Anda di halaman 1dari 16

Asuhan Keperawatan pada

Pasien Gawat Darurat


Atika Wirawati
Mey Risnawati H
Natasya Claudia
Wibiatika Ayu Eka H
Pengertian
• Keparawatan gawat darurat adalah pelayanan
profesioanal keperawatan yang di berikan
pada pasien dengan kebutuhan urgen dan
kritis. Namun UGD dan klinik kedaruratan
sering di gunakan untuk masalah yang tidak
urgen.
Tujuan
• Mencegah kematian dan kecacatan (to save
life and limb) pada penderita gawat darurat,
hingga dapat hidup dan berfungsi kembali
dalam masyarakat sebagaimana mestinya.
• Merujuk penderita gawat darurat melalui
sistem rujukan untuk memperoleh
penanganan yang Iebih memadai.
• Menanggulangi korban bencana.
Sistem Pelayanan Gawat Darurat
• Pelayanan gawat darurat tidak hanya
memberikan pelayanan untuk mengatasi
kondisi kedaruratan yang di alami pasien
tetapi juga memberikan asuhan keperawatan
untuk mengatasi kecemasan pasien dan
keluarga.
Prinsip Gawat Darurat
• Prinsip pd penanganan penderita gawat darurat harus cepat dan tepat
serta harus dilakukan segera oleh setiap orang yg pertama
menemukan/mengetahui (orang awam, perawat, para medis, dokter), baik
didalam maupun diluar rumah sakit krn kejadian ini dapat terjadi setiap
saat & menimpa siapa saja. Kondisi gawat darurat dpt diklasifikasikan
sebagai berikut (Kumpulan materi mata kuliah Gadar:2005) :
• Gawat darurat
• Gawat tidak darurat
• Darurat tidak gawat
• Tidak gawat tidak darurat
• Kecelakaan (Accident)
Triage Dalam Keperawatan Gawat
Darurat
• Yaitu skenario pertolongan yang akan di berikan sesudah fase
keadaan pasien. Pasien-pasien yang terancam hidupnya harus
di beri prioritas utama. Standart waktu yang di perlukan untuk
melakukan triase adalah 2-5 menit untuk orang dewasa dan 7
menit untuk pasien anak-anak.
• Sistem Triase: Spot check , Komprehensif , Triase Expanded ,
Triase Bedside
• Klasifikasi Triase: Merah (Emergent) , Kuning (Urgent) , Hijau
(Non urgent) , Hitam (Expectant)
Pengkajian Pasien Gawat Darurat
• Standard
• Keluaran
• Proses
Pengkajian primer
Pengkajian
Airway
• Look
• Listen
• Feel
• Jenis-jenis suara nafas tambahan karena
hambatan sebagian jalan nafas :Snoring,
Gargling, Crowing
Pengkajian Breathing dan ventilasi
Yang perlu diperhatikan dalam pengkajian breathing pada pasien antara lain :
• Look, listen dan feel; lakukan penilaian terhadap ventilasi dan oksigenasi
pasien.
• Untuk menilai seseorang bernafas secara normal dapat dilihat dari berapa
kali seseorang bernapas dalam satu menit,
• Pernapasan dikatakan tidak baik/tidak normal : Tidak ada gerakan dada,
Tidak ada suara napas, Tidak dirasakan hembusan napas
• Tindakan-tindakan ini dapat dilakukan bila pernapasan seseorang
terganggu: Bila korban masih bernapas namun tidak sadar maka posisikan
korban ke posisi mantap (posisikan tubuh korban miring ke arah kiri) dan
pastikan jalan napas tetap terbuka;
Pengkajian
Circulation

• Sistem sirkulasi atau pompa darah pada tubuh manusia


dilakukan oleh jantung. Jantung terdiri dari empat ruangan,
yaitu atrium kanan, atrium kiri, bilik kanan dan bilik kiri.
Jantung berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Organ
yang paling rentan untuk terjadi kerusakan akibat kekurangan
oksigen adalah otak.
Pengkajian Disabilities

• Pada primary survey, disability dikaji dengan


menggunakan skala AVPU :
• A - alert, yaitu merespon suara dengan tepat, misalnya mematuhi
perintah yang diberikan
• V - vocalises, mungkin tidak sesuai atau mengeluarkan suara yang
tidak bisa dimengerti
• P - responds to pain only (harus dinilai semua keempat tungkai jika
ekstremitas awal yang digunakan untuk mengkaji gagal untuk
merespon)
• U - unresponsive to pain, jika pasien tidak merespon baik stimulus
nyeri maupun stimulus verbal.
Pengkajian
Exposure
• Menanggalkan pakaian pasien dan memeriksa cedera pada
pasien. Jika pasien diduga memiliki cedera leher atau tulang
belakang, imobilisasi in-line penting untuk dilakukan. Lakukan
log roll ketika melakukan pemeriksaan pada punggung pasien.
Rapid Trauma Assessment harus segera dilakukan:
• Lakukan pemeriksaan kepala, leher, dan ekstremitas pada
pasien
• Perlakukan setiap temuan luka baru yang dapat mengancam
nyawa pasien luka dan mulai melakukan transportasi pada
pasien yang berpotensi tidak stabil atau kritis.
Pengkajian Sekunder
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
• Vertebra servikalis dan leher
• Toraks
• Abdomen
• Pelvis (perineum/rectum/vagina)
• Ektremitas
• Bagian punggung
• Neurologis
Pengkajian Fokus
• Focused assessment atau pengakajian
terfokus adalah tahap pengkajian pada
area keperawatan gawat darurat yang
dilakukan setelah primary survey,
secondary survey, anamnesis riwayat
pasien (pemeriksaan subyektif) dan
pemeriksaan obyektif (Head to toe).
• Focused assessment untuk melengkapi
data secondary assessment bisa dilakukan
sesuai masalah yang ditemukan atau
tempat dimana injury ditemukan. Yang
paling banyak dilakukan dalam tahap ini
adalah beberapa pemeriksaan penunjang
diagnostik atau bahkan dilakukan
pemeriksaan ulangan dengan tujuan
segera dapat dilakukan tindakan definitif:
Reassessment , Pemeriksaan Diagnostik

Anda mungkin juga menyukai