Anda di halaman 1dari 38

SANKSI PIDANA DAN ASPEK HUKUM

DALAM PENAGIHAN PAJAK


Pengantar

Sanksi

Administrasi Pidana

Bunga Denda
Kenaikan Kurungan
Denda Penjara
ASPEK
HUKUM PIDANA
Pengertian Delik

Delik adalah
• perbuatan yang melanggar UU dan
• perbuatan itu bertentangan dengan UU
• yang dilakukan dengan sengaja oleh orang yang
dapat dimintakan pertanggungjawabannya.
Pasal 1 KUHP
(1) Tiada suatu perbuatan dapat dipidana, kecuali
berdasarkan kekuatan ketentuan perundang-
undangan pidana yang telah ada sebelumnya.

(2) Jika ada perubahan dalam perundang-


undangan sesudah perbuatan dilakukan, maka
terhadap terdakwa diterapkan ketentuan yang
paling menguntungkan .
ASAS YG TERCAKUP DLM PASAL 1 (1) KUHP

Nullum delictum, nulla poena sine praevia lege poenali


“Tiada delik, tiada hukuman tanpa suatu peraturan yg terlebih
dahulu menyebut perbuatan yang bersangkutan sebagai suatu
delik dan yang memuat suatu hukuman yg dapat dijatuhkan atas
delik itu”
7
FAKTOR LAPORAN PENGADUAN

Isinya Pemberitahuan yang telah, pemberitahuan


sedang akan terjadi disertai permintaan
peristiwa pidana

Jenis TP semua jenis pidana hanya yang tergolong


Tindak Pidana aduan

Waktu mengadu Setiap waktu Tenggang waktu


ditentukan

Pihak yang berhak Setiap orang Orang-orang tertentu

Proses tindakan Tidak dapat dicabut Dapat dicabut kembali


kembali

8
Delik atau tindak pidana

Harus memenuhi 5 (lima) unsur:

1. Harus ada suatu kelakuan/perbuatan


2. Perbuatan itu harus sesuai dengan uraian UU
3. Perbuatan itu adalah perbuatan tanpa hak
4. Perbuatan itu dapat diberatkan kepada pelaku
5. Kelakuan itu diancam dengan hukuman.
Penegakan Hukum Pidana

• Primum Remedium : Tipikor

• Ultimum Remedium : Lingkungan, Pajak


Ultimum Remidium

Kurungan  3-12 bulan


• Pidana Perpajakan Penjara  6-72 bulan
Denda  1-4 kali

• Pengungkapan
ketidakbenaran &
Penghentian
Bunga  2%/bulan
Penyidikan
Kenaikan  50-200%
Denda  150-400%
• Penyampaian &
Pembetulan SPT
Hukum Administrasi Negara Hukum Pidana
I D L P

KPP Kanwil Kejaksaan P. Negeri P. Tinggi


AR Pemeriksa PPNS JPU Hakim Hakim T
Konseling Riksus Buper Sidik Penuntutan Sidang
Banding
Verifikasi Putusan

Tidak
SKPKB 13A MA Terbukt
Hakim A Terbukt
SKPN
Kasasi Alpa -1
SKPLB
Alpa >1
PK
SKPKB Penelaah Kebaratan Sengaja

SKPKPT Upaya Hukum


Pengurangan/penghapusan sanksi
STP
Pengurangan/pembatalan skp tdak benar
PP
Upaya Hukum Pengurangan/pembatalan STP tdak benar Hakim PP
Pembetulan Pembatalan ketetapan tanpa SPHP/SPHV
Sidang

Keberatan Gugatan Putusan

Pembetulan
Apakah WP
yang tidak
membayar pajak
dengan
sebenarnya =
korupsi...?
Tindak Pidana Penagihan Pajak
Dasar Hukum dan Pengertian

UU PPSP :
Dasar Hukum - Pasal 23 ayat (1)
- Pasal 25 ayat (3) huruf b, c, d, e, dan f

Pengertian

• Perbuatan melanggar hukum yang diancam


Tindak pidana dan dilakukan oleh seseorang yang
pidana / delik mampu bertanggung jawab

Diancam
• Orang yang sengaja tidak menuruti perintah atau dengan sanksi
permintaan yang dilakukan menurut UU PPSP, pidana
Dalam hal atau dengan sengaja mencegah, menghalang-
penagihan halangi atau menggagalkan tindakan jurusita
pajak dalam melaksanakan tugas.
Sanksi pidana Terhadap Larangan
dalam Pasal 23 ayat (1) UU PPSP

a. Memindahkan hak, memindahtangankan,


menyewakan, meminjamkan,
menyembunyikan, menghilangkan, atau
merusak barang yang telah disita
b.Membebani barang tidak bergerak yang
telah disita dengan hak tanggungan untuk Sanksi Ps. 41A UU PPSP
PP dilarang pelunasan utang tertentu : Pidana penjara maks 4
untuk c. Membebani barang bergerak yang telah tahun dan denda maks
disita dengan fidusia atau diagunkan Rp 12 juta
untuk pelunasan utang tertentu
d.Merusak, mencabut, menghilangkan segel
sita atau salinan BAPS yang telah ditempel
pada barang sitaan

Karena penguasaan
telah berpindah
pada Pejabat

Jurusita memberitahukan kepada Pejabat


untuk segera dilaporkan pada Penyidik POLRI
Sanksi Pidana
(Pihak yang Tidak Melaksanakan Kewajiban Ps. 25 (3) b, c, d, e, f UU PPSP)

Disetor ke Kas Negara/


a. Uang tunai Daerah
b. Deposito berjangka, tabungan, Dipindahbukukan ke Kas Bank, lembaga
Pasal 25 (2) : saldo rek koran, giro, bentuk lain Negara/Daerah keuangan
barang-barang c. obligasi, saham, surat berharga
Dijual di bursa efek Bursa efek
lain di bursa efek
yang d. obligasi, saham, surat berharga
dikecualikan lain yang tidak diperdagangkan di
dijual Pejabat
bursa efek
dari lelang BA persetujuan
e. piutang Notaris dan debitur
pengalihan hak menagih
f. Penyertaan modal pada Akta persetujuan Notaris
Pasal 25 (3)
perusahaan lain pengalihan hak menjual
digunakan untuk
membayar utang
pajak dengan cara
tertentu

Sanksi sebagaimana Pasal 41A ayat (2) Bila pihak-pihak


UU PPSP : Pidana penjara maks 4 bulan sebagaimana disebut
2 minggu dan denda maks Rp 10 juta tidak mau melaksanakan
Jurusita memberitahukan kepada
Pejabat untuk segera dilaporkan
pada Penyidik POLRI
Sanksi Terhadap Orang yang :
- Sengaja tidak menuruti perintah/permintaan yg dilakukan cfm UU
atau
- Sengaja mencegah, menghalang-halangi, atau menggagalkan
tindakan yang dilaksanakan JSP

Pasal 41A ayat Pidana penjara maks 4 bulan 2 minggu


(3) UU PPSP dan denda maks Rp 10 juta

JSP memberitahukan kepada Pejabat untuk dilaporkan


pada Penyidik POLRI
Tindak Pidana Aparat Pajak
• KUH PIDANA:
– 335 : Perbuatan Tidak Menyenangkan
– 372 : Penggelapan
– 385 : Menguntungkan Orang Lain
• KUP
Pasal 335 KUHP
Perbuatan tidak menyenangkan
(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun atau
denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah:
1. barangsiapa secara melawan hukum memaksa orang lain
supaya melakukan, tidak melakukan atau membiarkan
sesuatu, dengan memakai kekeratasan suatu perbuatan lain
maupun perlakuan yang tak menyenangkan, atau memakai
ancaman kekerasan, sesuatu perbuatan lain maupun
perlakuan yang menyenangkan, baik terhadap orang itu
sendiri maupun orang lain.
2. Barangsiapa memaksa orang lain supaya melakukan, untuk
melakukan atau membiarkan sesuatu dengan ancaman
pencemaran atau pencemaran tertulis.
Pasal 372 KUHP
Penggelapan

• Barangsiapa dengan sengaja melawan hukum


memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau
sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi
yang ada dalam kekuasaannya bukan karena
kejahatan diancam karena penggelapan, dengan
pidana paling lama empat tahun atau pidana
denda paling banyak sembilan ratus rupiah.
Pasal 385
Diancam dengan pidana penjara paling lama empat
tahun:
1. Barangsiapa dengan maksud menguntungkan diri
sendiri atau orang lain secara melawan hukum,
menjual, menukarkan atau membebani dengan
credietverband, sesuatu hak tanah yang belum
bersertifikat, sesuatu gedung, bangunan,
penanaman atau pembenihan di atas tanah yang
belum bersertifikat, padahal diketahui bahwa
yang mempunyai atau turut mempunyai hak di
atasnya adalah orang lain.
PIDANA PAJAK (KUP)
Pengertian iktikad baik
• KBBI:
1 kepercayaan; keyakinan yg teguh
2 maksud (yg baik); kemauan
• Penjelasan Pasal 36A ayat (5) UUKUP
Pegawai pajak dalam melaksanakan tugasnya dianggap
berdasarkan iktikad baik apabila pegawai pajak
tersebut dalam melaksanakan tugasnya tidak untuk
mencari keuntungan bagi diri sendiri, keluarga,
kelompok, dan/atau tindakan lain yg berindikasikan
korupsi, kolusi dan/atau nepotisme.
Pasal 36A (Pegawai Pajak)
(1)… karena kelalaiannya / sengaja
menghitung atau menetapkan pajak tidak sesuai dengan ketentuan
undang-undang perpajakan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) … sengaja bertindak di luar kewenangannya yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan, dapat diadukan ke unit internal Departemen Keuangan yang berwenang
melakukan pemeriksaan dan investigasi dan apabila terbukti melakukannya dikenai sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3)… terbukti melakukan pemerasan dan pengancaman kepada Wajib Pajak untuk menguntungkan diri
sendiri secara melawan hukum diancam dengan pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 368 Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana.

(4).. dengan maksud menguntungkan diri sendiri secara melawan hukum dengan menyalahgunakan
kekuasaannya memaksa seseorang untuk memberikan sesuatu, untuk membayar atau menerima
pembayaran, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri, diancam dengan pidana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi dan perubahannya.

(5)Pegawai pajak tdak dapat dituntut, baik secara perdata maupun pidana, apabila dalam
melaksanakan tugasnya didasarkan pada iktikad baik dan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Pasal 368 KUH PIDANA
Barang siapa dengan maksud untuk:
a. menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan
hukum,
b. memaksa seorang dengan kekerasan atau ancaman
kekerasan untuk :
• memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau
sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau
• supaya membuat hutang maupun menghapuskan piutang,

Diancam karena pemerasan, dengan pidana penjara paling lama


9 tahun.
Pasal 12 UU No.31 Tahun 1999

Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun
dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus
juta rupiah) dan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah):

a. pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji, padahal diketahui
atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk menggerakkan agar melakukan
atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya;

b. pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah, padahal diketahui atau patut
diduga bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai akibat atau disebabkan karena telah melakukan
atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya;

c. hakim yang menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau
janji tersebut diberikan untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk
diadili;

d. seseorang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan ditentukan menjadi advokat


untuk menghadiri sidang pengadilan, menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut
diduga bahwa hadiah atau janji tersebut untuk mempengaruhi nasihat atau pendapat yang akan
diberikan, berhubung dengan perkara yang diserahkan kepada pengadilan untuk diadili; Penjelasan
e. pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan maksud menguntungkan diri
sendiri atau orang lain secara melawan hukum, atau dengan menyalahgunakan
kekuasaannya memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima
pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri;
f. pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan tugas, meminta,
menerima, atau memotong pembayaran kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara
yang lain atau kepada kas umum, seolah-olah pegawai negeri atau penyelenggara negara
yang lain atau kas umum tersebut mempunyai utang kepadanya, padahal diketahui bahwa
hal tersebut bukan merupakan utang;
g. pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan tugas, meminta
atau menerima pekerjaan, atau penyerahan barang, seolah-olah merupakan utang kepada
dirinya, padahal diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan utang;
h. pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan tugas, telah
menggunakan tanah negara yang di atasnya terdapat hak pakai, seolah-olah sesuai dengan
peraturan perundangundangan, telah merugikan orang yang berhak, padahal diketahuinya
bahwa perbuatan tersebut bertentangan dengan peraturan perundangundangan; atau
i. pegawai negeri atau penyelenggara negara baik langsung maupun tidak langsung dengan
sengaja turut serta dalam pemborongan, pengadaan, atau persewaan, yang pada saat
dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau sebagian ditugaskan untuk mengurus atau
mengawasinya.
Pasal 41 (Pejabat)
1) Pejabat yang karena kealpaanya tidak memenuhi kewajiban
merahasiakan hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 dipidana
dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling
banyak Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).
2) Pejabat yang dengan sengaja tidak memenuhi kewajibannya atau
seseorang yang menyebabkan tidak dipenuhinya kewajiban pejabat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah).
3) Penuntutan terhadap tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) hanya dilakukan atas pengaduan orang yang kerahasiaannya
dilanggar.
Tindak Pidana WP
Pasal 38
Setap orang yang karena kealpaannya:
• tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan; atau
• menyampaikan Surat Pemberitahuan, tetapi isinya tidak benar
atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya
tidak benar
sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dan
perbuatan tersebut merupakan perbuatan setelah perbuatan yang
pertama kali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13A,
- didenda paling sedikit 1 (satu) kali jumlah pajak terutang yang tidak
atau kurang dibayar dan paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak
terutang yang tidak atau kurang dibayar, atau
- dipidana kurungan paling singkat 3 (tiga) bulan atau paling lama 1
(satu) tahun.
Pasal 39 Ayat (1)
Setiap orang yang dengan sengaja:
1. tidak mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP atau tidak melaporkan usahanya
untuk dikukuhkan sebagai PKP;
2. menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP/Pengukuhan PKP
3. tidak menyampaikan SPT;
4. menyampaikan SPT dan/atau keterangan yang isinya tidak benar/ tidak lengkap;
5. menolak untuk dilakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29;
6. memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yg palsu/ dipalsukan
seolah-olah benar, atau tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya;
7. tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan di Indonesia, tidak
memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau dokumen lain;
8. tidak menyimpan buku, catatan, atau dokumen yang menjadi dasar pembukuan
atau pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari
pembukuan yang dikelola secara elektronik atau diselenggarakan secara program
aplikasi on-line di Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (11); atau
9. tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut.
Ps.39 Ayat (1)

Setiap orang yang dengan sengaja:


1 s.d. 9

sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dipidana


dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6
(enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang
yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah
pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar
Ps. 39 Ayat (2)

Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambahkan 1 (satu) kali menjadi 2
(dua) kali sanksi pidana apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana di bidang
perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun, terhitung sejak selesainya menjalani
pidana penjara yang dijatuhkan.

Ps.39 Ayat (3)

Setiap orang yang melakukan percobaan untuk melakukan tindak pidana


menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP atau Pengukuhan PKP
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, atau menyampaikan Surat
Pemberitahuan dan/atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, dalam rangka mengajukan
permohonan restitusi atau melakukan kompensasi pajak atau pengkreditan pajak,
dipidana dengan pidana
- penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 2 (dua) tahun dan
- denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah restitusi yang dimohonkan dan/atau
kompensasi atau pengkreditan yang dilakukan dan paling banyak 4 (empat) kali
jumlah restitusi yang dimohonkan
Pasal 39A

Setiap orang yang dengan sengaja:


1. menerbitkan dan/atau menggunakan faktur pajak, bukti pemungutan pajak,
bukti pemotongan pajak, dan/atau bukti setoran pajak yang tidak berdasarkan
transaksi yang sebenarnya; atau
2. menerbitkan faktur pajak tetapi belum dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak

dipidana dengan:

- pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 6 (enam)
tahun serta denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak dalam faktur pajak,
bukti pemungutan pajak, bukti pemotongan pajak, dan/atau bukti setoran
pajak
dan
- paling banyak 6 (enam) kali jumlah pajak dalam faktur pajak, bukti
pemungutan pajak, bukti pemotongan pajak, dan/atau bukti setoran pajak.
Pasal 41A
Setap orang yang wajib memberikan keterangan atau bukti yang
diminta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 tetapi dengan sengaja
tidak memberi keterangan atau bukti, atau memberi
keterangan atau bukti yang tidak benar dipidana dengan pidana
- kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan
- denda paling banyak Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).

Pasal 41B
Setap orang yang dengan sengaja menghalangi atau mempersulit
penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan dipidana dengan
pidana
- penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan
- denda paling banyak Rp75.000.000,00 (tujuh puluh lima juta rupiah).
Pasal 41C

1) Setap orang yang dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 35A ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling
lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).
2) Setap orang yang dengan sengaja menyebabkan tidak terpenuhinya
kewajiban pejabat dan pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35A
ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 10 (sepuluh) bulan
atau denda paling banyak Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).

Pasal 35A
1) Setiap instansi pemerintah, lembaga, asosiasi, dan pihak lain, wajib
memberikan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan kepada
Direktorat Jenderal Pajak yang ketentuannya diatur dengan Peraturan
Pemerintah dengan memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35 ayat (2).
Pasal 41C

3) Setap orang yang dengan sengaja tidak memberikan data dan informasi
yang diminta oleh Direktur Jenderal Pajak sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 35A ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 10 (sepuluh)
bulan atau denda paling banyak Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta
rupiah).
4) Setap orang yang dengan sengaja menyalahgunakan data dan informasi
perpajakan sehingga menimbulkan kerugian kepada negara dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Pasal 35A
1) …
2) Dalam hal data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
mencukupi, Direktur Jenderal Pajak berwenang menghimpun data dan
informasi untuk kepentingan penerimaan negara yang ketentuannya diatur
dengan Peraturan Pemerintah dengan memperhatikan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2).

Anda mungkin juga menyukai