Anda di halaman 1dari 10

ARSITEKTUR LINGKUNGAN DAN PERILAKU

“PERILAKU OKUPASI FASILITAS UMUM ( TOILET ) UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI”


NAMA KELOMPOK :
1. ANDHITIYA AJI R. D300150058
2. WAHYU SETIARSO D300150060
3. BONDAN AFRIYANTO D300150067
4. BAGAS ADRIANTO D300150069
5. NANANG SETIYONO D300150071
6. FARAH FAUZAN A. D300150072
7. SISKA TIARA PUTRI D300150075
8. SEKAR ARUM M. W. D300150093
PROSES PRILAKU
Proses perilaku mahasiswi, dari data pengamatan terhadap mahasiswi UMS yang menggunakan toilet
cenderung diwaktu-waktu tertentu dan juga datangnya dari arah yang berbeda-beda. Dari data pengamatan, penggunaan
toilet yaitu pada saat tiba di kampus, saat sesudah/sebelum kuliah, saat berkumpul di sitting group. Pengguna toilet
perempuan jarang melakukan secara sendiri melainkan lebih sering berkelompok.
Proses perilaku yang terjadi di dalam toilet Perempuan Gedung J lantai
2 kampus 2 UMS, yaitu :
1. Pertama-tama, pengguna toilet perempuan Gedung J lantai 2 kampus 2 UMS memasuki toilet.
2. Ada berapa hal yang biasanya di lakukan kaum perempuan didalam toilet seperti, sebagian besar membuang hajat dan
membenah diri
3. Kemudian jika membuang hajat setelah itu menuju wastafel untuk mencuci tangan dan jika membenah diri langsung menuju
wastafel.
4. Saat mencuci tangan mahasiswi kebanyakan juga bercermin untuk membenahi pakaian ataupun jilbabnya dan ditambah
bersolek. Di toilet perempuan kadang digunakan sebagai tempat berfoto didalam toilet secara individu maupun berkelompok
5. Pengguna cermin yang cenderung lama mengakibatkan pengguna lain yang ingin bercermin merasa canggung untuk
menunggu apalagi jika dengan orang yang tidak dikenal.
6. Jika pengguna toilet perempuan dilakukan secara bergerombol atau berkelompok ini akan mengakibatkan berlama-lama di
toilet karena adanya aktivitas tambahan yang saling tunggu menunggu.
PENGGUNA TOILET

• SAAT TIBA DI KAMPUS


• SAAT SEBELUM/SESUDAH KULIAH

Tangga Tangga

Masuk kelas / ke sitting Masuk kelas / ke sitting


group group Gambar. Denah Toilet Gedung J tantai 2
Gambar. Denah Toilet Gedung J tantai 2 •SAAT BERKUMPUL DI SITTING GROUP Sumber : Dokumen Penulis,2017
Sumber : Dokumen Penulis,2017

•KETERANGAN : Tangga

Jarang digunakan mahasiwa


Sering digunakan mahasiswa
Arah keluar Mahasiswa
Arah masuk mahasiswa

Masuk kelas / ke sitting


group Gambar. Denah Toilet Gedung J tantai 2
FAKTOR PERILAKU

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku tersebut dikarenakan


a. Tekanan/Stimulus.
Okupasi toilet terjadi karena faktor Stimulus/Tekanan. Disini terlihat bahwa
perilaku pengguna akan lebih lama jika tidak ada tekanan yang mengganggu dia.
Dengan tidak adanya Tekanan/Stimulus ini maka mereka bisa lebih berlama-lama di
Toilet. Stimulus yang terjadi pada pengguna toilet Laki-laki berbeda dengan
perempuan. Pada penggunanya laki-laki, jika tidak ada Stimulus walaupun mereka
bisa berlama-lama di Toilet, namun hanya dipergunakan untuk berkaca/bersolek
diri, tidak lebih. Berbeda dengan perempuan, Stimulus yang bekerja pada
perempuan, saat sedang tidak banyak tekanan. Mereka akan lebih lama meng-
Okupasi Toilet. Ditambah aktivitas mereka ketika sedang berkelompok, akan
melakukan hal-hal seperti selfie, berbincang, dan bersolek diri di depan kaca. Jadi,
Stimulus/Tekanan ini merupakan faktor penting dalam hal Okupasi. Makin sedikit
Stimulusnya makin lama ia men-Okupasi, begitupun sebaliknya.
b. Teritori Ruang.

Karena, Toilet gedung J lantai 2 sayap timur yang notabene merupakan


area Arsitektur UMS, menjadikan para mahasiswa/i lebih nyaman dan lebih
melakukan apapun hal yang ia sukai dengan semaunya. Karena persepsi bahwa
Toilet gedung J lantai 2 sayap timur mungkin sudah melekat pada diri mereka.
Saat banyak mahasiswa/i Arsitektur ada didalam Toilet Lakilaki/Perempuan,
lalu dari mahasiswa/i bukan dari Arsitektur masuk ke Toilet tersebut, ia
otomatis akan merasa sungkan dan tidak akan berlama-lama di Toilet. Hal ini
terbukti ketika ada mahasiswa/i selain dari Arsitektur akan sungkan ketika
ingin berkaca atau ingin mencuci tangan setelah dari kamar mandi. Hal ini
dikarenakan Teritori Ruang yang bersifat subjektif. Karena faktor Kebiasaan dan
Teritori Toilet yang memang berada di area Arsitektur UMS dan juga Faktor
Teritori Ruang Primer (individu) dan Faktor Teritori Ruang Sekunder
(Kelompok).
c. Fasilitas
Ketika banyak fasilitas yang mendukung di area Toilet/Kamar Mandi, misalnya cermin di
toilet putri gedung J2 atau di toilet umum yang lebar, membuat wanita yang notabene
mempunyai tingkat kecemasan terhadap penampilan pun akan tergiur untuk membenahi dirinya
dan bisa juga membuat wanita tersebut mengagumi dirinya sendiri. Contohnya mengabdikan
dengan kamera handphone lalu menggunggah di social media. Selain itu dengan kebiasaan
tersebut dapat memerlukan waktu yang cukup lama di kamar mandi.

d. Adanya Pelaku yang Berkelompok


Berdasarkan observasi yang sudah di jelaskan diatas kebanyakan orang pergi ke kamar
mandi dengan bergerombol sehingga akan memenuhi area ruang di Toilet/Kamar Mandi.
Sehingga jika ada orang yang ingin masuk ke toilet dan melihat sekiranya toilet penuh maka orang
tersebut tidak jadi atau mengurungkan niatnya untuk masuk ke Kamar Mandi/Toilet. Selain itu
ada istilahnya “masuk bersamaan maka keluar juga bersamaan” yang otomatis akan terjadi
aktivitas saling tunggu menunggu.
SO L U SI / SA RA N

BERC ERMIN YA N G BERL EBIH


BAHKA N S AMPAI M E NIMBU LK A N CE RMIN BE SA R
P E RIL A KU SE L FI BA RE N G .

DISE BA BKA N

O KU PA SI P E RIL A KU DISE BA BKA N

ME N U T U P PIN T U K E TIKA DIDA L AM


T O I L E T S EHI NG G A M E NY EBABK A N P IN T U T O IL E T
YA N G I N GI N MASUK DARI L U AR
SU N G KA N .

DAL AM PA ND A N G A N ISL AM, M EM A N G S EH ARUS NYA U N T UK S E OR A N G WA NI TA M E NJ A G A A UR O T NYA D ARI PA ND A N G A N


O R A N G YA N G B UKA N M AKHR OM NYA. KE TIKA S E OR A N G WA NI TA DIDA L AM T O I L E T U N T UK MEMB E N AHI PAK AI A N A TA U P U N B ERDA ND A N
U PAYA YA N G DIL AKUK A N U N T UK B ER- HIJAB ADA L AH D E N G A N M E N U T U P PIN T U T OI L E T. N AMU N DISINIL AH P ERMASA L AH A N MU N CUL DA N
A KA N DIBE RIKA N SO L U SIN YA .
SO L U SI / SA RA N

CE RMIN BE SA R CERMIN B ES A R DIRED ES AI N D E N G A N U KURA N YA N G L EBIH K ECIL. T E TA P


MEMA NJ A N G, N AM U N L EBAR NYA DIKURA N GI CUKU P S E UK UR A N DARI ATAS
KE PA L A S AMPAI S E P U ND AK. DIHARA PK A N, K E T ERB E TAHA N D A L AM B E RDA ND A N
DA N P E RIL A KU SE L FIE BA RE N G DA PAT T E RMIN IMA L ISIRKA N .

P IN T U T O IL E T SEBA G AIMA N A P E NJ E L ASA N S EB E L UMNYA, HIJAB DA L AM ISL AM AD A L AH


SYARIAT. HIJAB S E NDIRI A DA L AH P E N G HA L A N G PA ND A N G A N, P E N U T U P,
P EMBATAS. N AH, U N T UK S O L USI DARI PI N T U YA N G M E NJ ADI P E NY EB AB
O K U PASI ADA L AH D E N G A N M E N GHIL A N GK A N PIN T U T ERS EBU T D A N
ME N G G A N T I N YA D E N G A N P E N GH A L A N G PA ND A N G YAI T U DEN G A N
ME N ER USKA N ( M E N AMBA H ) T EMB OK DISAMPI N G TA N G G A SE PA NJ A N G
KURA N G L EBIH 1 M E T ER DA N TI N G GI N YA S E TI N G GI KUS E N PI N T U. L EBIH
JE L A SN YA A KA N DIT A MP IL KA N PA DA G A MBA R RE DE SA IN .
SO L U SI U MU M

Pendekatan psikologis, yang menyatakan bahwa fasilitas yang memadai


membuat tingkat kenyamanan pengguna lebih besar dan lebih lama merupakan salah
satu persoalan di bagian ini.
Salah satunya, Cermin yg besar merupakan fasilitas yang sangat cocok bagi
mahasiswi, dikarenakan memudahkan mereka berdandan/ sekedar membenarkan
pakaian.
-Kendala, adanya cermin yg besar itu membuat mahasiswi berlama" didalam
kamar mandi. Mereka akan terlenakan oleh kaca tersebut lalu berdandannya akan
lebih lama dan bahkan sampai menimbulkan perilaku selfi bareng di kamar mandi.
-Solusi/saran, cermin yang ada didesain ulang tidak sebesar yg ada sekarang.
Yaitu cukup disediakan cermin setinggi kurang lebih sepundak hingga atas kepala
sedikit. Harapanya, mahasiswi tidak berlama" untuk berdandan, cukup membenahi
apa yg perlu dibenahi dan menanggulangi perilaku selfi bareng di Toilet
SO L U SI A RSIT E KT U RA L
1. Cermin yg besar itu sangat cocok bagi mahasiswi, dikarenakan memudahkan mereka berdandan/ sekedar membenarkan pakaian.
- Kendala, adanya cermin yg besar itu membuat mahasiswi berlama" didalam kamar mandi dikarenakan terlenakan oleh berdandanya dan
bahkan sampai menimbulkan perilaku selfi bareng di kamar mandi.
- Solusi/saran, cermin yang ada didesain ulang tidak sebesar yg ada sekarang. Yaitu cukup disediakan cermin setinggi kurang lebih
sepundak hingga atas kepala sedikit. Harapanya, mahasiswi tidak berlama" untuk berdandan, cukup membenahi apa yg perlu dibenahi
dan menanggulangi perilaku selfi bareng di kamar mandi

2. Pintu sebagai penutup/halangan pandangan dari luar agar ketika mahasiswi berdandan (membenarkan kerudung/lainya)
tidak terekspos oleh yang bukan makhromnya.
- Kendala, ketika pintu tertutup, ada mahasiswi lain yg dari luar jika ingin membuka jadi sungkan. Sehingga penggunaan kamar
mandi seakan-akan bersifat okupasi.
- Solusi/saran, lebih baik pintu itu dihilangkan dan sebagai ganti penghalang pandang adalah tembok samping tangga di tambah
kurang lebih 1 meter.saran tersebut dikarenakan menurut analisa saya jalur tersebut adalah jalur lalu lalang mahasiswa. Dan cara
yg dapat menggantikan fungsi pintu adalah dengan penambahan dinding penghalang tersebut.

Anda mungkin juga menyukai