Oleh :
Iip Saripudin Asput
Kasie Pemenuhan Hak Anak pada DP3APM
1
MUKADIMAH
• Orang yang beradab, orang yang tidak
memaksakan kehendaknya;
• Manusia yang beradab, manusia yang tidak
membedakan manusia dengan status sosial;
• Masyarakat yang beradab, masyarakat yang
tidak mengambil dan merampas hak
masyarakat lainnya;
• Negara yang beradab, negara yang dapat
menjamin, melindungi dan memenuhi hak-
hak warga negaranya.
2
LATAR BELAKANG
KELANGSUNGAN HIDUP
DAN TUMBUH KEMBANG (PS 6)
PENGHARGAAN
NON-DISKRIMINASI (PS 2) TERHADAP PENDAPAT
ANAK (PS 12)
PRINSIP – PRINSIP KHA
1. NON DISKRIMINASI:
Konsekuensi :
• KHA harus disosialisasikan sampai
ke anak
• dibuat aturan hukumnya
• dibuat laporan periodik mengenai
implementasinya [5 tahun]
18
Kewajiban Negara dalam
Pemenuhan Hak Anak
1. Commision = sengaja
21
UPAYA
KONKRIT
NEGARA
MENGUNDANGKAN
& Sosialisasi UU-PA
no.23/2002+35/2014
wujud upaya keras
negara MENGAKUI
dan memenuhi
kewajiban hak-hak
anak
Perlindungan anak
dalam UU Nomor
PEMERINTAH
PUSAT
PEMERINTAH
LOKAL
MASYARAKAT
KELUARGA
ANAK
Anak = pemegang hak/subjek atas hak
(rights holder). Anak tidak dapat mengklaim
penjelasan gambarhak asasinya
Keluarga bertanggung jawab memenuhi
kebutuhan anak sbg bentuk pengakuan
terhadap hak-hak anak
27
Hak-hak Dasar Anak
Hak Hidup
• Makanan yang cukup
• Pelayanan kesehatan
Hak Perlindungan
• Dari kekerasan fisik, seksual, emosional, ekonomi
• Pemisahan secara paksa dari orang tuanya
29
Asas
(Pasal 2 Perda Penyelenggaran Perlindungan Anak)
• Non diskriminasi;
• Kepentingan yang terbaik bagi anak;
• Hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan
perkembangan; dan
• Penghargaan terhadap pendapat anak.
Tujuan perlindungan anak
(Pasal 3 Perda Penyelenggaran Perlindungan Anak)
•kekerasan dan
diskriminasi,
•perlakuan salah,
eksploitasi,
•penelantaran anak
• Kaitannya dengan hak anak lain misal hak
pendidikan, adalah bagaimana anak yang
menjadi korban kekerasan atau ekploitasi
bisa terjamin kelangsungan pendidikannya
• Bagaimana anak yang menjadi korban
kekerasan seksual atau penelantaran bisa
mendapat jaminan pelayanan kesehatannya
• Bagaimana anak yang terlantar tetap bisa
mendapatkan akte kelahiran
Sasaran perlindungan anak
KEWAJIBAN ANAK
a. Menghormati orang tua, wali dan guru;
b. Mencintai keluarga, masyarakat dan menyayangi temanl
c. Mencintai Tanah Air, Bangsa dan Negara;
d. Menunaikan Ibadah sesuai dengan ajaran agamanya, dan:
e. Melaksanakan etika dan akhlah yang mulia.
Pengurangan Resiko
(Pasal Perda Penyelenggaran Perlindungan Anak)
• Pasal 41
Masyarakat berperan serta terhadap ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal (16 ayat 1) :
a. Perseorangan
b. Keluarga
c. Lembaga organisasi sosial kemasyarakatan
d. LSM
e. Organisasi Profesi; dan
f. Badan Usaha
Sanksi
(pasal 44)
47
Mencegah Menangani
Eksploitasi
Penelantaran
Kekerasan
Perlakuan
Salah
48
1. Kekerasan terhadap anak
49
Jenis Kekerasan
? Menampar
Memukul
? Kekerasan
Fisik Memukul
dengan alat
Menyulut
dengan rokok
Menyetrika
Menyiram dengan
air panas
50
?
Berhubungan seksual
dengan anak
Memperlihatkan
? Kekerasan
alat kelamin
Seksual
Memperdengarkan
cerita porno
Mencabuli anak
Membuat film/gambar
Porno dgn objek anak 51
? ?
Mengejek
Meludahi Memaki
Kekerasan
Emosional
Menganggap anak
tidak berharga
Menghina
Sengaja menimbulkan
rasa bersalah berlebihan
pada anak
52
JENIS TINDAK KEKERASAN
TERHADAP ANAK
TAHUN
NO KLASTER / BIDANG JUMLAH
2011 2012 2013 2014
1 Sosial dan Anak Dalam Situasi Darurat 92 79 246 87 504
2 Keluarga dan Pengasuhan Alternatif 416 633 931 452 2432
3 Agama dan Budaya 83 204 214 59 560
4 Hak Sipil dan Partisipasi 37 42 75 47 205
5 Kesehatan dan Napza 221 261 438 216 1136
6 Pendidikan 276 522 371 249 1480
7 Pornografi dan Cyber Crime 338 175 247 196 806
8 ABH dan Kekerasan 188 530 420 432 1511
a Kekerasan Fisik 129 110 291 142 669
b Kekerasan Psikis 49 27 127 41 244
Kekerasan Seksual (Pemerkosaan,
c 329 746 590 621 2286
Sodomi, Pencabulan, Pedofilia)
9 Trafficking dan Eksploitasi 160 173 184 93 610
10 Lain-Lain 10 10 173 78 271
TOTAL 2178 3512 4311 2713 12714
Keterangan Data : Januari 2011 – Agustus 2014
Sumber Data :
1. Pengaduan Langsung, Surat, Telp, Email
2. Pemantauan Media (Cetak, Online, Elektronik)
3. Hasil Investigasi Kasus
4. Data Lembaga Mitra KPAI Se-Indonesia
Sumber Data :
1. Pengaduan Langsung, Surat, Telp, Email
2. Pemantauan Media (Cetak, Online, Elektronik)
3. Hasil Investigasi Kasus
4. Data Lembaga Mitra KPAI Se-Indonesia
Sumber Data :
1. Pengaduan Langsung, Surat, Telp, Email
2. Pemantauan Media (Cetak, Online, Elektronik)
3. Hasil Investigasi Kasus
4. Data Lembaga Mitra KPAI Se-Indonesia
Hasil Minotoring dan Telaah KPAI, pada tahun 2012 di 9 Provinsi di Indonesia
1. Orang tua tidak mempunyai konsep pola asuh
2. Kondisi lingkungan pakumis (padat, kumuh
dan miskin)
3. Lingkungan baru dan tidak mendapat
dukungan dari keluarga serta teman-
temannya.
4. Pemenuhan kebutuhan tidak hanya fisik
tetapi psikis
5. Ada kasih sayang perhatian yang hilang pada
masa golden age
6. Pola komunikasi yang satu arah
7. Pemenuhan kebutuhan tidak seimbang
8. Keluarga broken home, TKW
9. Profil pelaku cybercrime: ada masa
attachment dengan orang dekat yang hilang
• Sistem dan peraturan sekolah tidak memiliki
perspektif perlindungan anak: metode pengajaran
yang lebih banyak ceramah
• Guru dan penyelenggara sekolah belum memiliki
paradigma tentang perlindungan anak, guru lebih
banyak mengajar daripada mendidik
• Guru belum memahami UU Perlindungan Anak
Punishment lebih sering dari reward; Menghukum
dianggap wajar untuk membuat jera, tapi anak
tidak pernah jera, justru menjadi labelling ke
anak; Menghukum sebaiknya dalam kerangka
membangun kesadaran, bukan menakut-nakuti.
• Siswa tidak dibekali pengetahuan tentang
Perlindungan Anak
• Siswa yang melakukan pelanggaran, bullying dan
kekerasan karena dipicu oleh permasalahan yang
dibawa dari rumah.
• Sistem BK di sekolah masih bersifat penanganan
terhadap anak yang bermasalah, seharusnya BK
juga bekerja untuk pencegahan dari awal dan
memetakan permasalahan setiap anak, sehingga
sekolah mengetahui bagaimana riwayat keluarga
dan perilaku masing-masing siswa.
• Perspektif “pintar” dengan kognisi
• Anak didik masih menjadi objek pendidikan, belum
menjadi subjek pendidikan
1. Orangtua tidak memiliki konsep pengasuhan
2. Kurang mendapat ”kasih sayang” psikis dan
psikologi di rumah
3. Anak tidak menemukan jati diri di rumah
sehingga mencari pengakuan di luar rumah.
4. Ingin diakui sebagai anggota kelompok
5. Waktu luang yang tidak dimanfaatkan dengan
baik.
6. Masyarakat acuh tak acuh dan kurang sensitif
pada kewaspadaan komunitas
Kekerasan anak secara seksual, dapat
berupa perlakuan pra kontak seksual
antara anak dengan orang yang lebih
besar (melalui kata, sentuhan, gambar
visual, exhibitionism), maupun
perlakuan kontak seksual secara
langsung antara anak dengan orang
dewasa (incest, perkosaan, eksploitasi
seksual)
Paparan pornografi menjadi pemicu
kuat tindakan kejahatan seksual
87% anak mengakses situs porno secara
tidak sengaja
53% mengakses di rumah sendiri
Penggunaan akses internet tanpa filter
Kominfo dan Bareskrim Polri sendiri
kesulitan mengakses situs-situs
pembobol
Di email, facebook, twitter
FAKTA TENTANG ANAK MENGAKSES
PORNOGRAFI
Survey Perhimpunan Masyarakat Tolak Pornografi
(MTP) terhadap 1.178 siswa SMA di DKI Jakarta
pada tahun 2006 menunjukkan bahwa para
pelajar yang mengakses pornografi disebabkan
karena dua hal; dorongan dari teman sebaya
dan media pornografi yang bebas.
Temuan gerakan Jangan Bugil Depan Kamera
(JBDK) pada tahun 2009 menunjukkan bahwa di
internet mendekati 700 video porno amatir yang
dibuat dengan menggunakan handycam dan
kamera digital lainnya, dengan 90% di antaranya
dibuat oleh pelajar dan mahasiswa.
(Data Masyarakat Tolak Pornografi)
Kekerasan seksual meningkat akibat dari
menonton pornografi
Korban dan pelaku adalah anak-anak
Addictive: Membuat orang kecanduan,
perpustakaan pornografi, pelanggan abadi,
Escalation: Meminta lebih
Desensitization: Tidak sensitif terhadap
kejahatan seksual
Act out: butuh pelampiasan
TERWUJUDNYA
PERLINDUNGAN
ANAK DLM SEMUA
ASPEK KEHIDUPAN
KESADARAN TERWUJUDNYA
MASYARAKAT & GENERASI EMAS
PENURUNAN RESIKO INDONESIA
Penguatan Ketahanan Keluarga dan Fungsi
Keluarga ( Pendidikan PraNikah &Parenting)
Menciptakan Lingkungan Ramah Anak
Gerakan Masif Perlindungan Anak ( Satgas
Perlindungan Anak)
Terbitnya Payung Hukum dan Implementasi
Tercipatnya Pilar Partisipasi Masyarakat
Perlindungan Anak yang Terintegratif
Menciptakan wadah kegiatan positif utk Anak
Membangun kepercayaan diri anak dan
menyalurkan sesuai bakat minatnya
Wujudkan Kabupaten/Kota Layak Anak
Sekolah Keluarga
Penguatan Ekonomi Keluarga
Sistem Kontrol & Kebijakan yang tepat
terhadap Media
Memaksimalkan Keluarga, Sekolah dan
Lingkungan – Peranan Guru BP/BK
Kemitraan Pemerintah dengan Penggiat
Perlindungan Anak
Orang tua dan Guru memahami potensi anak
sehingga anak terpenuhi haknya
PENGOBATAN DAN 1. Layanan Medis
LAYANAN KESEHATAN 2. Pemerikasaan
Medikolegal
(KURATIF)
3. Layanan Psikosial
4. Rujukan
PENANGANAN
KORBAN
REHABILITASI SOSIAL,
PEMULANGAN, PENEGAKAN HUKUM
REINTEGRASI SOSIAL
Dilema, antara tabu dan kriminal
Dilaporkan
Menyembunyikan identitas korban
Disembuhkan secara integratif
sehingga tidak berpotensi menjadi
pelaku lain
Orang tua tetap mendampingi
Memperbaiki pola komunikasi dan
pengasuhan
Menciptakan lingkungan yang ramah untuk
anak
Mendampingi proses pemulihan psikologis
Mendampingi proses reintegrasi di
masyarakat sekolah
Membangun kepercayaan diri anak dan
menyalurkan bakat minatnya
DAMPAK TINDAK KEKERASAN
PADA ANAK
FISIK PSIKIS SEKSUAL EKSPLOITASI AKIBAT
EKONOMI TRADISI/ADAT
84
? Buruh Anak
Eksploitasi
? Anak yang
dilacurkan
Anak jalanan
85
3. Penelantaran Anak
adalah setiap tindakan pengabaian
pemenuhan kebutuhan dasar, pengasuhan,
perawatan, dan pemeliharaan sehingga
mengganggu atau menghambat tumbuh-
kembang anak, termasuk membiarkan anak
dalam situasi bahaya.
86
• Kebutuhan
dasar
Tumbuh
• Pengasuhan Diabaikan
Kembang
• Perawatan
• pemeliharaan
87
4. Perlakuan Salah
adalah setiap tindakan terhadap anak,
termasuk menempatkan anak dalam situasi
yang dapat menyebabkan dampak buruk
terhadap kesejahteraan, keselamatan,
martabat dan perkembangan anak
88
Permasalahan Anak di
Kota Bandung
1. Anak di Luar Asuhan Orangtua;
2. Anak Dalam Situasi Darurat Akibat Bencana;
3. Anak yang Berkonflik dengan Hukum;
4. Anak Korban Kekerasan, baik Fisik atau Mental;
5. Anak Korban Perlakuan salah dan Penelantaran;
6. Anak yang Hidup/Bekerja di Jalan;
7. Anak Korban Eksploitasi Seksual;
8. Pekerja Rumah Tangga Anak;
9. Anak yang menjadi Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang;
10. Anak yang Menjadi Korban Penyalahgunaan Narkotika, Alkohol,
Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya (NAPZA);
11. Anak yang terlibat dalam pekerjaan yang sifat atau keadaan tempat
pekerjaan itu dilakukan dapat membahayakan kesehatan,
keselamatan, atau moral anak
89
• Hak Pendidikan perda pendidikan
• Kesehatan perda kesehatan
• Anak difabel perda penyandang cacat
• Ruang bermain (seharusnya) perda tata
ruang kota (RTRW)
• Akte kelahiran perda kependudukan
• Dan hak anak lainnya
90
• Kaitannya dengan hak anak lain misal hak
pendidikan, adalah bagaimana anak yang
menjadi korban kekerasan atau ekploitasi
bisa terjamin kelangsungan pendidikannya
• Bagaimana anak yang menjadi korban
kekerasan seksual atau penelantaran bisa
mendapat jaminan pelayanan kesehatannya
• Bagaimana anak yang terlantar tetap bisa
mendapatkan akte kelahiran
91
Ruang Lingkup Perda
PENCEGAHAN Universal
PENGURANGAN
Bersasaran
RESIKO
Perseorangan
92
Terima Kasih
93