Anda di halaman 1dari 19

Pengauditan Siklus Penjualan dan

Pengumpulan Piutang: Pengujian


Pengendalian dan Pengujian Substantif
Transaksi
Kelompok 3
ALMIRA YUMNA PUTRI
ALVIONY INTANIA
ARIF WAHYU NUGROHO
AYU AZIZAH
DWI ANNISA ANGGRAINI
INDAH PURNAMA OKI
APA ITU PIUTANG ?
Akun-akun Golongan Transaksi dalam Siklus
Penjualan dan Pengumpulan Piutang

Tujuan pengauditan atas siklus penjualan dan


pengumpulan piutang adalah untuk
mengevaluasi apakah saldo akun-akun yang
terpengaruh oleh siklus ini telah disajikan
secara wajar sesuai dengan standar
akuntansi keuangan.
Lima kelompok transaksi dalam siklus penjualan dan
pengumpulan piutang

1. Penjualan (tunai atau kredit)


2. Penerimaan kas
3. Retur dan potongan penjualan
4. Penghapusan piutang tak tertagih
5. Penaksiran kerugian piutang
Fungsi-fungsi Bisnis dalam Siklus dan
Dokumen serta Catatan
Fungsi-fungsi bisnis dan dokumen-dokumen serta catatan yang digunakan dalam
bisnis yaitu:

1. PENGOLAHAN PESANAN DARI PEMBELI


Pesanan merupakan suatu permintaan untuk membeli barang berdasarkan
syarat-syarat tertentu. Penerimaan pesanan dari pesanan pembeli biasanya disusul
dengan terbitnya orde penjualan.
a. Pesanan dari Pembeli

b. Order Penjualan
2. PENGOLAHAN PESANAN DARI PEMBELI
Pesanan merupakan suatu permintaan untuk membeli barang berdasarkan
syarat-syarat tertentu. Penerimaan pesanan dari pesanan pembeli biasanya disusul
dengan terbitnya orde penjualan.
a. Pesanan dari Pembeli
b. Order Penjualan

3. PERSETUJUAN KREDIT
Sebelum barang dikirimkan, penjabat yang berwenang memberi otoritas harus memberi
persetujuan kredit kepada konsumen untuk transaksi penjualan yang dilakukan secara
kredit. Pemberian persetujuan kredit ini seringkali juga menjadi petunjuk persetujuan
pengiriman barang.
4. PENGIRIMAN BARANG
Fungsi ini adalah fungsi yang kritikal
dan merupakan saat pertama dalam
siklus dimana perusahaan melepaskan
asetnya. Kebanyakan perusahaan
mengakui terjadinya penjualan ketika
barang dikirimkan. Dokumen
pengiriman dibuat pada saat barang
dikirimkan.
3. PERSETUJUAN KREDIT
Sebelum barang dikirimkan, penjabat yang berwenang memberi otoritas harus memberi
persetujuan kredit kepada konsumen untuk transaksi penjualan yang dilakukan secara
kredit. Pemberian persetujuan kredit ini seringkali juga menjadi petunjuk persetujuan
pengiriman barang.

4. PENGIRIMAN BARANG
Fungsi ini adalah fungsi yang kritikal dan merupakan saat pertama dalam siklus dimana
perusahaan melepaskan asetnya. Kebanyakan perusahaan mengakui terjadinya
penjualan ketika barang dikirimkan. Dokumen pengiriman dibuat pada saat barang
dikirimkan.
a. Dokumen Pengiriman.
Dokumen pengiriman berfungsi sebagai
isyarat untuk membuat faktur tagihan
kepada konsumen yang bisa berupa
kertas atau elektronik.
5 . PENAGIHAN KEPADA PEMBELI DAN PENCATATAN PENJUALAN

Aspek-aspek terpenting dalam penagihan adalah:


Semua pengiriman telah dibuat penagihannya (kelengkapannya).
Tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari sekali (keterjadian).
Setiap pengiriman ditagih dengan jumlah yang benar (ketelitian).

a. Faktur Penjualan.
b. File Transaksi Penjualan.
c. Jurnal Penjualan atau Daftar Penjualan.
d. Master File Piutang Usaha.
e. Laporan Piutang Bulanan.
6. PENGOLAHAN DAN PECATATAN PENERIMAAN KAS
Pengolahan dan pencatatan penerimaan kas meliputi penerimaan, penyetoran
ke bank, dan pencatatan kas. Hal yang penting dalam penanganan kas adalah
mencegah terjadinya pencurian. Hal terpenting lainnya adalah memastikan
bahwa semua penerimaan kas harian segera disetorkan ke bank dengan
jumlah yang benar dan tepat waktu.

a. Surat Pengantar Pembayaran.


b. Daftar Penerimaan Kas.
c. File Transaksi Penerimaan Kas.
d. Jurnal Penerimaan Kas atau Daftar.
7. PENGOLAHAN DAN PENCATATAN RETUR DAN
PENGURANGAN HARGA PENJUALAN
Apabila pelanggan tidak puas dengan barang yang diterimanya,
penjual bisa menyetujui pengembalian barang atau memberikan
pengurangan harga. Retur dan pengurangan harga dicatat dalam file
transaksi retur dan pengurangan harga, dan juga master file piutang
usaha. Memo kredit diterbitkan untuk memudahkan pengawasan dan
sebagai dasar pencatatan.

a.Memo Kredit.
b.Jurnal Retur dan Pengurangan Harga.
8. PENGHAPUSAN PIUTANG
Setelah menyimpulkan bahwa piutang kepada pelanggan tertentu tidak
dapat ditagih, perusahaan harus menghapus piutang tersebut.

9. PENCADANGAN KERUGIAN PIUTANG


Karena perusahaan tidak dapat diharapkan untuk bisa menagih seluruh
hutangnya 100%, prinsip akuntansi mewajibkan untuk mencatat beban
kerugian piutang sejumlah piutang yang diperkirakan tidak tertagih.
PABU terhadap Piutang
Prinsip Akuntansi Berterima Umum dalam Penyajian Piutang Usaha di Neraca Prinsip
akuntansi berterima umum dalam penyajian piutang di neraca terdiri dari 5 prinsip, yaitu:

1. Piutang usaha harus disajikan di neraca sebesar jumlah yang diperkirakan dapat
ditagih dari debitur pada tanggal neraca. Piutang usaha disajikan dalam neraca dalam
jumlah bersih (neto) dengan taksiran kerugian tidak tertagih piutang.
2. Jika perusahaan tidak membentuk cadangan kerugian piutang usaha, harus
dicantumkan pengungkapannya di neraca bahwa saldo piutang usaha tersebut adalah
jumlah bersih (neto).
3. Jika piutang usaha bersaldo material pada tanggal neraca, harus disajikan rinciannya
di neraca.
4. Piutang usaha yang bersaldo kredit
(terdapat didalam kartu piutang) pada
tanggal neraca harus disajikan dalam
kelompok utang lancar.
5. Jika jumlahnya material, piutang
nonusaha harus disajikan terpisah dari
piutang usaha.
Dokumen dan Catatan piutang
Dokumen yang digunakan dalam pencatatan piutang diantaranya sebagai
berikut:
• Faktur penjualan.
• Bukti Kas Masuk
• Memo Kredit
• Bukti Memorial (Journal Voucher)
• Laporan pengirman barang

Catatan akuntansi yang digunakan


untuk mencatat transaksi yang
menyangkut piutang adalah :
a. Jurnal penjualan
b. Jurnal Retur Penjualan.
c. Jurnal Umum
d. Jurnal Penerimaan Kas
Retur dan Pengurangan Harga Penjualan

Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan metode yang digunakan
klien untuk mengendalikan salah saji pada intinya sama seperti untuk memproses memo
kredit yang telah digambarkan bagi penjualan, dengan dua perbedaan. Perbedaan yang
pertama adalah matrealitas. Dalam banyak hal, retur dan pengurangan penjualan sangat
tidak material sehingga auditor dapat mengabaikannya. Perbedaan yang kedua adalah
penekanan pada tujuan kejadian.
Untuk retur dan pengurangan penjualan, umumnya auditor menekankan pada
pengujian transaksi yang tercatat untuk mengungkapkan setiap pencurian kas dari
penagihan piutang usaha yang ditutupi oleh retur atau pengurangan penjualan fiktif.
Penghapusan Piutang
Menurut Keiso et al. (2011), metode untuk mencatat piutang tak tertagih terbagi menjadi:
a. Metode Penghapusan Langsung (Direct Write-Off Method for Uncollectible Accounts)
metode ini mencatat piutang tak tertagih dalam tahun saat ditentukan bahwa suatu piutang tertentu
tidak dapat ditagih. Kerugian tersebut dicatat dengan mengkreditkan piutang usaha dan mendebit
piutang tak tertagih.

b. Metode Penyisihan (Allowance Method for Uncollectible Accounts)


Metode ini mencatat beban atas dasar estimasi dalam periode akuntansi saat penjualan kredit
dilakukan. Suatu estimasi dilakukan untuk perkiraan piutang yang tak tertagih dari semua
penjualan kredit atau dari total piutang yang beredar. Estimasi tersebut dimasukkan sebagai beban
dan pengurangan tak langsung dalam piutang dagang (melalui suatu kenaikan dalam perkiraan
penyisihan) dalam periode saat penjualan tersebut dicatat.
Sistem Pencadangan Kerugian Piutang
Menurut Kieso et al. (2011), metode penyisihan/cadangan yang digunakan dalam menaksir jumlah
piutang tak tertagih ada 2 yaitu:
A. Pendekatan Persentase Penjualan (Percentage of Sales)
Metode ini mencocokkan biaya dengan pendapatan, karena hal itu berkaitan dengan beban
pada periode saat penjualan dicatat.

B. Pendekatan Persentase Piutang (Percentage of Receivables)


Pendekatan ini dengan menggunakan pengalaman masa lalu, suatu perusahaan dapat
mengestimasikan persentase piutang beredar yang akan menjadi tak tertagih, tanpa mengidentifikasi
piutang tertentu. Prosedur ini memberikan estimasi yang cukup akurat atas nilai piutang yang dapat
direalisasikan. Persentase piutang dapat diterapkan dengan menggunakan tarif gabungan yang
mencerminkan estimasi piutang tak tertagih.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai