Anda di halaman 1dari 29

Hipertensi pada Penyakit

Ginjal Kronik

Ayudyah
Divisi Ginjal Hipertensi
RSUP dr.Kariadi Semarang
• Hipertensi merupakan faktor risiko utama
pada penyakit jantung, stroke dan penyakit
ginjal
• 50 juta penduduk menderita hipertensi
• Pengendalian tekanan darah menghambat
progresifitas PGK
• pengendalian tekanan darah pada pasien
PGK menghambat terjadinya komplikasi
kardiovaskuler 80%
Patogenesis hipertensi

4/28/2019
4/28/2019
4/28/2019
Peran sistem saraf simpatis pada
penyakit kardiovaskuler

Reproduced from Brook and Julius (29), with permission from Elsevier Science
4/28/2019
Klasifikasi tekanan darah : JNC-7

Blood Pressure Systolic blood pressure Diastolic blood pressure


Classification (mm Hg) (mm Hg)
Normal < 120 < 80

Pre-hypertension 120-139 80-89

Stage 1 hypertension 140-159 90-99

Stage 2 hypertension > 160 > 100

Chobanian AV et al. JAMA 2003;289:2560-72.


• Hipertensi pada penyakit ginjal kronik 
merupakan kombinasi yang merusak
• PGK menyebabkan peningkatan SRAA
kekakuan pembuluh darah  hipertensi
• Hipertensi peningkatan tekanan
intraglomerular  kerusakan susunan
mikrovasculatur ginjal  perubahan LFG 
penurunan RBF  proteinuria 
nefrosklerosis

4/28/2019
Tahap penyakit Deskripsi Laju filtrasi glomerulus
ginjal kronik

1 Kerusakan ginjal dengan LFG > 90


normal atau meningkat

2 Kerusakan ginjal dengan LFG 60-90


menurun ringan
3 Penurunan LFG sedang 30-59
4 Penurunan LFG berat 15-29
5 Gagal ginjal <15 atau D

4/28/2019
Arterial Hypertension in Chronic Kidney Disease

Rodicio JL & Alcazar JM. ESH Newsletter 2011, No. 4


Prevalence of Hypertension in Renal Parenchymal Disease

11 No. 4
Rodicio JL & Alcazar JM. ESH Newsletter 2011,
Renal Blood Flow

12 2002
Bidani AK, Griffin KA. Curr Opin Nephrol Hypertens
13
Etiologi hipertensi pada gangguan ginjal

• Renal parenchymal
– Acute and chronic glomerulonephritis; pyelonephritis;
nephrocalcinosis; neoplasms; glomerulosclerosis; interstitial,
hereditary, or radiation nephritis Obstructive uropathies and
hydronephrosis Renin-secreting renal tumors
(hemangiopericytoma, Wilms or renal cell, pancreatic, ovarian
tumors) Congenital defect in renal Na transport (Liddle's
syndrome) Renal trauma
• Renovascular
– Renal arterial lesions, occlusions, stenoses, aneurysms,
thromboses Renal vasculitis or glomerulitis Coarctation of the
aorta with renal ischemia Aortitis with renal ischemia
• Adrenocortical disorders Cushing syndrome (cortisol excess) , conn
syndrome
Pengukuran tekanan darah
•Pasien beristirahat 5-15 menit sebelum diukur tekanan darahnya
•Pasien duduk rileks dengan punggung bersandar di kursi, kedua kaki tidak
menyilang dan menempel di lantai
•Lengan yang akan diperiksa diposisikan setinggi jantung (atrium kanan),
lengan baju disisihkan
•Lingkari lengan pasien dengan cuff tensimeter dengan jarak 1 inci dari lipat
siku
•tekanan diastolik lebih tinggi pada posisi duduk, tekanan darah sistolik lebih
tinggi npada saat berdiri
•penurunan air raksa 2-3mm/detik
•pasien sebaiknya tidak berbicara

4/28/2019
Ambulatory and Home Blood Pressure Monitoring

• Ambulatory BP monitoring (ABPM), whereby multiple indirect BP readings are


obtained automatically over 1 or more days, is being used to investigate BP
patterns in normal individuals and in hypertensive patients.

• Studies of normotensive subjects show that BP is characterized by a circadian


rhythm with peaks during the daytime hours. ABPM can successfully identify
patients who have “office” or white coat hypertension, and thus may not
require medication.

4/28/2019
Rekomendasi JNC-8

• Pasien <60 th, mulai pengobatan bila tekanan darah


>140/90mm Hg dan target terapi <140/90mm Hg

• Pasien dewasa dengan diabetes dan PGK, mulai


pengobatan bila tekanan darah >140/90mm Hg dan
target terapi <140/90mm Hg

James PA et al. JAMA 2014;311:507-20.


4/28/2019
4/28/2019
4/28/2019
Rekomendasi KDIGO 2012
(Kidney Disease: Improving Global Outcomes)

4/28/2019
4/28/2019
4/28/2019
Target terapi hipertensi pada PGK

1. Obat antihipertensi bertujuan

– menurunkan tekanan darah

– mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler pada pasien


hipertensi atau tanpa hipertensi

– menghambat progresifitas PGK , pada pasiek hipertensi atau


tanpa hipertensi

2. modifikasi obat anti hipertensi tergantung pada derajat beratnya


proteinuria dan PGK

3. Terapi medika mentosa berjakan berkesinambungan dengan terapi


non medika mentosa yang lain sebagai bagian dari terapi multi
intervensi
Evaluasi hipertensi pada PGK -- NKF/DOQI
Rekomendasi evaluasi tekanan darah

Initial Blood Pressure (mm Hg)*


Follow-up Recommendation
Systolik Diastolik
>130 >85 kontrol 1 tahun
130-139 85-89 kontrol 1 tahun , modifikasi gaya hidup
140-159 90-99 kontrol 2 bulan
160-179 100-109 kontrol 1 bulan, faktor risiko
≥180 ≥110 Evaluasi faktor risiko dalam 1 minggu
atau tergantung kondisi klinis
Pengukuran tekanan darah pada pasien dialisis
• Pada pasien yang pernah menjalani operasi akses vaskuler di
kedua tangan, tekanan darah diukur pada paha atau tungkai (B)
• Target tekanan darah predialis dan post dialisis <140/90 mm Hg dan
<130/80 mm Hg (C)
• pengelolaan tekanan darah disesuaikan dengan berat kering
• pengelolaan hipertensi pada pasien dialisis berrhubungan dengan
pengelolaan status cairan tubuh dan medikamentosa (B)

Cairan berlebihan di antara sesi dialisis harus dikendalikan dengan :


– konsultasi dengan ahli gizi
– diet rendah garam (2-3 gr/hari)
– peningkatan ultrafiltrasi
– penambahan durasi dialisis
– dialisis 3x/ minggu

Beberapa obat antihipertensi dapat terdialisis


Terima kasih
4/28/2019

Anda mungkin juga menyukai