Anda di halaman 1dari 15

Komponen pokok pembentuk Bangunan

1. Pondasi
2. Lantai
3. Dinding 5
4. Pendukung Atap
5. Penutup Atap
4

1
1. Pondasi
 Fungsi : Melanjutkan beban dari seluruh komponen bangunan ke
tanah tempat bangunan itu berdiri.

 Pondasi harus Kuat dan Stabil.

Beban Bangunan ( P )
 Rumus Pondasi : Sigma ijin tanah =
Luas Bidang Pendukung ( F )

Bidang pendukung bisa berupa bidang horisontal atau bidang vertikal

 Kedalaman Pondasi harus sampai pada tanah keras.

 Dalam menentukan macam pondasi, dipertimbangkan : Keadaan


tanah, Beban bangunan, Bahan Bangunan & Peralatan.
Pertimbangan Dalam Menentukan Macam Pondasi

 Keadaan Tanah : Kedalaman Tanah Keras, Sigma ijin tanah,


Kedalaman Air tanah. ( didapat melalui penyelidikan tanah ).

 Beban Bangunan : Beban hidup, Beban mati, Angin, Gempa,


pengaruh-pengaruh khusus lainnya. ( diperoleh dari perhitungan )

 Bahan Bangunan : Misalnya, batu buatan, batu alam, beton, kayu.


( melihat kondisi setempat )

 Peralatan : Peralatan & Perlengkapan. yang mungkin dapat


disediakan dilapangan. ( melihat kemampuan daerah setempat )

 Kondisi Tanah harus matang : Artinya tanah harus bersih dari sampah, tanaman,
akar dll.
Penyelidikan tanah
 Cara yang paling sederhana adalah dengan menggali sumur dengan
kedalaman 2.00 s/d 3.00 m
 Dengan alat yaitu sonder atau boring, sampai kedalaman 5.00 m,
selanjutnya dilakukan penyelidikan laboratorium.
 Air Tanah, berasal dari daerah yang lebih tinggi atau dari air hujan.

Permukaan tanah
Kedalaman air
tanah
Air tanah tertinggi
Air tanah
Air tanah terendah

Tanah kering, air tanahnya relatif dalam : tanah cadas, tanah pasir/kerikil.
Tanah basah, air tanahnya tinggi atau tanahnya sama sekali digenangi air
tanahnya basah mudah longsor.
Jenis tanah.
 Contoh Jenis Tanah : Daya dukung tanah :
Tanah rawa : 0,2 – 0,5 kg/cm2
Tanah liat : 0,2 – 0,8 Kg / cm2
tanah liat berpasir : 0,8 – 1,5 kg / cm2
Tanah liat lembek : 0 – 0,9 kg /cm2
Tanah berpasir : 2 - 5 kg / cm2
Tanah batu-batuan /Cadas : 10 – 30 kg / cm
Tanah kapur keras : 3 – 10 kg / cm2

Perbaikan Tanah : Dilakukan apabila sigma ijin tanah jelek, maka


diganti dengan lapisan Pudel ( 1 kapur : 6 pasir )
Perbaikan Tanah
 Perbaikan tanah dilakukan : Apabila sigma ijin tanah jelek / rendah
dan diganti dengan lapisan pudel ( 1kapur : 6 pasir )
P
B-b
D=(d+ ) cm.
2

d D Keterangan :
P = beban
d = tinggi pondasi
45° lap pudel D = tebal lapisan pudel
b = lebar pondasi
b B = lebar bidang pembagi
B tekanan pada lapisan pudel
dengan sudut pembagi 45º
Macam-macam Pondasi
 Pondasi dagkal : ( contoh-contoh gambar di foto copy )
a. Pondasi umpak.
b. Pondasi batu bata
c. Pondasi batu kali.
d. Pondasi beton tak bertulang
e. Pondasi Beton bertulang
f. Pondasi plat bidang ( full plat )

 Pondasi dalam :
a. Pondasi Strous
b. Pondasi tiang pancang beton
c. Pondasi tiang pancang kayu
d. Pondasi tiang pancang kayu + beton
e. Pondasi sumuran / silinder
Pondasi Dalam
e. Pondasi Silinder Beton /Perigi
- Untuk tanah keras kedalaman 4.00 s/d 5.00 m ( bangunan bertingkat )
- Diameter sumur 60 s/d 80 cm , tinggi 80 s/d 90 cm
- Satu titik pondasi bisa terdiri dari 3 s/d 5 cincin.
- Lubang sumur diisi dg campuran pasir dan batu atau aduk 1 pc : 3ps :5kr

3 Pas. Bata

2 Penutup/
poor
1
Sloof
Lap,tanah keras

Sumur tebal
10 – 12 cm

penampang
Detail
Lap ttanah
sambungan
keras sumur
2. Lantai.
▪ Fungsi Perlindungan :
Perlindungan terhadap gangguan alam
( perlindungan terhadap kelembaban air tanah, perlindungan
terhadap dingin dingin )

▪ Fungsi struktural :
Mendukung beban manusia, beban perabot, atau beban bergerak
lainnya.
Untuk lantai yang sekaligus sebagai langit-langit ( pemisah antara
ruang bawah dan ruang atas ) maka membutuhkan perhitungan
tertentu sehingga mampu mendukung beban-beban tersebut.

▪ Konstruksi Lantai bermacam-macam tergantung bahan, sistim


konstruksi yang digunakan, rupa dan macam pilihan lantai yang
ingin dibentuk.
Lantai
Lantai bangunan bertingkat dan tak bertingkat :

P1= beban
hidup lantai
atas
dinding
P = beban hidup dinding

P2= beban hidup


lantai bawah
Lantai bangunan
tidak bertingkat
3. Dinding
 Fungsi perlindungan : perlindungan terhadap alam, diantaranya
hujan, angin & panas.
 Fungsi struktural : sebagai pemikul beban bangunan. ( bila
konstruksi dinding adalah dinding pemikul / bearing wall )
 Sistim konstruksi dinding : a. sistim dinding pemikul
b. sistim dinding pengisi
a. Sistim dinding pemikul : dinding harus kuat menahan tekanan
vertikal, tekanan horisontal, daya tekuk.

P H= Tekanan
P = Tekanan vertikal akibat horisontal yang
beban sendiri dan beban yg datang dari
diterima dari atas ( atap, berbagai arah.
lantai loteng dll.) (tekanan atap
sosoran )

H
Dinding
Daya tekuk : beban vertikal sering melampaui batas ukuran tebal
dinding, sehingga timbul daya tekuk. Oleh karena itu dinding harus
cukup tebal. Untuk menghindari tekuk bisa dipasang pilar-pilar satu
batu diantara dinding-dinding yang kurang dari satu batu,

Pilar satu
Unt meghindari tekuk
batu bisa
dibuat pilar 1 batu
Dinding diganti dg
bata ½ kolom beton
batu 15/15

Pas.bata ½
batu

Pilar bata 30/30 Kolom beton


15/15
Dinding
 b.Sistim dinding pengisi : Dinding ini sifatnya non struktural, artinya
dinding tidak menerima beban dari atas kecuali beban sendiri.
Dinding ini sifatnya sebagai penutup saja atau pembatas ruang.
( sistim dinding pemikul dan sistim dinding pengisi lihat gambar foto
copy. )
PONDASI
PONDASI HARUS KUAT DAN STABIL :

A. FAKTOR KESTABILAN DAN KESEIMBANGAN


1. Meletakan Pondasi harus sampai kedalaman tanah keras, yaitu
lapisan tanah yang mempunyai daya dukung yg bagus
2. Daya dukung tanah harus cukup dan bangunan sendiri harus stabil.

B. FAKTOR KEKUATAN
1. Pondasi apa yang dipilih
2. Perhitungan beban & kemampuan material

C. FAKTOR EKONOMIS
Membuat perbandingan biaya, guna menentukan jenis pondasi yang
dipilih.
PONDASI
PERLETAKAN PONDASI

Anda mungkin juga menyukai