Anda di halaman 1dari 12

EPILEPSI

disusun oleh :
Dita Puspa Dewi (P07131518008)
Syakirotun Nikmah (P07131518009)
Pengertian

• kelainan otak yang ditandai dengan predisposisi


kronik untuk mengalami kejang epileptik dengan
berbagai konsekuensi neurobiologis, kognitif,
psikologis, dan sosial yang menyertainya
Etiologi Epilepsi
Kejang Fokal Kejang Umum
Trauma kepala Penyakit metabolik
Stroke Reaksi obat
Infeksi Idiopatik
Malformasi vaskuler Faktor genetik
Tumor Kejang fotosensitif
Displasia
Mesial Temporal Sclerosis
Patofisiologi Epilepsi
Pada kasus epilepsi
Normalnya, implus saraf
terdapat
Sistem saraf yaitu dari otak secara elektrik
ketidakseimbangan
jaringan komunikasi dan dibawa neuro
aliran listrik yang
transmitter
menyebabkan kejang

Gerakan ion-ion dalam Serangan epilepsi terjadi


Sel neuron abnormal di
ruang ektra dan intra jika proses eksitasi
otak melepas muatan
seluler dan poleh dalam otak lebih
secara berlebihan dan
gerakan masuk ion-ion dominan daripada
hipersinkron -> FOKUS
menerobos membran proses inhibisi
EPILEPTIK
neuron (hambatan)

Menimbulkan
Timbuh locatan muatan
serangkaian gerakan
yang tidak berkoordinasi
melibatkan otot dan
dengan baik
kejang
Tiga Kriteria untuk Penegakkan
Diagnosa Epilepsi

1. Dua atau lebih kejang tanpa provokasi terjadi


2. Satu kali kejang yang terjadi pada seseorang yang
memiliki risiko berulang setidaknya 60%
3. Satu atau dua kali kejang yang terjadi pada
konteks sindroma epilepsi.
Jenis Epilepsi berdasarkan penyebab

• Epilepsi Idiopatik  tidak dapat diidentfikasi


penyebabnya (6 dari10 pasien epilepsi)
• Epilepsi simtomatik --. Sebab dapat diketahui
Penyebab Epilepsi
• Kebanyakan kasus terjadi defek pada gen yang
mempengaruhi kanal ion baik secara langsung
maupun tidak langsung
• Akibat tumor, stroke, trauma kepala, riwayat infeksi
sistem saraf pusat (SSP) dan akibat kerusakan otak
saat persalinan
• 30% kasus tumor mengalami epilepsi
• 3-4 % kasus stroke mengalami epilepsi
Faktor Risiko Epilepsi
Prenatal Natal Postnatah
Umur ibu hamil saat terlalu Asfiksia Kejang demam
muda (<20 tahun) atau
terlalu tua (>35 tahun)
Kehamilan dengan eklamsia Bayi BBLR Trauma kepala
dan hipertensi
Kehamilan primipara/ Kelainan prematur/ Infeksi SSP
multipara postmatur
Pemakaian bahan toksik Partus lama Gangguan metabolik
Persalinan dengan
alat
Terapi Diet
• Terapi nonfarmakologi yang dapat diberikan untuk
pasien yang tidak responsive terhadap pemberian
obat antiepilepsi adalah diet ketogenik
• Diet ini merupakan diet spesial tinggi lemak dan
rendah karbohidrat yang dapat membantu
mengontrol kejang pada beberapa penderita
epileps
• diterapkan pada Johns Hopkins Hospital, terdiri dari
lemak dalam rasio 4:1 dengan gabungan protein
dan karbohidrat
Mekanisme Diet Ketogenesis
• Mengandalkan lemak sebagai sumber energi
utama tubuh, bukan karbohidrat
• Lemak yang konsumsi 60-70% untuk tubuh
memasuki kondisi ketosis
• Kekurangan KH menyebabkan glukosa darah turun
sehingga tubuh mulai memecah lemak untuk
energi
• Menghasilkan zat keton
• Para ahli menyatakan bahwa hasil zat keton yang
dihasilkan dapat membantu menormalkan listrik
otak
Persyaratan Diet Ketogenesis

• Obat antiepilepsi sudah tidak dapat mengatasi/


mengurangi kejang
• Dianjurkan untuk pasien anak-anak
• Dilakukan secara disiplin
Efek Diet Ketogenesis

• Efek gastrointestinal. Ex : mual, muntah, konstipasi


dan diare
• Memiliki kadar kolesterol yang tinggi
• Berat badan tidak naik
• Beresiko mengalami batu ginjal
• Kesulitan konsumsi diet citarasa kurang menggugah
selera

Anda mungkin juga menyukai