Semester/Prodi : III /PAI Bobot : 2 SKS DASAR DAN SEJARAH TIMBULNYA ILMU KALAM A. PENGERTIAN TAUHID/ILMU KALAM Ilmu Kalam ialah ilmu yang membicarakan tentang wujud Tuhan (Allah), sifat-sifat yang mesti ada pada-Nya, sifat-sifat yang tidak ada pada-Nya dan sifat-sifat yang mungkin ada pada-Nya, dan membicarakan tentang Rasul- rasul Tuhan, untuk menetapkan kerasulannya dan mengetahui sifat-sifat yang mesti ada padanya, sifat-sifat yang tidak mungkin ada padanya dan sifat-sifat yang mungkin terdapat padanya Lanjutan Ilmu Kalam disebut juga dengan beberapa nama: Ilmu Aqaid atau Ilmu Ushuluddin Ilmu yang membahas pokok-pokok agama (ushuluddin) Ilmu Tauhid Ilmu yang membahas keesaan Allah SWT, juga asma’ (nama-nama) dan af’al (perbuatan- perbuatan) Allah yang wajib, mustahil dan jai’iz dan sifat wajib, mustahil dan ja’iz bagi Rasul-Nya. Secara objektif ilmu kalam sama dengan ilmu tauhid, tetapi argumentasi ilmu kalam lebih dikosentrasikan pada penguasaan logika. Lanjutan Pengertian Ilmu Kalam Menurut beberapa ahli: Ibnu Khaldun: Ilmu kalam ialah ilmu yang berisi alasan-alasan mempertahankan kepercayaan2 iman dengan menggunakan dalil-dalil fikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari kepercayaan2 aliran golongan salaf dan Ahli Sunnah. Mustafa Abdul Raziq: الكالم علم يبحث فيه عن ذات هللا تعالى و صفاته و أحوال الممكنات من المبداء والمعاد على قانون اإلسالم والقيد األخير إلخراج العلم اإللهي للفالسفة... Ilmu kalam adalah disiplin ilmu yang membahas Dzat dan sifat Allah beserta eksistensi semua yang mungkin, mulai yang berkenaan dengan masalah dunia sampai masalah sesudah mati yang berlandaskan doktrin Islam. Stressing akhirnya adalah memproduksi ilmu ketuhanan secara filosofis. Lanjutan Pengertian Ilmu Kalam Menurut beberapa ahli: Musthafa Abdul Raziq: أن هذا العلم يعتمد على البراهين العقلية فيما يتعلق بالعقائد اإليمانية اي البحث فى العقائد اإلسالمية اعتماداعلى العقل Ilmu ini (ilmu kalam) yang berkaitan dengan kaidah imani ini sesungguhnya dibangun di atas argumentasi-argumentasi rasional. Atau, ilmu yang berkaitan dengan akidah Islam bertolak atas bantuan nalar Abu Hanifah menyebut ilmu kalam dengan fiqh al- akbar. Menurutnya, fiqh terbagi dua: pertama, fiqh al- akbar (fikih besar) yg membahas keyakinan atau pokok2 agama dan kedua, fiqh al-ashghar yang membahas muamalah, bukan pokok agama tapi cabangnya. lanjutan Kesimpulan: Berdasar pengertian di atas, disimpulkan bahwa ilmu kalam adalah ilmu yang membahas berbagai masalah ketuhanan dengan menggunakan argumentasi logika atau filsafat. Secara teoritis, aliran salaf tidak dapat dimasukkan ke dalam aliran ilmu kalam, karena tidak menggunakan argumentasi filsafat atau logika, ia cukup dimasukkan ke dalam ilmu tauhid, ilmu ushuluddin atau fiqh al- akbar. B. Dasar-Dasar Ilmu Kalam Al-Qur’an: Banyak menyinggung hal yang berkaitan dengan masalah ketuhanan, diantaranya: ) َولَ ْم يَ ُك ْن لَهُ ُكفُ ًوا3()لَ ْم يَ ِل ْد َولَ ْم يُولَ ْد2(ص َم ُد ) ه1(َّللاُ أ َ َحد َّللاُ ال ه قُ ْل ُه َو ه )4-1 :) (األخالص4(أ َ َحد ض َو َما بَ ْينَ ُه َما ِفي ِست ه ِة أَيهام ث ُ هم ا ْست َ َوى َ ت َو ْاأل َ ْر اله ِذي َخلَقَ ال ه ِ س َم َوا )59:يرا(الفرقان علَى ْالعَ ْر ِش ه ً الر ْح َم ُن فَا ْسأ َ ْل ِب ِه َخ ِب َ Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy, (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia. Lanjutan َ َّللا فَ ْوقَ أ َ ْي ِدي ِه ْم فَ َم ْن نَ َك ث ِ َّللا يَ ُد ه َ ون ه َ ِإ هن اله ِذ َ ُين يُبَا ِيعُون ََك ِإنه َما يُبَا ِيع سيُؤْ تِي ِه أ َ ْج ًرا َ علَ ْيهُ ه َ ََّللا ف َ عا َه َدَ علَى نَ ْف ِس ِه َو َم ْن أ َ ْوفَى ِب َما َ ث ُ فَإِنه َما يَ ْن ُك )10:ع ِظي ًما(الفتح َ Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar. ِ ْ َويَ ْبقَى َو ْجهُ َر ِب َك ذُو ْال َج َال ِل َو )27:اإل ْك َر ِام(الرحمن Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. Lanjutan Al-Hadis: Banyak hadis al: :للناس فأَتاه رجل فقالِ بارزا يو ًماً ي صلى هللا عليه وسلم ُّ عن أبي ُه َري َْرةَ قال كان النب ما:ث قال ِ اإليمان أن تؤمنَ باهلل ومالئكتِ ِه وبلقائِ ِه وبرس ِل ِه وتؤ َمن بالبع:ما اإليمان قال َِي الزكاة َ المفروضة َ وتقيم الصالةَ وتؤد َ تشرك به َ هللا وال َ اإلسال ُم أن تعب َد:اإلسال ُم قال فإِن لم تكن تراه فإِنه،ُ أن تعب َد هللا كأنك تراه: ما اإلحسان قال:وتصوم رمضانَ قال َ ُ َ َ ُ ُ وسأ، ما المسئو ُل عنها بأ ْعلم ِمنَ السائل: متى الساعة قال:يراك قال خبر َك عن في خمس ال، َو ِإذا تطاو َل ُرعاة ُ اإل ِب ِل البَ ْه ُم في البنيان،ت األ َ َمةُ َربه َهاِ أشراطها؛ ِإذا َولَ َد ِ ثم:ي صلى هللا عليه وسلم ( ِإ هن هللا عنده علم الساعة ) اآلية ُّ يعلمهن ِإاله هللا ثم تال النب ه متفق عليه. الناس دينَهم َ هذا جبريل جا َء يُعَ ِل ُم: ُر ُّدوه فلم يَ َر ْوا شيئا ً فقال:أدبر فقال “Dari Abi Hurairah ia berkata: Suatu hari Nabi SAW. nampak di tengah manusia, lalu seorang laki-laki mendatanginya dan bertanya: “Apakah iman itu?” Rasul menjawab: “Iman ialah engkau percaya pada Allah, Malaikat-Nya, bertemu dengan-Nya, Rasul-Nya dan bangkit dari kubur (hari kiamat). Lelaki itu bertanya lagi: “Apakah Islam itu?”. Rasul menjawab: “Islam adalah Engkau menyembah Allah dan jangan menyekutukan-Nya, dirikanlah shalat, tunaikan zakat fardhu, dan berpusa bulan Ramadhan”. Lelaki itu bertanya lagi: “Apakah Ihsan itu?”. Rasul menjawab: “Hendaklah engkau beribadah/menyembah Allah seolah-olah engkau melihat Allah, lalu jika engkau tak melihat-Nya ketahuilah sesungguhnya Dia melihatmu”. Lelaki itu bertanya lagi: “Kapan terjadi hari kiamat?”: Rasul menjawab: “Tidaklah orang yang ditanya tentang hal ini (rasul) lebih mengetahui jawabannya dari si penanya, aku akan jelaskan tentang tanda-tanda kiamat (ialah): apabila seorang budak melahirkan tuannya, apabila para penggembala binatang ternak telah berlomba bermegah dalam bangunan, ia termasuk lima hal yang tak seorangpun mengetahuinya kecuali Allah”, lalu Rasul membaca ayat: إ ِ هن هللا عنده علم الساعةsampai ayat terahir. Lalu lelaki itu pergi dan Nabipun berkata kepada para sahabat: “Panggillah lelaki itu”, tetapi tak seorangpun dari sahabat melihatnya lagi. Lalu Nabi berkata: “Lelaki itu adalah Jibril, ia datang untuk mengajarkan kepada manusia tentang agama”. (HR. Bukhari dan Muslim( Lanjutan Pemikiran Manusia Banyak ayat al-Qur’an yang memerintahkan berpikir, di antaranya: َ أَفَ َال يَت َ َدب ُهرونَ ْالقُ ْر َءانَ أ َ ْم )24 :علَى قُلُوب أ َ ْقفَالُ َها(محمد Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an ataukah hati mereka terkunci? ار َآليَات ِأل ُو ِلي ِ ف الله ْي ِل َوالنه َهِ اختِ َالْ ض َو ِ ت َو ْاأل َ ْر ِ س َم َوا ق ال ه ِ ِإ هن فِي خ َْل ِ علَى ُجنُوبِ ِه ْم َويَتَفَ هك ُرونَ فِي خ َْل ق َ الهذِينَ يَ ْذ ُك ُرونَ ه.ب َ َّللا قِيَا ًما َوقُعُودًا َو ِ ْاأل َ ْلبَا ار(ال ِ اب النه َ ع َذ ُ اط ًال َ س ْب َحان ََك فَ ِقنَا ِ َت َه َذا ب َ ض َربهنَا َما َخلَ ْق ِ ت َو ْاأل َ ْر ِ س َم َوا ال ه )191-190:عمران Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. lanjutan Insting Manusia Secara instingtif, manusia selalu ingin bertuhan. Karenanya, kepercayaan adanya Tuhan berkembang sejak adanya manusia pertama. Menurut Abas Mahmoud Al-Akkad, mitos merupakan asal-usul agama di kalangan primitif. Menurut Tylor, animisme (anggapan adanya kehidupan pada benda mati) merupakan asal-usul keperyacaan kepada Tuhan. Menurut Spencer, Pemujaan terhadap nenek moyang merupakan bentuk ibadah paling tua. Tylor dan Spencer berpendapat bahwa animisme dan pemujaan terhadap nenek moyang sbg asal usul kepercayaan dan ibadah kepada Tuhan YME. William L. Resee, teologi muncul dari sebuah mitos, selanjutnya menjadi teologi natural/alam dan telogi wahyu (revealed theology) C. Sejarah Timbulnya Ilmu Kalam Rasulullah SAW, selama di Makkah mempunyai fungsi kepala agama. Setelah pindah ke Madinah fungsinya bertambah dengan juga menjadi kepala pemerintahan. Setelah wafat Rasul digantikan oleh Abu Bakar, lalu Umar bin Khattab. Selanjutnya digantikan Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Timbulnya ilmu kalam, bermula dari perbedaan politik antara dua khalifah terakhir Usman dan Ali. Usman bin Affan adalah khalifah yang berlatar belakang pedagang Quraisy kaya. Keluarganya terdiri atas aristokrat Makkah yang karena pengalaman dagang mempunyai pengetahuan administrasi baik. Ahli sejarah mengambarkan Usman sebagai orang lemah yang tidak sanggup menentang keinginan keluarganya yang berpengaruh untuk berkuasa di pemerintahan, sehingga mengangkat mereka menjadi gubernur di daerah kekuasaan Islam dengan meganti gubernur yang dulu diangkat oleh Umar bin Khattab yang dikenal kuat dan tak memikirkan keluarganya. lanjutan Tindakan politik Usman memecat gubernur angkatan Umar, memancing reaksi yang tidak menguntungkan baginya. 500 orang memberontak di Mesir sebagai reaksi atas diberhentikannya gubernur Amr bin Ash yang diangkat Umar bin Khattab dan digantikan Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarh keluarga Usman, yang berujung tewasnya Usman oleh pemuka pemberontak Mesir. Setelah Usman wafat, digantikan oleh Ali bin Abi Thalib. Segera ia mendapat tantangan dari pemuka-pemuka yang juga ingin menjadi khalifah, yaitu Talhah dan Zubair dari Makkah yang mendapat dukungan Aisyah. Gerakan ini dapat dipatahkan dalam pertempuran di Irak tahun 656 M. Talhah dan Zubeir Tewas, Aisyah dipulangkan ke Mekkah. lanjutan Tantangan kedua dari Muawiyah, Gubernur Damaskus dari keluarga Usman yang juga menentang Ali, menuntut Ali untuk menghukum pembunuh Usman, bahkan menuduh Ali terlibat dalam pembunuhan itu, alasannya salah seorang pemimpin pemberontak Mesir yang mengakibatkan terbunuhnya Usman ialah Muhammad Ibn Abi Bakar adalah anak angkat dari Ali bin Abi Thalib, Ali tidak mengambil tindakan keras terhadapnya, bahkan mengangkatnya menjadi gubernur Mesir. Terjadi pertempuran antara pasukan Ali dan Muawiyah di Siffin. Muawiyah terdesak. Amr bin Ash, tangan kanan Muawiyah, mengangkat Al-Qur’an ke atas sebagai ajakan damai. Qurra dari kalangan Ali mendesak Ali menerima tawaran itu. Sebagian pasukan menolak. Ali memilih menerima dan terjadilah arbitrase. lanjutan Dalam arbitrase itu pihak Ali diwakili oleh Abu Musa al- Asy’ari, syaikh yang kuat taqwanya. Pihak Muawiyah diwakili Amr bin Ash, politikus licik. Terjadi kesepakatan di antara keduanya untuk menghentikan Ali dan Muawiyah dari khalifah sebagai solusi awal menghentikan pertikaian dan selanjutnya memilih khalifah baru bersama-sama. Sebagai penghormatan kepada yang tua, majulah Abu Musa al-Asy’ari mengumumkan pemberhentian Ali dari khalifah di depan massa. Dilanjutkan Amr bin ‘Ash yg mengingkari kesepakatan dengan hanya menyetujui pemberhentian Ali dari khalifah dan mengukuhkan Muawiyah sebagai khalifah. Keputusan arbitrase ini ditolak Ali dengan tidak mau meletakkan jabatannya hingga ia mati terbunuh di tahun 661 M. lanjutan Terhadap sikap Ali yang mau mengadakan arbitrase menyebabkan pengikut Ali terbelah: golongan yang mau menerima arbitrase dan golongan yang sejak semula menolak arbitrase, yang menolak berpendapat bahwa hal itu tidak dapat diputus lewat arbitrase manusia. Putusan hanya datang dari Allah dengan kembali kepada hukum Allah dalam al-Qur’an, la hukma illa lillah (tidak ada hukum selain dari hukum Allah), la hakama illa Allah (tidak ada pengantara selain Allah. Mereka menyalahkan Ali dan karenanya keluar dan memisahkan dari barisan Ali (disebut kaum khawarij). Kaum khawarij memandang para pihak yang menerima arbitrase yaitu Ali, Muawiyah, Amr bin Ash dan Abu Musa Al- Asy’ari sebagai kafir dan murtad karena tidak berhukum kepada hukum Allah berdasar firman Allah dlm Al-Maidah 44, karenanya halal dibunuh: ََّللاُ فَأُولَئِ َك ُه ُم ْال َكافِ ُرون َو َم ْن لَ ْم يَ ْح ُك ْم بِ َما أ َ ْنزَ َل ه lanjutan Kaum khawarij menugaskan 4 orang untuk membunuh 4 org yang setuju arbitrase, namun yang berhasil terbunuh hanya Ali bin Abi Thalib. Lambat laun kaum khawarij terbelah menjadi beberapa sekte, sehingga konsep orang kafirpun mengalami perubahan, tidak lagi hanya bagi yg tdk berhukum dg al-Qur’an tapi juga orang-orang yang berdosa besar yaitu murtakib al-kaba’ir. Persoalan orang berbuat dosa ini, kemudian memunculkan aliran-aliran teologi baru dalam Islam. Pertama, Menurut khawarij pendosa besar adalah kafir (murtad) karena itu wajib dibunuh. Kedua, Murji’ah: Pendosa besar tetap mukmin dan bukan kafir, ttg dosanya terserah Allah untuk mengampuni atau tidak. Ketiga, Mu’tazilah: Pendosa besar bukan kafir bukan pula mukmin, mereka menempati posisi di antara kedua posisi mukmin dan kafir (al-manzilah baina almanzilatain) lanjutan Selain itu timbul pula aliran dalam teologi Islam yang dikenal dengan nama al-qadariah dan al-jabariah. Menurut qadariah, manusia mempunyai kemerdekaan dalam kehendak dan perbuatannya (free will atau free act). Sedangkan menurut jabariah manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam kehendak dan perbuatannya, manusia dalam segala tingkah lakunya bertindak dengan paksaan Tuhan (predestination atau fatalism) Sementara itu, dengan diterjemahkannya besar2an buku2 filsafat dan ilmu pengetahuan Yunani - budaya yg menempatkan akal atau rasio berkedudukan tinggi - ke dalam bhs Arab, mempengaruhi pandangan teologi Mu’tazilah kepada corak liberal dalam arti banyak mempergunakan rasio dg tdk meninggalkan wahyu, dan tentu saja berfaham qadariah. lanjutan Aliran Mu’tazilah yang bersifat rasional, mendapat tantangan keras dari kaum tradisional Islam. Perlawanan ini mengambil bentuk aliran teologi tradisional yang disusun oleh Abu al-Hasan al- Asy’ari (935 M) dikenal dengan aliran al-Asy’ariah dan Abu Mansur Muhammad al-Maturidi (w. 944 M) dikenal dg aliran al-Maturidiah yang mengambil jalan tengah antara al-Asy’ariah dan Mu’tazilah. Sebenarnya Maturidiah terbagi dua Samarkand yang agak liberal dan Bukhara yg tradisional. Selain al-Asy’ari dan al-Maturidi, terdapat satu lagi teolog yg menentang Mu’tazilah ialah al-Tahtawi (w. 933 M) asal Mesir. lanjutan Saat ini, aliran Khawarij, Murjiah dan Mu’tazilah tdk mempunyai wujud lagi kecuali dalam sejarah, sedangkan Asy'ariyah dan Maturidiyah keduanya disebut Ahl Sunnah wal Jamaah. Aliran Maturidiah banyak dianut oleh umat Islam bermadzhab Hanafi, sedangkan Asy'ariyah pada umumnya dipakai oleh umat Islam sunni lainnya. Dengan masuknya faham rasionalisme ke dunia Islam melalui kebudayaan Barat, ajaran Mu’tazilah mulai timbul kembali dikalangan inteligensia Islam yg mendapat pendidikan Barat. Kata neo-Mu’tazilah mulai dipakai dalam tulisan- tulisan mengenai Islam.