Anda di halaman 1dari 24

Materi 3

Kebijakan Pengembangan Ekspor & Impor


serta
Pihak yang terlibat dalam Ekspor & Impor dengan L/C
Oleh
Indriani Setyawati
(8135160999)

M. Luthfi Hadi S
(8135160852)

Pendidikan Bisnis (A) 2016


1
Kebijakan
Pengembangan
Ekspor &
Impor
2

Kebijakan Ekspor
a) Diversifikasi Ekspor/Menambah Keragaman Barang Ekspor
Diversifikasi horizontal : Menambah macam barang yang diekspor
Diversifikasi vertikal : Menambah variasi barang yang diekspor seperti
kapas  kain  pakaian

b) Subsidi Ekspor
Diberikan dengan cara memberikan subsidi/bantuan kepada eksportir dalam
bentuk keringanan pajak, tarif angkutan yang murah, kemudahan dalam
mengurus ekspor, dan kemudahan dalam memperoleh kredit dengan bunga yang
rendah.
3

Kebijakan Ekspor
c) Premi Ekspor
Pemerintah dapat memberikan premi atau insentif, misalnya penghargaan atas
kualitas barang yang diekspor. Pemberian bantuan keuangan dari pemerintah
kepada pengusaha kecil dan menengah yang orientasi usahanya ekspor.

d) Devaluasi
Dengan kebijakan devaluasi akan mengakibatkan harga barang ekspor di luar
negeri lebih murah bila diukur dengan mata uang asing (dollar), sehingga dapat
meningkatkan ekspor dan bisa bersaing di pasar internasional.
4

Kebijakan Ekspor
e) Meningkatkan Promosi Dagang ke Luar Negeri
Untuk meningkatkan ekspor ke luar negeri maka pemerintah dapat berusaha dengan
melakukan promosi dagang ke luar negeri, misalnya dengan dengan mengadakan
pameran dagang di luar negeri agar produk dalam negeri lebih dapat dikenal.

f) Mengadakan Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Internasional


Melakukan perjanjian kerja sama ekonomi baik bilateral, regional maupun multilateral
akan dapat membuka dan memperluas pasar bagi produk dalam negeri di luar negeri.
Ex: perjanjian kontrak pembelin LNG (Liquid Natural Gas) Indonesia yang dilakukan
oleh Jepang dan Korea Selatan.
5

Kebijakan Impor

Pengenaan Bea Masuk


yang Tinggi
Agar mengurangi hasrat Kuota Impor
masyarakat membeli
Untuk membatasi jumlah
barang impor
barang impor yang masuk
ke dalam negeri.
Pengendalian Devisa
Jumlah devisa yang
disediakan untuk
membayar barang impor
dijatah dan dibatasi.
6

Kebijakan Impor

Substitusi Impor
Untuk mengurangi ketergantungan
terhadap luar negeri dengan mendorong
produsen dalam negeri agar dapat membuat
sendiri barang-barang yang diimpor dari
luar negeri.
Devaluasi
Menyebabkan harga barang
impor menjadi lebih mahal,
dihitung dengan mata uang dalam
negeri.
2 . Pihak-Pihak yang
Terlibat dalam L/C
8
Pihak yang Terlibat

Langsung Tidak Langsung

Pembeli Shipping Company

Penjual Bea Cukai / Pabean

Bank Devisa Perusahaan Asuransi

Sucofindo

Dept. Perdagangan &


Industri
9

Pihak yang terlibat secara langsung

Pembeli Penjual
▸ Disebut juga Applicant / Account ▸ Disebut juga Beneficiary / Party To
Party / Accountee / Buyer / Be Paid / Exporter / Seller / Shipper
Consignee. / Supplier.
▸ Pihak yang memohon pembukaan ▸ Pihak kepada siapa L/C diterbitkan
L/C dari bank. atau dipergunakan.
▸ Kredibilitasnya harus memuaskan ▸ Pihak yang memenuhi syarat L/C
dalam pertimbangan-pertimbangan yang diterima dan menyerahkan
bank. dokumen-dokumen kepada bank
pembayar.
10

Bank Pembuka atau Penerbit L/C


▸ Disebut juga Opening Bank / Issuing Bank / Importer's Bank
▸ Bank pembeli yang membuka atau menerbitkan L/C kepada Beneficiary
biasanya dimulai perantaraan bank di negara Beneficiary (penjual).
▸ Memeriksa dokumen-dokumen untuk memastikan kecocokannya dengan
syarat-syarat L/C.
▸ Mengatur pembiayaan transaksi-transaksi bilamana diminta.
▸ Melepaskan dokumen-dokumen L/C kepada importir dan meminta pembayaran
dari importir.
11

Bank Penerus L/C Bank yang Menegaskan atau


• Disebut juga Advising Bank / Seller's Menjamin Pembayaran atas
Bank / Foreign Correspondent Bank.
L/C
• Disebut juga Confirming Bank / Foreign
• Bank yang meneruskan L/C dan
Corespondent Bank.
menegaskan kebenaran otentikasi dari
L/C tersebut pada Eksportir tanpa
• Bank kedua, bank yang bertindak
disertai kewajiban lain.
sebagai Confirming Bank yakni
menegaskan kepada Beneficiary atau
• Bank ini dapat juga dimungkinkan
Eksportir bahwa L/C tersebut otentik
sebagai Paying Bank atau Confirming
dan bilamana importir atau Opening
Bank, bahkan sebagai Issuing Bank.
Bank tidak melakukan pembayaran
maka bank kedua ini akan
membayarnya.
12

Bank yang Menegosiasi (Negotiating Bank)


▸ Bank biasanya namanya tidak disebut dalam L/C yang menyetujui untuk
membeli wesel (draft) dari Beneficiary / Eksportir.

▸ Membayar Beneficiary / Eksportir dengan segera dan biasanya dengan


"recourse" (hak regres atau dapat minta ganti rugi pembayaran kembali
bilamana ada masalah ), atas pembayaran kepada Beneficiary / Eksportir maka
Negotiating Bank selanjutnya meminta pembayaran dari Opening Bank.
13

Bank Pembayar Bank yang Diminta


Mengganti Pembayaran
• Disebut juga Paying Bank.
• Bank yang namanya disebut dalam L/C • Disebut juga Reimbursing Bank.
sebagai pihak yang melakukan • Bilamana antar bank Eksportir dan bank
pembayaran kepada Beneficiary / importir tidak ada hubungan rekening
Eksportir asalkan dokumen-dokumen maka untuk penyelesaian pembayaran
sesuai dengan syarat-syarat L/C. biasanya ditunjuk bank ketiga yang
disebut reimbursing Bank.
14

Pihak yang tidak terlibat secara langsung

Shipping company merupakan perusahaan pelayaran yang memberikan jasa


pengangkutan barang dari pelabuhan asal ke pelabuhan tujuan. Perusahaan pelayaran
akan mengeluarkan salah satu dokumen pokok L/C berupa konosemen yang disebut
dengan B.L atau bill of landing (apabila barang dikirim melalui udara, maka
konosemennya disebut dengan air waybill). Bill of landing berfungsi sebagai:
▸ Tanda terima barang dari eksportir ke perusahaan pelayaran
▸ Bukti kepemilikan atas barang
▸ Bukti perjanjian pengangkutan barang
15

Shipping company dapat dikategorikan


menjadi 3, yaitu:
▸ Conference liner : tergabung dalam suatu
organisasi pelayaran
▸ Tramper : independent shipping company
▸ Charter party : dapat dicarter oleh
eksportir untuk tujuan ekspornya
16

Pengusaha pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK)


adalah perusahaan yang memberikan jasa kepada eksportir
maupun importir untuk:
▸ Bagi importir bertindak sebagai agen dan akan
memberikan izin untuk pelepasan barang bilamana
ketentuan-ketentuan Pabean telah dipenuhi.
▸ Bagi Eksportir pihak yang meneliti dokumen serta
pembayaran pajak dan memberikan izin barang untuk
dimuat di kapal.
“ Perusahaan asuransi berfungsi untuk memberikan polis asuransi pengiriman
barang ke luar negeri apabila dalam perjanjian disyaratkan adanya asuransi.
Langkah untuk mendapatkan polis asuransi dilakukan di tahap awal sebelum
barang dimasukkan ke dalam kontainer. Perusahaan asuransi akan
menghitung dan menentukan besarnya biaya yang harus ditanggungi.
18

Sucofindo merupakan organisasi independen yang


ditunjuk oleh pemerintah untuk melakukan
pengawasan terhadap barang-barang yang akan
diekspor ke luar negeri.
“ Tugas dari Sucofindo

• Menentukan terkena tidaknya barang tersebut dengan pajak ekspor (PE)


dan pengawasan barang yang terkait dengan Fasilitas Bapeksta (Badan
Pelayanan Kemudahan Ekspor dan Pengolahan Data Keuangan).

• Menjadi perwakilan importir di luar negeri dalam pemeriksaan barang


yang akan dimuat ke kontainer. Hasil pemeriksaannya akan dicantumkan
dalam dokumen yang disebut dengan PRA LPS (Pra Laporan
Pemeriksaan Surveyor) dan LPSE( Laporan Pemeriksaan Surveyor
Ekspor).
20

▸ Memberikan ijin ekspor berupa Eksportir Terdaftar (ET)


dan ijin importir seperti API, LPIT, atau APIS.
▸ Mengeluarkan Surat Keterangan Asal (SKA) atau
Certificate of Origin (COO). Surat ini merupakan
pernyataan bahwa barang yang diekspor dibuat Indonesia.
Daftar Pustaka
Hamdani. 2003. Seluk Beluk Perdagangan Ekspor-Impor. Jakarta: Yayasan
Bina Usaha Niaga Indonesia.

Husein, M Fakhri dan Baldric Siregar. 2005. Mekanisme Ekpor-Impor


dengan Letter of Credit. Yogyakarta: Akademi Manajemen
Perusahaan YKPN.

Widjaja, Gunawan dan Ahmad Yani. 2001. Transaksi Bisnis Internasional


(Ekspor-Impor dan Imbal Beli) Seri Hukum Bisnis Divisi
Perguruan Tinggi. Jakarta: Raja Grafindo.
THANKS!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai