Anda di halaman 1dari 29

MANAJEMEN MODAL KERJA

• Modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dengan


hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan
investasi dalam kas, surat-surat berharga, piutang dan
persediaan dikurangi hutang lancar yang digunakan untuk
melindungi aktiva lancar

• Manajemen Modal Kerja (Working Capital Management)


merupakan manajemen dari elemen-elemen aktiva lancar dan
elemen-elemen hutang lancar.

• Kebijakan modal kerja (working capital policy) menunjukan


keputusan-keputusan mendasar mengenai target masing-
masing elemen (unsur) aktiva lancar dan bagaimana aktiva
lancar tersebut dibelanjai.
Konsep Modal Kerja
1. Konsep Kuantitatif
modal kerja menurut konsep kuantitatif adalah jumlah
keseluruhan aktiva lancar yang disebut juga modal kerja bruto
(gross working capital).

Umumnya elemen-elemen dari modal kerja kuantitatif meliputi


kas, surat-surat berharga (sekuritas), piutang dan persediaan.

2. Konsep Kualitatif
Pada konsep ini modal kerja dihubungkan dengan besarnya
hutang lancar atau hutang yang segera harus dilunasi.

Konsep kualitatif merupakan kelebihan aktiva lancar diatas


hutang lancar disebut modal kerja netto (net working capital)
3. Konsep Fungsional
Konsep fungsional mendasarkan pada fungsi dana yang
digunakan untuk memperoleh pendapatan. Setiap dana
yang dialokasikan pada berbagai aktiva dimaksudkan untuk
memperoleh pendapatan (income), baik pendapatan saat
ini (current income) maupun pendaatan masa yang akan
datang (future income).

Konsep modal kerja fungsional merupakan konsep mengenai


modal yang digunakan untuk menghasilkan current income.
 Contoh soal
( cari modal kerja kuantitatif, kualitatif dan fungsional)

PT “LANCAR”
Neraca per 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah)

Kas dan Efek 20.000.000 Hutang Dagang 40.000.000

Piutang Dagang 60.000.000 Hutang Wesel 25.000.000

Persediaan 80.000.000 Hutang Lainnya 35.000.000

Total Aktiva Lancar 160.000.000 Total Hutang 100.000.000

Mesin 70.000.0000 Modal Sendiri (MS) :

Penyusutan Mesin (14.000.000) Modal Saham 200.000.000

Gedung 120.000.000 Laba Ditahan 12.000.000

Penyusutan Gedung (24.000.000)

Total Aktiva 312.000.000 Total Hutang dan MS 312.000.000


Pentingnya Manajemen Modal Kerja
1. Aktiva lancar dari perusahaan baik perusahaan manufaktur
maupun jasa memiliki jumlah yang cukup besar
dibandingkan dengan jumlah aktiva secara keseluruhan.
2. Untuk perusahaan kecil, hutang jangka pendek
merupakan sumber utama bagi pendanaan eksternal.
Perusahaan ini tidak memiliki akses pada pasar modal
untuk pendanaan jangka panjangnya
3. Manajer keuangan dan anggotanya perlu memberikan
porsi waktu yang sesuai untuk pengelolaan tentang hal-
hal yang berkaitan dengan modal kerja.
4. Keputusan modal kerja berdampak langsung terhadap
tingkat resiko, laba dan harga saham perusahaan.
5. Adanya hubungan langsung antara pertumbuhan
penjualan dengan kebutuhaaan dana untuk membelanjai
aktiva lancar.
• JENIS MODAL KERJA
Menurut W.B Taylor Modal kerja dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
1. Modal Kerja permanen (Permanent working capital) yaitu modal kerja
yang tetap harus aada dalam perusahaan untuk menjalankan kegiatan
usaha. Modal kerja permanen terbagi 2
a. Modal Kaerja Primer, yaitu modal kerja minimum yang harus ada
untuk menjamin kontuinitas kegiatan usaha
b. Modal kerja normal, yaitu modaaaaaaaaaal kerj ayang dibutuhkan
untuk melakukan luas produksi yang normal.

2. Modal kerja Variabel (Variabel Working Capital), yaitu modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal
kerja variabel terbagi atas 3, yaitu:
a. Modal kerja musiman, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-
ubah karena fluktuasi musim
b. Modal kerja siklis yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
karena fluktuasi konjungtur
c. Modal kerja darurat, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
karena adanyaa keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.
• KEBIJAKAN MODAL KERJA

1. KEBIJAKAN KONSERVATIF
Merupakan manajemen modal kerja yang dilakukan secara hati-hati. Pada kebijakan
konservatif ini modal kerja permanen dan sebagian modal kerja variabel dibelanjai
dengan sumber dana jangka panjang, sedangkan sebagian modal kerja variabel
dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek.

2. KEBIJAKAN AGRESIF
Pada kebijakan ini sebagian modal kerja permanen dibelanjai dengan jangka
panjang, sedangkan sebagian modal kerja permanen dan modal kerja variabel
dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek.

3. KEBIJAKAN MODERAT
Pada kebijakan ini aktiva yang bersifat tetap yaitu aktiva tetap dan modal kerja
permanen dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang, sedangkan modal kerja
variabel dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek.
METODE MENENTUKAN KEBUTUHAN MODAL KERJA
1. Metode Keterkaitan Dana
Untuk menentukan kebutuhan modal kerja dengan metode ini, maka perlu diketahui bahwa
ada 2 faktor yang mempengaruhinya, yaitu : (1) periode terikatnya modal kerja (2)
pengeluaran kas setiap hari.

Contoh soal :

Suatu perusahaan perdagangan “LARIS” memiliki data tentang modal kerja sebagai berikut :
- Lama Barang simpan 7 Hari
- Lama Pengumpulan Piutang 13 Hari
Jumlah 20 Hari

- Rata-rata Pengeluaran kas setiap hari : Rp. 1.000.000


- Pembelian barang dagangan Rp. 100.000
- Biaya Administrasi dan Umum Rp. 10.000
- Biaya Penjualan Rp. 35.000
- Biaya lainnya Rp. 5.000
Jumlah Rp. 1. 150.000

Apabila ditetapkan jumlah kas minimal Rp.150.000 maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan adalah :

Periode terikatnya modal kerja X Pengeluaran kas setiap hari + Kas Minimal =
20 X 1.150.000 + 150.000 = Rp. 23.500.000
2. Metode Perputaran Modal Kerja
Berdasarkan metode ini maka besarnya kebutuhan modal
kerja ditentukan oleh perputaran dari komponen(elemen)
modal kerja yaitu perputaran kas, perputaran piutang dan
perputaran persediaan.

Contoh soal :
Berikut adalah Laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi
perusahaan “ABADI” , tahun 2011, dari data-data ini
hitunglah perputaran elemen modal kerja prusahaan
tersebut?
PT “ABADI”
Neraca per 31 Desember 2011

Kas 462.500 Hutang Dagang 1.375.000


Piutang Dagang 1.925.000 Hutang Bank 437.500
Persediaan 2.300.000 Hutang Wesel 875.000
Aktiva Tetap 10.437.500 Hutang Jangka Panjang 4.500.000

Modal Saham 4.750.000


Laba Ditahan 3.187.500

Total Aktiva 15.125.000


Total Hutang dan MS 15.125.000

Perusahaan ‘ABADI”
Laporan Laba- Rugi Tahun 2011
(Dalam Juta Rupiah)
Penjualan 60.000.000
Harga Pokok Penjualan 42.500.000
Laba Bruto 17.500.000
Biaya Operasi 6.250.000
EBIT 11.250.000
Bunga 3.750.000
Laba Sebelum Pajak 7.500.000
Pajak 30% 2.250.000
EAT 5.250.000
Soal Modal Kerja :
Pada tahun depan PT. AMALIA Merencanakan untuk memproduksi barang jadi
sebanyak 7.500 unit sebulan. Untuk memproduksi satu unit barang jadi tersebut
diperlukan 3,5kg bahan baku dengan harga Rp.1.750 per kg. bahan baku tersebut
sebelum di proses rata-rata disimpan digudang selama 14 hari, lama proses
produksi 7 hari. Setelah menjadi barang jadibiasanya barang disimpanselama 20
hari, rata-rata piutang dapat ditagih selama 45 hari. Upajhlangsung perunit barang
jadi sebesar Rp.2.250, biaya pemasaran tunai sebulan sebesar Rp. 15.000.000,- biaya
administrasi dan umum sebulansebesar Rp. 12.000.000,-dan kas minimal ditentukan
sebesar Rp.3.250.000,- dari informasi diatas, hitunglah berapa kebutuhan modal
kerja PT. Amalia tersebut?
MANAJEMEN PIUTANG

I. Pengertian
Piutang dagang (Account receivable) merupakan tagihan perusahaan
kepada pelanggan/pembeli atau pihak lain yang membeli produk
perusahaan. Piutang muncul karena adanya penjualan kredit.

II. Penentuan Besarnya Piutang


Besarnya investasi pada piutang yang muncul di perusahaan ditentukan
oleh dua faktor. Pertama adalah besarnya presentase penjualan kredit
terhadap penjualan total. Kedua, adalah kebijakan penjualan kredit dan
jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu penangihan
piutang). Kebijakan ini dipengaruhi oleh jangka waktu penjualan kredit,
kualitas pelanggan dan pengumpulan piutang.
III. Pengelolaan Pengumpulan Piutang
a. Pengumpulan piutang untuk penjualan yang tidak berdiskon
Contoh :
b. Pengumpulan piutang untuk penjualan yang berdiskon
Contoh :
4. RESIKO PENJUALAN KREDIT
Kebijakan penjualan secara kredit akan meningkatkan penjualan perusahaan, tetapi
juga menimbulkan resiko. Namun beberapa resiko yang mungkin timbul dengan
kebijakan kredit ini adalah periode pengumpulan piutang yang tidak tepat, piutang
yang tidak tertagih(kredit macet) dan besarnya investasi yang tertanam dalam
piutang tidak seimbang dengan manfaat yang diperoleh dari kebijakan kredit
tersebut.
Contoh : 7.3

5. KEBIJAKAN PENAMBAHAN JANGKA WAKTU KREDIT


Kebijakan perusahaan untuk menambah penjualan kredit dapat dilakukan dengan
memperpanjangjangka waktu pengembalian kredit. Kebijakan ini akan meningkatkan
penjualan yang berasal dari pelanggan lama dan masuknya pelanggan baru. Namun
demikian perpanjangan waktu kredit akan meningkatkan biaya yang harus
ditanggung oleh perusahaan, misalnya tambahan dana untuk investasi modal kerja,
investasi pada aktiva tetap dan investasi pada piutang itu sendiri.
Perpanjangan waktu kredit dibenarkan apabila hasil yang diharapkan dari
perpanjangan waktu itu jauh lebih besar daripada biaya yang harus dikeluarkan.

Contoh : 7.4
Contoh 7.3 Resiko Penjualan Kredit

Apabila resiko piutang tidak tertagih sudah dapat diperkirakan, maka informasi tersebut dapat digunakan
untuk memperkirakan arus kas masuk dari piutang, yaitu dengan mengurangkan piutang yang ada dengan
perkiraan resiko yang tidak tertagih.
Contoh 7.4 Penambahan Jangka Waktu Kredit
MANAJEMEN KAS
PENGERTIAN KAS
Kas merupakan salah satu bagian aktiva yang memiliki sifat paling lancar (paling likuid) dapah
pekerjan paling mudah berpindah tangan dalam suatu transaksi. Transaksi tersebut misalnya
untuk pembayaran gaji atau upah pekerja, membeli aktiva tetap, mebayar hutang, membayar
deviden dan transaksi lain yang diperlukan perusahaan.

Kas merupakan aktiva yang tidak dapat menghasilkan laba, dalam arti tidak bisa untuk
mendapatkan laba secara langsung dalam operasi perusahaan. Oleh karena itu perlu
dilakukan usaha pengelolaan (manajemen) kas yang efektif dan efisien sehingga
pemanfaatan kas tersebut dapat optimal.

PERSEDIAN KAS MINIMAL


Ketersediaan kas dalam perusahaan merupakan hal yang mutlak. Setiap saat, perusahaan
harus memiliki persediaan kas minimal yang harus ada atau sering disebut persediaan besi
(safety cash). Persediaan kas minimal pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan persediaan
minimal pada persediaan barang. Persediaan kas minimal ini bertujuan untuk menjaga agar
kelangsungan operasi perusahaan tetap terjamin dan dapat memenuhi kewajiban finansial
perusahaan apabila sewaktu-waktu harus dibayar. Kewajiban finansial ini dapat berupa
hutang lancar maupun biaya biaya baik biaya tetapmaupun biaya variabel yang harus segera
dibayar untuk kelangsungan operasi perusahaan.
MODEL MANAJEMEN KAS
A. Model Baumol
Model manajemen kas yang terkenal adalahmodel yang dikemukakan oleh Willian Baumol (Weston dan
Brigham, 1998).
Dalam model ini saldo kas dalam perusahaan diperlakukan seperti persediaan barang. Model EOQ yang
dipergunakan dalam menghitung pesanan barang juga berlaku dalam perhitungan persediaan kas yang paling
ekonomis atau saldo kas yang di targetkan.
Baumol memberikan formula untuk menentukan jumlah kas yang optimal dengan konsep EOQ yaitu :
C = 2(f) (T)
k
Dimana :
C = Jumlah kas yang optimal
F = Biaya tetap untuk memperoleh pinjaman atau menjual sekuritas
T = Jumlah kas untuk transaksi selama periode tertentu
k = biaya kesempatan dari kas yang dimiliki. Biaya kesempatan merupakan penghasilan yang seharusnya dapat
diperoleh dari kas yang menganggur.

Contoh :
Suatu perusahaan mengeluarkan biaya tetap berupa bunga pertahun sebesar Rp.150.000 jumlah kebutuhan
kas untuk kegiatan perusahaan per minggu sebesar Rp. 1.000.000 sehingga setahun = 52 x 1.000.000 = Rp.
52.000.000,-besarnya penghasilan investasi yang diharapkan sebesar 15% pertahun, dari data diatas berapakah
jumlah kas optimal yang diperlukan perusahaan??
Jawab :
C = 2 (150.000) (52.000.000)
0,15
= Rp.10.198.039
B. Model Miller dan Orr (Husnan dan Pudjiastuti, 1994)
Merupakan model penentuan persediaan apabila aliran kas masuk dan keluar tidak konstan. Konsep ini mengatakan bahwa
perusahaan harus menetapkan jumlah saldo kas yang paling tinggi sebagai batas atas dan saldo kas terendah sebagai batas bawah.
Apabila saldo kas telah mencapai batas atas, maka perusahaan hendaknya merubah sebagian kas tersebut dalam bentuk surat
berharga agar saldo kas kembali pada jumlah yang ideal, sebaliknya apabila jumlah saldo kas telah mencapai batas minimal maka
perusahaan dapat merubah sekuritas yang ada menjadi kas, sehingga mencapai saldo kas yang ideal.
Rumus Model Miller dan Orr
Z = 3 T σ2 1/3
4i
Dimana :
T = Biaya tetap untuk melakukan transaksi
σ2 = Varian dari aliran kas masuk bersih sebagai penyebaran arus kas
i= tingkat bunga harian untuk investasi pada surat berharga atau sekuritas

Nilai maksimal sebagai batas atas (diberi notasi h) adalah sebesar 3Z, sedangkan rata-rata saldo kas kurang lebih sebesar (z=h)/3.
aadapaun zumlah saldo kas batas minimal sebesar nol

Contoh :
Suatu perusahaan mengeluarkan biaya transaksi Rp. 5000 setiap kali transaksi dengan deviasi standar (σ) aliran kas masuk sebesar
Rp. 100.000, tingkat bunga pertahun sebesar 12%. Batasminimal kas yang tersedia sebagai batas bawah sebesar nol rupiah, satu
tahun dihitung 360 hari, maka jumlah persediaan kas yang diinginkan adalah sebesar??
Jawab :
Z = 3 (5.000) (100.000)2 1/3
4 (0,12/360) = Rp. 482.745

Keterangan
Jadi nilai batas atas adalah = 3 x Z = 3 x 482.745 = Rp. 1.448.235, Ketika kas perusahaan tersebut mencapai batas atas tersebut,
maka perusahaan harus merubah sebagian kas menjadi surat berharga = (1.448.235 – 482.754) yaitu : Rp. 965.490, agar saldo
menjadi optimal, dan begitu juga jika saldo bawah sejumlah nol, perusahaan harus menjual surat berharga sejumlah Rp. 482.745
agar kas menjadi optimalkembali.
 ANGGARAN KAS
Merupakan skedul yang menyajikan perkiraan aliran kas masuk dan kas keluar suatu perusahaan selama
periode tertentu pada waktu yang akan akan datang. Periode penyusunan anggaran kas ini dapat disusun
untuk waktu tahunan , triwulan dan bulanan mingguan bahkan harian.
Fokus anggaran kas meliputi dua bagian yaitu penerimaan kas yang direncanakan dan pengeluaran kas yang
direncanakan.
Merencanakan aliran uang kas masuk dan kas keluar memberikan saldo posisi awal dan saldo akhir kas yang
direncanakan untuk suatu jangka waktu tertentu.

Perencanaan aliran kas masuk dan kas keluar akan menunjukan :


1. Kebutuhan untuk membiayai kekuarangan kas yang mungkin terjadi
2. Kebutuhan terhadap perencanaan investasi atas kelebihan uang pada penggunaan yang
mendatangkan keuntungan.

Tujuan Anggaran kas :


1. Membuat taksiran posisi kas pada setiap akhir periode dari kegiatan operasi perusahaan baik periode
bulanan maupun tahunan
2. Mengetahui adanya kelebihan atau kekurangan kas yang terjadi pada periode tertentu
3. Merencanakan besarnya kas untuk menutup kekurangan (defisit) yang terjadi
4. Menentukan besarnya kas untuk pembayaran dan kelebihan kas yang dapat digunakan untuk
melakukan investasi.
5. Mengetahui kapan suatu pinjaman atau kewajiban lainnya harus dibayar.
Menyusun Anggaran kas
Penyusunan anggaran kas memberikan gambaran kepada kita tentang sumber-
sumber penerimaan kas, pos-pos pengeluaran kas, saat terjadinya kelebihan atau
kekurangan kas dan saat pembayaran pinjaman atau bungan pinjamannnya.

Tahap-tahap dalam menyusun anggaran:


1. Menyusun rencana penerimaan dan pengeluaran dari operasi perusahaan
(transaksi operasi). Rencana penerimaan dapat berasal dari penjualan tunai,
penerimaan piutang, pendapatan bunga, pedapatan sewa, dan pedapatan
lainnya, sedangkan rencana pengeluaran meliputi : pembayaran hutang,
pembayaran gaji, pembelian tunai, pembayaran bunga, dan pembayaran biaya
lain.
2. Menyusun rencana transaksi finansial, yaitu transaksi yang berhubungan dengan
rencana kebutuhan dana yang diperoleh dari pinjaman untuk menutup defisit
yang terjadi beserta rencana pembayaran pinjaman tersebut.
3. Menyusun anggaran kas final, yaitu meliputi transaksi operasi dan transaksi
finansial, disini terlihat anggaran secara keseluruhan dari rencana penerimaan
dan pengeluaran kas.

Contoh Penyusunan anggaran : PT. AFL

Anda mungkin juga menyukai