Anda di halaman 1dari 15

OLEH :

SINTIA AULIA YUNIAWAN


15522101

AKADEMI KEPERAWATAN PANCA BHAKTI


BANDAR LAMPUNG
2018
PENDAHULUAN
DI INDONESIA
Menurut World Kecelakaan lalu lintas menjadi pembunuh
Health Organization terbesar ketiga dibawah penyakit jantung
(WHO, 2011) koroner dan tuberculosis/TBC, Data WHO
tahun 2011 menyebutkan sebanyak 67%
korban kecelekaan lalu lintas pada usia
produktif (22-50 tahun).

1,3 juta orang mengalami


Fraktur pada ekstermitas kecacatan fisik
bawah akibat kecelakaan
tercatat 5,6 juta orang meninggal

Di BANDAR LAMPUNG
2011 angka kasus yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas
sebanyak 298 orang, dan 148 dari kasus tersebut adalah fraktur femur
(Gustop Amitiria, Efa Trisna).

Fraktur :
merupakan istilah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan, baik
yang bersifat total maupun sebagian.
Tujuan Penulisan

Tujuan Umum

• Mengetahui pengaruh terapi murottal terhadap


penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre
operasi

Tujuan Khusus

• Diketahui tingkat kecemasan pre dan post op


• Diukur tingkat kecemasan sebelum di berikan
terapi murottal pada pasien
• Diukur tingkat kecemasan setelah di berikan terapi
murottal pada pasien cemas dengan fraktur
terbuka ektermitas bawah di Ruang Gelatik RSUD
H Abdul Moeloek Propinsi Lampung.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian


yang bersifat kuantitatif dan kualititatif dengan rancangan Desain
Penelitian One Group Pre-test dan One Group Post-test.

Subjek study kasus

Subyek yaitu memiliki kriteria inklusi :


kecemasan pada pasien pre operasi fraktur terbuka ekstermitas
bawah, usia poduktif, pasien bersedia menjadi responden, kriteria
eksklusi dalam penelitian ini adalah pasien tidak kooperatif dikarenakan
keadaan pasien dalam kondisi lemah sebelum melakukan operasi. Dan
teknik sampling penelitian adalah menggunakan non probabbility
sampling dengan pendekatan purposive sampling atau teknik
pengambilan sampel dengan pertimbangan atau tujuan tertentu.
Definisi Operasional (Alat Ukur, Hasil Ukur, Skala Ukur)

Hamilton Rating Scale for Standar Operating


anxiety Procedure
(HRS-A)

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan oktober 2017 di ruang Gelatik Rumah
Sakit Daerah Dr. H.Abdul Moeloek provinsi Lampung.

Instrumen KTI

Instrumen penelitian ini menggunakan jenis Instrumen Observasi, dan


wawancara.

Kemudian untuk terapi Murottal yaitu menggunakan dengan menggunakan


panduan Standar Operasional Prosedur (SOP).
TINJAUAN TEORI
Definisi :
Murottal adalah rekaman suara Al-Quran yang
dilakukan oleh seorang Qari’ (pembaca Al-Quran
MUROTTAL
Purna, 2006).

Terapi murottal al-quran dengan keteraturan irama dan


bacaan yang benar menjadi sebuah musik yang mampu
mendatangkan ketenangan dan meminimalkan kecemasan
bagi meraka yang mendengarkannya. Terapi ini juga dapat
memberi motivasi dan memberi dan memberi kekuatan untuk
mengahadapi problem yang dihadapinya sehingga terapi ini
dapat menurunkan ketegangan, menstabilkan tekanan darah
dan membuat pasien lebih tenang dalam menghadapi
kecemasannya (Firman, 2012).
Dapat
menurunkan
hormon-hormon
stres dengan cara
mengaktifkan
hormon endorphin
alami.
Memperlambat
pernapasan,
Meningkatkan
denyut nadi, dan
perasaan rileks
aktifitas
gelombang fisik

Manfaat
Murottal

Mengalihkan
Menurunkan
perhatian dari rasa
tekanan darah
takut

Menurunkan
ketegangan
Teknik Terapi Murottal

Persiapan Klien
Persiapan alat dan lingkungan :
• Jelaskan tujuan, manfaat, prosedur
• Kursi dan meja
pelaksanaan, serta meminta persetujuan
• Tape recorder atau mp#
klien untuk mengikuti terapi murottal
• Lingkungn yang tenang, nyaman
• Posisikan tubuh klien secara nyaman
dan bersih
dan rileks

Mempersilahkan tape Mempersilahkan klien


recorder dan mentaur mendengarkan Murottal
volume suara sesuai surat Ar-Rahman selama 15
keinginan klien. menit

PROSEDUR
Saat klien mendengarkan Setelah murottal berhenti
murottal surat Ar-Rahman klien dipersilahkan
arahkan untuk fokus dan mengungkapkn perasaan
rileks terhadap lantunan yang muncul saat lantunan
surat Ar-Rahman yang di surat Ar-Rahman tersebut
dengar dan melepaskan diputar serta perubahan
semua beban yang ada yang terjadi dalam dirinya.
Hal-hal yang di perhatikan dalam
Pemberian Murottal
(Ramdhani , 2007)

Jangan memberikan suara yang terlalu keras pada klien

Untuk merileksasikan tubuh membutuhkan waktu


15-30 menit

Posisi tubuh lebih nyaman dengan mata tertutup

Memriksa apakah klien benar-benar rileks

Terus menerus memberikan intruksi pada klien saat


mendengarkan murpttal (surat Ar-Rahman)
Surat
AR Rahman
Ayat Surat
Kursi Al-Fatihah

Surat (Al-Quran)
yang dapat
Surat Surat
digunakan Buat
Yasin Terapi Murottal Al-Ihklas
(Ramdhani,2017)

Surat Surat
Al An’am An-Nas
Surat
Al-Falaq
CEMAS

Bahwa kecemasan ialah suatu


pengalaman subjektif mengenai
ketegangan mental yang menggelisahkan
sebagai reaksi umum dan
ketidakmampuan meghadapi masalah atau
adanya rasa aman. Perasaan yang tidak
menyenangkan ini umumnya menimbulkan
Taylor gejala-gejala fisiologis (seperti gemetar,
(1995) berkeringat, detak jantung meningkat dan
lain-lain) dan gejala-gejala psikologis
(seperti panik, tegang, bingung, tidak dapat
berkonsentrasi, dan sebagainya).
Jenis-jenis Faktor yang
cemas mempengaruhi
• Kecemasan cemas
Ringan • Lingkungan
• Kecemasan • Emosi yang
Berat ditekan
• Faktor fisik
• Trauma atau
konflik
Fraktur Fraktur adalah retak atau patah tulang yang disebabkan
oleh trauma, tenaga fisik, kekuatan sudut, keadaan
tulang dan jaringan lunak disekitar tulang yang akan
menentukan apakah fraktur yang terjadi disebut lengkap
atau tidak lengkap
(price & Wilsoon, 2006).

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang


yang umumnya disebabkan oleh trauma fisik
(Noor Zairin, 2016).

Etiologi Klasifikasi

Kekrasan
Kekerasan Kekerasan Klasifikasi Klasifikasi Klasifikasi
akibat tarikan
langsung tidak langsung penyebab jenis fraktur klinis
otot

Fraktur Fraktur
Fraktur tertutup
traumatik terbuka

Fraktur Fraktur
Fraktur terbuka
patologis tertutup

Fraktur Fraktur Dengan


Fraktur stres
Kompresi Komplikasi
Patofisiologi

• tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai


kekuatan dan gaya pegas unuk menahan. Tapi
apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar
dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah
trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya
atau terputusnya kontuniutas tulang. Setelah terjadi
fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf
dalam korteks, dan jaringan lunak yang
membungkus tulang rusak. Perdarahan terjadi
karena kerusakan tesebut terbentuklah hematoma
di rongga medula tulang. Jaringan tulang segera
berdekatan kebagian tulang yang patah. Jaringan
yang mengalami nekrosis ini menstimasi terjadinya
respon inflamasi yang ditandai dengan
vasodilatasi, eksudasi plasma dan lleukosit, dan
infiltrasi sel darah putih. Kejadian inlah yang
merupakan dasr dari prosesmpenyembuhan tulang
nantinya (Brunner & Sudarth, 2013).
Kesimpulan
Penerapan terapi murottal terhadap penurunan
tingkat kecemasan pada pasien pre operasi
fraktur terbuka ekstermias bawah yaitu :

utuk membantu menurunkan tingkat kecemasan


yang dirasakan pasien. Melalui metode pereda
non-farmakologis seperti pemberian terapi
murottal maka dapat menghilangkan rasa cemas
yang yang dirasakan pasien terapi murottal juga
merupakan metode yang cukup aman untuk
diterapkan.

Anda mungkin juga menyukai