Anda di halaman 1dari 22

Cara Penggunaan

1. Kotoran sapi dan air perbandingan1:1


dimasukkan ke dalam bak pengisian.
2. Diaduk hingga merata.
3. Penyumbat antara pengisian dan reaktor
dibuka.
4. Campuran kotoran sapi dan air akan masuk
kedalam rektor sampai memenuhi setengah
volume reaktor.
5. Pada pengisian pertama kran gas yang ada
diatas digester dibuka agar pemasukan lebih
mudah dan udara yang ada didalam digester
terdesak keluar. Pada pengisian pertama ini
dibutuhkan lumpur kotoran sapi dalam jumlah
yang banyak sampai digester penuh.
6. Melakukan penambahan starter (banyak dijual
dipasaran) sebanyak 1 liter dan isi rumen segar dari
rumah potong hewan (RPH) sebanyak 5 karung untuk
kapasitas digester 3,5 - 5,0 m2. Setelah digester penuh,
kran gas ditutup supaya terjadi proses fermentasi.
7. Membuang gas yang pertama dihasilkan pada hari
ke-1 sampai ke-8 karena yang terbentuk adalah gas
CO2. Sedangkan pada hari ke-10 sampai hari ke-14
baru terbentuk gas metan (CH4) dan CO2 mulai
menurun. Pada komposisi CH4 54% dan CO2 27%
maka biogas akan menyala.8
8. Pada hari ke-14 gas yang terbentuk dapat digunakan
untuk menyalakan api pada kompor gas atau
kebutuhan lainnya. Mulai hari ke-14 ini kita sudah bisa
menghasilkan energi biogas yang selalu terbarukan.
Biogas ini tidak berbau seperti bau kotoran sapi.
Selanjutnya, digester terus diisi lumpur kotoran sapi
secara kontinu sehingga dihasilkan biogas yang
optimal
Fase Pengisian
• Penyaringan pertama
• Pencampuran dengan air dan pengadukan
• Penyaringan kedua
• Pemasukkan bahan organik
Penyaringan pertama
Target dari penyaringan ini adalah bahan baku
tidak mengandung serat yang terlalu kasar.
• Serat kasar disini berarti sampah sampah atau
kotoran kandang selain kotoran ternak, seperti
batang dan daun keras, sisa batang rumput
dan kotoran lainnya yang sebagian besar
adalah sisa sisa pakan ternak yang terlalu
kasar.
• Hal ini dapat menimbulkan scum/buih dan
residu di dalam pembangkit yang dapat
mengurangi kinerja dari pembangkit itu sendiri.
Pengadukan
• Disini juga dilakukan pengadukan agar campuran
bahan organik – air dapat tercampur dengan
homogen.
• Untuk mencegah timbulnya kerak pada dasar digester
dan lapisan atas slurry, maka dibuat sebuah pengaduk
manual.
• Hal ini dikarenakan lapisan kerak dapat mencegah gas
yang akan keluar dari digester (anonim, 1981).
• Lapisan kerak tersebut dapat mempengaruhi
perkembangan mikroorganisme yang erat
hubungannya dengan produksi biogas.
• Pengadukan juga memberikan kondisi temperatur yang
homogen dalam digester (Taconi dalam Ginting, 2006).
• Menurut anonim (1981) pengadukan pada digester
dapat meningkatkan produksi gas sebesar 10 – 15%
dibandingkan dengan yang tidak diaduk.
Penyaringan kedua
• Target kami dengan melakukan penyaringan
tahap kedua adalah untuk memisahkan
kotoran sapi sebagai bahan baku organik
pembangkit dengan bahan anorganik lain
yang lolos di saringan tahap pertama terutama
pasir dan batu batu kecil.
• Proses ini cukup penting mengingat kandungan
bahan anorganik (pasir) di dalam pembangkit
tidak dapat dicerna oleh bakteri dan dapat
menyebabkan residu di dasar pembangkit.
Pemasukkan bahan organik
• Dapat dibuat semacam katup/keran sederhana
agar proses pemasukkan bahan organik kedalam
pembangkit dapat dilakukan dengan semudah
mungkin
Hari Ongkos Kerja
• Proses pengerjaan membutuhkan waktu sekitar
8 hari kerja efektif.
• 2 hari untuk membuat bak mixer (2 HOK; hari
orang kerja),
• 5 hari (15 HOK) untuk membuat parit
pembangkit dan
• 1 hari (2 HOK) untuk pembuatan pembangkit.
• Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 19 HOK
sampai pembangkit terpasang.
Kondisi untuk Produksi Biogas

1. Kotoran sapi segar : setiap hari harus ditambah


2. Suhu yg dibutuhkan : 30-35C
3. Perbandingan C /N : 30/1
4. Sistim : Anerob ( kondisi tanpa oksigen)
5. pH : 6,7 - 7,5
6. Waktu : 30 hari sampai dapat menghasilkan gas.
Hasil Gas
• Sekitar 20 hari
kemudian, terlihat
bahwa gas sudah mulai
di produksi.
Indikatornya plastik
pengembang mulai
menggelembung dan
keras.
• Pengisian selanjutnya
dilakukan setiap hari
sebanyak +/- 40 liter
setiap pagi dan sore.
Penggunaan Biogas
• Biogas yang diperoleh dari hasil
fermentasi bahan organik di
digester dapat dimanfaatkan
untuk beberapa hal, misalnya :
kompor gas dan lampu gas,
bahan bakar mesin.
• Kompor biogas dapat dibuat
khusus atau di modifikasi dari
kompor gas LPG. Untuk kompor
biogas hasil modifikasi kompor
gas LPG dilakukan dengan cara
memodifikasi bagian burner
atau saluran gas kompor
tersebut.
Skema desain kompor sederhana sebagai
berikut

• Bahan baku kaleng bekas permen jahe


• Cara pembuatannya adalah kaleng permen
dilubangi sesuai dengan ukuran diameter luar pipa
tembaga kemudian ujung pipa tembaga dimasukkan
ke dalam lubang tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat
melihat skema diatas.
Keuntungan Biogas
Limbah Biogas sebagai pupuk organik
Beberapa keuntungan
pemanfaatan limbah biogas
sebagai pupuk organik :
1. Tidak ada nutrien yang hilang
2. Tidak terjadi penyebab bibit
penyakit dan gulma
3. Tidak berbau
4. Mengandung mikroba yang
efektif menyuburkan tanah
5. Bisa dipakai sebagai pupuk
tanaman air
6. Bisa dipakai sebagai pupuk
kolam untuk meningkatkan
produksi ikan.
Analisa Ekonomi
Keuntungan ekonomis dalam satu bulan dapat
menghasilkan bahan bakar biogas dan kompos senilai
Rp 81.000, dengan rincian untuk 2 ekor sapi sebagai
berikut :
• Dua ekor sapi per hari dapat digunakan untuk
memasak, sehingga setara dengan gas elpiji (Rp. 14.000
/ 7 hari) = Rp. 2000 / hari. Dalam satu bulan dapat
menghemat biaya sebesar Rp.2000/hari x 30 hari = Rp.
60.000;
• Dua ekor sapi per hari menghasilkan kotoran sebesar 20
kg, dg rendemen 20%, maka kompos yang dihasilkan
per bulan = 20% x 20 kg x 30 hari = 120 kg / bulan. Harga
1 kg kompos adalah Rp.700;, sehingga dengan 2 sapi
dewasa per bulan dapat menghasilkan kompos senilai
Rp.700 x 30 hari = Rp. 21.000;
Keuntungan dalam Setahun
• Dalam satu tahun, biogas tersebut dapat
menghasilkan keuntungan senilai Rp. 81.000 x
12 = Rp. 972.000;.
• Sehingga dalam satu tahun dengan biaya
produksi Rp. 300.000 dan umur ekonomis / umur
pakai 1 tahun masih menghasilkan keuntungan
sebesar = Rp.972.000-Rp.300.000 = Rp. 672.000;.
• Padahal umur pakai biogas tersebut dapat
mencapai 3 s/d 5 tahun. Oleh karena itu,
pembuatan kompor biogas kotoran sapi
sederhana ini secara analisa ekonomi dan
lingkungan sederhana sangat layak untuk
dibuat
Pemilihan Lokasi
• Unit produksi biogas sangat penting diletakkan di
tempat yang aman, terpisah dari rumah, tempat
memasak dan sumber air. Tempat terbaik sekurang-
kurangnya 10 meter dari rumah, sehingga ketika
memasukkan kotoran ternak dan limbah organik ke
unit biogas, tidak sampai mencemari kehidupan
keluarga dan tempat pengolahan pangan.
• Namun demikian, juga tidak dianjurkan
menempatkan unit biogas terlalu jauh dari rumah,
karena membutuhkan pipa gas yang lebih panjang
yang berarti lebih banyak biaya.
• Pipa gas harus dijaga jangan sampai bocor dan jika
dipasang menyeberang jalan, hendaknya
dibenamkan kedalam tanah untuk mencegah
kebocoran.
• Suatu unit biogas paling dekat sumber air sekitar 10
meter, sehingga limbah ikutannya tidak mencapai
sumber air bersih anda.
PEMELIHARAAN

Beberapa tindakan pemeliharaan unit biogas


adalah sbb :
1. Selalu berhati-hati jika berada dekat dengan
unit biogas, karena gas mudah terbakar.
2. Jangan sekali-kali menyalakan korek api,
merokok, membakar sampah atau tindakan
berbahaya lainnya di sekitar unit biogas,
karena mudah terbakar dan menimbulkan
ledakan.
3. Biogas jika terhirup dalam jumlah banyak disaat
bernafas dapat menyebabkan sakit.
4. Agar selalu memeriksa unit biogas termasuk
pipa penghubungnya yang mudah
bocor.Karena itu harus selalu dibersihkan dan
dicat.

Anda mungkin juga menyukai