Anda di halaman 1dari 23

Kelompok 9

Anisah Wulansari
Dwi Febrianti
Fatimah
Pokok-Pokok Bahasan
1. Pengertian 3. Diagnosa 4. Mekanisme
2. Sifat Pestisida
Pestisida Gejala Keracunan Keracunan

7. Penyakit-penyakit 8.Petunjuk yang


5. Pengertian 6. Pemeriksaan
yang dapat Harus Diikuti
Enzim Aktivitas Enzim
menurunkan aktivitas Bagi Pengguna
Kolinesterase Kolinesterase Pestisida
enzim kolinesterase

9. Penanganan 10. Pertolongan


Keracunan Pertama
Pestisida yang Dilakukan
Pengertian
Pestisida (pesticide) berasal dari kata pest atau hama dan cide atau
memberantas. Menurut FAO pestisida adalah setiap zat atau campuran
yang diharapkan sebagai pencegahan, menghancurkan atau
pengawasan setiap hama termasuk vektor pada manusia atau penyakit
pada binatang serta tanaman yang tidak disukai atau binatang yang
menyebabkan kerusakan.
Pengertian
• Menurut UU Nomor : 12 tahun 1992 tentang sistem
budidaya tanaman (Pasal 1), disebutkan bahwa pestisida
adalah zat atau senyawa kimia, atau zat perangsang
tumbuh, bahan lain serta organisme renik, atau virus
yang digunakan untuk melakukan perlindungan bagi
tanaman.

• Pestisida yang banyak digunakan di pertanian Indonesia


adalah golongan Organofosfat dan Karbamat.
Sifat Pestisida
1. Merupakan bahan kimia bersifat bioaktif dan racun.
2. Terdiri dari :
- Golongan fosfat organik
Contoh : Malathion, Parathion, TEPP.
- Golongan karbamat
Contoh : Carbaryl, Baygon.
- Golongan organoklorin
Contoh : Aldrin, DDT, Lindane, Heptaklor,
dieldrin, klordan.
Baygon
Struktur Organoklorin
Diagnosa Gejala Keracunan
Keracunan pestisida dapat diketahui dengan
dua cara :
2. Pemeriksaan laboratorium yaitu
1. Melihat gejala-gejala yang ditimbulkan/keluhan
dengan pemeriksaan aktivitas
subjektif :
enzim kolinesterase. Terdapat 2 cara
- Penglihatan kabur - Diare
:
- Mulut berbusa - Banyak keringat
- Mual - Pusing • Cara Edson
- Muntah-muntah - Sesak napas • Cara Acholest
- Detak jantung cepat
- Air liur banyak keluar (salivasi)
- Mata berair (lakrimasi)
- Kejang-kejang (konvulsi)
Mekanisme Keracunan
(Toksisitas)
1. Organofosfat menghambat kerja enzim kolinesterase pada sel darah merah dan
jaringan saraf, kemudian menghambat kerja enzim Pseudokolinesterase dalam
plasma secara irreversible dan sementara Karbamat menghambat kerja enzim
tersebut secara reversible.

2. Enzim ini secara normal menghidrolisis asetilkolin menjadi asetat dan cholin, yang
merupakan perantara kimia pada sinaps sistem saraf otonom sehingga rangsangan
yang sampai dapat diteruskan.
Mekanisme Keracunan
(Toksisitas)
3. Dengan adanya inhibisi tersebut akan terjadi akumulasi asetilkolin dalam jumlah besar sehingga laju
penyampaian rangsangan terhambat yang menyebabkan kelainan fungsi sistem saraf.

4. Kematian biasanya terjadi karna kegagalan pernafasan (karna kelemahan otot


pernafasan) dan terhentinya jantung.

5. Beratnya tingkat keracunan berkaitan dengan tingkat penghambatan


kolinesterase dalam darah.
Mekanisme Keracunan
(Toksisitas)
Pengertian Enzim Kolinesterase
• Enzim Kolinesterase : Enzim yang menghidrolisis asetilkolin menjadi kolin dan asam
asetat.

• Ada dua jenis : asetilkolinesterase (kolinesterase sejati) , yang dapat ditemukan dalam
sel darah merah dan jaringan saraf, dan pseudokolinesterase atau kolinesterase serum
(PCHE). Kolinesterase adalah enzim yang memecahkan asetilkolin pada sinaps saraf
dan jaringan neuromuscular.

• Penurunan kadar kolinesterase mengindikasikan keracunan insektisida yang


disebabkan oleh pajanan berlebih terhadap zat organofosfat , penyakit hati (hepatitis
dan sirosis), serta infeksi akut. Namun uji ini bukan merupakan alat pengkajian fungsi
hati
Pemeriksaan Aktivitas
Enzim Kolinesterase
Tujuan : Untuk menentukan derajat keracunan insektisida golongan
asetilkolinesterase tanpa dapat membedakan golongan karbamat atau
fosfat.
Tedapat dua cara

Cara Cara
Edson Acholest
1. Cara Edson
• Prinsip penentuan berdasarkan pada perubahan pH
darah yang dapat diketahui dengan indikator brom-
tymol blue.
𝐾ℎ𝑜𝑙𝑖𝑛𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟𝑎𝑠𝑒
Asetilkholin Kholin + asam asetat

• Asam asetat yang terbentuk akan merubah pH darah,


darah pasien diambil dan ditambahkan indikator, warna
yang terbentuk dibandingkan dengan warna yang terdapat
pada comparator disc:
Interpretasi Hasil

Aktifitas Kolinesterase Arti

75 – 100 % dari normal Normal, tidak ada keracunan

50 – 75 % dari normal Keracunan ringan, perlu istirahat


selama 2 minggu

25 – 50 % dari normal Keracunan, istirahatkan dan beri


pengobatan bila perlu

0 – 25 % dari normal Keracunan berat, beri pengobatan


dengan segera.
2. Cara Acholest
• Bahan yang diperiksa adalah serum korban
• Pemeriksaan dilakukan dengan memakai kertas acholest (paper
strip) yang mengandung asetilkolin adan indikator.
• Warna kertas acholest sama dengan warna kertas kontrol yaitu
warna kuning telur .
• Kertas accholest jika ditetesi serum berubah warnanya menjadi biru
gelap yang secara bertahap menjadi kuning biru kehijauan yang
akhirnya menjad kuning.
• Kertas kontrol jika ditetesi serum akan menjadi kuning kehijauan.
• Yang dinilai dari cara ini adalah: waktu yang diperlukan kertas
acholest sehingga warna nya sama dengan kertas kontrol.
Interpretasi hasil

Waktu Aktivitas

Kurang dari 5 menit Naik

7 – 18 menit Normal

20 – 35 menit Turun, keracunan ringan

35 – 150 menit Sangat turun, keracunan berat


Penyakit-penyakit yang dapat
menurunkan aktivitas enzim kolinesterase
Penurunan aktivitas enzim cholinesterase dapat juga terjadi pada
beberapa penyakit, terutama penyakit yang menyerang hati
diantaranya yaitu :
• Infeksi virus pada hati (hepatitis akut / kronis)
Dapat menurunkan aktivitas enzim cholinesterase antara
30 % – 50 %,
• Penyakit serosis hepatitis yang lanjut dan tumor hati ataupun tumor
lainnya.
Dapat menurunkan aktivitas enzim cholinesterase sebanyak
50 % – 70 %.
Petunjuk yang Harus Diikuti
Bagi Pengguna Pestisida

1. Selalu menyimpan pestisida dalam wadah asli yang berlabel.

2. Jangan menggunakan mulut untuk meniup lubang pada alat


semprot.

Jangan makan, minum atau merokok pada tempat penyemprotan


3. dan sebelum mencuci tangan.
Penanganan Keracunan Pestisida

Kenali gejala dan tanda keracunan pesitsida dari pestisida yang sering digunakan.

Jika diduga keracunan, korban segera dibawa ke rumah sakit atau dokter
terdekat.

Identifikasi pestisida yang memapari korban, berikan informasi ini pada


rumah sakit atau dokter yang merawat.

Bawa label kemasan pestisida tersebut. Pada label tertulis informasi


pertolongan pertama penganan korban.

Tindakan darutat dapat dilakukan sampai pertolongan datang atau korban


dibawa ke rumah sakit.
Pertolongan Pertama
yang Dilakukan
1. Hentikan paparan dengan 3. Korban segera dibawa ke
memindahkan korban dari rumah sakita atau dokter
sumber paparan, lepaskan terdekat. Berikan informasi
pakaian korban dan tentang pestisida yang
cuci/mandikan korban. memapari korban dengan
2. Jika terjadi kesulitan membawa label kemasan
pernafasan maka korban pestisida.
diberi pernapasan buatan. 4. Keluarga seharusnya diberi
Korban diinstruksikan agar pencegahan/ penyuluhan
tetap tenang. Dampak serius tentang pestisida sehinga jika
tidak terjadi segera, ada terjadi keracunan maka
waktu untuk menolong keluarga dapat memberikan
Daftar Pustaka

http://teknologi-
profesional.blogspot.com/2013/06/cara-pemeriksaan-
enzim-cholinesterase_13.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai