Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA POPULASI PENYAKIT KRONIK

DISUSUN OLEH:
M . S I G I T N O P I A N TO ( 2 111 6 1 0 6 )
AJENG RINDANI PUTRI ( 2 111 6 1 0 0 )
U L I A U L A N D A R I ( 2 111 6 1 0 5 )
R E S T Y P E R M ATA S A R I ( 2 111 6 11 0 )
MOLINA RINJANI JAMIL ( 2 111 6 1 0 7 )
I N D R I R A M A D A N T I ( 2 111 6 0 7 2 )
D W I Y U L I A N T I ( 2 111 6 0 6 8 )
ASEP
1. Konsep Medis Hipertensi

A. Definisi
 Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah
sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90
mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi penderita
penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain
seperti penyakit syaraf , ginjal , dan pembuluh darah serta
makin tinggi tekanan darah , makin besar resikonya .
(Sylvia A. Price)
B. Etiologi
Berdasar penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2
golongan yaitu :
1. Hipertensi primer / esensial
2. Hipertensi sekunder / hipertensi renal
C. Klasifikasi
Kategori Sistolik, mmHg Diastolik, mmHg
Optimal < 120 < 80

Normal 120-129 80-84

High normal 130-139 85-89

Hipertensi I

grade 1 (ringan) 140-159 90-99

grade 2 (sedang) 160-179 100-109

grade 3 (berat) 180-209 110-119

grade 4 (sangat berat) > 210 > 120


D. Patofisiologi

 Tekanan darah yang meningkat pada Karena suplai darah ke otak berkurang maka
penyakit hipertensi menyebabkan aliran O2 yang diedarkan oleh darah ke otak menjadi
darah meningkat.Sehingga dalam pembuluh berkurang pula, sehingga terjadi gangguan
darah terjadi sclerosis yang kemudian aliran perfusi jaringan. Dampak hipertensi pada ginjal
darah tersebut menjadi statis (adanya terjadi vaskontriksi pembuluh darah ginjal yang
retensi garam).Hal tersebut menyebabkan menyebabkan penurunan aliran darah. Hal ini
peningkatan kerja jantung yang ditandai menyebabkan rennin (yang merupakan enzim
yang disekresi oleh sel junkta glomerulus
dengan peningkatan kontraksi otot jantung
ginjal) bekerja pada substratnya berupa
sehingga otot jantung mengalami
pembentukan engiotensin peptida II yang
pembesaran dan mengakibatkan penurunan
berpengaruh terhadap aldosteron untuk
cardiac output. mengikat natrium dan air ke inter stisial, hal
 Peningkatan TD dapat menyebabkan tersebut mengakibatkan peningkatan volume
sclerosis yang menimbulkan pengecilan cairan dalam tubuh, (Price & Wilson, 1995)
pembuluh darah.Jika dalam serebral terjadi Dengan adanya penurunan suplai O2 ke otak
peningkatan vaskuler (aliran darah) karena maka kebutuhan otak akan O2 berkurang. Hal
adanya peningkatan ini menyebabkan aliran tersebut dapat menyebabkan pingsan pada
darah turun, sehingga suplai darah ke otak akhirnya akan terjadi resiko injuri. (Ganong,
kurang dan dapat terjadi nyeri. 2003)
E. Manifestasi

1. Neurologi
2. Gastro intestinal
3. Urologi
4. Kardiovaskuler
5. Respiratorius
6. Psikologis
7. Sensori
F. Penatalaksanaan

1. Pencegahan primer
Faktor resiko hipertensi antara lain:
Tekanan darah diatas rata-rata, adanyan hipertensi
pada anamnesis keluarga, ras (negro), takikardi,
obesitas, dan konsumsi garam yang berlebihan
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui
menderita hipertensi berupa:
1. pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengn obat
maupun dengan tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer.
2. harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara
normal n stabil mungkin.
3. faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang harus di kontrol
4. batasi aktifitas
3. Pencegahan Tersier
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah
morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi
kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian
dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90
mmHg.
G. Pemeriksaan Diagnostik

1. Haemoglobine / hematokrit
2. BUN/Kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal
3. Glukosa : hiperglikemia dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar
katekolamin
4. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisyaratkan difungsi ginjal atau
adanya diabetes
5. Pemeriksaan
6. CT Scan
7. EKG
8. Foto dada
9. IUP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit
parenkim ginjal, batu ginjal / uterter (Doengoes, 1999).
H. Komplikasi
Pada umumnya komplikasi terjadi pada hipertensi berat
yaitu jika tekanan diastolic 130 mmHg atau pada
kenaikan tekanan darah yang terjadi secara mendadak
dan tinggi.
B. Asuhan Keperawatan Komunitas

1. Geografi 2. Demografi

a. Keadaan tanah: tanah kering a. Jumlah KK: 47 KK

namun tidak berdebu b. Jumlah penduduk keseluruhan: 508 jiwa


c. Jumlah Lansia : 100 orang
b. Luas daerah: 8 Ha d. Mobilitas penduduk: penduduk jarang
c. Batas wilayah: dirumah ketika pagi dan siang hari karena
bekerja, sedangkan anak-anak pada sekolah
Utara : desa Demakan
e. Jumlah keluarga: 47 keluarga
Barat : desa Wirun f. Kepadatan penduduk: padat
Selatan : RT 1 RW 2 g. Tingkat pendidikan penduduk
Timur : desa Demakan h. Pekerjaan
i. Pendapatan rata-rata
j. Tipe masyarakat: Masyarakat niaga
k. Agama: 100% Islam
Pengkajian Tahap 2

1. Lingkungan fisik
2. Status pendidikan: SMA sederajat
3. Keamanan dan keselamatan
4. Struktur Pemerintahan
5. Sarana dan Fasilitas Kesehatan
6. Komunikasi
7. Ekonomi
8. Rekreasi
Diagnosis Keperawatan

1. Resiko tinggi peningkatan angka kejadian hipertensi


pada lansia berhubungan dengan Kurangnya
pengetahuan
Thank you

Anda mungkin juga menyukai