PADA
MASA PERSALINAN
Oleh:
Yusiska Elvira
Sanam
Inneke Kusuma
Wardhany
A.EMBOLI AIR KETUBAN
Definisi Cairan Ketuban
Merupakan semacam cairan yang memenuhi seluruh rahim
dan memiliki berbagai fungsi untuk menjaga janin. Di
antaranya, memungkinkan janin dapat bergerak dan tumbuh
bebas ke segala arah, melindungi terhadap benturan dari luar,
barier terhadap kuman dari luar tubuh ibu, dan menjaga
kestabilan suhu tubuh janin. Ia juga membantu proses
persalinan dengan membuka jalan lahir saat persalinan
berlangsung maupun sebagai alat bantu diagnostik dokter
pada pemeriksaan amniosentesis. Air ketuban mulai terbentuk
pada usia kehamilan 4 minggu dan berasal dari sel darah ibu.
Namun sejak usia kehamilan 12 minggu, janin mulai minum air
ketuban dan mengeluarkan air seni. Sehingga terhitung sejak
pertengahan usia kehamilan, air ketuban sebagian besar
terbentuk dari air seni janin.Pada kehamilan normal, saat
cukup bulan, air ketuban jumlahnya sekitar 1.000 cc.
Pengertian Emboli Air Ketuban
Shock yang dalam yang terjadi secara tiba – tiba tanpa diduga
pada wanita yang proses persalinanya sulit atau baru saja
menyelesaikan persalinan yang sulit . Khususnya kalau wanita
itu mulipara berusia lanjut dengan janin yang amat besar ,
mungkin sudah meningal dengan meconium dalam cairan
ketuban, harus menimbulkan kecurigaan, pada kemungkinan
ini ( emboli cairan ketuban ) .Jika sesak juga didahului dengan
gejala mengigil yang diikuti dyspnea , vomitus , gelisah , dll
disertai penurunan tekanan darah yang cepat serta denyut
nadi yang lemah dan cepat .Maka gambaran tersebut menjadi
lebih lengkap lagi . Jika sekarang dengan cepat timbul edema
pulmoner padahal sebelumnya tidak terdapat penyakit
jantung , diagnosa emboli cairan ketuban jelas sudah dapat
dipastikan.
Pada uraian ini tidak ada lagi yang ditambahkan kecuali hasil
pemeriksaan selanjutnya menunjukkan bahwa gambaran
tersebut biasanya disertai kegagalan koagulasi darah pasien
dan adanya perdarahan dari tempat plasenta.
FAKTOR RESIKO
1.HIS
Kelainan his dapat berupa inersia uteri
hipotonik atau inersia uteri hipertonik.
a. Inersia Uteri Hipotonik
b. Inersia Uteri Hipertonik
2. Distosia karena kelainan letak
a). Letak sungsang
Letak sungsang adalah janin terletak
memanjang dengan kepala difundus uteri dan
bokong dibawah cavum uteri.
Macam-macam letak sungsang:
1). Letak bokong murni (frank breech), letakbokong
dengan kedua tungkai terangkat keatas.
2). Letak sungsang sempurna (complete breech),
kedua kaki ada disamping bokong danletak bokong
kaki sempurna.
3). Letak sungsang tidaksempurna (incomplete
breech), selain bokong sebagian yang terendah
adalah kaki atau lutut.
b) .Prolaps tali pusat
Yaitu tali pusat berada disamping atau melewati
bagian terendah janin setelah ketuban pecah. Bila
ketuban belum pecah disebut tali pusat terdepan.
Pada keadaan prolap tali pusat (tali pusat
menumbung) timbul bahaya besar, tali pusat
terjepit pada waktu bagian janin turun dalam
panggul sehingga menyebabkan asfiksia pada janin.
Prolaps tali pusat mudah terjadi bila pada
waktu ketuban pecah bagian terdepan janin masih
berada diatas PAPdan tidak seluruhnya menutup
seperti yang terjadi pada persalinan.
3. Distosia karena jalan lahir
Distosia karena kelainan jalan lahir
dapat disebabkan karena.;
a) .Distosia karena kelainan panggul/bagian
keras
b) . Kelainan jalan lahir lunak
4. TANDA DAN GEJALA TERJADINYA
DISTOSIA BAHU
a). Pada proses persalinan normal kepala lahir
melalui gerakan ekstensi. Pada distosia bahu
kepala akan tertarik kedalam dan tidak dapat
mengalami putar paksi luar normal.
b).Ukuran kepala dan bentuk pipi menunjukkan
bahwa bayi gemuk dan besar. Begitu pula dengan
postur tubuh parturien yang biasanya juga obese.
c).Usaha untuk melakukan putar paksi luar, fleksi
lateral dan traksi tidak melahirkan bahu.
5. KOMPLIKASI
a. Pada janin
1).Meninggal, Intrapartum atau neonatal
2).Paralisis plexus brachialis
3).Fraktur klavikula
4).Hipoksia janin, dengan atau tanpa kerusakan
neurologis permanen
5).Fraktura humerus
b. Pada ibu:
1). terjadi Robekan di perineum derajat III atau IV
2) .Perdarahan pasca persalinan
3) .Rupture uteri (Hakimi, 2003).
6. FAKTOR RESIKO
resiko yang berhubungan dengan kejadian distosia bahu
yaitu;
Maternal
a) Kelainan anatomi panggul
b) Diabetes Gestasional
c) Kehamilan postmatur
d) Riwayat distosia bahu
e) Tubuh ibu pendek
f) Ibu obesitas
Fetal
g) Makrosomia
h) Distosia bahu sebelumnya (chapman,2006)
7. PENCEGAHAN
Upaya pencegahan distosia bahu dan cidera yang dapat
ditimbulkannya dapat dilakukan dengan cara:
1) .Tawarkan untuk melakukan bedah sesar pada persalinan
vaginal beresiko tinggi janin luar biasa besar(>5 kg) janin
sangat besar(>4,5 kg) dengan ibu diabetes janin besar(>4 kg)
dengan riwayat distosia bahu pada persalinan sebelumnya kala
II yang memanjang dengan janin besar.
2). Identifikasi dan obati diabetes pada ibu
3).Selalu bersiap bila waktu-waktu terjadi
4).Kenali adanya distosia bahu seawal mungkin menekan
suprapubis atau fundus dan traksi berpotensi meningkatkan
cidera pada janin.
5).Perhatikan waktu dan segera minta pertolongan begitu
distosia bahu diketahui, bantuan diperlukan untuk membuatan
posisi Mcrobert, pertolongan persalinan, resusitasi bayi dan
tindakan anestesi (bila perlu).
8. DIAGNOSIS DISTOSIA BAHU
Distosia bahu dapat dikenali apabila
didapatkan adanya:
1). Kepala janin dapat dilahirkan tetapi tepat
berada dekat vulva
2) .Dagu tertarik dan menekan perineum
3) .Tarikan pada kepala gagal, melahirkan
bahu yang terperangkap dibelakang
simfisis pubis.
c.Partus Lama
1. Pengertian
Partus lama adalah fase laten lebih dari 8
jam. Persalinan telah berlangsung 12 jam atau
lebih, bayi belum lahir. Dilatasi serviks di
kanan garis waspada persalinan aktif
(Syaifuddin AB., 2002 : h 184).
Partus lama adalah persalinan yang
berlangsung lebih dari 24jam pada
primigradiva, dan lebih dari 18 jam pada
multigradiva. (Mochtar, 1998 : h 348)
2. Factor Penyebab
Menurut Saifudin AB, (2007: h 185)
Pada prinsipnya persalinan lama dapat
disebabkan oleh :
a. His tidak efisien (in adekuat)
b. Faktor janin (malpresenstasi, malposisi,
janin besar)
c. Faktor jalan lahir (panggul sempit,
kelainan serviks, vagina, tumor)
3. Faktor lain (Predisposisi)
a. Paritas dan Interval kelahiran
(Fraser MD, 2009 : 432)
b. Ketuban Pecah Dini
4. Gejala klinik partus lama
Menurut chapman (2006 : h 42), penyebab partus lama adalah :
a. Pada ibu :
1) Gelisah
2) Letih
3) Suhu badan meningkat
4) Berkeringat
5) Nadi cepat
6) Pernafasan cepat
7) Meteorismus
8) Didaerah sering dijumpai bandle ring, oedema vulva, oedema serviks, cairan
ketuban berbau terdapat mekoneum
b. Janin :
1) Djj cepat, hebat, tidak teratur bahkan negative
2) Air ketuban terdapat mekoneum kental kehijau-hijauan, cairan berbau
3) Caput succedenium yang besar
4) Moulage kepala yang hebat
5) Kematian janin dalam kandungan
6) Kematian janin intrapartal
Tanda dan gejala klinis Diagnosis
Pembukaan serviks tidak membuka Belum inpartu, fase labor
(kurang dari 3 cm) tidak didapatkan
kontraksi uterus
pembukaan serviks tidak melewati 3 cm
sesudah 8 jam inpartu Prolonged laten phase
pembukaan serviks tidak melewati garis
waspada partograf
Frekuensi dan lamanya kontraksi Inersia uteri
kurang dari 3 kontraksi per 10 menit
dan kurang dari 40 detik
Secondary arrest of dilatation atau arrest
of descent Disporporsi sefalopelvik
Secondary arrest of dilatation dan bagian
terendah dengan caput terdapat moulase Obstruksi
hebat, edema serviks, tanda rupture
uteri immenens, fetal dan maternal
distress
Kelainan presentasi (selain vertex)
Malpresentasi
6. Penanganan partus lama menurut
Saifudin AB (2007 : h 186) adalah :
a. False labor (Persalinan Palsu/Belum inpartu)
b. Prolonged laten phase (fase laten yang
memanjang)
c. Prolonged active phase (fase aktif
memanjang)
d. Kontraksi uterus adekuat
e. Chefalo Pelvic Disporpotion (CPD)
f. Obstruksi (Partus Macet)
g. Malposisi/Malpresentasih.
h. Kontraksi uterus tidak adekuat (inersia uteri)
i. Kala II memanjang (prolonged explosive phase)
4.PERSALINAN LETAK SUNGSANG
Pengertian
Letak Sungsang merupakan suatu letak
dimana bokong bayi merupakan bagian
rendah dengan atau tanpa kaki (keadaan
dimana janin terletak memanjang dengan
kepala di fundus uteri dan bokong berada
di bagian bawah kavum uteri).
Klasifikasi
Ada 4 tipe kelainan letak sungsang,yaitu:
1.Presentasi bokong murni (frank breech) (50-70%).
Pada presentasi bokong akibat ekstensi kedua sendi lutut, kedua
kaki terangkat ke atas sehingga ujungnya terdapat setinggi bahu atau
kepala janin. Dengan demikian pada pemeriksaan dalam hanya dapat
diraba bokong
2.Presentasi bokong kaki sempurna ( complete breech ) ( 5-10%).
Pada presentasi bokong kaki sempurna disamping bokong dapat
diraba kaki
3. Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki (
incomplete or footling ) ( 10-30%).
Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat satu
kaki di samping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas.
Pada presentasi kaki bagian paling rendah adalah satu atau dua kaki.
4.Frekuensi letak sungsang murni lebih tinggi pada kehamilan muda
dibanding kehamilan tua dan multigravida lebih banyak dibandingkan
dengan primigravida.
3. Etiologi