Anda di halaman 1dari 12

APLIKASI EBN TENTANG PENGARUH MUROTTAL AL-QUR’AN

UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN PASIEN STROKE


HEMORAGIK DI RUANG ICU RSUD UNGARAN KABUPATEN
SEMARANG

Disusun oleh :
Dory asti septianingrum
G3A017201

Program Studi Profesi Ners


Universitas Muhammadiyah Semarang
Tahun Ajaran 2017/2018
Menurut Batticaca (2008) stroke adalah suatu
keadaan yang timbul karena terjadi gangguan
peredaran darah di otak yang menyebabkan
terjadinya kematian jaringan otak sehingga
mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan
atau kematian. menurut Corwin (2009) ada dua
klasifikasi umum cedera vascular serebral (stroke)
yaitu iskemik dan hemoragik. Stroke iskemik terjadi
akibat penyumbatan aliran darah arteri yang lama
kebagian otak. Stroke Hemoragik terjadi akibat
perdarahan dalam otak.
Jadi stroke hemoragik adalah suatu keadaan
kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh
perdarahan dalam otak sehingga mengakibatkan
seseorang menderita kelumpuhan atau kematian.
Pengkajian
Nama : Yn.N
No Reg : 196952
Usia : 54 tahun
Diagnosa Medis : HT, Stroke Hemoragik
Keluhan utama :
Keluarga mengatakan klien tidak sadar sejak malam hari ini, dan lemah anggota
gerak kanan
Riwayat penyakit sekarang:
Keluarga mengatakan klien masuk RS tanggal 05-08-1018 klien masuk ICU tanggal
10-08-2018 jam 21.45 wib. Dengan penurunan kesadaran ditandai dengan SH.
Keluarga mengatakan klien habis cuci darah 2 hari yang lalu, seteh itu klien kejang-
kejang, muntah darah kemudian tidak sadar. Keadaan klien saat ini tidak sadar,
kesadaran sporocoma, GCS E2 M4 V1, klien terpasang infuse RL 60tts/mnt.
Terpasang O2 NRM 7L, terpasang kateter. Terpasang NGT dengan pengeluaran
Residu hitam. Tubuh klien teraba hangat. TD: 151/96 mmHg, HR: 92x/m, Spo2:
96%, RR: 30x/m, S: 38,6%
Pengkajian Primer
Airway (Jalan Nafas) Disabillity

Kesadaran
Klien terpasang O2 NRM
Soporocoma
7lpm, klien terpasang
GCS : E4, M4, V1
NGT, suara nafas Ronchi,
Circulation Pupil isokor 2 mm
peningkatan produksi
Reaksi cahaya +/+
klenjar saliva, terjadi
HR : 92 x/m, tidak Kekuatan tonus
penurunan kesadaran
teratur dan lemah otot 1 1
TD : 151/69 mmHg 1 1
Ekstremitas hangat
Eksposure
Breathing Pengisian kapiler > 2
detik
Tidak ada fraktur
RR : 30x/m frekuensi Terpasang cairan RL 60
atau jejas
nafas tidak teratur tpm
Suhu 38,6oC
Penggunaan alat bantu
Abdomen asites,
nafas dengan NRM 7 lpm
turgor kulit
SpO2 : 96%
cukup, mukosa
Suara nafas terdengar
bibir kering
Ronchi
Analisa Data
Sabtu
12 -8-2018
DS :
keluarga mengatakan klien sudah 3x mengalami troke berulang.
Keluarga mengatakan klien tidak sadar
DO :
Klien mengalami penuruna tingkat kesadaran
GCS: E2 M4 V1
Kesadaran soporocoma
TD: 151/96 mmHg
HR: 92x/m
SPO2 96x/m
RR 30x/m
Klien mengalami kelemahan anggota gerak kanan
Radiologi: infark di thalamus, lesi hiper dens kecil di cerebellum
hemisfer kiri masih mungkin oerdarahan
DIAGNOSA KEPERAWATAN

> ketidakefektifan perfusi jaringan serebral b/d


infark di thalamus stroke hemoragik
> bersihan jalan nafas tidak efektif b/d
hipersekresi jalan nafas
>hipertermia b/d proses penyakit infeksi
Intervensi
No Tujuan dan kriteria Intyervensi Ttd
hasil (NOC)
Setelah dilakukan tindakan Menajemen edema serebral
keperawatan selama 3 x 24
1. Monitor tanda-tanda vital
jam diharapkan
2. Monitor status pernapasan
ketidakefektifan perfusi
3. Kurangi stimulus dalam lingkungan pasien
jaringan serebral dapat
4. Rencanakan asuhan keperawatan untuk memberikan
teratasi dengan kriteria hasil :
periode istirahat
-Tingkat kesadaran normal
5. Catat perubahan pasien dalam berespon terhadap stimulus
- GCS normal
6. Berikan anti kejang sesuai kebutuhan
- Tidak ada tanda-tanda
7. Posisikan tinggi kepala tempat tidur 30 derajat atau lebih
peningkatan TIK
8. Dorong keluar/orang yang penting untuk bicara pada klien
9. Lakukan latihan ROM
10. Monitor intake dan output
Implementasi
n tgl jam Implementasi Respon ttd
o
15.00 S:
1 Ming
gu
1. memonitor tanda-tanda vital per jam
O: TD: 159/88 SPO2 99% Hr: 75x/m,
12 - RR: 34x/m
08- 15.10 2. Monitor status pernafasan klien, irama dan kekuatan pernafasan S:
18 O : klien terpasang O2 NRM 7lpm
15.25 S:-
3. Mengatur posisi klien
O : posisi klien semi fowler
15.30 4. Melakukan oral higine S:
O : produksi saliva berlebih, adanya
stomatitis pada bibir bagian bawah
16.00 S:
5. memberikan makanan klien lewat NGT susu cair 400 cc O : susu cair masuk 400 cc
16.30 6. Memberikan terapi murrotal surah Al-baqarah selama 30 menit S:
O : klien tampak diam, ada
rangsangan nyeri GCS: E2 M4 V5
7. Memberikan obat sesuai program inj citocolin 500/12jam, ceftriaxon
18.00 S:
1/12jam , vit K 1/24 jam O : klien merespon rangsangan nyeri
saat disuntikan obat
19.00 S:
8. Memonitor intake dan output, menghitung balance cairan
O: output urine 150, balance cairan
+118,875
Evaluasi
No Tgl Jam Evaluasi Ttd

1 Minggu 19.00 S :
12-08- O:
2018 -Klien tampak mengalami penurunan kesadaran, kesadaran soporokoma, GCS: E4
M2 V1
-Td: 146/85
-MAP 103
-Hr: 80x/m
-Spo2 : 99%
-RR : 33x/m
-S : 38C
-Klien terpasang O2 NRM 7lpm
-Posisi klien semifowler
-Klien mengalami kelemahan anggota gerak kanan
A : masalah ketidakefektifan perfusi jaringan serebral belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
-Pantau TTV/ jam
-Pantau KU klien
-Mengatur posisi klien
-Bantu ADL klien
-Kolaborasi dengan tim medis
Teknik terapi Murottal Al-Quran
Pengaruh stimulasi murottal Al-Qur`an terhadap nilai Glasgow Coma Scale pada pasien
dengan stroke iskemik, terapi stimulasi muottal Al-Qur`an diperdengarkan selama
30 menit setiap harinya berpangaruh positif dan signifikan terhadap nilai GCS
(p:0,013). Intervensi dalam penelitian ini dilakukan selama tiga hari perawatan dengan
surat Al-Baqoroh, Ali Imron dan surat Yasiin sebagai surat pilihan. Penelitian ini
membandingkan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan kriteria GCS
9-13.
Pada pengaplikasian jurnal ini penulis menerapkan intervensi murottal Al-quran selama
3 hari dengan cara memberikan klien terapi murottal Al-lquran surah Al-baqarah
selama 30 menit dengan speacer Hanphone yang diletakan di samping klien, terapi ini
dilakukan selama 3 hari.

Mekanisme ini memungkinkan stimulasi sensori mencapai batang otak dan korteks
untuk diaktivasi meskipun batang otak dan korteks mengalami cedera dan kerusakan
atau dengan klinis terjadinya penurunan kesadaran. Dengan kata lain pasien yang
mengalami defisit neurologi khususnya Stroke Hemoragik sangat memungkinkan untuk
deberikan stimulasi sensori khsusnya stimulasi auditori (pendengaran).
Hasil
GCS/tingkat
GCS / tingkat TTV TTV
Hari/tgl Lama relakasi kesadaran Sebelum sesudah
kesadaran sebelum
sesudah
TD : 136/74 TD : 148/77
Minggu HR : 78 HR : 83
E2 M4 V1 E2 M4 V1
12-08-2018 30 menit RR : 32 RR :34
Soporocoma Spoorcoma S : 38,6 S : 38,6
16.30-17.00
SPO2 : 99 SPO2 : 99
TD : 145/72 TD :149/87
Senin HR :72 HR : 76
E2 M4 V1 E2 M4 V1
13-08-2018 30 menit RR :23 RR : 26
soporocoma soporocoma S : 37,6 S : 37,6
16.20-16.50
SPO2 : 97 SPO2 : 98
TD : 137/80 TD : 144/78
Selasa HR : 79 HR : 79
E2 M4 V1 E2 M4 V1
14-08-2018 30 menit RR : 28 RR : 31
soporocoma Soporocoma S : 38 S : 38
22.15-22.45
SPO2 : 98 SPO2 : 98

Rata-rata GCS E2 M4 V1
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai