Partisipasi Konvensional:
• Pemberian suara (voting)
• Diskusi politik
• Kegiatan kampanye
• Membentuk dan bergabung dalam kelompok-
kelompok kepentingan
• Komunikasi individual dengan pejabat politik
dan administratif
Partisipasi Non Konvensional:
•Pengajuan petisi
•Berdemonstrasi
•Konfrontasi
•Mogok
•Tindak kekerasan politik terhadap harta benda
seperti penjarahan, perusakan, pengeboman,
pembakaran
•Tindakan kekerasn politik terhadap manusia:
penculikan, pembunuhan.Perang gerilya dan
revolusi.
Pendidikan Politik
Alfian (1986) menjelaskan makna pendidikan
politik sebagai usaha sadar untuk mengubah
sosialisasi politik masyarakat sehingga mereka
memahami dan menghayati betul nilai-nilai yang
terkandung dalam suatu sistem politik yang ideal
yang hendak dibangun.
Sudiharto Djiwandono (1983) mengemukakan
bahwa pendidikan politik merupakan suatu
proses penyampaian budaya politik bangsa,
mencakup cita-cita politik maupun norma-norma
operasional dari sistem organisasi politik yang
berdasarkan nilai-nilai Pancasila, penting bagi
seluruh rakyat, bagi seluruh warga.
Fungsi Pendidikan Politik
Pendidikan politik berfungsi untuk
memberikan isi dan arah serta pengertian
kepada proses penghayatan nilai-nilai yang
sedang berlangsung . Hal ini berarti bahwa
pendidikan politik menekankan kepada upaya
pemahaman tentang nilai-nilai dan norma-
norma yang merupakan landasan dan motivasi
bangsa Indonesia serta dasar untuk membina
dan mengembangkan diri guna ikut serta
dalam kehidupan pembangunan bangsa dan
negara (Endang Sumantri, 2003).
Tujuan Pendidikan Politik
Sadar akan hak dan kewajiban serta tanggungjawab
terhadap kepentingan bangsa dan negara yang diwujudkan
melalui keteladanan.
Memiliki ketaatan terhadap hukum dan konstitusi yang
dilandasi dengan penuh kesadaran.
Memiliki disiplin pribadi, sosial, dan nasional.
Memiliki visi atau pandangan ke depan serta tekad
perjuangan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan
maju, yang didasarkan kepada kemampuan objektif bangsa.
Mendukung sistem kehidupan nasional yang demokratis
secara sadar.
Aktif dan kreatif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Aktif menggalang persatuan dan kesatuan bangsa dengan
kesadaran akan keanekaragaman bangsa.
Sadar akan pemeliharaan lingkungan hidup dan alam secara
selaras, serasi, dan seimbang.
Mampu melaksanakan penilaian terhadap gagasan, nilai,
serta ancaman yang bersumber dari luar Pancasila dan UUD
1945 atas dasar pola pikiran atau penalaran logis.
Kecerdasan Moral
(Moral Intelligence)
Kecerdasan moral (moral intelligence) Michelle
Borba (2001:8) meliputi : empati, kesadaran,
pengendalian diri, respek, kebaikan, toleran, dan
kejujuran.
Membangun kecerdasan moral tersebut
berlangsung secara setahap demi setahap, artinya
proses tersebut tidaklah berjalan dengan mudah
melainkan akan dihadapkan pada banyak kendala
dan tantangan.
Demokrasi
Demokrasi sesungguhnya adalah seperangkat gagasan dan
prinsip tentang kebebasan, tetapi juga mencakup seperangkat
praktek dan prosedur yang terbentuk melalui sejarah panjang dan
sering berliku-liku.