Keluhan Utama
O Kejang
2
Riwayat Penyakit Sekarang
alloanamnesis: hamil 9 bulan,
G1P0A0, 18 tahun, UK: 39
gerakan janin (+), kenceng-kenceng
minggu rujukan dari RSUD
(+), air kawah keluar (-), lendir darah
Karanganyar dengan
(+). Pasien mengalami kejang 2x ±
keterangan eklampsia.
2 jam sebelum dirujuk
4
Riwayat Obstetri
Riwayat KB
(-)
5
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
6
Status Generalis
Kepala : mesocephal
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
THT : discharge (-/-)
Leher : kelenjar getah bening tidak membesar
Thorax :
Cor :
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis tidak kuat angkat
Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : bunyi jantung I-II intensitas normal,
reguler, bising (-)
Pulmo :
Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri
Palpasi : fremitus raba dada kanan = kiri
Perkusi : sonor // sonor
Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), suara napas
tambahan (-/-), wheezing (-)
7
Status Generalis
Abdomen :
Inspeksi : striae gravidarum (+)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), teraba janin tunggal
intrauterin, memanjang, punggung di kiri,
presentasi kepala, kepala masuk panggul 3/5
bagian, his (+), DJJ (+) reguler, TFU 29 cm ~
TBJ 2790 gr.
Perkusi : timpani
Genital :
Vaginal Toucher : V/U tenang, dinding vagina dan porsio lunak,
mendatar, ø 4 cm, eff 50%, KK (+), penunjuk
belum dapat dinilai, kepala turun di Hodge II ,
AK (-), STLD (+).
Ekstremitas : oedema akral dingin
- - - -
- - - -
8
Pemeriksaan Penunjang
10
Diagnosis Awal
Eklampsia, fetal distress, partial HELLP Syndrome
pada primigravida hamil aterm dalam persalinan
kala 1 fase aktif disertai dengan leukositosis
(29.1) dan hipoalbumin (2.6).
Prognosis
Dubia ad malam
11
Terapi
SCTP emergency
Inj. MgSO4 2 gr IV blous pelan
Protap PEB
O2 Nasal NRM 8 lpm
Infus RL 12 tpm
Inj. MgSO4 4 g initial dose (sudah dilakukan di
RSUD Karanganyar) dilanjutkan MgSO4 20% 1g
selama 24 jam (jika syarat terpenuhi)
Nifedipine 3x10 mg
Awasi KU/VS/BCdan eklampsia berulang
Konsul anestesi
Inform Consent
Usul pindah ICU
KIE keluarga rencana dan tindakan terhadap pasien
12
Follow up
Evaluasi tanggal 19 Juni 2018 pukul 22.00 WIB
G1P0A0, 18 tahun UK 39+4 minggu
Keluhan : tidak ada
Keadaan umum: somnolen, tampak sakit berat
Vital sign : TD: 180/120 mmHg RR : 20x/mnt
Nadi : 96x/mnt Suhu : 36,50C
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Thorax :
a.Retraksi (-)
b.Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus Cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Konfigurasi jantung kesan tidak melebar
Auskultasi :Bunyi jantung I dan II intensitas normal, reguler, bising (-)
13
c. Paru
Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri, gerakan paradoksal (-)
Palpasi : fremitus raba kanan = kiri
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : suara dasar (vesikuler / vesikuler ), RBH (-/-), RBK (-)
Genital : Vaginal Touche: V/U tenang, dinding vagina dan porsio lunak,
mendatar, ø 4 cm, eff 50%, KK (+), penunjuk belum dapat dinilai, kepala turun
di Hodge II , AK (-), STLD (+).
Terapi :
1.Pro SCTP-Emergency
2.Siapkan resusitasi bayi
14
Evaluasi tanggal 20 Juni 2018 pukul 00.00 WIB 2 jam post partus
P1A0, 18 tahun
Keluhan : tersedasi
Keadaan umum : pasien tampak sakit berat, pasien tersedasi
Vital sign : Tekanan darah : 150/90 mmHg
RR : 18x/mnt ventilator
Nadi : 104 x/mnt
Suhu : 36,50C
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Thorax :
a.Retraksi (-)
b.Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus Cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Konfigurasi jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II intensitas normal, reguler, bising (-)
15
Paru
Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri, gerakan paradoksal (-)
Palpasi : fremitus raba kanan = kiri
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : suara dasar (vesikuler / vesikuler ), RBH (-/-), RBK (-/-)
Abdomen :
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada, tampak luka bekas operasi
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Perkusi : tympani
Palpasi : supel, hepar tidak teraba, bruit (-) dan lien tidak teraba, TFU
teraba 1 jari bawah pusat, Kontraksi (+)
Diagnosis : Post SCTP-Emergency atas indikasi eklampsia, fetal distress, partial HELLP
Syndrome pada primipara hamil aterm disertai dengan leukositosis (29.1) dan hipoalbumin
(2.6).
16
Terapi :
1. Awasi keadaan umum/ tanda vital/perdarahan
2. Protap PEB :
O2ventilator
Inf. Ringer Laktat 12 tpm
Inj. MgSO4 20% 1g/jam (dalam 24 jam)
Observasi KU/VS/BC/tanda eklampsia berulang
3. Inj. Ampicilin sulbactam 1.5 g/8jam
4. Inj. Ketorolac 30 mg/8jam
5. VIP Albumin 3x1 tablet
6. Vitamin C 2x50 mg
17
Evaluasi 20 Juni 2018 pukul 05.00 WIB
P1A0, 18 tahun
Keluhan : tersedasi
Keadaan umum : pasien tampak sakit berat, pasien tersedasi
Vital sign : Tekanan darah : 146/92 mmHg
RR : 18x/mnt ventilator
Nadi : 98 x/mnt
Suhu : 36,80C
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Thorax :
a.Retraksi (-)
b.Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus Cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Konfigurasi jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II intensitas normal, reguler, bising (-)
18
Paru
Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri, gerakan paradoksal (-)
Palpasi : fremitus raba kanan = kiri
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : suara dasar (vesikuler / vesikuler ), RBH (-/-), RBK (-/-)
Abdomen :
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada, tampak luka bekas operasi
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Perkusi : tympani
Palpasi : supel, hepar tidak teraba, bruit (-) dan lien tidak teraba, TFU
teraba 2 jari bawah pusat, Kontraksi (+)
Diagnosis : Post SCTP-Emergency atas indikasi eklampsia, fetal distress, partial HELLP
Syndrome pada primipara hamil aterm disertai dengan leukositosis (29.1) dan hipoalbumin
(2.6).
19
O Terapi :
O Awasi keadaan umum/ tanda vital/perdarahan
O Protap PEB :
O2ventilator
nf. Ringer Laktat 12 tpm
Inj. MgSO4 20% 1g/jam (dalam 24 jam)
Observasi KU/VS/BC/tanda eklampsia berulang
O Inj. Ampicilin sulbactam 1.5 g/8jam
O Inj. Ketorolac 30 mg/8jam
O VIP Albumin 3x1 tablet
O Vitamin C 2x50 mg
20
4. Evaluasi 20 Juni 2018 pukul 06.30 WIB
P1A0, 18 tahun
Keluhan : tidak ada keluhan
Keadaan umum : pasien tampak sakit sedang, compos mentis
Vital sign : Tekanan darah : 140/80 mmHg
RR : 18x/mnt ventilator
Nadi : 103x/mnt
Suhu : 36,80C
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Thorax :
d. Retraksi (-)
e. Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus Cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Konfigurasi jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II intensitas normal, reguler, bising (-)
21
f. Paru
Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri, gerakan paradoksal (-)
Palpasi : fremitus raba kanan = kiri
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : suara dasar (vesikuler / vesikuler ), RBH (-/-), RBK (-/-)
Abdomen :
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada, tampak luka bekas operasi
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Perkusi : tympani
Palpasi : supel, hepar tidak teraba, bruit (-) dan lien tidak teraba, TFU
teraba 2 jari bawah pusat, Kontraksi (+)
Diagnosis : Post SCTP-Emergency atas indikasi eklampsia, fetal distress, partial HELLP
Syndrome pada primipara hamil aterm disertai dengan leukositosis (29.1) dan hipoalbumin
(2.6).
22
Terapi :
1. Awasi keadaan umum/ tanda vital/perdarahan
2. Protap PEB :
O2ventilator
Inf. Ringer Laktat 12 tpm
Inj. MgSO4 20% 1g/jam (dalam 24 jam)
Observasi KU/VS/BC/tanda eklampsia berulang
3. Inj. Ampicilin sulbactam 1.5 g/8jam
4. Inj. Paracetamol 1 g/8jam
5. Plasbumin 25% 100cc/24 jam
6. Metildopa 3x250 mg
7. Vitamin C 2x50 mg
23
Evaluasi 20 Juni 2018 pukul 17.00 WIB
P1A0, 18 tahun
Keluhan : tidak ada keluhan
Keadaan umum : pasien tampak sakit sedang, compos mentis
Vital sign : Tekanan darah : 140/80 mmHg
RR : 18x/mnt ventilator
Nadi : 103x/mnt
Suhu : 36,70C
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Thorax :
Retraksi (-)
Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus Cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Konfigurasi jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II intensitas normal, reguler, bising (-)
24
Paru
Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri, gerakan paradoksal (-)
Palpasi : fremitus raba kanan = kiri
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : suara dasar (vesikuler / vesikuler ), RBH (-/-),
RBK (-/-)
Abdomen :
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada, tampak luka bekas operasi
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Perkusi : tympani
Palpasi : supel, hepar tidak teraba, bruit (-) dan lien tidak teraba, TFU
teraba 3 jari bawah pusat, Kontraksi (+)
Diagnosis : Post SCTP-Emergency atas indikasi eklampsia, fetal distress, partial HELLP
Syndrome pada primipara hamil aterm disertai dengan leukositosis (29.1) dan hipoalbumin
(2.6).
25
O Terapi :
O Awasi keadaan umum/ tanda vital/perdarahan
O Protap PEB :
O O2ventilator
O Inf. Ringer Laktat 12 tpm
O Inj. MgSO4 20% 1g/jam (dalam 24 jam)
O Observasi KU/VS/BC/tanda eklampsia berulang
O Inj. Ampicilin sulbactam 1.5 g/8jam
O Inj. Paracetamol 1 g/8jam
O Plasbumin 25% 100cc/24 jam
O Metildopa 3x250 mg
O Vitamin C 2x50 mg
O Cek albumin post terapi
26
Evaluasi 20 Juni 2018 pukul 23.30 WIB
O P1A0, 18 tahun
O Keluhan : tidak ada keluhan
O Keadaan umum : pasien tampak sakit sedang, compos mentis
O Vital sign : Tekanan darah : 140/80 mmHg
O RR : 18x/mnt ventilator
O Nadi : 103x/mnt
O Suhu : 36,70C
O Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
O Thorax :
O Retraksi (-)
O Jantung
O Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
O Palpasi : Ictus Cordis tidak kuat angkat
O Perkusi : Konfigurasi jantung kesan tidak melebar
O Auskultasi: bunyi jantung I dan II intensitas normal, reguler, bising
(-)
27
O Paru
Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri, gerakan paradoksal (-)
Palpasi : fremitus raba kanan = kiri
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : suara dasar (vesikuler / vesikuler ), RBH (-/-), RBK (-/-)
O Abdomen :
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada, tampak luka bekas operasi
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Perkusi : tympani
Palpasi : supel, hepar tidak teraba, bruit (-) dan lien tidak teraba,
TFU teraba 3 jari bawah pusat, Kontraksi (+)
28
O Terapi :
Pindah HCU
Awasi keadaan umum/ tanda vital/perdarahan
Protap PEB :
O2ventilator
Inf. Ringer Laktat 12 tpm
Inj. MgSO4 20% 1g/jam (dalam 24 jam)
Observasi KU/VS/BC/tanda eklampsia berulang
Inj. Ampicilin sulbactam 1.5 g/8jam
Inj. Paracetamol 1 g/8jam
Plasbumin 25% 100cc/24 jam
Metildopa 3x250 mg
Vitamin C 2x50 mg
Cek albumin post terapi
29
Evaluasi 22 Juni 2018 pukul 06.00 WIB
P1A0, 18 tahun
Keluhan : tidak ada keluhan
Keadaan umum : pasien tampak sakit sedang, compos mentis
Vital sign : Tekanan darah : 140/80 mmHg
RR : 18x/mnt
Nadi : 103x/mnt
Suhu : 36,70C
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
O Thorax :
O Retraksi (-)
O Jantung
O Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
O Palpasi : Ictus Cordis tidak kuat angkat
O Perkusi : Konfigurasi jantung kesan tidak melebar
O Auskultasi :Bunyi jantung I dan II intensitas normal, reguler, bising (-)
30
O Paru
Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri, gerakan paradoksal (-)
Palpasi : fremitus raba kanan = kiri
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi
: suara dasar (vesikuler / vesikuler ), RBH (-/-),
RBK (-/-)
O Abdomen:
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada, tampak luka bekas operasi\
31
O Terapi :
Awasi keadaan umum/ tanda vital/perdarahan
Protap PEB :
O2ventilator
Inf. Ringer Laktat 12 tpm
Inj. MgSO4 20% 1g/jam (dalam 24 jam)
Observasi KU/VS/BC/tanda eklampsia berulang
Inj. Ampicilin sulbactam 1.5 g/8jam
Inj. Paracetamol 1 g/8jam
Plasbumin 25% 100cc/24 jam
Metildopa 3x250 mg
Vitamin C 2x50 mg
Cek albumin post terapi
32
Tinjauan Pustaka
33
Preeklampsia
O Prevalensi: 3-10%
O Faktor predisposisi:
a.Primigravida, primipaternitas
b.Hiperplasentosis, misalnya mola hidatidosa, kehamilan
multipel, DM, hidrops fetalis, bayi besar
c.Umur yang ekstrim (<20 tahun atau >35 tahun)
d.Riwayat keluarga preeklamsi-eklamsi
e.Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang didapatkan
sebalum hamil
f.Obesitas
34
Patogenesis & Patofisiologi
2. Stress oksidatif &
1. Disfungsi Endotel
disfungsi NO
39
Pencegahan
O Istirahat
O Diet tinggi protein dan rendah lemak,
karbohidrat, garam
40
Penanganan
41
42
Pemberian MgSO4
Syarat:
1. Urine output 0,5 – 1
cc/kgBB/jam
2. Refleks patella (+/+)
3. Frekuensi pernafasan stabil
(16-18 x/menit)
4. Tersedia Ca Glukonas 10 %
43
Sindroma HELLP
O Klasifikasi:
a.Kelas I : jumlah platelet ≤50.000/mm3.
b.Kelas II: jumlah platelet 50.000 – 100.000/mm3.
c.Kelas III: jumlah platelet 100.000 – 150.000/mm3.
O Menurut Audibert dkk. (1996), dikatakan sindroma HELLP
partial apabila hanya dijumpai satu atau lebih perubahan
parameter sindroma HELLP seperti hemolisis (H), elevate
liver enzymes (EL) dan low platelets (LP); dan dikatakan
sindroma HELLP murni jika dijumpai perubahan pada
ketiga parameter tersebut.
44
hipoalbuminemia
• kondisi dimana kadar albumin yang rendah/dibawah nilai
normal atau keadaan dimana kadar albumin serum < 3,5 g/dL
(Muhammad Sjaifullah Noer, 2012).
45
O Klasifikasi
1. Hipoalbuminemia ringan : 3,5–3,9 g/dl
2. Hipoalbuminemia sedang : 2,5–3,5 g/dl
3. Hipoalbuminemia berat : < 2,5 g/dl
46
Hipoalbuminemia pada pre-
eklampsia
• Pada preeklampsia dan eklampsia, penurunan laju filtrasi glomerulus terjadi akibat
spasme arteri renalis sehingga terjadi penurunan penyerapan terhadap protein
(Giovanni et al, 2011).
47
Fetal Distress
48
Analisis Kasus
G1P0A0
Usia 25 tahun
UK 39+4 minggu Vital Sign:
TD : 180/120 mmHg
Nyeri kepala depan, HR : 112 kali/menit Proteinuria +++/
nyeri ulu hati RR : 24 kali/menit Positif 3
disangkal, t : 36.80C Penurunan albumin
pandangan kabur, (2.6 g/dL)
mual-muntah: Pemeriksaan fisik: Kenaikan SGOT
Disangkal, kejang (+) Edema (-/-) pada Leukositosis
kedua ekstremitas
Riwayat hipertensi VT : lendir darah (-),
sebelum hamil: OUE tertutup
disangkal
49