FISIOLOGI

PENGLIHATAN

Huda Marlina Wati, dr

Sherwood L, Intoduction yo human physiology. 8 th edition.

Pp 215-226
Tujuan pembelajaran
 Memahami lapisan retina dan urutan yang
dilalui cahaya
 Histo-fisiologi retina
 Fisiologi fotoreseptor dan fotopigmen
 Fototransduksi
 Adaptasi gelap – terang
 Jaras penglihatan
 Pusat penglihatan
Review anatomi mata

5
4

1
2

3
3 lapisan neural pada retina
1. lapisan terluar (dekat choroid)
 mengandung sel rod dan sel cone (sensitif thd
cahaya)
2. lapisan tengah
 sel bipolar & interneuron associated
3. lapisan dalam tdd sel ganglion.

Axon dari sel – sel ganglion akan bersatu membentuk

nervus opticus, yg akan meninggalksan retina mll
discus opticus.
Lapisan Retina

s
c
l
e
r
a
Blinds spot & fovea
 N. Opticus meninggalkan retina mll discus opticus.
 Disc opticus = blind spot = bintik buta, karena tidak bisa
menerima bayangan benda
 Fovea = pusat retina  point of most distinct vision
Photoreceptors
Sel Rods & sel Cones
 Setiap retina memiliki >
125 juta fotoreseptor
 = sel rods dan sel cone
 Tdd 3 bagian :
1. Outer segmen

2. Inner segmen

3. Synaptic terminal

 Membran outer
segmen berlipat - lipat
 Photopigments
 Outer segmen mengandung > 1 miliar fotopigmen
 Photopigmen  protein warna yg dapat menyerap
cahaya dan mengalami perubahan struktur ketika
menyerap cahaya
 Fotopigmen tdd 2 komponen
1. Opsin  protein integral pd disc membran

plasma
2. Retinal  derivat vit A  mrpk bagian yg akan

mengabsorpsi cahaya.
 Jenis : rhodopsin (pd sel rhod) & 3 jenis
photopigmen pada sel cone
 Fototransduksi

 Fototransduksi  perubahan rangsangan

cahaya mjd sinyal elektrik (potensial reseptor)
 TAHAP PERTAMA transduksi cahaya 
absorpsi cahaya oleh photopigment,
 Absorpsi cahaya akan menginisiasi
serangkaian perubahan yg mencetuskan
potensial reseptor
Pengaruh cahaya thd fotopigmen

5 tahap :
1. ketika gelap  retinal berbentuk bengkok
(disebut cis-retinal), terpasang dg opsin.
 Ketika cis-retinal mengabsorbsi cahaya 

bentuknya mjd lurus (disebut trans-retinal).

Proses ini disebut isomerization.
 After retinal isomerizes, several unstable chemical

intermediates form and disappear. These

chemical changes lead to production of a
receptor potential
Pengaruh cahaya thd photopigmen

2. Dalam 1 menit, trans-retinal terpisah komplit

dari opsin.  opsin tampak tidak berwarna.
Proses ini disebut bleaching of photopigment.
3 Konversi trans retinal mjd cis-retinal
kembali dg bantuan enzim retinal isomerase
4 Cis-retinal akan berikatan lagi dg opsin
(functional photopigment terbentuk lagi). Tahap
ini__resynthesis photopigmen—disebut
regeneration.
pengaruh
cahaya thd
photopigmen
 Potential Reseptor pada
photopigmen
 Pada outer segmen tdpt banyak ligand-gated Na+
channel. (ligandnya cGMP__ligand intrasel)
 Ketika gelap konsentrasi cGMP tinggi  saluran
ion terbuka  tjd depolarisasi.
 Ketika ada cahaya  photopigmen akan
menyerap cahayatjd pemecahan cGMP 
konsentrasi ↓  tjd hiperpolarisasi

• Pada photopigmen  potential reseptor

dalam bentuk hiperpolarisasi__bukan depol!!!
Terang vs gelap
Kesimpulan :
Pada saat gelap Pada saat ada cahaya
 impuls (-) • impuls (+)
 cGMP ↑ • cGMP ↓
 NT glutamat dilepas • NT glutamat tdk
 Inhibisi sel ganglion dilepaskan
 Image (-) • Sel ganglion eksitasi
• Image (+)
 Prosesing input cahaya di retina
 Impuls dari fotoreseptor diteruskan ke sel berikutnya
 sel bipolar sel ganglion.
 Hanya ada 1 juta sel ganglion, smntara ada 126 juta
fotoreseptor pada satu mata
  konvergensi impuls ke sel ganglion
 Stimulasi rods oleh cahaya  eksitasi sel bipolar,
 Stimulasi cone  bisa eksitasi atau inhibisi sel bipolar
 6 – 600 sel Rods bersinaps dg 1 sel bipolar, smtra 1
sel cone bersinaps dg 1 sel bipolar
  rods lebih sensitif thd cahaya
  cone vision lebih tajam dibanding rods
 Prosesing input cahaya di retina
 Sel horizontal  lateral inhibition to
Bipolar cells
 Shg makin kontras antara area yg
strongly stimulated dg yg weakly
stimulated
  memungkinkan diferensiasi warna
 Sel Amacrine  dieksitasi oleh sel
bipolar dan bersinap dg sel ganglion
 Bila sel bipolar dan amacrine
mengirimkan sinyal eksitasi  sel
ganglion akan menginisiasi impuls
saraf
Rods vs cone
Brain Pathway dan visual field
Brain pathway
 Sebagian impuls dari traktus opticus bersinaps
dg colliculi superior  otot ekstrinsik mata
 Sebagian lagi ke nuclei pretectal  kontrol
pupil dan refleks akomodasi
 Color vision
 Cone  red, green
and blue.
 Setiap fotopigmen
berbeda hanya di
opsin
 Setiap fotopigmen
hanya
mengabsorpsi
panjang gelombang
ttu
Color blindness
 Individual
lack a
particular
cone type
 X-linked
resesif
 Night blindness
 Because retinal is a derivative of vitamin A, adequate amounts of
this nutrient must be available for the synthesis of photopigments.
 Night blindness  defisiensi vity A dalam diet
 Although photopigment concentrations in both rods and cones are
reduced in this condition, there is still enough cone
photopigment to respond to the intense stimulation of bright light,
except in the most severe cases.
 Reductions in rhodopsin content  decrease the sensitivity of rods
so much that they cannot respond to dim light.
 The person can see in the day using cones but cannot see at night
because the rods are no longer functional.
 Thus, carrots are “good for your eyes” because they are rich in
vitamin A.
Kesimpulan
Selamat
Belajar