Obat nabati
Yg digunakan : rebusan/ekstrak →khasiat berbeda (asal
tanaman, waktu panen, cara pembuatannya →kurang
memuaskan.
Isolasi zat aktif dalam tanaman
mis : morfin dari Papaver somniferum.
digoksin dari Digitalis lanata.
vinkristin & vinblastin dari Vinea rosea.
FARMAKOKINETIK
mempelajari proses biologic yg dialami oleh obat
/nasib obat pd manusia sehat / pasien (MH /
organisme mempengaruhi obat)
nasib obat dalam tubuh : A D M E
FARMAKODINAMIK
mempelajari efek yang terjadi pd manusia /
respon yg terjadi terhadap pemberian obat (obat
mempengaruhi organisme)
**
Istilah dalam farmakologi
Biological availability (ketersediaan hayati) : prosentasi obat
yang diresorpsi tubuh dari suatu dosis yang diberikan dan
tersedia untuk melakukan efek terapetiknya.
Therapeutical equivalent (kesetaraan terapeutik) : syarat yang
harus dipenuhi oleh suatu obat yang meliputi kecepatan
melarut dan jumlah kadar zat yang berkhasiat yang harus
dicapai dalam darah
Bioassay : cara menentukan aktivitas obat dengan
menggunakan hewan percobaan seperti kelinci, tikus, dll.
Farmaceutical availability (ketersediaan farmasi) : ukuran waktu
yang diperlukan oleh obat untuk melepaskan diri dari bentuk
sediaannya dan siap untuk proses absorpsi.
Larutan – suspensi – emulsi – serbuk – kapsul – tablet – enterik
coated – long acting.
FARMAKOKINETIK
mempelajari proses biologic yg dialami
oleh obat /nasib obat pd manusia sehat /
pasien (MH / organisme mempengaruhi
obat)
*nasib obat dalam tubuh : A D M E
- Absoprsi
- Distribusi
- Metabolisme
- Ekskresi
Farmakokinetik
Tempat kerja Depot jaringan
(reseptor)
Bebas Terikat
Terikat Bebas
Sirkulasi
sistemik
Biotransformasi
Farmakokinetik
ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi,
distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan
metabolisme) obat (Shargel & Yu, 1988 ;
Ganiswara, et al, 1995 ; Bauer, 2001) pada
manusia atau hewan dan menggunakan
informasi ini untuk meramalkan efek
perubahan-perubahan dalam takaran,
rejimen takaran, rute pemberian, dan
keadaan fisiologis pada penimbunan dan
disposisi obat (Lachman, et al, 1989).
Gambaran skematik peristiwa absorpsi, metabolisme, dan ekskresi dari obat-
obat setelah berbagai rute pemberian dapat dilihat pada gambar dibawah ini
(Ansel, 1989)
ABSORPSI
Absorpsi atau penyerapan zat aktif adalah
masuknya molekul-molekul obat kedalam
tubuh atau menuju ke peredaran darah
tubuh setelah melewati sawar biologik.
Absorpsi obat adalah peran yang terpenting
*efektivitas obat
*Agar suatu obat dapat mencapai tempat
kerja di jaringan atau organn(obat tersebut
harus melewati berbagai membran sel).
Sebelum obat diabsorpsi, terlebih dahulu
obat itu larut dalam cairan biologis.
Kelarutan serta cepat-lambatnya melarut
menentukan banyaknya obat terabsorpsi.
Dalam hal pemberian obat per oral, cairan
biologis utama adalah cairan
gastrointestinal, dari sini melalui
membran biologis obat masuk ke
peredaran sistemik.
Disolusi obat didahului oleh pembebasan
obat dari bentuk sediaannya.
Obat yang terbebaskan dari bentuk
sediaannya belum tentu diabsorpsi, jika
obat tersebut terikat pada kulit atau
mukosa disebut adsorpsi.
Jika obat sampai tembus ke dalam kulit,
tetapi belum masuk ke kapiler disebut
penetrasi.
Jika obat meresap/menembus dinding
kapiler dan masuk ke dalam saluran darah
disebut absorpsi
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Absorpsi
Obat, antara lain :
a. Biologis/ Hayati
1. Kecepatan pengosongan lambung
Kecepatan pengosongan lambung besar → penurunan proses absorpsi obat-
obat yang bersifat asam.
Kecepatan pengosongan lambung kecil → peningkatan proses absorpsi obat-
obat yang bersifat basa.
2. Motilitas usus
Jika terjadi motilitas usus yang besar (ex : diare), obat sulit diabsorpsi.
3. pH medium
Lambung : asam → untuk obat-obat yang bersifat asam
Usus : basa → untuk obat-obat yang bersifat basa.
4. Jumlah pembuluh darah setempat
Intra muskular dengan sub kutan
Intra muscular absorpsinya lebih cepat, karena jumlah pembuluh darah di otot
lebih banyak dari pada di kulit.
b. Hakiki/ Obat
Polaritas → koefisien partisi
Semakin non polar semakin mudah diabsorpsi
c. Makanan
Paracetamol terganggu absorpsinya dengan
adanya makanan dalam lambung, maka dapat
diberikan 1 jam setelah makan.
d. Obat lain
Karbon aktif dapat menyerap obat lain.
e. Cara pemberian
Per oral dan intra vena berbeda absorpsinya.
DISTRIBUSI OBAT
EKSTRAVASKULA
OBAT R
SISTEM
PEREDARAN
DARAH
INTRAVASKULA
R
DISTRIBUSI
RESEPTOR
MULAI KERJA-OBAT &
LAMA-KERJA OBAT
DISTRIBUSI OBAT
1.5
0.5
DOSIS KONSENTRASI
Vd = DOSIS / CONCENTRASI
VOL. DISTRIBUSI