Anda di halaman 1dari 13

JOURNAL READING

“Patterned Genital Injury in Cases


of Rape – A Case – Control Study“
Oleh:
Erly Tibyan Wahyuly
Pembimbing:
Dr. Irawanto R.B.S., SpKF MHKes
Identitas Jurnal
• Judul : Patterned Genital Injury in Cases of Rape – A Case –
Control Study
• Penulis : Astrup B.S., Ravn P., Thomsen J.L., dan Lauritsen J.
• Penerbit : Journal of forensic and legal medicine
• Tahun terbit: 2013
• Halaman : 525 – 529
Abstrak
• Pola cedera genital yang membedakan trauma yang terlihat
pada kasus-kasus kekerasan seksual dan trauma yang
terlihat setelah hubungan seksual konsensual masih
menjadi perdebatan
• Desain penelitian yang digunakan adalah case control
prospektif. Sebanyak 98 subjek kontrol dan 39 subjek kasus
diperiksa dalam penelitian ini, pemeriksaan dilakukan
dengan mata telanjang, kolposkopi, dan pewarnaan toluidin
biru yang diikuti dengan kolposkopi.
• Secara keseluruhan, kedua subjek memiliki paling tidak
satu lesi yang sangat mirip. Akan tetapi, pada subjek kasus,
lesi lecet lebih terlihat nyata, lebih cenderung hematom,
dan frekuensi lesi multiple yang lebih tinggi. Subjek kasus
memiliki frekuensi lesi yang lebih tinggi di lokasi selain dari
posisi jam 6. Data penelitian menunjukkan bahwa subjek
kasus memiliki lesi yang lebih besar dan lebih kompleks
• Kesimpulannya, penelitian ini telah mengkonfirmasi adanya
perbedaan lesi genital pada kedua kelompok
Pendahuluan
• pola cedera yang khas pada korban
Cedera genitalia perkosaan lesi tampak multiple
konsensual • hubungan seksual konsensual lesi
Perdebatan tampak tunggal di forchette posterior
• studi lain  tidak menemukan
Cedera genitalia adanya pola cedera pada kedua
pemerkosaan kelompok
• Penjelasan lebih rinci tentang suatu
pola  membantu saksi ahli

menggambarkan pola cedera secara prospektif


Metode
SDARC
• Southern Denmark Sexual Assault Referal
Centre
• layanan 24 jam yang menerima korban
kekerasan seksual dari kedua jenis kelamin,
usia ≥ 15 tahun, dengan atau tanpa
melaporkan ke polisi sebelumnya
• Staf  perawat khusus (bukan perawat
penelitian di SDSARC forensik) dan dokter yang mengkhususkan
diri dalam kedokteran forensik
Penelitian ini
Peserta
• Kasus perempuan dewasa dimasukkan secara berurutan selama dua tahun
(Agustus 2009 hingga Juli 2011)
• Subjek kasus remaja (usia 15-17 tahun) hanya diminta berpartisipasi jika orang
tua atau wali hukum hadir
• Subjek kontrol direkrut selama dua bulan (Musim Semi 2010), yaitu para
mahasiswa di Universitas Lillebaelt, Kesehatan dan Ilmu Sosial (sekitar 1200
orang).
– 110 perempuan
– Semua subjek kontrol diinstruksikan untuk melakukan hubungan seksual sesuai dengan
rutinitas normal mereka, termasuk penetrasi penis sebagai suatu keharusan dalam 48 jam
pemeriksaan
– Tepat sebelum pemeriksaan, mereka menjawab kuesioner yang berisi pertanyaan terkait
masalah ginekologi, kebiasaan seksual, dan sifat hubungan seksual terbaru mereka.
Investigasi Klinis
Pemeriksaan mata telanjang

Kolposkopi genitalia eksterna

Pewarnaan dengan Toluidin biru

Point B

pemeriksaan vagina dan servix


dengan spekulum dan kolposkop
Laserasi
Sifat Lesi
Diskontinuitas epidermis dan dermis. Seringkali disebabkan oleh gaya tumpul seperti
merobek, menghancurkan atau meregangkan. Menyerap pewarna toluidine biru jika
tidak ditutupi oleh fibrin

Abrasi
paparan traumatik epidermis bawah atau dermis atas. Lapisan terluar kulit dikerok dari
lapisan yang lebih dalam. Sering disebabkan oleh gosokan lateral atau meluncur
melawan kulit secara tangensial bukan secara vertikal. Toluidin biru akan diserap jika
dermis bagian atas terkena.

Hematoma
Ekstravasasi darah ke jaringan di bawah epidermis utuh. Sering disebabkan oleh gaya
tumpul. Tidak ada perbedaan yang dibuat antara ketiganya.
Frekuensi Lesi
• Frekuensi lesi dilaporkan sebagai jumlah wanita yang memiliki
minimal satu lesi
• Frekuensi diberikan untuk masing-masing dari tiga teknik
pemeriksaan dan masing-masing dari tiga jenis lesi yang telah
dijelaskan sebelumnya
Posisi Lesi
• Posisi jam 6  seluruh posterior komisura dari tepi terluar himen,
termasuk fossa navicularis dan fourchette posterior ke bawah ke
tubuh perineum
• Labia minora, termasuk kedua sisi labia
• Vestibulum  area di luar tepi himen, antara labia dan termasuk
orifisium uretra
• Klitoris  commisura anterior, clitoral hood dan kelenjar klitoris
• Selaput dara  jaringan himen saja
• Vagina  dinding vagina dari belakang selaput dara dan belakang
• Servix
Analisis statistik
• Semua data dimasukkan dalam EpiData software system
• Analisis data dilakukan dengan menggunakan paket
perangkat lunak STATA (versi 10.1)
• Signifikansi data kategori dianalisis dengan menggunakan
uji eksak Fisher
• Signifikansi data non-kategorik dianalisis menggunakan
Mann Whitney U-test
• Untuk menganalisis pengaruh antarvariabel, digunakan uji
regresi logistik
Etik

Anda mungkin juga menyukai