Anda di halaman 1dari 36

IDENTIFIKASI

LIMBAH B3

oleh :
BPLH Kabupaten Karawang
Identifikasi Limbah B3

Dasar Hukum

PP 85 Tahun 1999
tentang
Perubahan atas
Identifikasi Limbah B3 PP 18 Tahun 1999
tentang
Pengelolaan Limbah B3
DEFINISI LIMBAH
Limbah menurut ketentuan PP 18/1999 Jo. PP 85/1999
tentang Pengelolaan Limbah B3

Pasal 1 (ayat 1)
Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan.

Yang dimaksud dengan sisa suatu kegiatan adalah sisa


suatu kegiatan dan/atau proses produksi yang antara lain
dihasilkan dari kegiatan :
- Rumah Tangga
- Rumah Sakit
- industri
- Pertambangan
- Kegiatan lain.
JENIS LIMBAH
Limbah yang pengelolaannya tidak diatur
PP 18/1999 Jo. PP 85/1999 :
•Limbah dari pembuangan kotoran
domestik
LIMBAH
•Limbah nuklir
Bukan Kategori limbah :
•Produk Kecuali off spec produk,
•B3 B3 kadaluarsa,

Limbah sebagaimana ketentuan PP 18/1999 Jo. PP 85/1999 :


• Limbah dari industri
• Limbah rumah sakit
• Limbah pertambangan LIMBAH
• Limbah dari kegiatan rumah tangga
B3 ?
• Limbah kegiatan lain :
- Limbah dari WWT
- Limbah laboratorium
- Limbah dari kegiatan pemanfaatan dan/atau pengolahan
DEFINISI LIMBAH B3
Definisi Limbah B3 menurut ketentuan
PP 18/1999 Jo. PP 85/1999
tentang Pengelolaan Limbah B3

Pasal 1 ayat (2) :

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, disingkat Limbah


B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang
karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup,
dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk
hidup lain.
IDENTIFIKASI LIMBAH B3

Limbah B3 dapat diidentifikasi menurut :

1. Sumber; dan/atau

2. Karakteristik; dan/atau

3. Uji Toksikologi.
Lanjutan :
IDENTIFIKASI LIMBAH B3

Alasan mengapa diperlukan :

• Mengklasifikasikan atau menggolongkan limbah tersebut apakah


termasuk limbah B3 atau limbah non B3;

• Mengetahui sifat limbah tersebut untuk menentukan metode terbaik


dalam penanganan, penyimpanan, pengumpulan pengangkutan,
pengolahan, pemanfaatan dan atau penimbunan;

• Menentukan sifat limbah tersebut untuk menilai kecocokan dengan


limbah lainnya;

• Menilai atau menganalisis potensi bahaya terhadap lingkungan


dan/atau dampak terhadap kesehatan manusia dan mahluk hidup
lainnya dari limbah tersebut;

• Delisting suatu limbah B3.


Lanjutan : IDENTIFIKASI LIMBAH B3
Penjelasan Pasal 6 PP 85/1999

Tahapan :

A. Mencocokan jenis limbah dengan daftar jenis limbah B3


Lampiran I (Tabel 1,2 dan 3) PP 85/1999, apabila cocok dengan
daftar jenis limbah B3, maka limbah tersebut termasuk limbah B3;

B. Apabila tidak cocok dengan daftar jenis limbah B3 Lampiran I,


maka diperiksa apakah limbah memiliki karakteristik : mudah
meledak dan/atau mudah terbakar dan/atau beracun dan/atau
bersifat reaktif dan/atau menyebabkan infeksi dan/atau bersifat
korosif;

C. Apabila kedua tahapan tersebt telah dilakukan dan tidak


memenuhi ketentuan limbah B3, maka dilakukan uji toksikologi.
SUMBER LIMBAH B3

Jenis limbah B3 menurut sumbernya


meliputi :
a) Limbah B3 dari sumber tidak spesifik
(Lampiran I Tabel 1 PP 85/1999)
b) Limbah B3 dari sumber spesifik
(Lampiran I Tabel 2 PP 85/1999)
c) Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa,
tumpahan, bekas kemasan, buangan produk
yang tidak memenuhi spesifikasi
(Lampiran I Tabel 3 PP 85/1999)
Lanjutan:
SUMBER LIMBAH B3

Penjelasan :

Limbah B3 dari sumber yang tidak spesifik

adalah limbah B3 yang bukan berasal dari


proses utamanya, tetapi berasal dari
kegiatan pemeliharaan alat, pencucian,
pencegahan korosi (inhibitor korosi),
pelarutan kerak, pengemasan, dll.
Lanjutan :
SUMBER LIMBAH B3

Penjelasan :

Limbah B3 dari sumber spesifik

adalah sisa proses suatu industri atau


kegiatan yang secara spesifik dapat
ditentukan berdasarkan kajian ilmiah
Lanjutan :
SUMBER LIMBAH B3
Penjelasan :

Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan,


bekas kemasan, buangan produk yang tidak
memenuhi spesifikasi,

karena tidak memenuhi spesifikasi yang ditentukan


atau tidak dapat dimanfaatkan kembali, maka suatu
produk menjadi limbah B3 yang memerlukan
pengelolaan seperti limbah B3 lainnya. Hal yang sama
juga berlaku untuk sisa kemasan limbah B3 dan
bahan-bahan kimia yang kadaluarsa.
SUMBER LIMBAH B3 PADA KEGIATAN INDUSTRI
Emisi Udara
Impor B3 /
Partikel/debu Penangkap (BMEU Kepmen 13/95)

Produsen B3 debu Media Penerima


(PP 41/1999)

Bahan Baku Proses


Produk
(PP 74/2001) Produksi

Air limbah Efluen


IPAL
Bahan Kimia (diolah) (BMAL Kepmen 51/1995)

Kadaluarsa,
Sisa kemasan Limbah Padat Badan Air Penerima
Limbah Cair (sungai/laut)
PP 82/2001
Sludge

Limbah B3 Limbah
(PP 18 Jo. PP 85 Tahun 1999)
debu
IDENTIFIKASI LIMBAH B3
SUMBER SPESIFIK

Kriteria yang harus dicermati dalam identifikasi LB3:


Jenis industri/kegiatan (identifikasi LB3 tidak hanya
didasarkan pada satu jenis industri/kegiatan)
Kode Limbah
Kode Kegiatan
Sumber Pencemar
Asal / Uraian Limbah
Pencemar Utama
Contoh : DAFTAR LIMBAH B3 DARI KEGIATAN/ INDUSTRI
KOMPONEN ELEKTRONIK/PERALATAN ELEKTRONIK
PP 85/1999 tentang PENGELOLAAN LIMBAH B3

Kode Jenis Kode Sumber Asal/Uraian Pencemar Utama


Limbah industri/ Kegiatan Pencemar Limbah
kegiatan
D213 Komponen 3110/3120 -Manufaktur - Sludge proses -Logam berat (As,
Elektronik dan Perakitan produksi Ba,Cd, Cr,
3150/3190
komponen - Mercury switch Pb,Ag,Hg,Cu,Ni,
3210/3220 Zn,Se,Sn,Sb)
dan peraltan - Lampu Hg
3230/3320 elektronik - Coated glass
-Nitrat
-Fluorida
- IPAL yg - Larutan etching
untuk printed -Residu cat
mengolah
efluen proses circuit -Bahan organik
- Caustic stripping -Larutan alkali/asam
(photoresist) -Pelarut terhalogenasi
- Residu solder -Residu proses
dan flux etching (FeCl3)
- Limbah
pengecetan
KARAKTERISTIK LIMBAH B3

Uji Karakteristik limbah B3 meliputi :

a) mudah meledak;
b) mudah terbakar;
c) bersifat reaktif;
d) beracun;
e) menyebabkan infeksi; dan
f) bersifat korosif.
Lanjutan : KARAKTERISTIK LIMBAH B3

Kriteria Identifikasi :
Dapat menyebabkan atau memberikan pengaruh
yang berarti untuk terjadinya dan/atau
meningkatnya kematian dan/atau sakit yang
serius.

Berpotensi menimbulkan bahaya terhadap


kesehatan manusia dan/atau lingkungan apabila
disimpan, diangkut, dimanfaatkan, diolah,
ditimbun dan dibuang dengan tidak benar atau
tidak dikelola.
SCREENING TEST: FINGERPRINT TEST

Tujuan :

Sebagai uji kualitatif secara cepat untuk mengetahui


karakteristik suatu limbah
Untuk membedakan/mengidentifikasi suatu jenis
limbah dengan jenis limbah lain.
Sebagai saringan awal sebelum dilakukan analisis
laboratorium lanjutan yang lebih mahal dan rumit.
Bukan untuk penentuan karakteristik limabh B3 tapi
sebagai indikasi awal karakteristik limbah B3 atau
indikasi adanya sifat B3.
“SCREENING TEST”

Parameter yang dapat dijadikan indikasi awal


karakteristik limbah B3 :

pH
Water reactivity
Oxidizer
Flammability
Ammonia, Cyanide, Sulfide, Phenol dan Organic
Chlorine
Lanjutan :
“SCREENING TEST”

Langkah selanjutnya untuk penentuan karakteristik LB3 :

Melakukan uji kuantitatif lanjutan terhadap parameter-


parameter tersebut di atas.

Membandingkan dengan baku mutu, misalnya :


- batas titik nyala untuk karakteristik mudah
terbakar,
- konsentrasi senyawa oksidan dalam limbah
untuk karakteristik reaktif.
KARAKTERISTIK LIMBAH B3

Kriteria Identifikasi :
A. Limbah mudah meledak
Limbah yang pada suhu dan tekanan standar (25 0C;
760 mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi
kimia dan/atau fisika dapat menghasilkan gas
dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan
cepat dapat merusak lingkungan sekitarnya

Apabila nilai temperatur pemanasan limbah


> temperatur senyawa acuan

karakteristik mudah meledak


Lanjutan : KARAKTERISTIK LIMBAH B3

B. Limbah mudah terbakar


limbah yang memiliki salah satu sifat-sifat berikut :

1) Limbah yang berupa cairan


- mengandung alkohol < 24% volume dan/atau
- memiliki titik nyala < 60 0C (1400F)
akan menyala apabila kontak dengan api pd P=760 mmHg
2) Limbah yang berupa padatan
Limbah yang pada temperatur dan tekanan standar
dapat mudah menyebabkan kebakaran melalui gesekan,
penyerapan uap air, atau perubahan kimia secara spontan,
dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang
terus menerus selama 10 detik.

Apabila nilai titik nyala limbah < 400C

karakteristik mudah terbakar


Lanjutan : KARAKTERISTIK LIMBAH B3

3) Limbah bertekanan yang mudah terbakar

4) Limbah pengoksidasi

Apabila waktu pembakaran limbah sama atau lebih


pendek dari waktu pembakaran senyawa standar

Karakteristik mudah meledak


Lanjutan : KARAKTERISTIK LIMBAH B3

C. Limbah yang bersifat reaktif


limbah yang memiliki salah satu sifat-sifat berikut :
1) Limbah yang dalam keadaan normal tidak stabil dan dapat
menyebabkan perubahan tanpa ledakan;
2) Limbah yang dapat bereaksi hebat dengan air;
3) Limbah yang jika bercampur dengan air berpotensi menimbulkan
ledakan, gas, uap, atau asap beracun dalam jumlah yang
membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan;
Apabila volume gas yang dihasilkan per 1 kg limbah = 1 ltr
karakteristik reaktif
4) Limbah Sianida, Sulfida atau Amoniak yang pada kondisi pH 2 dan 2,5
dapat menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang
membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan;
5) Limbah yang dapat mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan
tekanan standar;
6) Limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepas atau menerima
oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu
tinggi.
Lanjutan :
KARAKTERISTIK LIMBAH B3

D. Limbah beracun

Limbah yang mengandung pencemar yang bersifat


racun bagi manusia atau lingkungan yang dapat
menyebabkan kematian atau sakit serius apabila masuk
ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut.

Apabila konsentrasi TCLP salah satu atau lebih pencemar


dalam limbah > konsentrasi Baku mutu TCLP lampiran II
PP 85 / 1999.

karakteristik beracun
Lanjutan :
KARAKTERISTIK LIMBAH B3

E. Limbah yang menyebabkan infeksi

@ Bagian tubuh manusia yang diamputasi;

@ Cairan tubuh manusia yang terkena infeksi;

@ Limbah dari laboratorium; atau

@ Limbah lainnya yang terinfeksi kuman penyakit


yang dapat menular.
Lanjutan :
KARAKTERISTIK LIMBAH B3

F. Limbah yang bersifat korosif

Limbah yang memiliki salah satu sifat-sifat berikut :

1) Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;


2) Menyebabkan proses pengkaratan pada
lempeng baja (SAE 1020) dengan laju korosi
6,35 mm/thn dengan temperatur pengujian 55 0C;
3) Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk
limbah bersifat asam dan sama atau lebih dari
12,5 untuk limbah bersifat basa.
TOKSIKOLOGI LIMBAH B3

Identifikasi berdasarkan
uji toksikologi :

Nilai akut , dan atau


Sifat kronis
TOKSIKOLOGI LIMBAH B3

Penentuan Nilai Akut Limbah


Uji hayati secara oral untuk mengukur hubungan dosis-
respon antara limbah dengan kematian hewan uji untuk
menetapkan nilai LD50.

LD 50 limbah (Lethal Dose Fifty) adalah dosis bahan uji


limbah (gr/kg berat badan) yang dapat menghasilkan
50% respons kematian pada populasi hewan uji.

Apabila nilai LD 50 secara oral < 50 mg/kg berat badan


limbah B3
Persentase Kematian (%)
Dosis (mg/kg BB) Total ( Mencit
Apabila nilai LD 50 > 50 mg/kg berat badan Mencit Jantan Mencit Betina Jantan &
Betina)

evaluasi sifat kronis 0


25
0
0
0
0
0
0
50 0 0 0
150 0 0 0
500 0 0 0
5000 16,667 16,667 16,667
TOKSIKOLOGI LIMBAH B3

Penentuan Sifat Kronis Limbah


Sifat kronis limbah B3 (toksik, mutagenik, karsinogenik,
teratogenik) ditentukan dengan cara mengevaluasi
sifat zat pencemar yang terdapat dalam limbah
dengan cara mencocokan zat pencemar tersebut
dengan lampiran III PP 85/1999.
Apabila limbah mengandung salah satu dan/atau
lebih zat pencemar yg terdapat dlm lampiran III PP
85/1999, maka limbah tersebut merupakan limbah B3
setelah mempertimbangkan faktor-faktor sbb:
Lanjutan : TOKSIKOLOGI LIMBAH B3

Faktor-faktor yang dipertimbangkan :

1) Sifat racun alami yang dipaparkan oleh zat pencemar;


2) Konsentrasi dari zat pencemar ;
3) Potensi bermigrasinya zat pencemar dari limbah ke
lingkungan bilamana tidak dikelola dengan baik;
4) Sifat persisten zat pencemar atau produk degradasi racun
pada zat pencemar;
5) Potensi dari zat pencemar atau turunan/degradasi produk
senyawa toksik untuk berubah menjadi tidak berbahaya;
6) Tingkat dimana zat pencemar atau produk degradasi zat
pencemar terbioakumulasi di ekosistem;
Lanjutan : TOKSIKOLOGI LIMBAH B3

Faktor-faktor yang dipertimbangkan :

7) Jenis limbah yang tidak dikelola sesuai ketentuan yang ada yang
berpotensi mencemari lingkungan;
8) Jumlah limbah yang dihasilkan pada satu tempat atau secara
regional atau secara rasional berjumlah besar;
9) Dampak kesehatan dan pencemaran/kerusakan lingkungan akibat
pembuangan limbah yang mengandung zat pencemar pada lokasi
yg tidak memenuhi persyaratan;
10) Kebijaksanaan yang diambil oleh instansi pemerintah lainnya atau
program peraturan perundang-undangan lainnya berdasarkan
dampak pada kesehatan dan lingkungan yang diakibatkan oleh
limbah atau zat pencemarnya;
11) Faktor-faktor lain yang dapat dipertanggungjawabkan merupakan
limbah B3.
LISTING & DELISTING LIMBAH B3

Listing LIMBAH

Tidak terdapat dlm daftar jenis


LB3 Lamp. I Tabel 2 PP 85/1999

Terbukti memenuhi salah satu / lebih kriteria :


• Uji karakteristik limbah B3 dan/atau
• Uji toksikologi

LIMBAH B3

Masuk daftar Jenis Limbah B3


LISTING & DELISTING LIMBAH B3

Delisting LIMBAH B3

Terdapat dlm daftar jenis LB3


Lamp. I Tabel 2 PP 85/1999

Pembuktian secara ilmiah :


• Uji karakteristik limbah B3 dan/atau
• Uji toksikologi dan/atau
• Hasil studi yang menyimpulkan bahwa limbah yang dihasilkan tidak menimbulkan
pencemaran dan gangguan kesehatan terhadap manusia dan mahluk hidup lainnya

Bukan LIMBAH B3

Keluar daftar Jenis Limbah B3


ISTILAH & PENGKATEGORIAN LIMBAH
di Indonesia dan Beberapa Negara Lain

INDONESIA & THAILAND USA


Limbah B3, Hazardous waste, Non
Limbah Non B3, Hazardous waste, Special
Limbah Domestik waste, Domestic waste

JEPANG & CHINA AUSTRALIA & MALAYSIA


- Industrial waste: - Schedule waste:
• Hazardous waste • Hazardous waste
• Non Hazardous waste • Non Hazardous waste
- Domestic waste - Domestic waste

Anda mungkin juga menyukai