Anda di halaman 1dari 14

ACUTE LIMB ISCHEMIA

Wulan Purnama Sari


Berliana Agustin
Sumber: Schwartz’s Principles of surgery, 10th edition
DEFINISI

“ALI disebabkan oleh berkurangnya perfusi


secara mendadak pada tungkai yang mengancam
viabilitas dan seringkali memerlukan
revaskularisasi segera.”
The Trans-Atlantic Inter-Society Consensus 2007
ETIOLOGI
Embolisme Thrombosis
• Hasil dari material • Hasil dari bekuan darah
(trombus mural yang (blood clot) dalam
terakumulasi dan lepas) arteri, yang dapapt
yang melewati arteri disebabkan oleh
dan mengobstruksi steroskeloris obstruktif
arteri perfer. Sumber progresif,
emboli biasanya dari hiperkoagubilitas, atau
jantung. diseksi arteri atau aorta.
Nontraumatic acute limb ischemia – presentation, evaluation, and management
Bhavin L Ram, Robbie K George
Narayana Institute of Vascular Sciences, Narayana Hrudayalaya Hospital, Bengaluru,
Karnataka, India
GEJALA KLINIS
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
• Onset • Rule of P’s (pain, pallor,
• Durasi paralysis, pulse deficit,
paresthesisa, dan
• Gejala (parestesia dan nyeri poikilothermia)
otot)
Pemeriksaan Penunjang
• Riwayat penyakit (merokok,
hipertesi, hiperlipidemia) • Hand- held Doppler
• Riwayat keluarga • Pada severe ischemia, ankle
Doople pressure are
• Riwayat kebiasaan imposible to measure
(merokok)
• Pada less severe ischemia,
ankle pressure 30-50 mmHg
dengan ABI 0,3
GEJALA KLINIS
• Lokasi paling umum untuk emboli adalah di
bifurkasi femoralis umum.
• Pasien akan mengeluh sakit kaki dan betis.
• Nadi tidak teraba
• Penurunan sensasi
• Ketidakmampuan untuk menggerakkan
kelompok otot yang terkena adalah tanda
iskemia berat dan memerlukan revaskularisasi
segera.
• Embolus pada trifurkasi poplitea akan muncul
dengan iskemia betis dan tidak ada nadi
pedal, mungkin dengan denyut nadi poplitea.
Temuan nadi kontralateral teraba dan tidak
adanya denyut ipsilateral di kaki iskemik akut
menunjukkan embolus.
Gambaran Klinis
• Dampak awal iskemia akut adalah nervus
sensorik (paresthesia) nervus
motorik(kelemahan otot) kulit  otot
(berkurangnya perfusi arteri).
• Oleh karena itu, muscle tenderness adalah
salah satu tanda end-stage dari ALI.
Gejala oklusi vaskular bergantung dari ukuran
occluded arteri dan apakah telah terbentuk
kolateral sebelumnya. Oklusi tiba-tiba pada
arteri proksimal tanpa adanya kolateral
mengarah pada white leg, sementara oklusi
siperfisial arteri femoralis pada kolateral ang
terbentuk baiasanya asimtiatis.
KLASIFIKASI
• ALI biasanya diklasifikasikan berdasarkan
penyebab-trombosis atau embolisme- karena
berimplikasi untuk pengobatan dan prognosis.
Akan tetapi klasifikasi ini tidak berguna karena
tidak ada cara definitif untuk mengetahui apakah
oklusi disebabkan oleh trombus atau embolus.
• Klasifikasi ALI berdasarkan keparahan iskemia
arteri dapat membantu menentukan kegawatan
intervensi dan berdampak pada keluaran.
TATALAKSANA
• Antikoagulsi sistemik dengan heparin unfraksi
sebaiknya dilakukan untuk meminimalisisr
risiko propagasi bekuan darah untuk
menvegah trombosis ikrovaskular dari
pembuluh darah distal dibawah perfusi.
• Bolus berdasarkan berat badan 100 mg/kg
baik untuk kebanyakan asien diikuti infus
inravena 1000 U/jam.
• Tatalaksan ALI bergantung dari iskemia tungkai yang
nampak secara klinis. Rutherford mengklasifikasikan ALI
yang membantu menentuan terapi intervensi yang tepat
dan prognosis keseluruhan.
• ALI Class I  terapi medis, seperti antikoagulasi.
Revaskularisasi bisa dilakukan secara elektif dan dapat
terdiri dari trombolitik atau intevensi bedah umum. Terapi
pilihan bergantung pada durasi ALI, lokasi, dan penyebab
okusi, keberadaan atau ketiadaan penyakit ateroskelorosis
oklusif, dan bergantung dari kondisi medis pasien.
• Class II memerlukan pendekatan fleksibel untuk intervensi.
Semua pasien dengan ALI kelas II memerlukan
revaskularisasi untuk menjaga integritas fungsional dari
extremitas yang terkena.
Berridge DC, Kessel D, Robertson I. Surgery versus thrombolysis for acute limb ischaemia:
Initial management. Cochrane Database Syst Rev 2002;3:CD002784.

Anda mungkin juga menyukai