Anda di halaman 1dari 15

KONSEP KONSERVASI

ARSITEKTUR
KELOMPOK 3
I MADE SURYANTA
JUAN ATIE
AKBAR JHALALUDDIN
Perkembangan Konsep Konservasi Arsitektur

• Konservasi berasal dari kata “Conversation” yang terdiri atas kata


“con” (together) dan “servare” (keep/save)
• Pertama kali dikemukakan oleh Theodore Roosevelt dari Amerika
Serikat
• Pada awalnya konsep konservasi terbatas pada pelestarian benda-
benda/monument bersejarah (preservasi)
• Kemudian berkembang, sasarannya tidak hanya mencakup
monumen, bangunan, atau benda bersejarah melainkan pada
lingkungan perkotaan yang memiliki nilai sejarah serta kelangkaan
yang menjadi dasar bagi suatu tindakan konservasi
• Kemudian didalam Burra Charter konsep konservasi adalah konsep
proses pengelolaan suatu tempat atau ruang atau obbyek agar
makna kultural yang terkandung didalamnya terpelihara dengan
baik
• Bila dikaitkan dengan Kawasan maka konservasi Kawasan
mencakup suatu upaya pencegahan adanya aktivitas perubahan
social atau pemanfaatan yang tidak sesuai dan bukan hanya secara
fisik.
Konsep Konservasi berdasarkan UU No 11 Th
2010

• Di dalam UU No 11 Th 2010 tidak mengatur konsep konservasi


secara eksplisit.
• Beberapa pasal menjelaskan mengenai pemugaran
• Menurut UU No 11 Th 2010 Pemugaran bangunan cagar budaya dan
struktur cagar budaya yang rusak dilakukan dengan
mengembalikan kondisi fisik dengan cara memperbaiki,
memperkuat, dan atau mengawetkannya melalui pekerjaan
rekonstruksi, konsolidasi, rehabilitasi dan restorasi.
• Pemugaran harus memperhatikan keaslian bahan, bentuk,
tataletak, gaya, dan atau teknologi pengerjaan.
• Memperhatikan kondisi semula dengan tingkat perubahan sekecil
mungkin
• Dan penggunaan Teknik, metode, serta bahan yang tidak bersifat
merusak.
• Revitalisasi potensi situs cagar budaya atau Kawasan cagar budaya
memperhatikan tata ruang, tata letak, fungsi social, dan atau
lanskap budaya asli berdasarkan kajian
• Revitalisasi dilakukan dengan menata kembali fungsi ruang, nilai
bbudaya, dan penguatan informasi tentang cagar budaya.
Pola Penataan Bangunan dan Lingkungan

• Penataan bangunan dan lingkungan adalah kegiatan pembangunan


untuk merencanakan, melaksanakan, memperbaiki,
mengembangkan atau melestarikan bangunan dan lingkungan/
kawasan tertentu sesuai dengan prinsip pemanfaatan ruang dan
pengendalian bangunan gedung dan lingkungan secara optimal,
yang terdiri atas proses perencanaan teknis dan pelaksanaan
konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian dan
pembongkaran bangunan gedung dan lingkungan.
Hierarki tata ruang wilayah
Cakupan Kawasan Penataan

• kawasan baru berkembang cepat;


• kawasan terbangun;
• kawasan historis yang dilestarikan;
• kawasan rawan bencana;
• kawasan gabungan atau campuran dari keempat jenis kawasan
pada butir di atas.
Jenis Penataan

• Perbaikan kawasan,
• Pengembangan kembali kawasan,
• Pembangunan kawasan baru,
• Pelestarian/pelindungan Kawasan.
Konsep Dasar Penataan

• Mengarahkan penyusunan visi dan karakter perancangan.


• Mengendalikan suatu intervensi desain lingkungan sehingga
berdampak baik, terarah dan terukur terhadap suatu kawasan
yang direncanakan.
• Mengintegrasikan desain elemen-elemen kota yang berpengaruh
pada suatu perencanaan kawasan.
• Mengarahkan indikasi program dan desain penataan yang tepat
pada tiap subbagian kawasan yang direncanakan.
Prinsip penataan struktur ruang dan
peruntukannya

a. Dari sisi Fungsional meliputi penataan:


• Keragaman tata guna yang seimbang, saling menunjang (compatible) dan terintegrasi
• Pola distribusi jenis peruntukan yang mendorong terciptanya interaksi aktivitas
• Pengaturan pengelolaan area peruntukan penetapan distribusi persentase jenis
peruntukan lahan mikro yang akan dikelola dan dikendalikan oleh pemerintah
daerah, di antaranya Ruang Terbuka Hijau, Daerah Milik Jalan (Damija), dan fasilitas
umum.
• Pengaturan kepadatan pengembangan kawasan
b. Dari sisi Fisik, meliputi:
• Estetika, karakter, dan citra kawasan
• Skala ruang yang manusiawi dan berorientasi pada pejalan kaki serta aktivitas yang
diwadahi
c. Dari sisi Lingkungan, meliputi:
• Keseimbangan kawasan perencanaan dengan Penciptaan karakter
lingkungan yang tanggap dan integral dengan karakter peruntukan
eksisting lingkungan sekitar;
• Keseimbangan peruntukan lahan dengan daya dukung lingkungan
• Kelestarian ekologis kawasan dengan Penetapan peruntukan lahan
yang tanggap terhadap topografi dan kepentingan kelestarian
lingkungan dengan meminimalkan penyebaran area terbangun dan
perkerasan serta beradaptasi dengan tatanan kontur yang ada.
Komponen Penataan Bangunan dan
Lingkungan

• Koefisien Dasar Bangunan (KDB)


• Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
• Koefisien Daerah Hijau (KDH)
• Koefisien Tapak Besmen (KTB)
• Sistem Insentif-Disinsentif Pengembangan
• Sistem Pengalihan Nilai Koefisien Lantai
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai