Anda di halaman 1dari 11

Tuberkulosis pada Orang Dewasa

Epidemiologi
Di Indonesia dilaporkan pada tahun 2002 bahwa
dari 76.230 penderita TBC BTA (+) terdapat
43.294 laki-laki (56,79%) dan 32.936 perempuan
TB (43,21%). Angka kesembuhan dari seluruh
penderita tersebut hanya mencapai 70,03% dari
85% yang ditargetkan (Widoyono, 2008).
Faktor Risiko
1. Kuman penyebab TB.
2. Faktor individu yang bersangkutan.
a) Faktor usia dan jenis kelamin
Kelompok paling rentan tertular TB adalah kelompok
usia dewasa muda yang juga merupakan kelompok
usia produktif. Laki-laki >wanita.
b) Daya tahan tubuh:
c) Perilaku:merokok
d)Status sosial ekonomi
3. Faktor Lingkungan
Patogenesis & Patofisilogi
Gambaran Klinis
• Gejala utama pasien TB paru adalah batuk
berdahak selama 2 minggu atau lebih. Batuk
dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu
dahak bercampur darah, batuk darah, sesak
nafas, badan lemas, nafsu makan menurun,
berat badan menurun, malaise, berkeringat
malam hari tanpa kegiatan fisik, demam
meriang lebih dari satu bulan
Pemeriksaan Penunjang
A. Pemeriksaan Bakteriologi
1) Pemeriksaan dahak mikroskopis langsung
Pemeriksaan dahak selain berfungsi untuk menegakkan diagnosis, juga untuk menentukan
potensi penularan dan menilai keberhasilan pengobatan. Pemeriksaan dahak untuk penegakan
diagnosis dilakukan dengan mengumpulkan 2 contoh uji dahak yang dikumpulkan berupa dahak
Sewaktu-Pagi (SP):
a) S (Sewaktu): dahak ditampung di fasyankes.
b) P (Pagi): dahak ditampung pada pagi segera setelah bangun tidur.

2) Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) TB


Pemeriksaan tes cepat molekuler dengan metode Xpert MTB/RIF. TCM merupakan sarana untuk
penegakan diagnosis, namun tidak dapat dimanfaatkan untuk evaluasi hasil pengobatan.

3) Pemeriksaan Biakan
Pemeriksaan biakan dapat dilakukan dengan media padat (Lowenstein-Jensen) dan media cair
(Mycobacteria Growth Indicator Tube) untuk identifikasi Mycobacteriumtuberkulosis (M.tb
B. Pemeriksaan Penunjang Lainnya
1) Pemeriksaan foto toraks
2) Pemeriksaan histopatologi pada kasus yang
dicurigai TB
ekstraparu.

C. Pemeriksaan uji kepekaan obat


Uji kepekaan obat bertujuan untuk menentukan
ada tidaknya resistensi M.tb terhadap OAT.

D. Pemeriksaan serologis
Sampai saat ini belum direkomendasikan.
Diagnosis
Penatalaksanaan
Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3 atau 2(HRZE)/4(HR)

Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru:


a) Pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis.
b) Pasien TB paru terdiagnosis klinis.
c) Pasien TB ekstra paru.
Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3 atau
2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)E.

Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif


yang pernah diobati sebelumnya (pengobatan ulang)
yaitu:
a) Pasien kambuh.
b) Pasien gagal pada pengobatan dengan paduan OAT
kategori 1 sebelumnya.
c) Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat
(lost to follow-up).

Anda mungkin juga menyukai