Anda di halaman 1dari 10

Pendidikan Kewarganegaraan

Kasus-kasus Tentang
Kewarganegaraan
Nama : Dwi Finta Sari
NIM : 4153121016
Kelas : Fisika DIK B 2015

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
Pendahuluan
Hak-hak Asasi perempuan masih belum terlindungi. Kesetaraan dan
penghapusan diskriminasi terhadap perempuan sering menjadi pusat
perhatian dan menjadi komitmen bersama untuk melaksanakannya.
Akan tetapi dalam kehidupan sosial pencapaian kesetaraan akan
harkat dan martabat perempuan masih belum menunjukkan
kemajuan yang signifikan. Isu HAM dan perempuan belum direspon
secara serius oleh negara. Isu kekerasan sistematis berbasis gender,
hak-hak politik dan hak atas pekerjaan bagi perempuan kerap
dilanggar. Pemberantasan trafficking perempuan dan anak masih
belum menjadi agenda utama negara. Jika hal ini tidak disikapi
secara serius, dikhawatirkan Indonesia terancam sebagai negara
tidak berkomitrnen terhadap adanya transaksi manusia dalam
pelanggaran HAM perempuan. Banyak hak-hak perempuan atas
pekerjaan masih banyak menghadapi berbagai benturan baik itu
karena persoalan implementasi hukum yang tidak konsisten maupun
persepsi yang berbeda mengenai peran perempuan di sektor publik.
Pembahasan Masalah
Ketidakadilan yang dialami kaum perempuan masih
merupakan fenomena yang tidak kelihatan. Hal ini
mendorong mereka untuk memproklamasikan
serangkaian hak-hak perempuan sebagai pelindung dari
berbagai bentuk kekerasan, diskriminasi dan degradasi
yang tidak kelihatan tersebut. Dengan menyuarakan
aspirasi mereka tentang HAM pada dasarnya kaum
perempuan membawa ke garis terdepan nilai-nilai dan
tuntutan akan keadilan yang bukan ekslusif perempuan,
tetapi demi kelangsungan hidup manusia keseluruhan.
Hak asasi perempuan sebagai HAM tampaknya masih
menjadi pertanyaan dan perdebatan sampai sekarang.
Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang
HAM disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat
hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia”

Hak asasi Perempuan merupakan bagian dari Hak asasi manusia.


penegakan hak asasi perempuan merupakan bagian dari penegakkan
hak asasi manusia. Sesuai dengan komitmen internasional dalam
Deklarasi PBB 1993 , maka perlindungan, pemenuhan dan
penghormatan hak asasi perempuan adalah tanggung jawab semua
pihak baik lembaga-lembaga Negara ( eksekutif, legislatif, yudikatif )
maupun Partai politik dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Bahkan warga Negara secara perorangan punya tanggung jawab untuk
melindungi dan memenuhi hak asasi perempuan .
UPAYA
Bermacam usaha telah lama diperjuangkan untuk melindungi
hak asasi perempuan dan kebebasan bagi perempuan, namun
sampai dewasa ini hasilnya belum signifikan.
Di perlukan berbagai instrumen nasional tentang perlidungan
hukum terhadap hak asasi perempuan. Di level Perserikatan
Bangsa-Bangsa masalah perlindungan hak asasi perempuan
sudah sangat dipahami antara lain melalui Deklarasi Beijing
Platform, pada tahun 1995 yang melahirkan program –
program penting untuk mencapai keadilan gender. Di
Indonesia, sesungguhnya sudah cukup banyak perlindungan
hukum terhadap hak asasi perempuan, baik dalam bentuk
peraturan perundang-undangan maupun dalam bentuk
kebijakan-kebijakan negara. Namun hak asasi perempuan
masih belum terlindungi secara optimal.
Contoh kasus pelanggaran
HAM terhadap Perempuan
1. Kasus yang menimpa Tenaga Kerja Wanita
Para pahlawan devisa negara ini sering kali mendapat perlakuan yang tidak
manusiawi oleh majikannya. Tak jarang mereka mendapat siksaan lahir
maupun batin. Secara batin mereka sering dicacimaki, dihujat bahkan
diludahi dengan kata-kata yang sangat menyiksa batin mereka. Yang lebih
miris adalah Siksaan lahir yang mereka terima, mereka sering dianiaya,
misalnya saja dengan disetrika tubuhnya, disiram air panas, dan bahkan
mereka sering mendapat perlakuan pelecehan seksual oleh majikannya.
Bercermin dari hal-hal tersebut seharusnya pemerintah lebih extra
memberikan perhatian dan penanganan terhadap masalah TKW. Namun
nyatannya pemerintah belum tuntas dalam menangani masalah ini. kasus
Kekerasan yang menimpa pembantu rumah tangga tidak hanya dialami
oleh TKW saja, bahkan pembantu-pembantu rumah tangga dalam
negeripun tak sedikit yang mendapat perlakuan hal memilukan tersebut.
Akan tetapi seharusnya para majikan sadar, para TKW itu bekerja untuk
mendapatkan nafkah bagi keluargannya, dan mereka juga berhak mendapat
penghidupan yang layak.
2. Kasus pelecehan seksual ditempat umum
Akhir-akhir ini, sering terjadi pelecehan seksual terhadap perempuan di
angkutan umum. Para oknum-oknum nakal ini sering mencuri kesempatan
terhadap para kaum hawa yang mereka anggap lebih lemah. Parahnnya lagi jika
sampai ada korban yang diperkosa lalu dibunuh atau dibunuh baru diperkosa.
Lebih mirisnya lagi kasus pelecehan seksual tidak hanya terjadi terhadap
perempuan-perempuan remaja atau dewasa saja. Namun yang lebih
mengenaskan pelecehan itu dilakukan terhadap anak-anak di bawah umur.
Para pelaku tindak kejahatan ini sering menggunakan kesempatan bahwa
anak-anak masih lemah dan sulit untuk melawan. Bertumpu pada hal ini maka,
peran orang tua juga sangat dibutuhkan. Pengawasan dari orang tua sangatlah
penting, demi keselematan buah hati tercintannya. Ironisnya lagi terdapat
beberapa kaum laki-laki yang melakukan hal mungkar tersebut perempuan-
perempuan gila di pinggir-pinggir jalan. Sampai-sampai mereka hamil dan
ditinggalkan begitu saja. Perbuatan-perbuatan yang tidak bermartabat ini
membuat kaum perempuan sering merasa was-was jika mereka bepergian,
khususnya jika sendiri. Tentu saja hal-hal tersebut sungguh tidak manusiawi,
serta mencermikan betapa karut marutnya perlindungan Hak Asasi Manusia
terhadap perempuan di Indonesia.
3. Masalah Kekerasan dalam Rumah Tangga
Banyak kasus mencuat yang mengenai kekerasan dalam rumah
tangga. Dalam kasus ini yang paling menonjol adalah suami yang
tega menganiaya istrinya sendiri. Kekerasan yang dilakukan oleh
sang suami merupakan tamparan keras terhadap kehidupan sang
istri. Perbuatan itu dapat menimbulkan penderitaan lahir maupun
batin sang istri. Sang istri dapat mengalami tekanan batin, depresi,
bahkan stres berat. Karena seharusnya suami yang menjadi kepala
keluarga dan imam yang baik bagi keluargannya. Tetapi dia malah
melakukan perbuatan yang tidak sepantasnya dilakukan oleh
seorang kepala keluarga. Jika masalah kekarasan dalam rumah
tangga tersebut sampai melibatkan buah hati mereka. Berarti kasus
terhadap pelanggaran Hak Asasi Manusia kembali terjadi. Karena
keluarga yang seharusnya memberikan fungsi afeksi terhadap
keluarganya, malah berbalik kenyataan.
PENUTUP
Dengan melihat fakta-fakta yang telah terkuak tersebut,
seharusnya itu menjadi cerminan bagi kinerja pemerintah
untuk melindungi rakyatnya dari kejahatan yang
membahayakan nyawa mereka. Dengan kenyataan tersebut
diharapkankasus-kasus kekerasan yang mengakibatkan
pelanggaran HAM dapat diberantas. Sehingga semua warga
negara khususnya kaum perempuan dapat mendapatkan hak
rasa aman atas dirinya. Sehingga mereka tak merasa was-
was dan khawatir lagi atas keselamatan dirinya. Namun
demi terwujudnya kehidupan yang aman dan nyaman tanpa
pelanggaran HAM tidak hanya peran dari pemerintah yang
dibutuhkan, akan tetapi butuh kekompakan dan sinergi antar
pemerintah dan seluruh warga Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai