Anda di halaman 1dari 23

SISTEM PELUMASAN

PADA SEPEDA MOTOR

17-May-19 1
Sistem Pelumasan
Fungsi utama pelumas adalah melindungi bagian mesin yang bergerak dengan
cara mencegah kontak atau gesekan langsung dua logam yang berhubungan. Berikut ini
fungsi lengkap pelumas:
1. Mengurangi gesekan komponen mesin motor satu dengan yang lain. Gesekan yang
terjadi dapat menyebabkan komponen mesin menjadi cepat aus, mengurangi tenaga
yang dihasilkan, menghasilkan kotoran dan panas. Supaya gesekan dapat dikurangi
maka bagian saling bergesekan dilapisi olu pelumas.
2. Sebagai pendingin dari panas yang dihasilkan proses pembakaran di dalam silinder
dan panas yang dihasilkan dari gesekan antar komponen.
3. Sebagai perapat celah antara piston dengan silinder. Pelumas dapat mengurangi
kebocoran kompresi maupun tekanan hasil pembakaran dengan membuat lapisan oli
yang mengisi celah antara piston dan silinder.
4. Sebagai peredam getaran dan suara bising hasil benturan piston, batang piston dan
poros engkol. Pelumas untuk melapisi antara bagian tersebut dan meredam benturan
yang terjadi sehingga suara mesin lebih halus.
5. Sebagai pembersih kotoran hasil gesekan antar komponen mesin. Pelumas
membantu membawa kotora n tersebut sehingga bagian yang bergesekan tetap
bersih.
6. Sebagai anti karat, pelumas melapisi bagian logam sehingga menghindari kontak
langsung dengan udara atau air.

17-May-19 2
Pelumasan Mesin Empat Langkah
pada mesin 4 langkah ada pompa oli yang digerakkan
langsung oleh crankshaft dan ada juga yang digerakkan oleh
sumbu camshaft. Untuk menyaring oli dari kotoran, agar tidak
ikut bersirkulasi. maka pada bagian inlet pompa oli, dipasang
saringan oli.

Secara umum pelumasan pada mesin dua langkah dibagi


menjadi dua macam

 Pompa model roda gigi


Pompa oli model roda gigi adalah pompa yang terdiri dari
dua buah gigi yang berputar untuk memompa oli dua buah
roda gigi tersebut ada roda gigi penggerak (drive gear) dan ada
roda gigi yang digerakkan (driven gear).
Ada dua tipe pompa oli model roda gigi yaitu:

17-May-19 3
 Tipe internal gear
Roda gigi yang digerakkan (driven gear) digerakkan oleh roda gigi penggerak
yang dihubungkan langsung ke camshaft, ruang volume dibentuk oleh dua gigi yang
berubah-ubah saat berputar. Tipe ini memiliki konstruksi yang sederhana dan
kemampuannya dapat diandalkan.

17-May-19 4
 Tipe external gear
Sama halnya seperti model internal ada drive gear & driven gear untuk
memompa oli seperti terlihat pada gambar disamping. Aliran oli juga terlihat
seperti gambar. Tipe ini sudah lama digunakan karena konstruksinya lebih
sederhana dan lebih akurat.

17-May-19 5
 Pompa Model Trochoid
Pada pompa model trochoid dilengakapi 2 rotor (penggerak & yang
digerakkan), bila rotor penggerak berputar seperti pada gambar rotor yang
digerakkan ikut sama-sama berputar dalam pump body.
Poros rotor penggerak berputar tidak satu titik (offset) dengan rotor yang
digerakkan oleh karena itu ruangan terbentuk dari dua rotor saat berputar. Saat
ruangan membesar oli terhisap kedalam dan akan dipompa keluar saat ruangan
mengecil.
Pmpa model trochoid memiliki bentuk yang lebih sederhana dari pada
model roda gigi, dan volume oli yang dipompa lebih besar juga sehingga bentuk
pompa oli dapat diperkecil dan lebih dapat diandalkan.

17-May-19 6
Pelumasan Pada Mesin Dua Langkah
pada motor dua langkah crankshaft dan transmisi pelumasannya secara
terpisah, Maka dari itu mesin dua langkah menggunakan dua macam minyak
pelumas.

Cara kerja oli samping secara umum dibagi menjadi dua

 Pelumasan Dicampur langsung atau Premix lubrication


Pada pelumasan sistem ini bensin dan oli samping dicampur terlebih
dahulu seperti motor vespa dengan perbandingan 1:20 sampai 1:50 tergantung
keperluannya. Sistem ini mulai ditinggalkan karena pada kecepatan rendah dan
menengah oli samping terlalu banyak sehingga akan menghasilkan
 gas buang berasap
 cepat terbentuk karbon
 oli harus dicampur bahan bakar terlebih dahulu sehingga tidak efektif
 kebutuhan oli tidak bisa disesuaikan dengan putaran mesin sehingga lebih
boros

17-May-19 7
17-May-19 8
 Sistem pelumasan terpisah
Pada sistem ini oli samping ditempatkan pada wadah tersendiri dan
terpisah dengan tangki bahan bakar. Untuk mengalirkan bahan bakar digunakan
pompa oli. Jenis ini efektif karena kebutuhan oli dapat di sesuaikan dengan
kebutuhan mesin. Suplai oli samping juga dapat diatur sesuai dengan karakter
mesin.
Jumlah oli yang terkontrol dapat mengurangi asap pembuangan,
mengurangi pembentukan karbon, mengurangi pemakaian oli yang berlebihan
dan lebih praktis karena tidak perlu mencampur terlebih dahulu.
Dengan adanya sistem pelumasan seperti ini dapat menghasilkan
pelumasan yang lebih baik dan tidak pelu lagi diragukan perbandingannya.
Sehingga berpengaruh terhadap daya tahan mesin.

Nama-Nama Pompa Oli Samping Mesin Dua Langkah :


 Motor Yamaha = AUTOLUBE
 Motor Suzuki = CCI (Crankas Cylinder Injection)
 Motor Kawasaki = SUPERLUBE
 Motor Vespa = AOM (Atomatic Oil Mixture)

17-May-19 9
Pelumasan Kopling Dan Transmisi Pada
Mesin dua langkah
Pelumasan transmisi terpisah dari crankcase. Oli tertampung pada kotak
kopling dan transmisi. Poros transmisi dan gear dilumasi oleh cipratan oli.

17-May-19 11
Jenis Pelumas Atau Oli
 Oli Mineral
Oli mineral berbahan bakar oli dasar (base oil) yang diambil dari minyak bumi
yang telah diolah dan disempurnakan. Beberapa pakar mesin memberikan saran agar
jika telah biasa menggunakan oli mineral selama bertahun-tahun maka jangan langsung
menggantinya dengan oli sintetis dikarenakan oli sintetis umumnya mengikis deposit (sisa)
yang ditinggalkan oli mineral sehingga deposit tadi terangkat dari tempatnya dan mengalir
ke celah-celah mesin sehingga mengganggu pemakaian mesin.

 Oli Sintetis
Oli Sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins yang datang dari bagian terbersih
dari pemilahan dari oli mineral, yakni gas. Senyawa ini kemudian dicampur dengan oli
mineral. Inilah mengapa oli sintetis bisa dicampur dengan oli mineral dan sebaliknya. Basis
yang paling stabil adalah polyol-ester , yang paling sedikit bereaksi bila dicampur dengan
bahan lain. Oli sintetis cenderung tidak mengandung bahan karbon reaktif, senyawa yang
sangat tidak bagus untuk oli karena cenderung bergabung dengan oksigen sehingga
menghasilkan acid (asam). Pada dasarnya, oli sintetis didesain untuk menghasilkan kinerja
yang lebih efektif dibandingkan dengan oli mineral.

17-May-19 12
Perbandingan Kekentalan Oli Sintetik
Dan Oli Mineral

17-May-19 13
Kekentalan (Viskositas)
Kekentalan merupakan salah satu unsur kandungan oli paling rawan
karena berkaitan dengan ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya untuk
mengalir. Kekentalan oli langsung berkaitan dengan sejauh mana oli berfungsi
sebagai pelumas sekaligus pelindung benturan antar permukaan logam.

Oli harus mengalir ketika suhu mesin atau temperatur ambient. Mengalir
secara cukup agar terjamin pasokannya ke komponen-komponen yang bergerak.
Semakin kental oli, maka lapisan yang ditimbulkan menjadi lebih kental. Lapisan
halus pada oli kental memberi kemampuan ekstra menyapu atau membersihkan
permukaan logam yang terlumasi. Sebaliknya oli yang terlalu tebal akan memberi
resitensi berlebih mengalirkan oli pada temperatur rendah sehingga mengganggu
jalannya pelumasan ke komponen yang dibutuhkan. Untuk itu, oli harus memiliki
kekentalan lebih tepat pada temperatur tertinggi atau temperatur terendah
ketika mesin dioperasikan.

17-May-19 14
Perbandingan Kekentalan Oli Sintetik
Dan Oli Mineral

17-May-19 15
Kualitas Oli (Grade Oli)
Kualitas oli disimbolkan oleh API (American Petroleum Institute). Simbol
terakhir SL mulai diperkenalkan 1 Juli 2001. Walau begitu, simbol makin baru
tetap bisa dipakai untuk katagori sebelumnya. Seperti API SJ baik untuk SH, SG,
SF dan seterusnya. Sebaliknya jika mesin kendaraan menuntut SJ maka tidak bisa
menggunakan tipe SH karena mesin tidak akan mendapatkan proteksi
maksimal sebab oli SH didesain untuk mesin yang lebih lama.

Ada dua tipe API, S (Service) atau bisa juga (S) diartikan Spark-plug
ignition (pakai busi) untuk mobil MPV atau pikap bermesin bensin. C
(Commercial) diaplikasikan pada truk heavy duty dan mesin diesel. Contohnya
katagori C adalah CF, CF-2, CG-4. Bila menggunakan mesin diesel pastikan
memakai katagori yang tepat karena oli mesin diesel berbeda dengan oli mesin
bensin karena karakter diesel yang banyak menghasilkan kontaminasi jelaga sisa
pembakaran lebih tinggi. Oli jenis ini memerlukan tambahan aditif dispersant dan
detergent untuk menjaga oli tetap bersih

17-May-19 16
Kualitas Oli (Grade Oli)
Kualitas oli disimbolkan oleh API (American Petroleum Institute). Simbol
terakhir SL mulai diperkenalkan 1 Juli 2001. Walau begitu, simbol makin baru
tetap bisa dipakai untuk katagori sebelumnya. Seperti API SJ baik untuk SH, SG,
SF dan seterusnya. Sebaliknya jika mesin kendaraan menuntut SJ maka tidak bisa
menggunakan tipe SH karena mesin tidak akan mendapatkan proteksi
maksimal sebab oli SH didesain untuk mesin yang lebih lama.

Ada dua tipe API, S (Service) atau bisa juga (S) diartikan Spark-plug
ignition (pakai busi) untuk mobil MPV atau pikap bermesin bensin. C
(Commercial) diaplikasikan pada truk heavy duty dan mesin diesel. Contohnya
katagori C adalah CF, CF-2, CG-4. Bila menggunakan mesin diesel pastikan
memakai katagori yang tepat karena oli mesin diesel berbeda dengan oli mesin
bensin karena karakter diesel yang banyak menghasilkan kontaminasi jelaga sisa
pembakaran lebih tinggi. Oli jenis ini memerlukan tambahan aditif dispersant dan
detergent untuk menjaga oli tetap bersih

17-May-19 17
Kode API Atau API Service
Tingkat mutu pelumas mengacu pada API (American Petroleum
Institute). Untuk kendaraan yang berbahan bakar bensin, pelumas bisanya
menggunakan kode yang berawalan huruf S (kependekan dari kata Spark
yang berarti percikan api/busi), contohnya seperti kode SA, SB, SC, SD, SE
dan SF. Sedangkan pada mesin diesel, kode mutu pelumas mesinnya diawali
huruf C (kependekan dari kata compression, yang mana sifat pembakaran
dalam diesel terjadi karena adanya tekanan udara sangat tinggi),
contohnya kode huruf CA, CB, CC, dan CD.

17-May-19 18
Kode JASO
Selain Kode SAE, pada kemasan oli juga dituliskan yang biasanya ada JASO MA
atau JASO MB. JASO sendiri adalah standarisasi yang dikeluarkan oleh Japanese
Automotive Standards Organization terkait jenis oli terkait di mana saja bagian mesin
yang boleh dilumasi oleh oli tersebut.
 JASO MA
adalah jenis oli yang beri kategori untuk bisa melumasi bagian mesin, transmisi
dan sekaligus melumasi kopling. Hal utama yang ditekankan adalah untuk pelumasan
kopling, sehingga oli tipe JASO MA mampu melumasi kopling agar tidak selip. Jenis
kendaraan yang wajib menggunakan oli tipe JASO MA yaitu jenis kendaraan Semi
otomatis seperti sepeda motor bebek dan motor manual seperti motor sport dan motor
dengan kopling tangan. Sepeda motor ini koplingnya ikut mendapatkan pelumasan dari
oli, atau bisa disebut dengan kopling basah.
 JASO MB
adalah jenis oli yang hanya boleh melumasi transmisi saja. Jadi tidak bisa melumasi
kopling. Jika digunakan untuk kopling cenderung menjadi selip dan kasar. Jenis kendaraan
yang menggunakan oli JASO MB adalah jenis kendaraan seperti motor matic atau
automatic dan mobil pada umumnya. Kendaraan ini, koplingnya tidak ikut mendapatkan
pelumasan dari oli, atau biasa disebut dengan kopling kering.

17-May-19 19
17-May-19 20
Kode SAE Oli Motor
Kekentalan Oli Pelumas adalah hal paling menentukan saat memilih Oli Motor, Kekentalan
Oli Pelumas merupakan salah satu sifat karakteristik fisik oli mesin yang sangat penting. Dalam
istilah oli mesin kekentalan biasa dikenal sebagai viskositas. Sebelumnya ada baiknya jika kita
membahas sedikit teori Oli Pelumas, sebelum memilih Oli Pelumas berdasarkan Kode SAE Oli Motor.

 SAE
SAE (Society of Automotive Engineer) adalah lembaga standarisasi seperti ISO, DIN atau JIS,
yang mengkhususkan diri di bidang otomotif.

 Viscosity
Viskositi adalah kemampuan laju liquid dalam hal ini mungkin Oli Pelumas. untuk Oli
Pelumas Otomotif kita kenal dengan lube oil grade, yang kemudian oleh SAE di uji pada temp
tertentu shingga kita mengenal oli multi grade 10W40, 20W50 dsb serta oli mono grade seperti
SAE 20, 40 dsb. Ini berbeda dengan pengujian Oli Pelumas Industri. pengujian dilakukan oleh ISO,
shingga kita mengenal istilah lubrcant ISO VG 32, 46, 100, 680, 100, dsb. Dimana ISO melakukan
standar pengujian pada 40 deg C dan 100 deg C.. atau mungkin untuk applikasi gear oil digunakan
standar AGMA atau SAE gear viscosity..

 Viscosity Index
Sedangkan Viscosity Index (VI) adalah kemampuan lubricant mempertahankan
kekentalannya terhadap temperature, baik itu hi or low temp, smakin tinggi nilai VI smakin baik
lubricant itu tahan terhadap perubahan temperature

17-May-19 21
 Ada 4 tingkat SAE Oli Pelumas motor yang paling cocok untuk iklim
Indonesia SAE 20w50, 10w40, 15w40, atau 15w50.

17-May-19 22
17-May-19 23

Anda mungkin juga menyukai