Anda di halaman 1dari 140

MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN DAN

PROGRAM POKOK PHC

Dr. H. Endang Sutisna Sulaeman, dr., M.Kes, FISPH, FISCM


Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
Learning Objective :
• Topik ini memperkenalkan kepada mahasiswa
tentang sejarah, konsep, dan perkembangan
pelayanan kesehatan primer berbasis komunitas
• Diberikan ilustrasi studi kasus dari negara
berkembang dan negara maju.
• Contoh: di Indonesia, Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa (PKMD), Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu), Pos Kesehatan Desa -
Desa Siaga, dll.
• Mahasiswa menganalisis kondisi dan
teknik praktis yang dapat digunakan dalam
mengembangkan kemitraan untuk
meningkatkan partisipasi “bottom-up”
komunitas, dukungan “top-down” petugas ,
maupun stimulasi dari luar oleh agen
perubahan
• Mahasiswa menganalisis penerapan
strategi kolaborasi dan integrasi multi-
sektoral dalam pelayanan kesehatan
primer
AREA KOMPETENSI
URUTAN AREA KOMPETENSI:
1. Profesionalitas yang Luhur
2. Mawas Diri dan Pengembangan
Diri
3. Komunikasi Efektif
4. Pengelolaan Informasi
5. Landasan Ilmiah Ilmu
Kedokteran
6. Keterampilan manajerial
7. Pengelolaan Masalah
Kesehatan
HUMAN RELATION
LEADERSHIP
ORGANISATION AND MANAGEMENT
ADMINISTATION
MANAJEMEN
• Asal kata manus (tangan) dan agere
(melakukan)  managere (menangani).
• Manegere dalam bahasa Inggris: to
manage (kata kerja); Management (kata
benda); Manager (orang yang melakukan
manajemen).
• Management  manajemen atau
pengelolaan.
PENGERTIAN MANAJEMEN
Ada dua mazhab :
1.Optimasi sumber-sumber daya dan interaksi
tugas-tugas untuk pencapaian tujuan. Szilagyi
(1981) : “ Management as processs of
interacting resources and tasks toward the
achievement of stated organizational goals”
(Manajemen sebagai proses interaksi sumber-
sumber daya dan tugas-tugas untuk mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan).
2. Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen untuk
mencapai tujuan.
James F. Stoner dan R. Edward Freeman, (1992) :
Management is the process of planning, organizing,
leading and controlling the work of organization
members and using all available organizational
resources to reach stated organizational goals”
(Manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian
pekerjaan anggota-anggota organisasi dan
penggunaan semua sumber-sumber daya organisasi
yang tersedia untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi yang tetah ditetapkan).
Rumusan Fungsi-Fungsi Manajemen :
1. Planning, Organizing, Actuating, Controlling (POAC)
menurut Terry;
2. Planning, Organizing, Motivating, Controlling
(POMC) menurut Mee;
3. Planning, Programming, Budgetting, System (PPBS)
menurut Mc. Namara;
4. Planning, Organizing, Commanding, Coordinating,
Controlling (POCCC), menurut Fayol;
5. Planning, Organizing, Leading, Controlling (POLC)
menurut Stoner dan Freeman;
Lanjutan……………………..
6. Planning, Organizing, Directing, Controlling
(PODC) menurut Pearce dan Robbinson;
7. Planning, Organizing, Staffing, Directing,
Controlling (POSDC) menurut Koonzt dan
O’Donnel;
8. Planning, Organizing, Staffing, Leading,
Controlling (POSLC), menurut Koontz dan
Wehrich;
9. Planning, Organizing, Staffing, Directing,
Coordinating, Reporting, Budgeting (POSDCORB)
menurut Gullick;
10. Forecasting, Planning, Organizing, Coordinating,
Commanding, Controlling (FPOCCC) menurut
Urwich.
Siklus Perencanaan/Pemcahan masalah dan Pelaksanaan Fungsi-
fungsi Manajemen
Analisis Situasi Identifikasi Masalah &
Penyebabnya
Penentuan Prioritas
Masalah

Masalah Prioritas
P
Penentuan Tujuan

O Alaternatif
Pemecahan Masalah
Organisasi (SOTK) & Prioritas
SDM Pemecahan Masalah
Kegiatan dan Program
Sarana
Informasi Pembuatan RO

Kepemimpinan
A Motivasi
Komunikasi
C Pengarahan

Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian/Evaluasi (P3) E


Fungsi-fungsi Manajemen Kesehatan
(P1, P2, P3)

1. P1 (Perencanaan)
2. P2 (Penggerakan dan
Pelaksanaan): Lokakarya Mini
3. P3 (Pengawasan, Pengendalian,
dan Penilaian): Penilaian
Kinerja
I. P1 (Perencanaan)
1.Perencanaan strategis
2.Perencanaan operasional
(Plan of Action)
Perencanaan strategis
• Yaitu dokumen rencana jangka menengah atau jangka
panjang yang menggambarkan arah yang harus dituju serta
langkah yang harus dilaksanakan.
• Memusatkan perhatian untuk melakukan pekerjaan yang
benar dan efektif dan bertujuan agar organisasi berfungsi
dengan baik serta tanggap dan antisipatif terhadap
lingkungan organisasi.
• Bersifat jangka menengah atau jangka panjang sehingga
menjadi payung bagi Rencana operasional (RO) tahunan
dalam periode tersebut.  RO merupakan penjabaran yang
lebih rinci dari Rencana Strategik.
Perencanaan operasional
(Plan of Action)
• Suatu dokumen rincian rencana pelaksanaan
kegiatan program yang disusun berdasarkan
kegiatan-kegiatan dengan memperhitungkan
hal-hal yang telah ditetapkan dalam rencana
strategis serta semua potensi dan sumber
daya yang tersedia (Departemen Kesehatan,
2002).
Perencanaan operasional
(Plan of Action)
Mempunyai dua tipe yaitu:
1. Rencana sekali pakai (single use plan): Untuk mencapai
tujuan tertentu dan tidak digunakan kembali bila tujuan
telah tercapai. Seperti rencana pekan imunisasi nasional
(PIN), rencana bulan imunisasi anak sekolah (BIAS).
2. Rencana tetap (standing plan): merupakan pendekatan
standar untuk penanganan situasi yang dapat diperkirakan
dan terjadi berulang-ulang; Merupakan penjabaran secara
terinci tentang kegiatan yang akan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan organisasi Yankes yang harus disusun
secara seksama mengikuti kaidah yang sudah ditentukan.
II. P2 (Penggerakan dan Pelaksanaan) :
Lokakarya Mini
Tujuan: meningkatkan fungsi organisasi
Yankes melalui peningkatan kemampuan SDM
kesehatan untuk bekerja sama dlm Tim dan
membina kerja sama lintas program dan lintas
sektoral.
Terdiri atas :
a. Lokakarya Mini Bulanan;
b. Lokakarya Mini Tribulanan.
P2: Lokakarya Mini
• Lokakarya Mini Bulanan yaitu pertemuan yang
diselenggarakan setiap bulan di Puskesmas yang dihadiri
oleh seluruh staf di Puskesmas Puskesmas Pembantu, dan
bidan di desa, serta dipimpin oleh kepala Puskesmas.
• Lokakarya Mini Tribulanan yaitu pertemuan yang
diselenggarakan setiap 3 (tiga) bulan sekali di Puskesmas
yang dihadiri oleh instansi lintas sektoral tingkat kecamatan,
Badan Penyantun Puskesmas (BPP), staf Puskesmas dan
jaringannya, serta dipimpin oleh camat.
3. P3 (Pengawasan, Pengendalian, dan
Penilaian): Penilaian Kinerja
• Penilaian Kinerja (misal: Puskesmas) adalah
suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil
kerja/prestasi .
• Sebagai instrumen mawas diri karena setiap
Puskesmas melakukan penilaian kinerjanya
sendiri, kemudian dinas kesehatan
kabupaten/ kota melakukan verifikasi
hasilnya.
20
Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian
(P3)
• Untuk mengatasi kesenjangan antara apa
yang diharapkan dengan apa yang menjadi
kenyataan di bidang kesehatan dalam rangka
memenuhi kebutuhan dan keperluan
pelanggan/klien dan masyarakat serta dalam
rangka mencapai tujuan organisasi layanan
kesehatan.
Manfaat Manajemen Untuk :

1. Mencapai tujuan (to reach objectives);


2. Memelihara keseimbangan antara
tujuan-tujuan/sasaran yang
bertentangan (to maintain balance
between conflicting goal) diantara
stakeholder organisasi.
3. Mencapai daya guna dan hasil guna (to
achieve efficiency and effectiveness).
Landasan Manajemen Pelayanan Kesehatan

1. Paradigma Sehat.
2. Analisis Sistem : Organisasi
Pelayanan Kesehatan sebagai
organisasi sistem terbuka.
3. Indonesia Sehat.
Paradigma Sehat
Cara pandang/pola pikir/model pembangunan
kesehatan yang melihat masalah kesehatan
saling berkait dan mempengaruhi dengan
banyak faktor yang bersifat lintas sektor. 
Upayanya lebih diarahkan pada peningkatan
(promotif), pemeliharaan/perlindungan/
pencegahan (preventif), bukan hanya
penyembuhan orang sakit (kuratif) atau
pemulihan (rehabilitatif).
• Secara makro Paradigma Sehat berarti bahwa
pembangunan semua sektor harus
memperhatikan dampaknya dibidang
kesehatan, minimal memberikan sumbangan
dalam pengembangan lingkungan dan perilaku
sehat.
• Secara mikro Paradigma Sehat berarti bahwa
pembangunan kesehatan harus menekankan
pada upaya promotif dan preventif, tanpa
mengesampingkan upaya kuratif dan
rehabilitatif.
Perubahan Sikap dan Orientasi/Mindset
Dalam Paradigma Sehat

1.Kesehatan sebagai Kebutuhan/


NeedKeperluan/Demand.
2.Kesehatan sebagai konsumtifInvestasi
3.Jangka pendek/treatmentJangka
panjang/Pengembangan SDM
4.Pelayanan medis Pelayanan kesehatan
5.Medical care Health care
6. FragmentedIntegrated
7. Sehat jasmaniSehat jasmani, rohani, dan
sosial
8. Fokus pada penyakitSegmen pasar: Siklus
hidup: WUS, PUS, Bumil, Buteki, Bayi,
Anak Balita, Anak sekolah, usia kerja, usia
lanjut
9. Urusan pemerintahJuga urusan swasta
10. Subsisdi pemerintahJuga Pengguna jasa
11. Biaya setelah pelayananBiaya di muka
12. Fungsi sosial Fungsi ekonomi
13. Sentralisasi Desentralisasi
14. Dari atas/Top downDari bawah/bottom up
15. Birokrasi Entrepreneur
16. Partisipasi Partnership
17. Rule driven-Mission driven
Analisis Sistem

LINGKUNGAN LUAR : IPOLEKSOBUDHAMGAMA


LINGKUNGAN DALAM: TUGAS

INPUT OUTCOME IMPACT


1. Man
PROCESS : OUTPUT
1. Manajemen 1. Status Gizi
2. Money 1. Benefit Cost
3. Materials ( P1, P2, P3) 1 .Lingkungan
4. Machines. Sehat 2. Morbiditas 2. Kepuasan
5. Methods 2. PHBS
6. Market
2. Pelayanan
3 Pelaayaayanan 3. Mortalitas Pelanggan
7. Minute/Time
kesehatan kesehatan: Akses 3. UHH
8. Information dan Mutu
( 7M + 1 I )

FEED BACK
(Umpan Balik)
Visi Pembangunan Kesehatan: Indonesia Sehat

Indonesia
Sehat

LINGKUNGAN PERILAKU SEHAT :


SEHAT : Proaktif memelihara dan PELAYAN KESEHATAN:
Kondusif bagi meningkatkan kesehatan; Bermutu, adil,
keadaan sehat: Mencegah
Bebas polusi; risiko terjadinya penyakit; merata,
Tersedia air bersih; Melindungi diri dari dan terjangkau oleh
Sanitasi lingkungan ancaman seluruh
memadai; penyakit; Berperan aktif
Perumahan dalam gerakan sehat  masyarakat
pemukiman sehat, dll PHBS

Visi Promosi Kesehatan: PHBS


Histori Primary Health Care (PHC)
Deklarasi Alma Ata (1978) : HFA UNDP (2015) : IPM ranking 111 dari
PHC/PKD PKMD;  (WHO, 2008):
Reformasi PHC : UHC, Reorganisasi
188  Kualitas hidup menurun
Yankes, Kebijakan, Kepemimpinan
MDG’S (2005-2015 )
1. Menurunkan Balita kurang gizi : 18,4% 
Piagam Ottawa (1986) : Inti Promkes : 15,5%
Pemberdayaan; Elemen utama : 4. Menurunkan AKB : 34  32/1.000 KH;
Partisipasi AKBA : 44  32/1000 KH;
5. Menurunkan AKI : 228  102/100.000 KH
SDG (2016-2030) : Tujuan ketiga menjamin
Konferensi Promkes ke-7 (Nairobi, 2009): kehidupan yang sehat dan mendorong
Pemberdayaan masyarakat, Kemitraan, kesejahteraan bagi semua orang di segala
Kerjasama Lintas Sektor usia

UU RI No. 32/2014 : SKN (2012) : Subsistem pemberdayaan masy 


Partisipasi; Kemandirian; Kepemimpinan kes;
Kesejahteraan melalui PHC secara global telah diakui sebagai
pemberdayaan dan partisipasi pendekatan yang tepat dalam mencapai
kesehatan bagi semua, visi Indonesia Sehat

PKMD POSYANDU GSI DESA SIAGA


(1978) (1985) (1992) (2006)
Gambar : Unsur-unsur Pembangunan Kesehatan dan
Subsistem SKN serta Tata Hubungannya dan
Lingkungan Strategis yang Mempengaruhi SKN (2012)
Konferensi Alma Ata (Kazakhstan, 1978) :
Deklarasi PHC untuk mencapai sehat bagi semua
di tahun 2000
• PHC adalah pendekatan pelayanan
kesehatan yang relatif baru (modern:
1978)
• PHC bukanlah template (model standar) :
perpaduan strategi, filosofi dan prioritas
kegiatan kesehatan
• PKMD bentuk operasional PHC di
Indonesia
PHC tidak sama dengan Primary Care (PC)
• Pengertian PC (Starfield,1992) : primary care is
the means by which…optimization of health and
equity in distributing resources… are balanced.
It is the basic level of care provided equally to
everyone…Primary care is the point of first
contact with the health care system…”.
PC = first contact health service delivery (BP
Puskesmas, dokter praktek swasta, klinik
umum)
• Puskesmas sebagai PHC dan juga PC : Sebagai
PC, karena BP Umum dan Gigi, Poli KIA/KB
Pengertian Puskesmas
• Puskesmas : unit pelaksana tehnis (UPT) Dinas
Kesehatan Kab/ kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya, dengan misi menggerakkan pembangunan
berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian hidup
sehat bagi keluarga dan masyarakat, memelihara dan
meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan, memelihara dan meningkatkan
kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya. Bertujuan mendukung
tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional
yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang
bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas.
Puskesmas sebagai salah satu bentuk
pelaksanaan PHC di Indonesia

• Membina posyandu (community based health services),


• Menyelenggarakan pelayanan kesehatan
paripurna/komprehensif.
• Terintegrasi dengan sistem kesehatan sebagai UPT
Dinas Kesehatan
• Diselenggarakan dengan prinsip-prinsip keadilan (biaya
terjangkau) bagi semua.
• Berkolaborasi/bekerjasama dengan sektor lain di wilayah
kerjanya, misalnya dengan sekolah dalam bentuk
layanan UKS dan PLKB dalam program KB.
• PHC bukan sistem pelayanan kesehatan
kelas dua bagi kaum miskin
– Mengupayakan yankes yang terjangkau,
berkeadilan, efektif dengan
menggunakan sumber daya lokal
seoptimal mungkin
– Berteknologi rendah, tetapi bukan tidak
berguna(tidak selalu)
• .... essential health care made
universally accessible to individuals
and families in the community by
means acceptable to them, through
their full participation and at a cost
that the community and country can
afford. (WHO, 1988)
Sejarah, Konsep, dan Perkembangan Pelayanan
Kesehatan Primer Berbasis Komunitas

• Di Alma Ata, Kazahstan (dulu termasuk Soviet


Rusia) 1978, diadakan konferensi yang diikuti
delegasi-delegasi dari 134 negara dan perwakilan-
perwakilan dari 67 organisasi, termasuk dari PBB,
badan-badan khusus dan Ornop/LSM.
• Konferensi melahirkan Deklarasi Alma Ata tentang
Primary Health Care (PHC)/pelayanan kesehatan
primer dan strategi kesehatan bagi semua tahun
2000 (Declaration of Primary Health Care and
Startegies for Health for All by 2000).
Tujuan Konferensi Alma Ata
1. Mempromosikan konsep PHC/PKP di semua negara,
2. Bertukar pengalaman dan informasi tentang pengembangan
PHC dalam rangka pelayanan dan sistem kesehatan nasional
yang menyeluruh,
3. Menilai keadaan kesehatan dan pelayanan kesehatan di
seluruh dunia yang ada kaitannya dan dapat diperbaiki
dengan PHC,
4. Menentukan prinsip-prinsip PHC dan cara-cara operasional
untuk mengatasi masalah-masalah praktis dalam
pengembangan PHC,
5. Menentukan peranan pemerintah, organisasi-organisasi
nasional dan internasional dalam kerjasama dan bantuan
teknis untuk pengembangan PHC,
6. Menentukan rekomendasi untuk pengembangan PHC
Deklarasi Alma Ata
“Keadaan kesehatan dari ratusan juta manusia di
dunia pada saat ini sangat memprihatinkan.
Diperlukan suatu pendekatan baru terhadap
kesehatan dan pelayanan kesehatan untuk
menutupi jurang antara yang kaya dan yang
miskin, menciptakan distribusi sumber-sumber
kesehatan yang lebih merata, dan mencapai
suatu tingkatan kesehatan bagi semua penduduk
di dunia, yang memungkinkan mereka menjalani
hidup yang lebih produktif secara ekonomi dan
sosial”.
Partisipasi
• inti pendekatan terhadap pelayanan
kesehatan, dan partisipasi: menentang
pandangan yang menyatakan bahwa hanya
para ahli dan profesional yang memiliki
pengetahuan yang bermanfaat.
• berasumsi bahwa orang biasa, melalui
pengalaman hidupnya, memberikan
kepakaran dan kearifan khas terhadap
pelayanan kesehatan.
Pengertian PHC (WHO, 1978)
• An essential health care based on practical, scientifically
sound and socially acceptable methods and technology
made universally accessible to individuals and families in
the community through their full participation and at a
cost that the community and country can afford to
maintain at every stage of their development in the spirit
of self-reliance and self-determination. It forms an
integral part both of the country’s health system, of which
it is the central function and main focus, and of the
overall social and economic development of the
community. It is the first level of contact of individuals,
the family and community with the national health
system bringing health care as close as possible to
where people live and work, and constitutes the first
element of a continuing health care process.
Esensi Pengertian PHC
• Yaitu pelayanan kesehatan pokok
berdasarkan pada metode dan teknologi
praktis, ilmiah, dan sosial yang dapat diterima
secara umum, baik oleh individu maupun
keluarga dan masyarakat melalui partisipasi
serta biaya yang dapat terjangkau oleh
masyarakat dan negara untuk memelihara
setiap tingkat perkembangan mereka dalam
semangat untuk hidup mandiri (self reliance)
dan menentukan nasib sendiri (self
determination).
Prinsip pelayanan kesehatan PHC

1.Partisipasi masyarakat : Keterlibatan


masyarakat dalam pengambilan keputusan,
aktivitas, dan evaluasi hasil layanan
kesehatan
2.Keadilan (equity bukan equality) : seluruh
masyarakat dapat mengakses dan
memanfaatkan layanan dasar yang sesuai
dengan kebutuhan atau masalah
kesehatannya. Layanan ini harus terjangkau,
menggunakan teknologi tepat guna
Prinsip pelayanan kesehatan PHC (lanjutan)

3. Integrasi : PHC terintegrasi dalam sistem kesehatan


lokal maupun nasional dan bertanggung jawab
memberikan layanan preventif dan kuratif tingkat
pertama; PHC harus berada di tengah tengah
masyarakat yang membutuhkan.
4.Lintas sektoral : koordinasi lintas sektor yang bertujuan
mengembangkan pembangunan berwawasan kesehatan
(healthy public policy). Adanya determinan sosial
ekonomi dan politik yang mempengaruhi kesehatan
masyarakat perlu kolaborasi intersektoral guna
mendukung kesuksesan PHC.
Tujuan PHC
• Tujuan umum : menemu kenali kebutuhan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang perlu diselenggarakan,
sehingga akan tercapai tingkat kepuasan masyarakat yang
menerima pelayanan kesehatan tersebut.
• Tujuan khusus :
1. Pelayanan kesehatan harus mencapai keseluruhan penduduk
yang dilayani,
2. Pelayanan kesehatan harus dapat diterima oleh penduduk yang
dilayani,
3. Pelayanan kesehatan harus berdasarkan kebutuhan kesehatan
penduduk yang dilayani,
4. Pelayanan kesehatan harus maksimal dengan menggunakan
tenaga dan sumber daya setempat.
Filosofi PHC (Alma Ata, WHO 1978)
1. Equity (keadilan), participation and maximum community self-
reliance (partisipasi dan maksimalisasi swadaya masyarakat),
2. Socially acceptable technology (penerimaan teknologi secara
sosial),
3. Health promotion and disease prevention (promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit),
4. Involvement of government departments other than health (keikut
sertaan pemerintah selain kesehatan),
5. Political action (aksi politik), cooperation between countries
(kerjasama antar negara),
6. Reduction of money spent on armaments in order to increase funds
for Primary Health Care (pengurangan uang yang dihabiskan untuk
persenjataan dalam rangka untuk meningkatkan dana untuk PHC),
7. World peace (perdamaian dunia}.
8 (delapan) elemen PHC
• Education concerning prevailing health problems and the methods of
preventing and controlling them (pendidikan tentang masalah kesehatan
serta cara-cara pencegahan dan pengendaliannya),
• Promotion of food supply and proper nutrition (peningkatan penyediaan
makanan dan perbaikan gizi),
• Provision of an adequate supply of safe water and basic sanitation
(penyediaan air bersih dan sanitasi dasar yang cukup),
• Provision of maternal and child health care, including family planning
(penyediaan layanan kesehatan ibu dan anak termasuk KB),
• Immunization against the major infectious diseases (imunisasi terhadap
penyakit infeksi utama),
• Prevention and control of locally endemic diseases (pencegahan dan
pengendalian penyakit endemik setempat),
• Appropiate treatments for common diseases and injures (pengobatan yang
tepat terhadap penyakit umum dan ruda paksa),
• Provision of essential drugs (penyediaan obat-obatan esensial).
Elemen PHC 1978 dan setelahnya
• Comprehensive PHC (8 program pokok)
–Promosi gizi
–Air bersih dan sanitasi dasar
–Kes. ibu dan anak termasuk KB
–Imunisasi dasar
–P2M penyakit lokal
–Pendidikan kesehatan
–Pelayanan pengobatan dan penanganan trauma
- penyediaan obat-obatan esensial
• Selective PHC (dimulai UNICEF dengan akronim GOBI dilanjutkan World Bank
dengan GOBI FFF)
–Growth monitoring
–Oral rehydration
–Promotion of breastfeeding
–Immunisation
–Family Planning
–Food supplements
–Female literacy
• Focus on integrated sector-wide approaches and health systems: 1990s :
Kebangkitan NGOs
• The Millennium Development Goals: 2000 +
• Beyond MDGs
Comprehensive Selective PHC Elemen PHC
PHC (8 program (UNICEF : GOBI , 1978 dan
pokok, 1978) 1983) 1990s : setelahnya
1. Pendidikan 1. Growth Focus on
kesehatan monitoring MDGs 2005 - 2015 :
integrated 1. Memerangi
2. Promosi gizi 2. Oral rehydration sector- kemiskinan dan
3. Air bersih dan 3. Promotion of wide kelaparan.
sanitasi dasar breastfeeding approache 2. Pendidikan untuk
4. Kes. ibu dan 4. Immunisation semua orang,
s and 3. Promosi kesetaraan
anak health gender.
termasuk KB Selective PHC systems: 4. Penurunan angka
5. Imunisasi (World Bank : Kebangkit kematian anak.
dasar GOBI FFF, 1985) 5. Peningkatan
an NGOs kesehatan ibu.
6. P2M penyakit 1. Growth
6. Memerangi
lokal monitoring HIV/AIDS.
UNDP
7. Pelayanan 2. Oral rehydration 7. Menjamin
(2004 –
pengobatan 3. Promotion of keberlangsungan
Now) : IPM lingkungan.
dan breastfeeding
Pendidikan 8. Kemitraan global
penanganan 4. Immunisation dalam pembangunan.
Ekonomi
trauma 5. Family Planning
Kesehatan
8. Penyediaan 6. Food
SDGs 2016-2030 :
obat-obatan supplements 17 Tujuan & 129 Target
esensial 7. Female literacy
IPM
KESEJAHTERAAN DIUKUR OLEH
IPM/HDI GABUNGAN 3 INDIKATOR
PEMBANGUNAN :
(1) PENDIDIKAN (PENGETAHUAN),
(2) EKONOMI (PENDAPATAN),
(3) KESEHATAN (AHH)  DIHITUNG
DARI AKB.

IPM INDONESIA (2012): RANKING KE-


121 DARI 187 NEGARA  JAUH DI
BAWAH NEGARA ASEAN LAINNYA.
IPM dan Penyebab Kematian Bayi
Penyebab kematian
neonatal (0-1 bulan):
Pendidikan : • BBLR (29%),
• Asfiksia (27%),
RLS dan
• Tetatus (10%),
Kesejahteraan AMH • Masalah pemberian
Masyarakat minum (10%),
Kesehatan : • Infeksi (5%),
(UNDP) : • Gangguan hematologis
UHH <-- AKB
IPM/HDI (6%),
UHH :
• Lain-lain (13%).
2004 : 68,6 tahun
2004 : ke-111 dari 117 2005 : 69,8 tahun Penyebab kematian bayi (1
2005 : ke-117 dari 175 2006 : 70,2 tahun bulan-1 tahun) :
2006 : ke-107 dari 177
2007 : 70,5 tahun • Gangguan perinatal (36%),
2010 : 71,5 tahun • Gangguan pada saluran
2007 : ke-108 (Kemenkes)
nafas (28%),
2008 : ke-109 dari 179 • Diare (9%),
2009 : ke-111 dari 182 • Gangguan saluran cerna
2010 : ke-108 Ekonomi : (4%),
2011 : ke-124 dari 187 • Penyakit syaraf (3%),
2012 : ke-121 dari 187
Daya beli • Tetanus (3%),
2015 : ke-111 dari 188 • Gangguan lainnya (17%).
IPM  MDGs 2015 :
1. Memerangi kemiskinan dan
kelaparan.
2. Pendidikan untuk semua orang,
3. Promosi kesetaraan gender.
4. Penurunan angka kematian anak.
5. Peningkatan kesehatan ibu.
6. Memerangi HIV/AIDS.
7. Menjamin keberlangsungan
lingkungan.
8. Kemitraan global dalam
pembangunan.
5 (lima) prinsip dasar PHC
1. Pelayanan kesehatan yang utama dan dekat
dengan masyarakat,
2. Keikutsertaan masyarakat melalui partisipasi aktif,
3. Titik berat pada promotif dan preventif,
4. Menggunakan teknologi tepat guna,
5. Pendekatan lintas sektoral.

Tiga unsur utama PHC :


1. Mencakup upaya-upaya kesehatan dasar,
2. Mengikutsertakan peran serta masyarakat, dan
3. Mengikutsertakan kerjasama lintas sektoral.
Ciri-ciri PHC
1. Pelayanan kesehatan utama dan dekat dengan
masyarakat,
2. Pelayanan kesehatan menyeluruh (holistik) dan
komprehensif (promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif),
3. Pelayanan kesehatan yang terorganisasi,
4. Pelayanan kesehatan mementingkan kesehatan individu
maupun masyarakat,
5. Pelayanan kesehatan berorientasi kepada keluarga,
6. Pelayanan kesehatan berkesinambungan,
7. Pelayanan kesehatan progresif,
8. Pelayanan kesehatan tidak berpandangan pada salah
satu aspek saja.
Apakah PHC masih relevan?
• Why a renewal of primary health care (PHC), and why
now, more than ever? The immediate answer is the
palpable demand for it from Member States – not just
from health professionals, but from the political arena as
well. Globalization is putting the social cohesion of many
countries under stress, and health systems, as key
constituents of the architecture of contemporary
societies, are clearly not performing as well as they
could and as they should. People are increasingly
impatient with the inability of health services to deliver
levels of national coverage that meet stated demands
and changing needs, and with their failure to provide
services in ways that correspond to their expectations.
Few would disagree that health systems need to
respond better – and faster – to the challenges of a
changing world. PHC can do that.
• World Health Report 2000:
“If services are to be provided for all, then not all services can be provided” (WHR
2000).
• John Hall & Richard Taylor, MJA 2003:
“ There are strong indications that PHC has and can bring about marked gains in
health”. Confirmed by our own review of PHC effectiveness
• Gill Walt, BMJ 2004, commentary on World Health Report 2003:
“…inequalities must be confronted by strengthening health systems, building on the
values and practices of primary health care, the core principles of which remain as
relevant in 2003 as they did in Alma Ata in 1978”
• Lee Jong-Wook, Lancet 2003:
“To improve health-care access and outcomes, while narrowing equity gaps, WHO
will promote the scaling –up of health-care systems based on the principles of
primary health care.”
• PAHO conference 2007 and WHO Commission on Social Determinants of
Health work on health systems (on CD):
Both saw revitalising PHC as an essential element of improving health systems at
every level.
Global burden of desease  penyakit biaya tinggi
Global Burden Of Desease  Penyakit Biaya Tinggi
Inequity (ketidakadilan)
Sistem yang tidak adekuat
Akibatnya……
Apa yang salah?
Mereka yang konsisten dengan PHC
Reformasi tidak hanya sistem politik
tetapi juga kesehatan
Reformasi PHC (WHO, 2008)
1.Reformasi cakupan universal (universal
coverage reforms) : menjamin sistem kesehatan
berkontribusi pada keadilan kesehatan, keadilan
sosial dan pengeluaran
2.Reformasi pemberian pelayanan (service
delivery reforms) : mereorganisasi pelayanan
kesehatan sesuai kebutuhan dan harapan
rakyat, sehingga membuat mereka lebih relevan
secara sosial dan lebih responsif pada
perubahan dunia, sembari menghasilkan
keluaran (outcome) yang lebih baik,
Reformasi PHC (WHO, 2008)
3. Reformasi kebijakan publik (public policy
reforms) : menjamin kesehatan komunitas,
melalui aksi kesehatan publik yang terintegrasi
dengan PHC, menerapkan kebijakan kesehatan
lintas sektor dan memperkuat intervensi
kesehatan nasional dan transnasional,
4. Reformasi kepemimpinan (leadership reforms) :
menempatkan kembali ketidaksepadanan
kepercayaan pada komando dan kontrol pada
satu tangan, dan “cuek” (laisser-faire)
melepaskan pada Negara atau pada orang lain,
melalui kepemimpinan terbuka, partisipatif, dan
negosiasi.
Kunci sukses
• Layanan komprehensif dengan Paradigma
Sehat
• Sistem rujukan
• Ruang lingkup yang sesuai
• Teknologi sesuai
• Pemberdayaan masyarakat dan perempuan
• Integrasi program fokus kepada determinan
sosial
• Pendanaan yang memadai
Pembanguan Kesehatan Masyarakat Desa/PKMD
(village community health development)

• PKMD : Bentuk operasional PHC di


Indonesia
– Sebagai pendekatan kunci (key approach)
untuk mencapai Kesehatan Untuk Semua
(Kesuma)/Health For All (HFA)
– SKN (2004-2012) : PHC secara global telah
diakui sebagai pendekatan yang tepat dalam
mencapai kesehatan bagi semua,
– Diformulasikan sebagai visi Indonesia Sehat.
Pengertian Pendekatan PKMD
• Pendekatan PKMD (pendekatan edukatif) : serangkaian
kegiatan yang sistematis, terencana dan terarah untuk
menggali, meningkatkan, dan mengarahkan keikut
sertaan masyarakat agar dapat memanfaatkan potensi
yang ada, guna memecahkan masalah kesehatan yang
mereka hadapi (Departemen Kesehatan, 2002).
• PKMD : pendekatan upaya kesehatan esensial/dasar
yang dilaksanakan oleh individu, keluarga, dan
masyarakat dengan dukungan lintas program dan lintas
sektoral, menggunakan teknologi tepat guna yang
bertujuan untuk meningkatkan kemandirian keluarga dan
masyarakat termasuk pendanaannya di bidang
kesehatan.
Penjabaran Pengertian PKMD
1. PKMD : kegiatan sektor kesehatan dalam konteks pembangunan
masyarakat desa.
2. PKMD meliputi keseluruhan program kesehatan paripurna
(comprehenship) dengan menitik beratkan pada upaya promotif dan
preventif dengan tidak mengesampingkan upaya kuratif dan
rehabilitatif (Paradigma Sehat).
3. Pengembangan PKMD dilakukan melalui bimbingan teknis Tim
PKMD Puskesmas dan Kecamatan.
4. Pendekatan dilaksanakan melalui pendekatan edukatif, tanpa
meninggalkan pendekatan operasional.
5. Pedekatan operasional : segala pendekatan yang memungkinkan
tercapainya tujuan dan target program dan kegiatan PKMD :
 pendekatan tim (team approach),
 pendekatan multi disiplin (lintas program dan lintas sektoral),
 orientasi sistem (system approach),
 pendekatan integrasi fungsional (fungsional integrated).
Penjabaran Pengertian PKMD (lanjutan)

6.PKMD ditentukan oleh partisipasi serta


dukungan sumber daya dan potensi
masyarakat setempat.
5.Sasaran program PKMD merata di setiap
desa dan dusun.
6. Lokasi PKMD didasarkan atas kebutuhan
nyata dan potensi desa.
Ciri-ciri PKMD
1. Kegiatan-kegiatan PKMD didasarkan atas kesadaran masyarakat
dan dilaksanakan melalui usaha-usaha swadaya masyarakat
berdasarkan gotong royong dengan menggali dan menggunakan
sumber daya dan potensi masyarakat setempat.
2. Kegiatan-kegiatan PKMD berorientasi lintas program dan lintas
sektoral atas dasar musyawarah dan mufakat untuk mendorong
pencarian, penggunaan, dan pengembangan sumber daya dan
potensi lokal dalam masyarakat itu sendiri.
3. Kegiatan PKMD dilaksanakan oleh tenaga yang berasal dari
masyarakat sendiri dan diterima oleh lingkungannya, dengan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang sudah
dipersiapkan/dilatih. Tenaga tersebut dikenal sebagai Promotor
Kesehatan Desa (Prokesa/Kader kesehatan).
Ciri-ciri PKMD (lanjutan)

4.Kegiatan PKMD didukung dengan


penerapan/penggunaan teknologi tepat
guna (appropriate technology).
5.Bantuan pemerintah disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat dan tidak
menimbulkan ketergantungan.
6.Kegiatan masyarakat mencakup minimal
kegiatan 8 (delapan) elemen PHC.
Tujuan dan Sasaran PKMD
• Tujuan umum : meningkatkan PHBS melalui usaha
swadaya masyarakat sebagai bagian integral dari
pembangunan desa dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, mutu hidup, dan kesejahteraan
masyarakat.
• Tujuan khusus :
1. Meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
pemimpin/pemuka/tokoh masyarakat dalam merintis dan
menggerakkan upaya kesehatan di masyarakatnya;
2. Meningkatkan kemampuan organisasi masyarakat dalam
penyelenggaraan UKBM;
3. Meningkatkan kemampuan individu, keluarga dan masyarakat
dalam menggali, menghimpun, dan mengelola sumberdaya
(dana/sarana) masyarakat untuk upaya kasehatan.
Indikator Tercapainya Tujuan PKMD

• Semakin banyaknya jumlah UKBM seperti: Posyandu,


Pondok Bersalin Desa, Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes), P2M/PLP-PKMD, Usaha Kesehatan Gigi
Masyarakat Desa (UKGMD), Pos Upaya Kesehatan
Kerja (Pos UKK), Pos  Warung Obat Desa, Dana
Sehat-JPKM, dll;
• Semakin banyaknya organisasi masyarakat di bidang
kesehatan seperti Palang Merah Remaja, Saka Bhakti
Husada, Santri Husada dan lain-lain;
• Meningkatkan kualitas penyelenggaraan UKBM dan
mutu kegiatan organisasi masyarakat di bidang
kesehatan .
Sasaran PKMD
 Individu yang berpengaruh (tokoh masyarakat), baik
tokoh formal maupun informal (tokoh adat, tokoh agama,
tokoh wanita, tokoh pemuda, dsb).
 Keluarga dan persepuluhan keluarga (Dasa Wisma) dan
RT.
 Kelompok masyarakat dengan kebutuhan kesehatan
khusus, seperti generasi muda, wanita, angkatan kerja.
 Organisasi masyarakat seperti organisasi profesi,
pengobat tradisional, LSM, dsb.
 Masyarakat umum di desa, di kota dan di pemukiman
khusus (transmigrasi dan sebagainya)
Kebijakan PKMD
• Peningkatan peran serta masyarakat dilakukan melalui
berbagai jalur (multichannel), dengan mengutamakan
tokoh masyarakat dan Ormas dengan menerapkan
metode komunikasi, informasi, dan motivasi (KIM).
• Pembentukan dan pembinaan kepemimpinan yang
berorientasi kesehatan bagi pemimpin/pemuka/tokoh
dalam setiap organisasi kemasyarakatan.
• Pemberian kemampuan, kekuatan, dan kesempatan
pada Ormas untuk berkiprah dalam pembangunan
kesehatan dengan mendayagunakan sumber daya
masyarakat sendiri.
• Peningkatan kemampuan para penyelenggara upaya
kesehatan dalam menerapkan KIM dan menggalang
peran serta masyarakat untuk pembangunan kesehatan.
Strategi PKMD
1.Mematangkan kesiapan masyarakat untuk
berperan serta dalam pembangunan
kesehatan dengan menerapkan KIM,
melalui pendekatan kepada individu,
keluarga, kelompok persepuluhan, RT,
organisasi/kelembagaan masyarakat, dan
masyarakat umum.
Strategi PKMD (lanjutan)
2. Mewujudkan pemimpin kesehatan dalam
masyarakat dari pimpinan formal maupun
informal.
• Pimpinan formal : BPD, LPMD/LPMK PKK,
beserta perangkatnya.
• Pimpinan informal : organisasi masyarakat
atau kelompok masyarakat seperti
organisasi/kelompok keagamaan,
kewanitaan, kepemudaan, ketenagakerjaan,
ekonomi, pendidikan, peminatan, dan profesi.
Strategi PKMD (lanjutan)
3. Memperkenalkan, mengajak, memberi
kesempatan dan mengikutsertakan berbagai
organisasi masyarakat untuk berkiprah dalam
pembangunan kesehatan, sesuai dengan
kemampuan dan kewenangannya di semua
tingkat.
4. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
berkelanjutan bagi penyelenggara upaya
kesehatan guna mendalami dan mengamalkan
pendekatan kemasyarakatan yang berdayaguna
dan berhasilguna
Langkah pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan melalui pendekatan PKMD
1. Penggalangan komitmen dan dukungan para penentu
kebijakan dan para pengambil keputusan : dilaksanakan
melalui advokasi, silaturahim/anjang sana, dialog,
seminar dan lokakarya.
2. Pemberdayaan petugas kesehatan dan kerjasama lintas
program melalui rapat staf/dinamisasi staf, pelatihan,
orientasi atau sarasehan kepemimpinan di bidang
kesehatan.
3. Pemberdayaan masyarakat melalui rangkaian kegiatan
untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
mengenal dan memecahkan masalah kesehatan dengan
menggali, menghimpun, dan menggerakkan swadaya
masyarakat.
Rangkaian kegiatan pemberdayaan masyarakat
bidang kesehatan di tingkat desa
• Rakor tingkat desa.
• Survei Mawas Diri (SMD) untuk mengenali masalah
kesehatan (diagnosa masalah kesehatan oleh masyarakat).
• Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) untuk penentuan
bersama rencana pemecahan masalah kesehatan yang
dihadapi (penetapan pemecahan masalah oleh masyarakat).
• Tindak lanjut rencana kerja hasil MMD dengan melaksanakan
kegiatan kesehatan oleh dan untuk masyarakat dengan kader
yang telah terlatih sebagai motor penggeraknya.
• Monitoring dan evaluasi
• Pengembangan dan pelestarian kegiatan kesehatan oleh
masyarakat.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PKMD

UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ATAU PENGGERAKAN


PERAN-AKTIF MASYARAKAT MELALUI PROSES PEMBELAJARAN
YANG TERORGANISASI DENGAN BAIK (PENGORGANISASIAN MASYARAKAT – PKMD)

MENGIDENTIFIKASI
MASALAH, PENYE-
FASILITASI BAB & SUMBER DAYA FASILITASI
(SURVEI MAWAS DIRI)

PROSES
PEMBE-
MEMANTAU DAN LAJARAN DIAGNOSIS DAN RUMUS
EVALUASI UTK BINA MASY DESA KAN ALTERNATIF2
KELESTARIAN (SPIRAL PE- PEMECAHAN
MECAHAN
MASALAH)

FASILITASI MENETAPKAN
& MELAKSANAKAN FASILITASI
PEMECAHAN
TAHAP2 PENGGERAKAN/PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PENGEMBANGAN TIM PETUGAS

FASILITATOR FORUM FORUM FORUM


DESA SIAGA DESA SIAGA DESA SIAGA
TK. PROV TK. KAB/KO TK. KEC

= BISA DLM
BENTUK RAPAT2
/LOKAKARYA/LA-
INNYA
LINTAS LINTAS
PROGRAM, PROGRAM, PUSKESMAS, FORUM DINAMAI
LINTAS LINTAS LINTAS SESUAI KESEPA-
SEKTOR, SEKTOR, SEKTOR, KATAN/GUNAKAN
LSM, DLL NAMA YANG SUDAH
LSM, DLL LSM, DLL ADA, MISAL: FORUM
TK. PROV. TK. KAB/KO TK. KEC
KABUPATEN SEHAT
PENGEMBANGAN TIM DI MASYARAKAT

FORUM FORUM
DESA SIAGA MASY
TK. KEC DESA

S
SURVEI MAWAS DIRI (SMD)
M
HASIL:
D - MASALAH2 KES
- PENYEBAB
MASALAH2 (TERMASUK
PEMUKA2 PERILAKU TIDAK
MASY, SEHAT)
LPMD, PKK, - KONDISI UKBM
DLL MASYARAKAT (JIKA ADA)
DI DESA DESA - POTENSI2 DI DESA
TERPILIH - DLL
HASIL RAPAT :
MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA -URUTAN PRIORITAS MASALAH-
MASALAH KES DI DESA
- ALTERNATIF2 PEMECAHAN
SETIAP MASALAH KESEHATAN
RAPAT2 - PENTINGNYA POSKESDES
HASIL
FORUM - POTENSI YANG ADA UNTUK PEME-
SMD CAHAN MASALAH-MASALAH
MASY DESA
- BANTUAN/DUKUNGAN YANG DIHA-
RAPKAN DAN PIHAK-PIHAK YANG
AKAN DIADVOKASI
- DLL

ADVOKASI
KE BERBAGAI HASIL MUSYAWARAH :
PIHAK - KESEPAKATAN TENTANG URUTAN
PRIORITAS MASALAH2 KESEHATAN
- RENCANA PEMBENTUKAN
POSKESDES
- RENCANA OPERASIONAL PE-
MECAHAN MASALAH KESEHATAN
PERTAMA
MUSYAWARAH - RENCANA JANGKA PANJANG
BERBAGAI
MASYARAKAT (UMUM)  GARIS BESAR REN-
PIHAK
DESA CANA PEMECAHAN MASALAH2
KESEHATAN KEDUA, KETIGA, DST
PELAKSANAAN KEGIATAN

PEMILIHAN
PENGURUS & KADER
MATERI: PENGELOLAAN DESA SIAGA,
PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN
POSKESDES, PENGEMBANGAN DAN
ORIENTASI/ PENGELOLAAN UKBM, SURVEILANS,
PELATIHAN KADER KESIAPSIAGAAN DAN KEDARURATAN,
PENYEHATAN LINGKUNGAN, PENGEM-
BANGAN KADARSI DAN PHBS, DLL

PEMBANGUNAN
POSKESDES DAN
PENGEMBANGAN
UKBM-UKBM LAIN
PENYELENGGARAAN POSKESDES,
PENGEMBANGAN/REVITALISASI UKBM,
PENYELENGGARAAN UKBM, SURVEILANS,
KESIAPSIAGAAN DAN KEDARURAT-
PENYELENGGARAAN AN, PENYEHATAN LINGKUNGAN,
KEGIATAN PENGEMBANGAN KADARSI DAN PHBS, DLL
PEMBINAAN DAN PENINGKATAN

YANG SANGAT PENTING UNTUK DIKEMBANGKAN ADALAH UPAYA-


UPAYA MEMELIHARA KELESTARIAN KADER  MOTIVASI KADER

- PEMBERIAN TUGAS-TUGAS YANG MENAN-


TANG DAN MENDATANGKAN KEPUTUSAN
KADER BATIN/KEBANGGAAN
DG KEB. - PUJIAN/PENGHARGAAN
PSIKO
LOGIS

- PEMBERIAN SEBANYAK MUNGKIN


KADER DG KESEMPATAN BERINTERAKSI
KEBUTUHAN DENGAN ORANG/PIHAK LAIN
SOSIAL (DIIKUTKAN DLM PERTEMUAN2)
- PEMBERIAN ATRIBUT/SERAGAM

- PEMBERIAN INSENTIF/GAJI
KADER DG - PEMBERIAN FASILITAS (MISAL:
KEBUTUHAN BEROBAT GRATIS)
DASAR/EKONOMI - PEMBERIAN DANA OPERASIONAL
- DIFASILITASI UTK WIRAUSAHA

JENIS-JENIS KADER BERDASAR MOTIVASI


KEBUTUHANNYA /PEMENUHAN KEBUTUHAN
RAGAM KEGIATAN PHC
• Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)
• BKB (Bina Keluarga Balita)
• Posyandu Usila (Posyandu Usia Lanjut)
• Poskestren (Pos Kesehatan Pesantren)
• Pos Obat Desa (POD)
• Kelompok Peminat Kesejahteraan Ibu dan Anak
(KP-KIA)
• Pos UKK (Upaya Kesehatan Kerja)
RAGAM KEGIATAN PHC
• Pemberantasan Penyakit Menular dengan pendekatan PKMD
(P2M-PKMD)
• Penyehatan Lingkungan Pemukiman dengan pendekatan PKMD
(PLP-PKMD) atau Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan
(DPKL)
• Dokter kecil
• Remaja Anti Diare
• SBH (Saka Bhakti Husada)
• Santri Husada (dari kalangan pondok pesantren)
• Taruna Husada (dari kalangan Karang Taruna)
RAGAM KEGIATAN PHC
• Irma Husada (dari kalangan Ikatan Remaja Masjid)
• Kader jalan kaki (di Irian Jaya)
• Maklurah (makan telur di sekolah) dan Misusah
(minum susu di sekolah)
• TOGA (Taman Obat Keluarga)
• Dana Sehat Pola PKMD
• Dana Sehat Pola UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
RAGAM KEGIATAN PHC
• Dana Sehat Pola Pondok Pesantren
• Dana Sehat Pola KUD (Koperasi Unit Desa)
• Dana Sehat Pola UKK (Upaya Kesehatan Kerja)
• Dana Sehat Pola PKK (Pembinaan Kesehatan Keluarga)
• Dana Sehat Angkot (Angkutan Perkotaan)
• Keluarga Mandiri
• BKB (Bina Keluarga Balita)
• PSPB (Pemantauan dan Stimulasi Perkembangan Balita)
• Arisan Jamban Keluarga
• Arisan Rumah Sehat
RAGAM KEGIATAN PHC
• Karang Werda
• Pondok bidan
• Polindes (Pondok Bersalin Desa)
• Poskesdes (Pos Kesehatan Desa)
• PPD (Pertolongan Persalinan Di rumah)
• Paguyuban peserta KB
• Sarasehan Battra (Pengobat tradisional)
• Pusikes (Pusat Informasi Kesehatan)
RAGAM KEGIATAN PHC
• Polindes (Pondok Bersalin Desa)
• Poskesdes (Pos Kesehatan Desa)
• Penyehatan Lingkungan Pemukiman dengan pendekatan PKMD
(PLP-PKMD) atau Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan
(DPKL)
• Dokter kecil
• SBH (Saka Bhakti Husada)
• TOGA (Taman Obat Keluarga)
• Dana Sehat Pola PKMD
• Dana Sehat Pola UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
RAGAM PHC
• Puskesmas dan Jaringannya
• Posyandu
• Poskesdes
Sistem kesehatan sebelum PHC
• Sistem kesehatan tradisional
 Ada di hampir setiap negara/wilayah
 Beberapa sangat maju seperti sistem pengobatan
Cina dan Ayur Weda
 Berbasis masyarakat (wilayah/budaya/kepercayaan)
dan bisa diakses dengan mudah
 Terkadang memberikan pelayanan seorang diri di
pedesaan
 Umumnya bersifat kuratif, tetapi ada beberapa yang
preventif
• Periode kolonial 1900 - 1949
• Mass disease control: 1950 - 1977
Posyandu Riwayatmu Dulu

UPGK & BKB Keterpaduan KB Posyandu


(Pokbang, 1980) Kesehatan (1983) (1985)

PROGRAM YANG BERDAYA UNGKIT GOBI PROGRAM :


TINGGI PADA PENURUNAN AKB DAN AKI :  Growth monitoring,
KIA  Oral rehidration
KB Program Breast feeding
Perbaikan gizi Keterpaduan promotion
Imunisasi Kes-KB Immunization
Penanggulangan diare
Kebijakan Posyandu
KB: Kepertaan > 70% KES, AKB : 90,3 /1000 KH; AKI ?
Program Kesehatan - KB
1. KIA
2. Keluarga Berencana (KB)
3. Perbaikan gizi
4. Imunisasi
5. Penanggulangan diare

GOBI PROGRAM (UNICEF):


1. Growth monitoring,
2. Oral rehidration teraphy
3. Breast feeding promotion,
4. Immunization

POS PELAYANAN TERPADU KESEHATAN-KB (POSYANDU)


Program pelayanan KB- Sasaran lima program :
Kesehatan yang mempunyai
daya ungkit terbesar terhadap 1. Ibu usia subur
penurunan AKB, AKBa, dan
angka kelahiran :
2. Ibu hamil,
1.KIA 3. Ibu menyusui,
2.KB
4. Bayi (0 - 1 th)
3.Perbaikan gizi
4.Imunisasi 5. Anak balita (1 – 5 th)
5.Penanggulangan diare.

Pelayanan lima program dipadukan di satu tempat, 


memudahkan bagi yang dilayani maupun yang melayani 
POSYANDU
• Posyandu : wadah komunikasi dan alih teknologi dalam
pelayanan KB dan kesehatan yang dikelola dan
diselenggarakan oleh dan untuk masyarakat dengan
dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas
kesehatan dan keluarga berencana dalam rangka
pencapaian keluarga berkualitas.
• Nilai strategis : dibudayakan melalui pendekatan ini adalah
keterpaduan pengembangan sumber daya manusia sedini
mungkin dengan peran serta masyarakat.
Tujuan penyelenggaraan Posyandu :
1. Menurunkan AKB, AKI dan penurunan angka kelahiran,
2. Membudayakan NKKBS (sekarang Keluarga Berkualitas),
3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan KB dan kesehatan serta kegiatan
lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat
sejahtera,
4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga
Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi
Keluarga Sejahtera

Tujuan akhir program : perubahan perilaku kesehatan yang


terwujud dalam praktik-praktik individual.  peningkatan
jumlah pengguna fasilitas-fasilitas kesehatan pedesaan,
terutama Posyandu
Beberapa manfaat Program Keterpaduan KB-
Kesehatan  POSYANDU

1. Kegiatan dilaksanakan secara terpadu, maka masing-masing


program dapat mencapai hasil yang optimal,
2. Masyarakat memperoleh kemudahan pelayanan KB-
kesehatan pada waktu dan tempat yang sama,
3. Dicapai peningkatan hasil guna dan daya guna sumber daya,
4. Dihindari pemborosan waktu dan sumber daya masyarakat,
5. Cakupan pelayanan menjadi lebih luas dan lebih besar,
sehingga dipercepat terwujudnya peningkatan derajat
kesehatan ibu, bayi, anak balita dan terwujudnya Keluarga
Berkualitas.
POSKESDES
• UKBM yang dibentuk di desa dalam rangka
mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar untuk
masyarakat desa.
• Sebagai pusat pengembangan/revitalisasi UKBM lain dan
koordinator UKBM yang ada, misal Posyandu, Poskestren
 membina kelestarian UKMB.
• Diselenggarakan oleh tenaga kesehatan (minimal seorang
bidan) dibantu oleh 2 orang kader.
• Disediakan sarana fisik bangunan, perlengkapan dan
peralatan kesehatan serta sarana komunikasi (telefon, ponsel
atau kurir).
• Pelayanan dilaksanakan baik di dalam gedung maupun di
luar gedung
Jenjang struktur pelayanan kesehatan

RS Kab/Kota Tingkat Kab/Kota

Puskesmas Tingkat Kecamatan

Pustu Beberapa Desa

Poskesdes Tingkat Desa

Posyandu Tingkat RW/Dusun


Tujuan Poskesdes
 Tujuan umum : terwujudnya masyarakat sehat yang siaga
terhadap permasalahan kesehatan di wilayah desanya.
 Tujuan khusus :
1. Terselenggaranya upaya pemberdayaan masyarakat dalam
rangka meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
menolong dirinya dibidang kesehatan;
2. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang
dilaksanakan oleh masyarakat dan tenaga profesional
kesehatan;
3. Terkoordinasinya penyelenggaraan UKBM lainnya yang
ada di desa.
Ruang Lingkup Kegiatan Poskesdes

Upaya kesehatan menyeluruh mencakup


promotif, preventif dan kuratif, utamanya :
 Pengamatan dan kewaspadaan dini
(surveilans penyakit, gizi, perilaku berisiko,
dan lingkungan);
 Penanganan kegawatdaruratan;
 Kesiapsiagaan terhadap bencana;
 Pelayanan kesehatan dasar.
Fungsi Poskesdes :
1. Wahana peran aktif masyarakat di
bidang kesehatan;
2. Wahana kewaspadaan dini terhadap
berbagai risiko dan masalah kesehata;
3. Wahana pelayanan kesehatan dasar;
4. Wahana pembentukan jejaring
berbagai UKBM yang ada di desa.
Manfaat Poskesdes :
1. Bagi Masyarakat Desa :
a. Permasalahan kesehatan di desa dapat
dideteksi secara dini,  bisa ditangani
dengan cepat, sesuai kondisi, potensi dan
kemampuan yang ada;
b. Masyarakat desa dapat memperoleh
pelayanan kesehatan dasar yang dapat
dijangkau (secara geografis).
PERAN TIM PENGGERAK PKK

• BERPERAN AKTIF DLM PENGEMBANGAN & PENYELENGGARA-


AN UKBM (POSKESDES, POSYANDU, DLL)
• MENGGERAKKAN KADER UTK MENGELOLA &
MENYELENGGARAKAN UKBM YG ADA
• MENGGERAKKAN MASYARAKAT UTK MEMANFAATKAN UKBM
YG ADA
• MENYELENGGARAKAN PENYULUHAN KES DLM RANGKA MEN-
CIPTAKAN KADARZI & PHBS

PERAN ORG MASY/LSM/DUNIA USAHA


• MEMBERIKAN DUKUNGAN DANA & SARANA UTK PENGEM-
BANGAN & PENYELENGGARAAN DESA SIAGA
• BERPERAN AKTIF DLM PENYELENGGARAAN DESA SIAGA
Peran kader kesehatan
• Sebagai manajer (bukan hanya pelaksana)
• Pelopor dan teladan dalam melaksanakan
kegiatan PKMD, PHBS
• Pelaksana dan pemelihara kegiatan program
PKMD,
• Menjaga kelangsungan dan kelestarian
kegiatan program PKMD,
• Menghubungkan antara warga masyarakat
dengan petugas dan sarana layanan
kesehatan.
INDIKATOR KEBERHASILAN
PENGEMBANGAN PHC (DESA SIAGA)

• INDIKATOR MASUKAN (INPUT):


- ADA/TIDAKNYA FORUM MASYARAKAT DESA
- ADA/TIDAKNYA POSKESDES & SARANANYA
- ADA/TIDAKNYA TENAGA KESEHATAN (MINIMAL BIDAN)
- ADA/TIDAKNYA UKBM LAIN

• INDIKATOR PROSES (PROCESS):


- FREKUENSI PERTEMUAN FORUM MASYARAKAT DESA
- BERFUNGSI/TIDAKNYA POSKESDES
- BERFUNGSI/TIDAKNYA UKBM YG ADA
- BERFUNGSI/TIDAKNYA SISTEM KESIAPSIAGAAN &
PENANGGULANGAN KEGAWATDARURATAN & BENCANA
- BERFUNGSI/TIDAKNYA SISTEM SURVEILANS (PENGA-
MATAN & PELAPORAN)
- ADA/TIDAKNYA KUNJUNGAN RUMAH UTK KADARZI &
PHBS (OLEH NAKES &/KADER)
INDIKATOR KEBERHASILAN
PENGEMBANGAN PHC (DESA SIAGA)

• INDIKATOR KELUARAN (OUTPUT):


- CAKUPAN YANKES POSKESDES
- CAKUPAN PELAYANAN UKBM2 YANG ADA
- JML KASUS KEGAWATDARURATAN & KEJADIAN LUAR
BIASA (KLB) YG DILAPORKAN/DIATASI
- CAKUPAN RUMAH TANGGA YG MENDPT KUNJUNGAN
RUMAH UTK KADARZI & PHBS

• INDIKATOR DAMPAK (OUTCOME):


- JML YG MENDERITA SAKIT (KESAKITAN KASAR)
- JML YG MENDERITA GANGGUAN JIWA
- JML IBU MELAHIRKAN YG MENINGGAL DUNIA
- JML BAYI & BALITA YG MENINGGAL DUNIA
- JML BALITA DENGAN GIZI BURUK
Indonesia lamban mencapai MDGs.
• Sumber kelambanan, antara lain :
– Masih tingginya AKI ,
– Laju penularan HIV/AIDS belum teratasi,
– Pemenuhan air bersih yang rendah dan sanitasi
yang buruk,
– Tidak adanya pengakuan inisiatif masyarakat.
– Pemerintah tidak mendorong kepemilikan MDGs
kepada rakyatnya  Pencapaian MDGs identik
dengan pelaksanaan program pemerintah 
Pencapaian MDGs belum mengikut sertakan
masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat
ANGKA KEMATIAN BAYI
PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP

160
140 145
120
100 109
80 71
60 63 60 55 54
40 41 30.8 29.4 28.1 26.9
20
0
1967 1976 1986 1990 1992 1995 1996 1997 2004 2005 2006 2007
ANGKA KEMATIAN IBU MATERIAL (AKI)
PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP

No. Penelitian / survei Tahun AKI


1. Penelitian dari pencatatan 12 Rumah Sakit 1977-1980 370
Pendidikan
2. Ujung Berung (UNPAD) 1978-1980 170
3. SKRT 1980 150
4. Kabupaten Sukabumi (UNPAD) 1982 450
5. SKRT 1992 425
6. Survei Demografi Kesehatan Indonesia 1994 390
7. SKRT 1995 373
8. SDKI 2003 307
9. SDKI 2005 262
10. SDKI 2006 255
11. SDKI 2007 248
12. UNFPA 2008 420
Besarnya AKI menggambarkan
rendahnya :
• Kesadaran PHBS,
• Status gizi dan status kesehatan ibu,
• Cakupan dan kualitas pelayanan untuk
ibu hamil, ibu melahirkan, dan ibu
nifas,
• Kondisi kesehatan lingkungan.
Kondisi Kesehatan Indonesia : HASIL PHC
SEBELUM MASA REFORMASI
REFORMASI
334 (1997) AKI 228 (2007); 359 (2012)
46 (1997) AKB 32 (2012)
58 (1997) AKBa 40 (2012)
53,87 % (1997) % Persalinan ditolong Nakes 81,25 % (2011)
10,51% (1998) Prevalensi gizi buruk 4,9% (2010)
81% (1997) Bayi mendapat imunisasi DPT 89,07 % (2011)
62,87 % (1997) Bayi mendapat imunisasi 76,88 %(2011)
campak

64,25 tahun (1997) UHH 70,6 tahun (2010)


250.282 (1997) Jumlah Posyandu 275.942 (2012)

Sumber : SDKI 2012, BPS & Kemnekes


Laju perbaikan AKI Indonesia : Lamban
Negara AKI
Singapura 3
Brunei 24
Malaysia 29
Thailand 48
Vietnam 59
Filipina 99
Indoensia 228 (2007) – 359 (2012)
IPM/HDI INDONESIA (UNDP 2004 -1012)
Tahun Ranking IPM
2004 111 dari 117 negara
2005 117 dari 175 negara
2006 107 dari 177 negara
2008 109 dari 179 negara
2009 111 dari 182 negara
2010 108 dari 187 negara
2012 121 dari 187 negara
Fakta ini  Makin merosotnya kualitas hidup
manusia Indonesia
Kondisi dan Target MDGs
MDGs Kondisi Saat Ini Target 2015
MDGs 1 : Balita 18,4% 15,5%
kurang gizi:
MDG’s 4:
• Menurunkan AKB 34/1.000 KH 32/1.000 KH
• Menurunkan AKBa 40/1.000 KH 32/1.000 KH
MDG’s 5 : 228 /100.000 102/100.000 KH
Menurunka KH (2007)
n AKI 359 (2012)
PREVALENSI BALITA KEKURANGAN
ENERGI DAN PROTEIN (KEP)
(Hasil Pemantauan Status Gixi Melalui Posyandu
tahun 1994-2007)

35
29 28.6
30 26.3 25.8 24.7 23.6
25 23.1 21.9
20
15
10
5
0
1994 1995 1996 1997 2003 2005 2006 2007
TAHUN 134
Penelitian gizi buruk Balita
di Sumatra Barat, gizi buruk
balita disebabkan karena :
1. Daya beli masyarakat
menurun.
2. Ketidaktahuan orang tua
terhadap kesehatan dan
gizi.
3. Posyandu tidak berperan
sebagaimana mestinya.
Dampak Gizi Buruk Balita

• Kekurangan gizi pada balita 


tumbuh kembang otak tidak optimal
 gangguan kecerdasan (empty
brain) dan mental  menurunkan
potensi pendidikan, ketahanan tubuh
dan produktivitas  IPM rendah
Muncul kembali dan
merebahnya penyakit polio
(Maret 2005)  belum semua
bayi mendapatkan imunisasi
polio  pelayanan kesehatan
dasar (Posyandu) belum
berjalan atau belum
dimanfaatkan oleh masyarakat.
PERKIRAAN ANGKA KELAHIRAN TOTAL
PER WANITA USIA SUBUR

4.5 4.1
4
3.3
3.5
2.9 2.8
3 2.6
2.5
2
1.5
1
0.5
0
1980-1985 1985-1990 1990-1995 1995-1997 2002-2003
TAHUN
ESTIMASI ANGKA HARAPAN HIDUP TAHUN
1967 - 2007

80
70 69.8 70.2 70.5
63.9 64.3 66.2
60 59.8 61.5 62.3 62.7

50 52.2
UMUR

45.7
40
30
20
10
0
1967 1976 1986 1990 1992 1995 1996 1997 2004 2005 2006 2007
TAHUN
139

Anda mungkin juga menyukai