Anda di halaman 1dari 30

Prima Dian Furqoni, S.Kep.,Ns.

STRESS
 Stress adalah reaksi dari tubuh (respon) terhadap lingkungan
yang dapat memproteksi diri kita yang juga merupakan bagian
dari sistem pertahanan yang membuat kita tetap hidup.

 Stres adalah kondisi yang tidak menyenangkan dimana manusia


melihat adanya tuntutan dalam situasi sebagai beban atau diluar
batasan kemampuan mereka untuk memenuhi tuntutan
tersebut.

 Menurut Patel (1996), stres merupakan reaksi tertentu yang


muncul pada tubuh yang bisa disebabkan oleh berbagai
tuntutan, misalnya ketika manusia menghadapi tantangan-
tantangan (challenge) yang penting, ketika dihadapka pada
ancaman (threat), atau ketika harus berusaha mengatasi
harapan- harapan yang tidak realistis dari lingkungannya.
JENIS STRESS
 Stres yang baik (eusters)
Stres yang baik akan memberikan kesempatan untuk
berkembang dan memaksa seseorang mencapai
performanya yang paling tinggi

 Stres yang buruk (distres)


Distres akan menempatkan pikiran dan perasaan kita pada
tempat dan suasana yang serba sulit

Suatu stres dikatakan baik atau buruk bergantung pada


seberapa besar perasaan dan respon kita terhadap sumber
stres tersebut atau bagaimana kita memaknai sebuah
sumber stres.
STIMULUS STRES
 Frustasi
Kondisi dimana seseorang merasa jalan yang akan ditempuh untuk
meraih tujuan terhambat

 Konflik
Kondisi ketika dua atau lebih perilaku saling berbenturan, dimana
masing- masing perilaku tersebut butuh untuk diekspresikan atau
saling memberatkan

 Perubahan
Kondisi yang dijumpai ternyata merupakan kondisi yang yang tidak
semestinya serta membutuhkan adanya suatu penyesuaian.

 Tekanan
Kondisi pada saat terdapat suatu harapan atau tuntutan yang sangat
besar terhadap seseorang untuk melakukan perilaku tertentu.
PSIKOFISIOLOGI STRESS
 Menurut Selye (1982), stres merupakan tanggapan non
spesifik terhadap setiap tuntuan yang diberikan pada suatu
organisme dan digambarkan sebagai General Adaptation
Syndrome (GAS). Konsep ini menunjukkan reaksi stress
dalam tiga fase, yaitu :

Fase sinyal (alarm)

Fase perlawanan (resistance)

Fase keletihan (exhaustion).


 Tahap reaksi waspada (Sinyal/ Alarm)
Individu mengadakan reaksi pertahanan terekspos thd
stresor. Tanda fisik yg muncul adl curah jantung
meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer &
gastrointestinal mengalir ke kepala & ekstremitas.

 Tahap Perlawanan
Individu mencoba berbagai mekanisme penanggulangan
psikologis & pemecahan masalah serta mengatur strategi
utk mengatasi stresor. Tubuh berusaha menyeimbangkan
proses fisiologis yg terpengaruh selama tahap waspada utk
sedapat mgkn menjadi normal kembali & pada waktu yg
sama pula tubuh mencoba mengatasi faktor penyebab
stres.
 Tahap keletihan
Tahap ini terjadi jika terjadi perpanjangan tahap awal stres
pada tubuh individu telah terbiasa.
Akan timbul gejala penyesuaian diri thd lingkungan, spt
sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner,
dll.
Bila tubuh terekspos stresor yg sama dlm waktu yg sangat
lama scr terus menerus, maka tubuh yg semula telah biasa
menyesuaikan diri akan kehabisan energi utk beradaptasi.
TAHAPAN STRESS
 Too little stress
Seseorang belum mengalami tantangan yang berat dalam memenuhi
kebutuhan pribadinya.

 Optimum stress
Seseorang mengalami kehidupan yang seimbang saat berada diatas
maupun dibawah karena proses manajemen yang baik

 Too much stress


Dalam kondisi ini seseorang merasa telah melakukan pekerjaan yang
terlalu banyak setiap hari

 Breakdown stress
Kondisi pada saat individu tetap meneruskan usahanya ketika
mengalami kelelahan.
PENYEBAB/ SUMBER STRESS
(STRESOR)
 Stresor adalah faktor- faktor dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan
terjadinya respon stres. Stresor dapat berasal dari berbagai sumber, baik dari
kondisi fisik, psikologis, maupun sosial dan juga muncul pada situasi kerja,
dirumah, dalam kehidupan sosial, dan lingkungan luar lainnya (Patel, 1996).

 Menurut Taylor (1991), beberapa karakteristik kejadian yang berpotensi dan


dinilai dapat menciptakan stresor diantaranya :

 Kejadian negatif lebih banyak menimbulkan stres dibandingkan kejadian


positif
 Kejadian yang tidak terkontrol dan tidak terprediksi lebih membuat stres
dibandingkan kejadian yang terkontrol dan terprediksi
 Kejadian ambigu sering kali dianggap lebih mengakibatkan stres
dibandingkan kejadiann yang jelas
 Manusia yang tugasnya melebihi kapasitas (overload) lebih mudah
mengalami stres daripada mereka yang memiliki tugas lebih sedikit.
PENYEBAB/ SUMBER STRESS
(STRESOR)
Berikut ini adalah sumber- sumber stres yang biasa terjadi
dalam kehidupan :
 Sumber stres dari individu
Sumber stres yang berasal dari individunya sendiri

 Sumber stres dalam keluarga


Sumber stres yang berasal dari pengaruh dan interaksi
dengan anggota keluarga

 Sumber stres dalam komunitas dan lingkungan


FAKTOR PRESIPITASI STRES
Beberapa faktor yang dianggap sebagai pemicu
timbulnya stres (stresor) yang biasa disebut sebagai
faktor presipitasi antara lain :

Faktor Fisik dan Faktor Psikologis Faktor Lingkungan


Biologis
 Persepsi Lingkungan fisik
 Genetika  Emosi Lingkungan biotik
 Case History  Situasi psikologis Linkungan sosial
 Pengalaman hidup  Pengalaman
 Kebutuhan tidur hidup
 Diet
 Postur tubuh
 Penyakit
RESPONS STRES
Respon stres dapat terlihat dalam berbagai aspek sebagai berikut :
 Respon fisiologi
Dapat ditandai dengan meningkatnya tekanan darah, detak jantung, nadi, dan
sistem pernapasan

 Respon kognitif
Dapat ditandai dengan pikiran yang menjadi kacau, menurunnya daya
konsentrasi, pikiran berulang, dan pikiran tidak wajar

 Respon emosi
Dapat ditandai dengan ketakutan, cemas, malu, marah, dsb

 Respon tingkah laku


Dapat dibedakan menjadi fight (melawan situasi) yang menekan, dan flight
(menghindari situasi) yang menekan.
MEKANISME KOPING PADA STRES
 Individu dari semua usia mengalami stres dan mencoba
untuk mengatasinya. Ketegangan fisik dan emosional yang
menyertai stres akan menimbulkan ketidaknyamanan. Hal
tersebut membuat seseorang menjadi termotivasi untuk
melakukan sesuatu demi mengurangi stres. Hal- hal yang
dilakukan tersebut merupakan bagian dari koping

 Koping adalah proses dimana seseorang mencoba untuk


mengatur perbedaan yang diterima antara keinginan
(demands) dan pendapatan (resources) yang dinilai dalam
suatu keadaan yang penuh tekanan.
STRATEGI KOPING
 Koping yang berfokus pada masalah

 Confrontative coping : usaha untuk mengubah keadaan


yang dianggap menekan dengan cara yang agresif, tingkat
kemarahan yang cukup tinggi, dan pengambilan resiko

 Seeking social support : usaha untuk mendapatkan


kenyamanan emosional dan bantuan informasi dari orang
lain

 Planful problem solving : usaha untuk mengubah


keadaan yang dianggap menekan dengan cara yang hati-
hati, bertahap, dan analitis
STRATEGI KOPING
 Koping yang berfokus pada situasi

 Self control : usaha untuk mengatur perasaan ketika


menghadapi situasi yang menekan
 Distancing : usaha untuk tidak terlibat dalam permasalahan
 Positive reappraisal : usaha mencari makna positif dari
permasalahan
 Accepting responsibility : usaha untuk menyadari tanggung
jawab diri sendiri dalam permasalahan yang dihadapinya
 Escape/ avoidance : usaha untuk mengatasi situasi menekan
dengan lari dari situasi tersebut dengan beralih pada hal lain
seperti makan, minum, dan kesenangan lainnya
mekanisme koping, (Stuart & Laraia, 2005) :
Fokus pada masalah
 Adalah mekanisme koping yang berfokus pada tugas dan
usaha langsung untuk mengatasi ancaman individu.
Misalnya : negosiasi, konfrontasi, advise
Kognitif
 individu berusaha untuk mengontrol masalahnya dan
kemudian menetralkannya. Misalnya : perbandingan
positif, pengabaian selektif, substitusi reward, mengurangi
obyek yang diharapkan
Emosi
 individu berorientasi untuk menurunkan (moderating)
distress emosional. Misalnya : mekanisme pertahanan diri :
denial, supresi, proyeksi dll
MACAM2 MEKANIK PERTAHANAN Ego
 REPRESI ialah menekan keinginan,
impuls/dorongan, pikiran yang tidak
menyenangkan ke alam tidak sadar dengan
cara tidak sadar .
 Contoh : seorang suami yang pernah memukul
istrinya, Si suami lupa terhadap apa yang
telah ia perbuat terhadap istri.
 SUPRESI : menekan secara sadar, pikiran,
impuls, perasaan yang tidak menyenangkan
ke alam tidak sadar. Contoh : Seorang wanita
yang gagal pacaran, berusaha melupakan
dengan berkenalan dengan orang lain
 REAKSI FORMASI : tingkah laku berlawanan
dengan perasaan yang mendasari. Contoh :
Marah pada teman malah dipinjamkan buku
yang diperlukan teman tersebut dengan
bersikap manis.
 KOMPENSASI ialah tingkah laku
menggantikan kekurangan dengan
kelebihannya yang lain.
Kompensasi langsung , contoh : bentuk badan
yang lucu dijadikan modal untuk menjadi
pelawak
Kompensasi tidak langsung, contoh : seorang
mahasiswa memiliki kekurangan dalam
intelektual, aktif dalam kegiatan olah raga
untuk menutupi kelemahannya
 RASIONALISASI : berusaha memperlihatkan
tingkah laku yang tampak sebagai pemikiran
logis. Contoh : Tidak punya uang untuk beli
mobil, dikatakan jalan kaki lebih sehat daripada
naik mobil
 SUBSTITUSI : mengganti objek yang bernilai
tinggi dengan obyek yang kurang bernilai tetapi
dapat diterima oleh masyarakat. Contoh :
wanita tua tidak punya anak memelihara
kucing sebagai pengganti anak
 RESTITUSI ialah mengurangi rasa bersalah
dengan tindakan pengganti. Contoh : Koruptor
memberikan sumbangan sosial
 DISPLACEMENT : memindahkan perasaan
emosional dari objek sebenarnya kepada objek
pengganti. Contoh : Marah pada pacar,
membanting pintu
 PROYEKSI : memproyeksikan keinginan,
perasaan, impuls, pikiran pada orang lain/obyek
lain/lingkungan untuk mengingkari. Contoh :
Ujian gagal dengan alasan waktunya kurang
atau gurunya tidak enak mengajarnya.
 SIMBOLISASI ialah menggunakan obyek untuk
mewakili ide/emosi yang menyakitkan untuk
diekspresikan. Contoh : seorang anak dimana
anaknya sangat dominan, disiplin, membuat
lukisan yang disimbolkan ayahnya yang galak
 REGRESI : ego kembali pada tingkat
perkembangan sebelumnya dalam pikiran,
perasaan dan tingkah lakunya. Contoh : Orang
dewasa makan disuapi
 DENIAL : mengingkari pikiran, keinginan, fakta
dan kesedihan. Contoh : Pasien didiagnosa
kanker, menyatakan dokter salh mendiagnosa.
 SUBLIMASI : memindahkan energi mental
(dorongan ) yang tidak dapat diterima kepada
tujuan yang dapat diterima masyarakat.
Contoh : orang yang suka bicara, karena
dengan berbicara banyak kurang disukai
masyarakat, maka dialihkan pada hal-hal yang
dapat diterima misalnya menjadi pembawa
acara
 KONVERSI : Pemindahan konflik mental pada
gejala fisik. Contoh : Cemas menghadapi ujian
menjadi gemetar, diare.
 INTROYEKSI : mengambil alih semua sifat dari
orang yang berarti menjadi bagian dari
kepribadiannya sekarang. Contoh : Suami
seorang tokoh masyarakat sedang si istri
seorang penyanyi yang hidupnya bebas, lalu si
istri meniru sifat suami yang penuh dengan tata
krama.
HASIL dari KOPING (Coping Outcome)
Agar koping dapat dilakukan dengan efektif, maka strategi
koping perlu mengacu pada lima fungsi tugas koping yang
dikenal dengan istilah coping task, yaitu sebagai berikut :
 Mengurangi kondisi lingkungan yang berbahaya dan
meningkatkan prospek untuk memperbaikinya
 Menoleransi atau menyesuaikan diri dengan kenyataan
negatif
 Mempertahankan gambaran diri yang positif
 Mempertahankan keseimbangan emosional
 Melanjutkan kepuasan terhadap hubungannya dengan
orang lain
Kriteria Keberhasilan Coping
Outcome
 Ukuran fungsi fisiologis, yaitu koping dinyatakan berhasil
bila koping yang dilakukan dapat mengurangi indikator
dan membangkitkan stres, seperti menurunnya tekanan
darah, detak jantung, detak nadi, dan sistem pernapasan

 Individu dapat kembali pada keadaan seperti sebelum ia


mengalami stres dan seberapa cepat individu kembali

 Dapat mengurangi rasa cemas dan depresi pada individu


PRINSIP DASAR MENGATASI STRES
 Ubah sikap dan perilaku menjadi individu yang positif
 Berani merubah sifat- sifat buruk
 Istirahat saat merasa lelah
 Cari nilai positif dalam diri kita dengan mendekatkan
diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
 Jangan buat standar hidup yang terlalu tinggi
 Saling menghormati, menghargai, dan menyayangi
dalam hubungan sesama manusia
 Hindari ketergantungan dengan obat- obatan
CARA MENGELOLA STRES
 Identifikasi penyebab stres
 Manajemen waktu yang baik
 Membuat perubahan sebuah lingkungan
 Berbagi dan mengungkapkan
 Menyimpan catatan harian pribadi
 Berbicara dengan orang yang dapat dipercaya
 Visualisasi dan perbandingan mental
 Relaksasi (Tarik nafas dalam, Guide Imagery)
 Pola Hidup Sehat
Manajemen Waktu
 Merencanakan dan melakukan skala prioritas
 Susun daftar pekerjaan
 Ikuti aturan 80/ 20, 80% pekerjaan diselesaikan dalam waktu
20% waktu kita
 Rencanakan waktu untuk melakukan kegiatan yang spesifik dan
non spesifik
 Memaksimalkan waktu kerja
 Pilih lingkungan yang tepat untuk menyelesaikan pekerjaan
 Pendelegasian
 Pembedaan yang jelas antara pekerjaan yang penting dan
mendesak
 Hindari menunda pekerjaan
MATRIKS MANAJEMEN WAKTU
Kuadran 1 Kuadran 2 Kuadran 3 Kudran 4
Penting Penting Mendesak Tidak penting
Mendesak Tidak mendesak Tidak penting Tidak mendesak
Terima Kasih
 Buat Ilustrasi Matriks Manajemen Waktu

Anda mungkin juga menyukai