Anda di halaman 1dari 50

Presentasi Kasus

EKLAMPSIA, FETAL DISTRESS, PARTIAL HELLP


SYNDROME PADA PRIMIGRAVIDA 18 TAHUN
HAMIL ATERM DALAM PERSALINAN KALA 1 FASE
AKTIF DISERTAI DENGAN LEUKOSITOSIS DAN
HIPOALBUMIN

Aisyah Nooratisya G99172001


Fitri Maulani G99161166
Gita Nur Siwi G99172082
Riska Larasati G99172142
Syayma Karimah G99161096

Pembimbing: dr. Heru Priyanto Samadi, Sp.OG (K)Onk

KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
2018
Status Pasien
Identitas Penderita
O Nama : Ny. H
O Umur : 18 tahun
O Jenis Kelamin : Perempuan
O Alamat : Karanganyar
O Status Perkawinan : Kawin
O Agama: Islam
O Tanggal Masuk : 19 Juni 2018
O No RM : 014224XX

Keluhan Utama
O Kejang

2
Riwayat Penyakit Sekarang
alloanamnesis: hamil 9 bulan,
G1P0A0, 18 tahun, UK: 39
gerakan janin (+), kenceng-kenceng
minggu rujukan dari RSUD
(+), air kawah keluar (-), lendir darah
Karanganyar dengan
(+). Pasien mengalami kejang 2x ±
keterangan eklampsia.
2 jam sebelum dirujuk

Pasien telah diberikan terapi sebelum dirujuk oleh RSUD Karanganyar

12.30: ø 2 cm, ewitz: +3, TD: 170/120 mmHg


13.30: injeksi cefotaxime 1 g/12 jam, MgSO4 4 g dalam NaCl 100 cc, Nifedipine
3x10 mg (diberi 1 tablet nifedipine pada pukul 13.30)
14.00: ø 2-3 cm, Urine Output= 50 cc, warna kemerahan.
15.00: ø 4-5 cm, KU: baik, CM, TD: 170/110 mmHg
18.00: ø 5 cm, TD: 170/120 mmHg
18.30: Metildopa 3x500 mg
19.00: ø 5 cm. Pasien kejang 1x, TD: 182/122 mmHg, diberikan Diazepam 1 ampul
20.00: pasien kejang 1x lagi, TD: 170/110 mmHg, diberi Diazepam 1 ampul,
konsultasi ke bagian interna dan diberikan diazepam drip lalu dirujuk ke RSDM.
Saat ini (pukul 21.37) pasien datang dalam kondisi kejang dan diberikan O2 8 lpm3
NRM dan MgSO4 20% 2 g (IV)
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan serupa : disangkal
Riwayat perdarahan saat hamil : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat diabetes mellitus : disangkal
Riwayat sakit ginjal : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat alergi obat/ maknan : disangkal
Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun
Lama menstruasi : 5-7 hari
Siklus menstruasi : 28 hari

4
Riwayat Obstetri

Hamil I : hamil sekarang


HPMT : 15 September 2017
HPL : 22 Juni 2018
UK : 39 +4 minggu
Riwayat Perkawian
Menikah 1x, telah menikah sejak berusia 17 tahun, usia
pernikahan 1 tahun.

Riwayat KB
(-)

5
Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

Keadaan Umum : somnolen, kejang,gizi kesan cukup


Tekanan Darah : 180/120 mmHg
Denyut Nadi : 112 kali/menit
Frekuensi Napas : 24 kali/menit
Suhu badan : 36.8 0C

6
Status Generalis
Kepala : mesocephal
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
THT : discharge (-/-)
Leher : kelenjar getah bening tidak membesar
Thorax :
Cor :
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis tidak kuat angkat
Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : bunyi jantung I-II intensitas normal,
reguler, bising (-)
Pulmo :
Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri
Palpasi : fremitus raba dada kanan = kiri
Perkusi : sonor // sonor
Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), suara napas
tambahan (-/-), wheezing (-)

7
Status Generalis

Abdomen :
Inspeksi : striae gravidarum (+)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), teraba janin tunggal
intrauterin, memanjang, punggung di kiri,
presentasi kepala, kepala masuk panggul 3/5
bagian, his (+), DJJ (+) reguler, TFU 29 cm ~
TBJ 2790 gr.
Perkusi : timpani
Genital :
Vaginal Toucher : V/U tenang, dinding vagina dan porsio lunak,
mendatar, ø 4 cm, eff 50%, KK (+), penunjuk
belum dapat dinilai, kepala turun di Hodge II ,
AK (-), STLD (+).
Ekstremitas : oedema akral dingin
- - - -
- - - -

8
Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium Darah (19-06-2018)


Hb : 12.0 g/dL
Hct : 41 %
AL : 21.3 x103/uL
Elektrolit
AT : 202 x103/uL
Natrium darah : 130 mmol/L (↓)
AE : 4.22 x106/uL
Kimia Klinik
Hemostatis
GDS : 147 mg/dl
PT : 11.7 detik
SGOT : 49 u/l (↑)
APTT : 29.9 detik
SGPT : 24 u/l
INR : 0.870
Kreatinin : 0.9 mg/dl
HbsAg non reaktif
Ureum : 28 mg/dl
Albumin : 2.6 g/dl (↓)
LDH : 732 u/l (↑)

Urinalisis (20-05-2018 8:28 AM)

Protein Kualitatif : +++/ Positif 3


9
Simpulan

Seorang G1P0A0, 18 tahun usia kehamilan 39+4


minggu dengan riwayat obstetri dan fertilitas belum dapat
dinilai, teraba janin tunggal, IU, memanjang, punggung
kanan, preskep, kepala masuk 3/5 bagian. His (+) 2-3x
dalam 10 menit selama 30 detik. DJJ 100x/menit,
irreguler, portio lunak, mendatar, 4 cm, eff 50%, KK (+),
penunjuk belum dapat dinilai, AK (-), STLD (+).
Hasil pemeriksaan laboratorium leukositosis,
peningkatan SGOT 49, hipoalbumin 2.6, peningkatan LDH
732. Protein urin didapatkan positif +3.

10
Diagnosis Awal
Eklampsia, fetal distress, partial HELLP Syndrome
pada primigravida hamil aterm dalam persalinan
kala 1 fase aktif disertai dengan leukositosis
(29.1) dan hipoalbumin (2.6).
Prognosis
Dubia ad malam

11
Terapi
SCTP emergency
Inj. MgSO4 2 gr IV blous pelan
Protap PEB
O2 Nasal NRM 8 lpm
Infus RL 12 tpm
Inj. MgSO4 4 g initial dose (sudah dilakukan di
RSUD Karanganyar) dilanjutkan MgSO4 20% 1g
selama 24 jam (jika syarat terpenuhi)
Nifedipine 3x10 mg
Awasi KU/VS/BCdan eklampsia berulang
Konsul anestesi
Inform Consent
Usul pindah ICU
KIE keluarga rencana dan tindakan terhadap pasien
12
Follow up
Evaluasi tanggal 19 Juni 2018 pukul 22.00 WIB
G1P0A0, 18 tahun UK 39+4 minggu
Keluhan : tidak ada
Keadaan umum: somnolen, tampak sakit berat
Vital sign : TD: 180/120 mmHg RR : 20x/mnt
Nadi : 96x/mnt Suhu : 36,50C
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Thorax :
a.Retraksi (-)
b.Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus Cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Konfigurasi jantung kesan tidak melebar
Auskultasi :Bunyi jantung I dan II intensitas normal, reguler, bising (-)

13
c. Paru
Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri, gerakan paradoksal (-)
Palpasi : fremitus raba kanan = kiri
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : suara dasar (vesikuler / vesikuler ), RBH (-/-), RBK (-)

Abdomen : supel, nyeri tekan (-),teraba janin tunggal, intrauterine, memanjang


, punggung kanan, preskep, kepala sudah masuk panggul 3/5 bagian, HIS (+) 2-
3x setiap 10 menit selama 30 detik. TFU 29 cm, TBJ 2.790 g.

Genital : Vaginal Touche: V/U tenang, dinding vagina dan porsio lunak,
mendatar, ø 4 cm, eff 50%, KK (+), penunjuk belum dapat dinilai, kepala turun
di Hodge II , AK (-), STLD (+).

Diagnosis : Eklampsia, fetal distress, partial HELLP Syndrome pada


primigravida hamil aterm dalam persalinan kala 1 fase aktifdisertai dengan
leukositosis (29.1) dan hipoalbumin (2.6).

Terapi :
1.Pro SCTP-Emergency
2.Siapkan resusitasi bayi
14
Evaluasi tanggal 20 Juni 2018 pukul 00.00 WIB 2 jam post partus
P1A0, 18 tahun
Keluhan : tersedasi
Keadaan umum : pasien tampak sakit berat, pasien tersedasi
Vital sign : Tekanan darah : 150/90 mmHg
RR : 18x/mnt ventilator
Nadi : 104 x/mnt
Suhu : 36,50C
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Thorax :
a.Retraksi (-)
b.Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus Cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Konfigurasi jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II intensitas normal, reguler, bising (-)

15
Paru
Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri, gerakan paradoksal (-)
Palpasi : fremitus raba kanan = kiri
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : suara dasar (vesikuler / vesikuler ), RBH (-/-), RBK (-/-)

Abdomen :
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada, tampak luka bekas operasi
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Perkusi : tympani
Palpasi : supel, hepar tidak teraba, bruit (-) dan lien tidak teraba, TFU
teraba 1 jari bawah pusat, Kontraksi (+)

Genital : darah (-), lochia (+)

Diagnosis : Post SCTP-Emergency atas indikasi eklampsia, fetal distress, partial HELLP
Syndrome pada primipara hamil aterm disertai dengan leukositosis (29.1) dan hipoalbumin
(2.6).

16
Terapi :
1. Awasi keadaan umum/ tanda vital/perdarahan
2. Protap PEB :
O2ventilator
Inf. Ringer Laktat 12 tpm
Inj. MgSO4 20% 1g/jam (dalam 24 jam)
Observasi KU/VS/BC/tanda eklampsia berulang
3. Inj. Ampicilin sulbactam 1.5 g/8jam
4. Inj. Ketorolac 30 mg/8jam
5. VIP Albumin 3x1 tablet
6. Vitamin C 2x50 mg

17
Evaluasi 20 Juni 2018 pukul 05.00 WIB
P1A0, 18 tahun
Keluhan : tersedasi
Keadaan umum : pasien tampak sakit berat, pasien tersedasi
Vital sign : Tekanan darah : 146/92 mmHg
RR : 18x/mnt ventilator
Nadi : 98 x/mnt
Suhu : 36,80C
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Thorax :
a.Retraksi (-)
b.Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus Cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Konfigurasi jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II intensitas normal, reguler, bising (-)

18
Paru
Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri, gerakan paradoksal (-)
Palpasi : fremitus raba kanan = kiri
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : suara dasar (vesikuler / vesikuler ), RBH (-/-), RBK (-/-)

Abdomen :
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada, tampak luka bekas operasi
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Perkusi : tympani
Palpasi : supel, hepar tidak teraba, bruit (-) dan lien tidak teraba, TFU
teraba 2 jari bawah pusat, Kontraksi (+)

Genital : darah (-), lochia (+)

Diagnosis : Post SCTP-Emergency atas indikasi eklampsia, fetal distress, partial HELLP
Syndrome pada primipara hamil aterm disertai dengan leukositosis (29.1) dan hipoalbumin
(2.6).

19
O Terapi :
O Awasi keadaan umum/ tanda vital/perdarahan
O Protap PEB :
O2ventilator
nf. Ringer Laktat 12 tpm
Inj. MgSO4 20% 1g/jam (dalam 24 jam)
Observasi KU/VS/BC/tanda eklampsia berulang
O Inj. Ampicilin sulbactam 1.5 g/8jam
O Inj. Ketorolac 30 mg/8jam
O VIP Albumin 3x1 tablet
O Vitamin C 2x50 mg

20
4. Evaluasi 20 Juni 2018 pukul 06.30 WIB
P1A0, 18 tahun
Keluhan : tidak ada keluhan
Keadaan umum : pasien tampak sakit sedang, compos mentis
Vital sign : Tekanan darah : 140/80 mmHg
RR : 18x/mnt ventilator
Nadi : 103x/mnt
Suhu : 36,80C
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Thorax :
d. Retraksi (-)
e. Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus Cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Konfigurasi jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II intensitas normal, reguler, bising (-)

21
f. Paru
Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri, gerakan paradoksal (-)
Palpasi : fremitus raba kanan = kiri
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : suara dasar (vesikuler / vesikuler ), RBH (-/-), RBK (-/-)

Abdomen :
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada, tampak luka bekas operasi
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Perkusi : tympani
Palpasi : supel, hepar tidak teraba, bruit (-) dan lien tidak teraba, TFU
teraba 2 jari bawah pusat, Kontraksi (+)

Genital : darah (-), lochia (+)

Diagnosis : Post SCTP-Emergency atas indikasi eklampsia, fetal distress, partial HELLP
Syndrome pada primipara hamil aterm disertai dengan leukositosis (29.1) dan hipoalbumin
(2.6).

22
Terapi :
1. Awasi keadaan umum/ tanda vital/perdarahan
2. Protap PEB :
O2ventilator
Inf. Ringer Laktat 12 tpm
Inj. MgSO4 20% 1g/jam (dalam 24 jam)
Observasi KU/VS/BC/tanda eklampsia berulang
3. Inj. Ampicilin sulbactam 1.5 g/8jam
4. Inj. Paracetamol 1 g/8jam
5. Plasbumin 25% 100cc/24 jam
6. Metildopa 3x250 mg
7. Vitamin C 2x50 mg

23
Evaluasi 20 Juni 2018 pukul 17.00 WIB
P1A0, 18 tahun
Keluhan : tidak ada keluhan
Keadaan umum : pasien tampak sakit sedang, compos mentis
Vital sign : Tekanan darah : 140/80 mmHg
RR : 18x/mnt ventilator
Nadi : 103x/mnt
Suhu : 36,70C
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Thorax :
Retraksi (-)
Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus Cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Konfigurasi jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II intensitas normal, reguler, bising (-)

24
Paru
Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri, gerakan paradoksal (-)
Palpasi : fremitus raba kanan = kiri
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : suara dasar (vesikuler / vesikuler ), RBH (-/-),
RBK (-/-)
Abdomen :
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada, tampak luka bekas operasi
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Perkusi : tympani
Palpasi : supel, hepar tidak teraba, bruit (-) dan lien tidak teraba, TFU
teraba 3 jari bawah pusat, Kontraksi (+)

Genital : darah (-), lochia (+)

Diagnosis : Post SCTP-Emergency atas indikasi eklampsia, fetal distress, partial HELLP
Syndrome pada primipara hamil aterm disertai dengan leukositosis (29.1) dan hipoalbumin
(2.6).

25
O Terapi :
O Awasi keadaan umum/ tanda vital/perdarahan
O Protap PEB :
O O2ventilator
O Inf. Ringer Laktat 12 tpm
O Inj. MgSO4 20% 1g/jam (dalam 24 jam)
O Observasi KU/VS/BC/tanda eklampsia berulang
O Inj. Ampicilin sulbactam 1.5 g/8jam
O Inj. Paracetamol 1 g/8jam
O Plasbumin 25% 100cc/24 jam
O Metildopa 3x250 mg
O Vitamin C 2x50 mg
O Cek albumin post terapi

26
Evaluasi 20 Juni 2018 pukul 23.30 WIB
O P1A0, 18 tahun
O Keluhan : tidak ada keluhan
O Keadaan umum : pasien tampak sakit sedang, compos mentis
O Vital sign : Tekanan darah : 140/80 mmHg
O RR : 18x/mnt ventilator
O Nadi : 103x/mnt
O Suhu : 36,70C
O Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
O Thorax :
O Retraksi (-)
O Jantung
O Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
O Palpasi : Ictus Cordis tidak kuat angkat
O Perkusi : Konfigurasi jantung kesan tidak melebar
O Auskultasi: bunyi jantung I dan II intensitas normal, reguler, bising
(-)

27
O Paru
Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri, gerakan paradoksal (-)
Palpasi : fremitus raba kanan = kiri
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : suara dasar (vesikuler / vesikuler ), RBH (-/-), RBK (-/-)
O Abdomen :
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada, tampak luka bekas operasi
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Perkusi : tympani
Palpasi : supel, hepar tidak teraba, bruit (-) dan lien tidak teraba,
TFU teraba 3 jari bawah pusat, Kontraksi (+)

O Genital : darah (-), lochia (+)


O Diagnosis : Post SCTP-Emergency atas indikasi eklampsia, fetal
distress, partial HELLP Syndrome pada primipara hamil aterm disertai
dengan leukositosis (29.1) dan hipoalbumin (2.6).

28
O Terapi :
Pindah HCU
Awasi keadaan umum/ tanda vital/perdarahan
Protap PEB :
O2ventilator
Inf. Ringer Laktat 12 tpm
Inj. MgSO4 20% 1g/jam (dalam 24 jam)
Observasi KU/VS/BC/tanda eklampsia berulang
Inj. Ampicilin sulbactam 1.5 g/8jam
Inj. Paracetamol 1 g/8jam
Plasbumin 25% 100cc/24 jam
Metildopa 3x250 mg
Vitamin C 2x50 mg
Cek albumin post terapi

29
Evaluasi 22 Juni 2018 pukul 06.00 WIB
P1A0, 18 tahun
Keluhan : tidak ada keluhan
Keadaan umum : pasien tampak sakit sedang, compos mentis
Vital sign : Tekanan darah : 140/80 mmHg
RR : 18x/mnt
Nadi : 103x/mnt
Suhu : 36,70C
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
O Thorax :
O Retraksi (-)
O Jantung
O Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
O Palpasi : Ictus Cordis tidak kuat angkat
O Perkusi : Konfigurasi jantung kesan tidak melebar
O Auskultasi :Bunyi jantung I dan II intensitas normal, reguler, bising (-)

30
O Paru
Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri, gerakan paradoksal (-)
Palpasi : fremitus raba kanan = kiri
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi
: suara dasar (vesikuler / vesikuler ), RBH (-/-),
RBK (-/-)
O Abdomen:
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada, tampak luka bekas operasi\

O Auskultasi : peristaltik (+) normal


O Perkusi : tympani
O Palpasi : supel, hepar tidak teraba, bruit (-) dan lien tidak teraba, TFU
teraba 3 jari bawah pusat, Kontraksi (+)
O Genital : darah (-), lochia (+)
O Diagnosis : Post SCTP-Emergency atas indikasi eklampsia, fetal
distress, partial HELLP Syndrome pada primipara hamil aterm disertai dengan
leukositosis (29.1) dan hipoalbumin (2.6).

31
O Terapi :
Awasi keadaan umum/ tanda vital/perdarahan
Protap PEB :
O2ventilator
Inf. Ringer Laktat 12 tpm
Inj. MgSO4 20% 1g/jam (dalam 24 jam)
Observasi KU/VS/BC/tanda eklampsia berulang
Inj. Ampicilin sulbactam 1.5 g/8jam
Inj. Paracetamol 1 g/8jam
Plasbumin 25% 100cc/24 jam
Metildopa 3x250 mg
Vitamin C 2x50 mg
Cek albumin post terapi

32
Tinjauan Pustaka

33
Preeklampsia
O Prevalensi: 3-10%
O Faktor predisposisi:
a.Primigravida, primipaternitas
b.Hiperplasentosis, misalnya mola hidatidosa, kehamilan
multipel, DM, hidrops fetalis, bayi besar
c.Umur yang ekstrim (<20 tahun atau >35 tahun)
d.Riwayat keluarga preeklamsi-eklamsi
e.Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang didapatkan
sebalum hamil
f.Obesitas

34
Patogenesis & Patofisiologi
2. Stress oksidatif &
1. Disfungsi Endotel
disfungsi NO

Kebocoran sistem Penurunan NO di plasma &


plasenta
mikrovaskular:
manifestasi agregasi krn pengurangan
trombosit (PGI2 & TXA2 produksi/peningkatan
) ratio PGI2 & TXA2 konsumsi NO oleh stres
meningkat : efek oksidatif
vasokonstriksi
Stres oksidatif & zat toksin
merangsang kerusakan
endotel pembuluh darah :
disfungsi endotel
HIPERTENSI
efek vasodilatasi parakrin
berkurang pada aliran darah
uteroplasenta
3. Implantasi Abnormal 4. Faktor Angiogenik

Pada plasenta ibu 2 protein yang


jumlahnya abnormal :
• Jalur Notch signaling 1. solubleFms-like tyrosine kinase 1
mengatur diferensiasi & fungsi sel (sFlt-1) :
selama sel kontak di dalam - Peningkatan kadar sFlt-1
jaringan. menurunkan konsentrasi sirkulasi
PIGF& VEGF sehingga tjd
• sel-sel trofoblas janin disfungsi endotel.
menginvasi dan merubah - Inaktivasi VEGF bebas
pembuluh darah ibu menyebabkan endoteliosis
gromular sehingga proteinuria.
• Notch2floxlflox; Tpbpa-Cre yang 2. soluble endoglin (sEng):
gagal merubah pembuluh darah - mengganggu pengubahan ikatan
ibu: menyebabkan penurunan growth factor β1 jadi reseptor
perfusi plasenta. endotelial sehingga mengurangi
NO endotel dan tjd pre eklmapsia
• Perivaskular dan endovaskular
sitotrofoblas gagal
mengekspresikan JAG1 yang
merupakan ligan Notch
5. Renin-Angiotengsin 6. Sistem Imun
System (RAS)
• NK cell mensekresi sitokin &
•Angiotensin II type-1 receptor meningkatkan infiltrasi trofoblas ke
autoantibody (AT1–AA) ikut arteri spiral sehingga tjd inflamasi
berperan peningkatan sel desidua.
endotel, sensitivitas tekanan
darah serta sensitivitas • Plasentasi yang buruk melepas
angiotensin II (ANGII) (Wenzel mediator inflamasi (debris plasenta, &
et al., 2011 produk stres oksidatif plasenta),

• ANGII atau AT1-AA • Respon inflamasi berhubungan


meningkatkan tekanan darah dengan disfungsi sel endotel dan
selama kehamilan. aktivasi leukosit.

• AT1-AA berperan • Produksi berlebihan sel imun


meningkatkan sensitivitas sel merangsang sekresi tumor necrosis
endotel/tekanan darah factor α (TNFα) & menginduksi
terhadap ANGII selama apoptosis sititrofoblas ekstravili.
kehamilan (LaMarca B, 2012).
• Human Leukocyte Antigen (HLA)
berperan dalam invasi arteri spiral, &
pada pre-eklampsia tjd penurunan
kadar HLA-G dan HLA-E.
klasifikasi

39
Pencegahan

O Istirahat
O Diet tinggi protein dan rendah lemak,
karbohidrat, garam

40
Penanganan

41
42
Pemberian MgSO4

Syarat:
1. Urine output 0,5 – 1
cc/kgBB/jam
2. Refleks patella (+/+)
3. Frekuensi pernafasan stabil
(16-18 x/menit)
4. Tersedia Ca Glukonas 10 %

43
Sindroma HELLP
O Klasifikasi:
a.Kelas I : jumlah platelet ≤50.000/mm3.
b.Kelas II: jumlah platelet 50.000 – 100.000/mm3.
c.Kelas III: jumlah platelet 100.000 – 150.000/mm3.
O Menurut Audibert dkk. (1996), dikatakan sindroma HELLP
partial apabila hanya dijumpai satu atau lebih perubahan
parameter sindroma HELLP seperti hemolisis (H), elevate
liver enzymes (EL) dan low platelets (LP); dan dikatakan
sindroma HELLP murni jika dijumpai perubahan pada
ketiga parameter tersebut.

44
hipoalbuminemia
• kondisi dimana kadar albumin yang rendah/dibawah nilai
normal atau keadaan dimana kadar albumin serum < 3,5 g/dL
(Muhammad Sjaifullah Noer, 2012).

• Hipoalbuminemia mencerminkan pasokan asam amino tidak


memadai dari protein, sehingga mengganggu sintesis albumin
serta protein lain oleh hati (Murray, dkk, 2011).

• Hipoalbuminemia terjadi pada kondisi medis akut atau


kronik.

• Kadar normal albumin dalam darah antara 3,5-4,5 g/dl,


dengan jumlah total 300-500 g.

45
O Klasifikasi
1. Hipoalbuminemia ringan : 3,5–3,9 g/dl
2. Hipoalbuminemia sedang : 2,5–3,5 g/dl
3. Hipoalbuminemia berat : < 2,5 g/dl

46
Hipoalbuminemia pada pre-
eklampsia

• Pada preeklampsia dan eklampsia, penurunan laju filtrasi glomerulus terjadi akibat
spasme arteri renalis sehingga terjadi penurunan penyerapan terhadap protein
(Giovanni et al, 2011).

• Kadar albumin serum yang rendah (hipoalbuminemia) berhubungan dengan


sirkulasi feto-plasenta yang tidak memadai, sebagai akibat dari hipoperfusi
multiorgan dan disfx endotel

• Peningkatan tekanan perfusi menyebabkan perpindahan cairan ke dalam cairan


interstisial sehingga terjadi edema dan hipovolemia.

• Hipoperfusi hati menentukan penurunan produksi albumin mengakibatkan


hipoalbuminemia dan penurunan tekanan onkotik shg tjd perpindahan cairan dan
edema yang memburuk.

47
Fetal Distress

48
Analisis Kasus
G1P0A0
Usia 25 tahun
UK 39+4 minggu Vital Sign:
TD : 180/120 mmHg
Nyeri kepala depan, HR : 112 kali/menit Proteinuria +++/
nyeri ulu hati RR : 24 kali/menit Positif 3
disangkal, t : 36.80C Penurunan albumin
pandangan kabur, (2.6 g/dL)
mual-muntah: Pemeriksaan fisik: Kenaikan SGOT
Disangkal, kejang (+) Edema (-/-) pada Leukositosis
kedua ekstremitas
Riwayat hipertensi VT : lendir darah (-),
sebelum hamil: OUE tertutup
disangkal
49

Eklampsia, fetal distress, partial HELLP,


leukositosis, hipoalbumin
50

Anda mungkin juga menyukai