Anda di halaman 1dari 16

PEMBANGUNAN BIDANG AGAMA:

PROGRAM STRATEGIS
KEMENTERIAN AGAMA
Drs. H. Imam Sapei
(Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Belitung Timur)

Kertas Kerja untuk Diklat Di Wilayah Kerja (DDWK) Teknis Substantif Pendekatan
Saintifik Angkatan III

Belitung Timur, 23 – 28 April 2018


VISI DAN MISI
KEMENTERIAN AGAMA
VISI
"Terwujudnya masyarakat Indonesia yang Taat beragama,
Rukun, Cerdas, Mandiri dan Sejahtera Lahir Bhatin "

MISI
1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama.
2. Meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama.
3. Meningkatkan kualitas Raudhatul Anfal, Madrasah, PT
Agama dan Pendidikan Keagamaan.
4. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji.
5. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang bersih
dan berwibawa.
KEMENTERIAN AGAMA 1
REPUBLIK INDONESIA
• Menjunjung Tinggi Persatuan dan Kesatuan Bangsa;
• Mengutamakan Pengabdian dan Pelayanan Kepada
Masyarakat;
• Bekerja dengan Jujur, Adil dan Amanah;
• Melaksanakan Tugas dengan Disiplin, Profesional
dan Inovatif;
• Setia Kawan dan Bertanggung Jawab Atas
Kesejahteraan Korps.

KEMENTERIAN AGAMA 2
REPUBLIK INDONESIA
MOTO KEMENTERIAN AGAMA

IKHLAS BERAMAL

Bermakna bahwa Pegawai Kementerian


Agama RI dalam mengabdi kepada Masyarakat
dan Negara berlandaskan niat beribadah
dengan tulus dan ikhlas sebagai nilai dasar
menjadi spirit yang memancarkan energi yang
menggerakkan sikap (attitude) dan perilaku
(behaviour)
KEMENTERIAN AGAMA 3
REPUBLIK INDONESIA
LIMA NILAI BUDAYA KERJA KEMENAG

KEMENTERIAN AGAMA
4
REPUBLIK INDONESIA
1. Peningkatan kualitas kehidupan beragama, dengan sasaran terwujudnya
suatu kondisi keberagaman masyarakat yang dinamis dan mampu
mendukung percepatan pembangunan nasional, yang ditandai antara lain :
a) Meningkatnya pemahaman dan perilaku keagamaan umat beragama
yang seimbang, moderat dan inklusif;
b) Meningkatnya motivasi dan partisipasi umat beragama dalam
pembangunan nasional;
c) Menurunnya aliran sempalan dan tindakan kekerasan yang
mengatasnamakan agama;
d) Meningkatnya kualitas pribadi umat beragama yang berakhlak mulia
dan beretika.
e) Meningkatnya harkat dan martabat umat beragama dalam
membangun jati diri bangsa;

KEMENTERIAN AGAMA
5
REPUBLIK INDONESIA
f) Meningkatnya peran umat beragama dalam membangun harmoni
antar peradaban;

g) Meningkatnya pemberdayaan potensi ekonomi keagamaan;

h) Menguatkan sinergi kebijakan dalam pengelolaan potensi ekonomi


keagamaan;

i) Meningkatnya akses umat beragama terhadap sumber daya


ekonomi keagamaan dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan umat beragama;

j) Meningkatnya peran dan kualitas penyuluh agama;

k) Terselenggaranya pelayanan administrasi keagamaan, sesuai


dengan SPO (Standar Operasional Prosedur)

KEMENTERIAN AGAMA
6
REPUBLIK INDONESIA
2. Peningkatan kualitas kerukunan umat beragama, dengan sasaran
terwujudnya kehidupan harmoni intern dan antar umat beragama sebagai
pilar kerukunan nasional, yang ditandai :
a) Meningkatnya dialog dan kerjasama antar umat beragama dalam
rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
b) Meningkatnya peran Indonesia dalam dialog lintas agama didunia
Internasional;
c) Meningkatnya harmoni intern dan antar umat beragama;
d) Meningkatnya peran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).
e) Berkembangnya pemahaman keagamaan masyarakat berwawasan
multikultural, gendr dan HAM;
f) Tersedianya program siaga diri pencegahan konflik umat beragama.

KEMENTERIAN AGAMA
7
REPUBLIK INDONESIA
3. Meningkatnya Kualitas Raudhatul Athfal, Madrasah, Perguruan Tinggi
agama dan Pendidikan Keagamaan dengan sasaran terwujudnya pelayanan
pendidikan yang merata, bermutu dan berdaya saing, serta mampu
memperkuat jati diri bangsa, yang ditandai :
a) Meningkatnya akses masyarakat terhadap pendidikan usia dini berbasis
keagamaan yang bermutu (Raudhatul Athfal, Bustanul Athfal, Taman
Pendidikan Al-Qur’an, Taman Pendidikan Anak, dan sejenisnya);
b) Meningkatnya akses masyarakat terhadap Madrasah Ibtidaiyah (MI),
Madrasah Tsanawiyah (MTs), Pesantren Salafiyah Ula dan Pesantren
Salafiyah Wustho yang bermutu;
c) Meningkatnya akses masyarakat terhadap Madrasah Aliyah (MA) dan
Pesantren Salafiyah Ulya yang bermutu;
d) Terwujudnya Madrasah Aliyah bertaraf Internasional disetiap provinsi;
e) Meningkatnya mutu dan daya saing Pendidikan Tinggi Agama;
f) Tersedianya Ma’had Al Jami’ah pada Perguruan Tinggi Islam Negeri;
g) Tersedianya Ma’had Aly pada Pondok Pesantren
h) Tersedianya layanan pendidikan non formal (Paket A, B, dan C) serta
pendidikan Vokasional pada Pondok Pesantren;

KEMENTERIAN AGAMA
8
REPUBLIK INDONESIA
i) Meningkatnya mutu pengelolaan dan layanan pendidikan pesantren dan
pendidikan diniyah;
j) Meningkatnya mutu pendidikan agama di sekolah - sekolah;
k) Meningkatnya profesionalitas dan kesejahteraan pendidikan;
l) Meningkatnya mutu pengelolaan pendidikan agama dan pendidikan
keagamaan;
m) Terwujudnya pesantren sebagai pusat pendidikan dan pemberdayaan
ekonomi umat;
n) Tersedianya layanan pendidikan madrasah satu atap dan pesantren
terpadu di wilayah perbatasan atau daerah khusus;
o) Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan agama dan pendidikan keagamaan.

KEMENTERIAN AGAMA
9
REPUBLIK INDONESIA
4. Peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji, dengan sasaran
tercapainya tingkat kepuasan jama’ah dalam berbagai bidang pelayanan dan
pengelolaan dana haji untuk sebesar-besarnya bagi kesejahteraan umat,
yang ditandai :

a) Terwujudnya jama’ah haji mandiri;


b) Terwujudnya petugas profesional dan dedikatif;
c) Terwujudnya standar pelayanan minimal pada seluruh komponen
pelayanan haji;
d) Terwujudnya sistem informasi yang handal;
e) Terwujudnya dukungan manajemen yang menyeluruh dalam
penyelenggaraan haji;
f) Tersedianya peraturan perundang-undangan yang memadai;
g) Meningkatnya pengelolaan dana haji.

KEMENTERIAN AGAMA
10
REPUBLIK INDONESIA
5. Perwujudan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan berwibawa
dengan sasaran terwujudnya penyelenggaraan birokrasi yang efektif,
efisien dan akuntabel, serta tersedianya aparatur pelayanan keagamaan
yang profesional, yang ditandai :
a) Terwujudnya reformasi birokrasi secara menyeluruh baik di instansi
pusat maupun daerah;
b) Meningkatnya jumlah aparatur yang mengikuti diklat dengan siklus
minimal 5 (lima) tahunan;
c) Terwujudnya laporan keuangan Kementerian Agama dengan opini
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP);
d) Terwujudnya struktur organisasi instansi pusat dan instansi vertikal
Kementerian Agama yang sesuai dengan tuntutan perkembangan;
e) Menurunnya jumlah dan nilai temuan hasil pemeriksaan BPK, BPKP
dan Inspektorat Jenderal;
f) Meningkatnya recovery, revaluasi, pemanfaatan dan kualitas
pengelola aset;

KEMENTERIAN AGAMA
11
REPUBLIK INDONESIA
g) Terbangunnya rintisan e-government dalam rangka efektivitas dan
efisiensi;
h) Meningkatnya kualitas aparatur SDM melalui sistem rekruitment,
penempatan dan pembinaan yang profesional;
i) Terbangunnya sistem informasi dan komunikasi yang efektif dan
efisien;
j) Meningkatnya pemanfaatan hasil-hasil penelitian sebagai basis
kebijakan;
k) Terbangunnya citra positif Kementerian Agama sebagai institusi
pemerintah yang bersih dan berwibawa.

KEMENTERIAN AGAMA
12
REPUBLIK INDONESIA
g) Terbangunnya rintisan e-government dalam rangka efektivitas dan
efisiensi;
h) Meningkatnya kualitas aparatur SDM melalui sistem rekruitment,
penempatan dan pembinaan yang profesional;
i) Terbangunnya sistem informasi dan komunikasi yang efektif dan
efisien;
j) Meningkatnya pemanfaatan hasil-hasil penelitian sebagai basis
kebijakan;
k) Terbangunnya citra positif Kementerian Agama sebagai institusi
pemerintah yang bersih dan berwibawa.

KEMENTERIAN AGAMA
13
REPUBLIK INDONESIA
11 PROGRAM KEMENTERIAN AGAMA

1) Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya


Kementerian Agama;
2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara Kementerian
Agama;
3) Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian
Agama;
4) Program Penelitian Pengembangan dan Pendidikan Pelatihan Kementerian
Agama;
5) Program Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah;
6) Program Pendidikan Islam;
7) Program Bimbingan Masyarakat Islam;
8) Program Bimbingan Masyarakat Kristen;
9) Program Bimbingan Masyarakat Katolik;
10)Program Bimbingan Masyarakat Hindu;
11)Program Bimbingan Masyarakat Budha.

KEMENTERIAN AGAMA
14
REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN AGAMA 15
REPUBLIK INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai