Trauma Kepala
Trauma Kepala
Perdossi, 2006
Kepala yang sedang bergerak
tiba-tiba berhenti, tetapi otak
tetap bergerak karena inersia
sehingga otak dapat cedera oleh
permukaan dalam dari kranium
Biomechanics of Traumatic Head Injury
Aksonal
Shepard, 2002)
Pathofisiologi
• Prymary brain injury
Target terapi
Types of Damage in Brain Injury (Stamp, 2000)
Klasifikasi
Klasifikasi trauma kapitis berdasarkan :
1. Patologi
1.1. Komosi serebri
1.2. Kontusio serebri
1.3. Laserasio serebri
2. Lokasi lesi
2.1. Lesi diffus
2.2. Lesi kerusakan vaskuler otak
2.3. Lesi fokal Perdossi, 2006
2.3.1. Kontusio dan laserasi serebri
2.3.2. Hematoma intrakranial
2.3.2.1. Hematoma ekstradural (epidural)
2.3.2.2. Hematoma subdural
2.3.2.3. Hematoma intraparenkhimal
2.3.2.3.1. Hem. Subarakhnoid
2.3.2.3.2. Hem. Intraserebral
2.3.2.3.3. Hem. Intraserebellar
Perdossi, 2006
Derajat Cedera Kepala berdasarkan GCS
Kategori GCS Gambaran Klinik CT Scan otak
Catatan :
1.Pedoman triase di gawat darurat
2.Perdarahan intrakranial (CTscan) -->trauma kapitis berat
Group A (minimal head injury GCS = 15
• Patient is coma
• Status mental :
derajat kesadaran, orientasi, atensi dan
konsentrasi, memori, kalkulasi, bicara dan
bahasa, orientasi spatial/persepsi, afek,
mood dan behavior.
• Nervi kranialis
• Motorik
• Sensibilitas
• Koordinasi
• Reflek
• Postur dan gait
(Ashley, 2004)
Manajemen cedera kepala ringan (GCS 14-15)
Evaluasi awal
•Sama dengan cedera kepala ringan
•CT scan kepala pada semua kasus
•Perintah untuk observasi
Observasi
•Pemeriksaan neurologik sering
•Follow-up CT scan jika keadaan memburuk atau
sebelum pulang
Perdossi, 2006
Penanggulangan Trauma Kapitis Akut
1. Survei primer
A = Airway
B = Breathing (target O2 > 92%)
C = Circulation
- TDS > 90 mmHg
- Nacl 0.9% atau RL
- Hindari cairan hipotonis
- Kalau perlu obat vasopresor & inotropik
--> konsul bedah saraf berdasarkan indikasi
D = Disability ( mengetahui lateralisasi dan kondisi umum
dengan pemeriksaan cepat status umum dan neurologi)
Perdossi, 2006
2. Survei sekunder
E = Laboratorium
- Darah : Rutin, ureum, kreatinin,
GDS, AGD dan elektrolit
- Radiologi : Foto kepala, HCTS dll
F = Manajemen Terapi
- Operasi pasien yang indikasi
- Ruang rawat
- penanganan luka-luka
- terapi obat-obatan sesuai kebutuhan
Perdossi, 2006
Indikasi Operasi
1. Epidural hematom
a. >40cc + midline shift dengan fx
batang otak baik
b. >30cc fossa posterior + td penekanan
batang otak atau hidrosefalus dengan
fungsi batang otak baik
c. EDH progresif
d. EDH tipis dengan penurunan
kesadaran bukan indikasi operasi
Perdossi, 2006
2. Subdural hematom
a. SDH luas (>40cc/5mm) dgn GCS>6
fungsi batang otak baik
b. SDH tipis + kesadaran↓ bukan indikasi operasi
c. SDH + edema serebri/kontusio serebri disertai
midlineshift dengan fungsi batang otak baik
Perdossi, 2006
3. Perdarahan Intraserebral paska trauma
a. penurunan kesadaran progresif
b. Hipertensi, bradikardi & tanda
gangguan nafas (cushing refleks)
c. perburukan defisit neurologi fokal
4. Fraktur impresi > 1 diploe
5. Fraktur kranii + laserasi serebri
6. Fraktur kranii terbuka
7. Edema serebri berat + TIK↑
Perdossi, 2006
Kasus Ringan
1. Pemeriksaan status umum dan neurologi
2. Perawatan luka-luka
3. Pasien pulang dengan pengawasan ketat
48 jam :
- cenderung mengantuk
- sakit kepala cenderung memberat
- muntah proyektil
4. Indikasi rawat :
- Gangguan orientasi
- Sakit kepala dan muntah
- Tidak ada yang mengawasi di rumah
- Letak rumah jauh dari RS
Perdossi, 2006
Kriteria dilakukan CT scan kepala
pada trauma Cranioserebral
• GCS 14 atau lebih rendah
• GCS 15 dengan:
* Dibuktikan pernah hilang kesadaran
* Amnesia akibat trauma
* Defisit neurologik fokal
* Tanda fraktur tulang tengkorak basal
atau kalvaria
(Narayan, 1996)
Trauma Kepala
Saraf
CKR (GCS 14-15) CKS (9-13) CKB < 9 Konsultasi Bagian Terkait
Observasi
Minimal 24 jam
Head CT Scan
BLPL
Intra Cerebral Hematom > 30 cc (+) dan atau Intra Cerebral Hematom > 30 cc (-) dan
Sub Dural Hematom Luas (+) dan atau Sub Dural Hematom Luas (-) dan
Epidural Hematom (+) dan atau Epidural Hematom (-) dan
Fraktur depressed (+) dan atau Fraktur depressed (-) dan
Fraktur impressi (+) Fraktur impressi (-)
GCS 14-15
CT Scan kepala
Pulang dengan edukasi pada caregiver
Cedera Intrakranial Fraktur Kalvaria Tanpa cedera intrakranial dan fraktur kalvaria
Mondok
Kemungkinan intervensi Re-evaluasi Re-evaluasi
GCS = 14 GCS = 15
Fraktur Terbuka, basilar atau depressed Fraktur simple Fraktur simple
GCS = 14 dan GCS = 15
Mondok
Kemungkinan intervensi
Trauma Kepala
GCS 9-13
CT (+) CT (-) dan GCS < 13 CT (-) dan GCS >= 13 CT Scan Kepala
(+) CT (-) CT
GCS < 9
CT Scan Kepala
Reevaluasi dan pemeriksaan II
CT Scan Kepala
(-) (-)
Epidural DAI
Subdural
TSAH CT (+) CT (-)
Kontusio
Mondok ICU
Kemungkinan operatif
Kemungkinan operatif Intervensi Mondok ICU
Intervensi
Sub Dural Hematom
Definisi dan Jenis
• Adalah perdarahan yang terjadi di antara
lapisan duramater dan araknoidea, akibat
robeknya “bridging vein” (vena jembatan)
Jenis:
– Akut : Interval Lucid 0 – 5 hari
– Subacut: Interval Lucid 5 hari – bbrp minggu
– Kronik : Interval Lucid > 3 bulan
(Perdossi, 2006; Scaleta, 2006)
HEMATOMA
EPIDURAL
Epidural Hematoma
Pediatric Critical Care Textbook (1998) Lippincott Williams & Wilkins and Tutorial CT
in Head Injury (Foo, 2001)
Tanda fraktur basis kranii
• Barbiturat
Tata laksana cedera kepala
a. Pra rumah sakit
Jaga jalan nafas, kontrol perdarahan, imobilisasi, cegah syok- komplikasi dan
cedera sekunder, pengiriman.
b. UGD
- Primary survey: ingat ABC
- Secundary survey: ingat 5B
- Anamnesa
- Pemeriksaan fisik
- Pmx penunjang: radiologi, lab darah (rutin, gol drh, GDS, fx ginjal, AGD,
elektrolit)
c. Bangsal
Obs. Tanda vital dan status neurologis
Obs: tiap 30’ dalam 6 jam I, tiap jam dalam 6 jam II, tiap 2 jam dalam 12 jam
berikutnya. Selanjutnya tiap 4 jam sampai pasien sadar.
d. ICU
- Penanganan peningkatan TIK
- Pencegahan dan terapi infeksi sekunder
Observasi minimal 24 jam pertama, lalu kontrol rumah sakit dalam 5- 7 hari.
Daisy 10 Months After Accident