 mg per hari ANEMIA DEFISIENSI ASAM FOLAT & B12 Vitamin B12 banyak terkandung dalam daging, telur, dan produk olahan susu. Sumber asam folat banyak terkandung di dalam sayuran hijau seperti brokoli, kol Brussel, dan kacang polong. ANEMIA MEGALOBLASTIK Kelainan yang disebabkan oleh gangguan sintesis DNA dan ditandai dengan adanya sel sel megaloblastik yang khas. Asam folat penting untuk sintesis DNA yang memadai dan produksi asam amino. Gejala khas : kulit kasar dan glositis ANEMIA SEL SABIT Anemia sel sabit adalah kondisi anemia di mana terdapat ketidaknormalan bentuk sel darah merah. Peningkatan anemia megaloblastik yang responsif dengan asam folat , terutama pada akhir masa kehamilan, meningkatkan terjadinya anemia sel sabit. Anemia ini menyebabkan BBLR dan kematian janin yang tinggi vasooklusi plasenta Penanganan pemberian transfusi darah Terimakasih