Anda di halaman 1dari 20

Klt (Kromatografi lapis

tipis)
Di susun guna memenuhi tugas Analisis Instrumen
Dosen Pengampu : Bp. Hendra

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
JURUSAN DIII JAMU
2013
1. Ukhti Fitria M P 27242012 060
2. Uswatun Khasanah P 27242012 061
3. Vita Nur Fitri H S P 27242012 062
4. Yuliana Kusumawati P 27242012 063
5. Zuyin Maratus S P 27242012 064
6. Agus Susanto P 27242012 065
Pendahuluan
A. Pengertian Kromatografi

Teknik Suatu
pemisahan campuran Komponen

Komatografi adalah teknik untuk memisahkan campuran


menjadi komponennya dengan bantuan perbedaan sifat fisik
masing-masing komponen.
Jenis Kromatogarfi Berdasarkan
fase gerak

Gas chromatography Liquid chromatography.

HPLC LLC TLC


GLC GSC
Elsklusi Ion Exchange
Jenis-jenis Kromatografi Berdasarkan Teknik Kerja

Kromatografi Kromatografi Kromatografi


Kertas Kolom Kromatografi Gas
Lapis Tipis
Kromatografi Lapis Tipis
Cara pemisahan campuran senyawa menjadi senyawa
murninya dan mengetahui kuantitasnya yang digunakan.

KLT digunakan untuk :


1. Memisahkan senyawa – senyawa yang sifatnya hidrofobik
seperti lipida – lipida dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan
dengan kromatografi kertas.
2. Memisahkan substansi campuran menjadi komponen-
komponennya
Tujuan KLT
KLT dapat dipakai dengan dua tujuan:
1. Dipakai selayaknya sebagai metode untuk
mencapai hasil kualitatif, kuantitatif, atau
preparatif.
2. Kedua, dipakai untuk menjajaki system
pelarut dan system penyangga yang akan
dipakai dalam kromatografi kolom atau
kromatografi cair kinerja tinggi.
Pelaksanaan KLT
1. Fase Diam
2. Fase Gerak
3. Aplikasi (Penotolan) Sampel
4. Pengembangan
5. Deteksi Bercak
6. Perhitungan Nilai Rf
7. Alternatif Prosedur KLT
1. Fase Diam
• Fase diam yang digunakan dalam KLT
merupakan penjerap berukuran kecil dengan
diameter partikel antara 10-30 μm.
• Penjerap yang paling sering digunakan adalah
silica dan serbuk selulosa, sementara
mekanisme sorpsi yang utama pada KLT
adalah adsorpsi dan partisi
2. Fase Gerak

Sistem yang paling sederhana ialah campuran 2


pelarut organik karena daya elusi campuran
kedua pelarut ini dapat mudah diatur
sedemikian rupa sehingga pemisahan dapat
terjadi secara optimal.
3. Aplikasi (Penotolan) Sampel
Untuk memperoleh roprodusibilitas, volume
sampel yang ditotolkan paling sedikit 0,5 μl.

4. Pengembangan
Sampel yang telah ditotolkan  dikembangkan
dalam bejana kromatografi yg sebelumnya telah
dijenuhi oleh uap fase gerak  Tepi bagian
bawah lempeng tipis yang telah ditotoli sampel
dicelupkan kedalam fase gerak kurang lebih 0,5-1
cm.
5. Deteksi Bercak
Deteksi bercak pada KLt dapat dilakukan
secara kimia dan fisika.
a. Cara kimia yang biasa digunakan adalah
dengan mereaksikan bercak dengan suatu
pereaksi melalui cara penyemprotan sehingga
bercak menjadi jelas.
b. Cara fisika yang dapat digunakan untuk
menampakkan bercak adalah dengan dengan
cara pencacahan radioaktif dan fluorosensi sinar
ultraviolet
6. Perhitungan Nilai Rf
Perhitungan nilai Rf didasarkan atas rumus :
Rf = jarak yang ditempuh oleh komponen
jarak yang ditempuh oleh pelarut

Nilai Rf dinyatakan hingga angka 1,0 beberapa


pustaka menyatakan nilai Rf yang baik yang
menunjukkan pemisahan yang cukup baik adalah
berkisar antara 0,2-0,8.
7. Altertatif Prosedur KLT
Variasi prosedur pengembangan KLT ini
meliputi KLT 2 dimensi yaitu Pengembangan
kontinyu dan Pengembangan gradient.
Penggunaan KLT
Tujuannya yaitu untuk :
1. Menentukan banyaknya komponen dalam
campuran,
2. Identifikasi senyawa,
3. Memantau berjalannya suatu reaksi,
4. Menentukan efektivitas pemurnian,
5. Menentukan dan memantau kondisi yang sesuai
untuk kromatografi kolom,
6. Melakukan screening sampel untuk obat.
PLAT TLC (20X20 cm)
Spotting
VISUALISASI DENGAN CHARING
Densitogram dari TLC Scanner
Gambar Kromatografi Lapis
Tipis

Anda mungkin juga menyukai