Anda di halaman 1dari 11

DOSEN PEMBIMBING: ALCHALIDI, SKM, M.

KES

Kelompok 2
Anggota : Novita paradila
Putri wulandari
Zulfiana salsabila
Husniati
Auliya alpisyahriin
Tasya dara fonna
Rita ilhami
Febri risdania
Mutiara sari
A. RENDAHNYA KONDISI KESEHATAN LINGKUNGAN

Salah satu faktor penting lainnya yang


berpengaruh terhadap derajat kesehatan
masyarakat adalah kondisi lingkungan yang
tercermin antara lain dari akses masyarakat
terhadap air bersih dan sanitasi dasar.
Pada tahun 2002, persentase rumah
tangga yang mempunyai akses terhadap air
yang layak untuk dikonsumsi baru mencapai
55,2 persen (BPS 2002), dan akses rumah
tangga terhadap sanitasi dasar 63,5 persen.
Faktor-faktor buruknya lingkungan yang mempengaruhi
kesehatan:
1. Banyak bangunan bertingkat yang di beton.
Dengan banyaknya bangunan bertingkat maka fungsi tanah yang
seharusnya menyerap air kini digantikan fungsinya oleh sistem
penyerapan buatan yang kurang efektif, dapat berakibat banjir dan
mewabahnya penyakit.
2. Pembuatan produk-produk yang lama hancur.
Bahan baku yang lama hancur akan mempercepat penumpukan
sampah karena sampah dihasilkan setiap hari.
3. Kurangnya kesadaran masyarakat akan lingkungannya.
Sehingga membuang sampah sembarang, membangun rumah
dibantaran kali, dll.
4. Banyak kendaraan dan pabrik-pabrik.
Kendaraan yang sudah lama akan mengalami pembakaran yang tidak
sempurna sehingga lebih banyak menghasilkan Co2 dan Pb
begitupun dengan pabrik-pabrik.
Solusinya, Penggusuran rumah-rumah
yang berada dibantaran kali, kolong jembatan
dan taman-taman lalu menempatkannya
kembali ditempat yang layak karena ketika
kali yang seharusnya menjadi saluran
pembuangan menjadi berkurang fungsinya
karena adanya rumah-rumah di bantaran kali.
Kemudian, Memanfaatkan sampah dengan
cara mendaur ulangnya, pengurangan produk-
produk yang lama hancur sperti plastik dan
kaca.
B. RENDAHNYA PEMANFAATAN FASILITAS PEMERINTAH DAN
KETERJANGKAUAN PELAYANAN KESEHATAN

Fasilitas pelayanan kesehatan dasar, yaitu Puskesmas yang


diperkuat dengan Puskesmas Pembantu dan Puskesmas keliling,
telah didirikan di hampir seluruh wilayah Indonesia. Saat ini,
jumlah Puskesmas di seluruh Indonesia adalah 7.550 unit,
Puskesmas Pembantu 22.002 unit dan Puskesmas keliling 6.132
unit.
Meskipun fasilitas pelayanan kesehatan dasar tersebut terdapat di
semua kecamatan, namun pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan masih menjadi kendala. Fasilitas ini belum
sepenuhnya dapat dijangkau oleh masyarakat, terutama terkait
dengan biaya dan jarak transportasi.
Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya adalah Rumah Sakit yang
terdapat di hampir semua kabupaten/kota, namun sistem rujukan
pelayanan kesehatan perorangan belum dapat berjalan dengan
optimal.
Pelayanan kesehatan rujukan belum optimal
dan belum memenuhi harapan masyarakat.
Masyarakat merasa kurang puas dengan mutu
pelayanan rumah sakit dan puskesmas, karena
lambatnya pelayanan, kesulitan administrasi dan
lamanya waktu tunggu.
Perlindungan masyarakat di bidang obat dan
makanan masih rendah. Dalam era perdagangan
bebas, kondisi kesehatan masyarakat semakin
rentan akibat meningkatnya kemungkinan
konsumsi obat dan makanan yang tidak
memenuhi persyaratan mutu dan keamanan.
C. RENDAHNYA STATUS KESEHATAN PENDUDUK MISKIN

Angka kematian bayi pada kelompok termiskin adalah 61


dibandingkan dengan 17 per 1.000 kelahiran hidup pada kelompok
terkaya. Penyakit infeksi yang merupakan penyebab kematian utama
pada bayi dan balita, seperti malaria dan TBC, lebih sering terjadi
pada masyarakat miskin.
Rendahnya status kesehatan penduduk miskin terutama disebabkan
oleh terbatasnya akses terhadap pelayanan kesehatan karena kendala
geografis dan kendala biaya (cost barrier). Data SDKI 2002-2003
menunjukkan bahwa 48,7 persen masalah dalam mendapatkan
pelayanan kesehatan adalah karena kendala biaya, jarak dan
transportasi. Utilisasi rumah sakit masih didominasi oleh golongan
mampu, sedang masyarakat miskin cenderung memanfaatkan
pelayanan di puskesmas.
Solusinya, memberikan jaminan akses dan
kualitas pelayanan kesehatan gratis untuk
keluarga miskin dimanapun berada di wilayah
Negara Indonesia. Upaya kesehatan dasar dan
rujukan terutama diprioritaskan pada setiap
bayi-bayi, anak dan kelompok masyarakat
risiko tinggi.
Dengan demikian maka setiap Puskesmas dan
jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau
seluruh masyarakat di wilayah kerjanya
terutama di daerah perbatasan, terpencil dan
tertinggal.
D. STUDI KASUS TENTANG PENERAPAN KESEHATAN
LINGKUNGAN

Penerapan Kesehatan Lingkungan seperti diadakannya


program lingkungan sehat. Program ini ditujukan untuk
mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui
pengembangan sistem kesehatan kewilayahan untuk
menggerakkan pembangunan lintas-sektor berwawasan
kesehatan.
Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini antara lain
meliputi:
1. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar
2. Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan
3. Pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan
4. Pengembangan wilayah sehat

Anda mungkin juga menyukai