Anda di halaman 1dari 39

Antifungal

Antituberculosis
Kelompok 3
Anthelmintik

Antiprotozoal
1. Amelya Pradipta 1411011003
Antibacterial 2. Ayu Fortuna 1411011005
Antiviral 3. Ekazianti Kurniaputri 1411011047
Pendahuluan
• Laut merupakan sumber unik yang menyediakan keanekaragaman
senyawa bahan alam, terutama dari invertebrata seperti spons, tunicata,
briozoa, molusca dan dari bakteri dan sianobakteri laut.
• Penyakit infeksi berevolusi dan berkembang, lingkungan laut
menyediakan senyawa model untuk melawan penyakit yang disebabkan
oleh jamur, parasit, bakteri, dan virus.
• Jurnal ini fokus pada farmakologi senyawa laut yang menunjukkan
efikasi in vivo dan aktivitas in vitro dalam melawan penyakit infeksi
termasuk malaria, toxoplasmosis, tripanosomiasis, dan penyakit lain
yang disebabkan oleh virus, bakteri dan jamur.
• Tujuannya untuk mengamati senyawa yang paling menjanjikan memiliki
potensi terbesar untuk memberikan perawatan yang bermanfaat.
Aktivitas Antijamur

• Skrining antijamur dari organisme laut yang memiliki senyawa model


yang belum pernah dikarakterisasi untuk diketahui aktivitasnya dan
struktur kimianya.
• Peningkatan infeksi jamur dapat dilihat dari peningkatan jumlah pasien
(yang terinfeksi HIV, menerima kemoterapi kanker, terapi
imunosupresan, dan antibiotik spektrum luas).
• Bukti menunjukkan organisme laut mengandung metabolit sekunder
yang berbeda dan lebih selektif dengan organisme lainnya.
Contoh :
1. Jasplakinolide yang diisolasi dari
spons laut Jaspis sp. dengan nama
lain Jaspamid 19 makrolida
depsiptide dengan aktivitas
antimikroba selektif dengan
konsentrasi hambat minimum 25
µg/ml untuk mengobati penyakit
yang disebabkan oleh Candida
albicans .
2. Asam gambierat adalat antijamur
potensial yang diisolasi dari
Gambierdiscus toxicus untuk
menghambat pertumbuhan jamur
Aspergilus niger pada konsentrasi 10
ng/plat.

Potensi senyawa ini melebihi


Amphoterisin B dan efek toksiknya
muncul saat pemberian
intraperitonial dengan dosis 1mg/kg.
Senyawa Sumber MIC
(+)-8hydroxymanzamin A Spons Pachypellina sp Mycobacterium tuberculosis 0,91 µg/ml
Mycobacterium tuberculosis 1,56 µg/ml
Ircinol A -

Axisonitrile-3 Spons Acanthella klethra Mycobacterium tuberculosis 2,0 µg/ml


Pseudopteroxazole dan Pseudopterogorgia elisabethae Mycobacterium tuberculosis 12,5 µg/ml
Benzoxazole
Ekstrak heksan
Ergogiane Pseudopterogorgia elisabethae
Litosterol Soft coral Okinawan Mycobacterium tuberculosis 3,13 µg/ml
Puupehenone Spons dari ordo Verongida dan Mycobacterium tuberculosis 12,5 µg/ml
Dictyoceratida

Penelitian untuk antituberkulosis ini meningkat karena resistennya Mycobacterium


tuberculosis
Aktivitas Antelmintik

• Antelmintik adalah obat yang digunakan untuk mengobati infeksi yang


disebabkan oleh parasit helminthes.
• Nematoda (cacing tidak bersegmen) berperan dalam malnutrisi dan
penyakit lain pada manusia.
• Cacing Ascaris lumbricoides sulit dibasmi.
• Walaupun ketersediaan antelmintik sangat baik namun resistensi terus
meningkat terhadap benzomidazole dan makrolida.
• Jasplakinolide, antiparasit poten yang
dapat melawan Nippostrongylus
braziliensis pada dosis < 1 µg/ml.
• Dihidroksitetrahidrofuran dari alga coklat Notheia anomala
memiliki aktivitas antelmintik yang selektif melawan Haemonchus
contortus dan Tricostrongylus colubriformis dengan cara
menghambat perkembangan telur infektif fase 3 dari spesies
tersebut. Aktivitas senyawa ini sama dengan Levamisole dan
Closante.
• Amphilactam D yang diisolasi dari
Amphimedon sp memiliki aktivitas
nematosid melawan H.contortus
dengan cara menghambat
perkembangan larva.
Aktivitas Antiprotozoa
• Penyakit yang disebabkan oleh protozoa memiliki laju mortalitas dan
morbiditas yang tinggi.
• Jurnal ini fokus pada senyawa laut dan turunannya yang menunjukkan
efikasi menjanjikan melawan infeksi protozoa (Leishmania sp.,
Trypanosoma sp., Toxoplasma sp., dan Plasmodium sp.)
• Obat yang sering digunakan untuk pengobatan Leishmaniasis
mengandung ‘pentavalent antimonial’ yang memiliki efek kardiotoksik
pada dosis rekomendasi.

• Spons dari genus Plakortis yang dikenal baik dalam dalam siklus
produksinya, dua peroksida yang diproduksi oleh spons Plakortis aff
angulosficulatus aktif melawan Leishmania mexicana, namun
menyebabkan lisis membran sel host. Peroksida ini kurang efektif
dibandingkan ketokonazol.
• Obat baru atau kombinasi yang bisa
membasmi toxoplasmosis seperti
pyrimethamin dan trimetoptrim yang
dapat menimbulkan efek yang tidak
diinginkan.

• Alkaloid manzamin A menunjukkan


70% hambatan terhadap parasit T. gondii
pada konsentrasi 0,054 µg/ml, tanpa
efek sitotoksik.

• Aktivitas meningkat pada konsentrasi


0,54 µg/ml dan 5,4 µg/ml, meskipun
disertai dengan peningkatan efek
sitotoksik untuk sel host.
• Sigmoceptrellin B yang diisolasi dari spons Diacarnus erythraeanus,
menunjukkan aktivitas in vitro poten terhadap T. gondii pada konsentrasi
0,039 µg/ml tanpa efek toksik yang berat. Senyawa ini aktif melawan
parasit dalam sel fibroblas manusia.

• Plakortide diisolasi dari spons Plakinastrella onkode memiliki aktivitas


in vitro poten melawan T. gondii pada konsentrasi hambat 0,023 µg/ml
dan tidak memiliki efek toksik pada sol manusia hingga konsentrasi 0,12
µg/ml
• Protozoa flagelata yaitu Tripanosoma cruzi dan Trypanosoma brucei adalah agen
penyebab trypanosomiasis di amerika serikat ( penyakit chagas ) dan
trypanosomiasis di afrika ( penyakit tidur).

• Obat yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit ini yaitu pentamin dan
suramin, yang diberikan secara parenteral dan hanya efektif pada tahap awal
haemolymphatic penyakit ini.

• Obat melarsoprol arsenik tersedia untuk infeksi sistem saraf pusat tingkat akhir,
tetapi dapat meyebabkan reaksi encephalopathy dan sulit untuk di diberikan.

• Obat nitroheterocyclic benzonidazole, digunakan untuk mengobati stadium akut dari


penyakit chagas, tidak efekti terhadap fase kronis penyakit dan meyebabkan
terjadinya tolerasi, yang mana hal ini menunjukan bahwa perlu adannya obat baru
yang memiliki struktur dan mekanisme kerja yang berbeda dari saat ini.
• Malaria adalah penyakit yang sangat serius di afrika, dan juga
merupakan masalah kesehatan yang serius didaerah daerah tertentu di
Asia Tenggara dan Amerika serikat. Sebagian besar kasus malaria dan
kematian disebabkan oleh parasit plasmodium falciparum.

• Penghilangan vektor penularan (nyamuk anopeles) hampir tidak


mungkin, obat anti malaria baru yang menyediakan mekanisme aksi
yang baru akan selalu memerangi resistensi terhadap obat obatan seperti
chloroquine, mefloquine, quinine, dan sulfadoxine-pyrimethamine.
• Manzamine A menunjukkan aktivitas in-
vitro yang kuat terhadap plasmodium
falciparum ( D6 clone ) dengan nilai MIC
0,0045 µg/ml dibandingkan dengan kontrol
(chloroquine dan artemisin) MIC masing
masing 0,0155 µg/ml dan 0,010 µg/ml.

• Manzamine A menghambat pertumbuhan


parasit malaria plasmodium berghei pada
tikus secara in vivo, dengan lebih dari 90%
tahap eritrositik aseksual plasmodium
berghei terhambat setelah pemberian satu
injeksi intraperitonial 50 atau 100 µmol/kg
manzamin A ke tikus yang terinfeksi.
Pemberian oral dari suspensi manzamine A juga secara substansial
mengurangi parasitemia. Manzamine A dan derivatnya memiliki onset
aksi yang cepat kerena bioavaibilitas yang tinggi dan aktivitas antiparasit
yang berkelanjutan tanpa adanya efek toksis yang jelas, dimana
efektivitas manzamin A dan analog yang dipilih terhadap malaria
menunjukkan efek sebagai anti infeksi yang menjanjikan yang
ditemukan dari lautan, dan pemahaman struktur – aktivitas kelas yang
unik alkaloid ini pasti mengarah ke yang lebih efektif dan lebih aman.
Contoh dari metabolit sekunder laut :
• di-isocyanoadociane diisolasi dari spons Cymbastela hooperi
(axinellidae, halichondrida) memiliki potensial antiplasmodial
dengan nilai IC50 0,005 µg/ml dan selektif menyaingi hasil in vitro
yang diperoleh dari obat antimalaria yang digunakan secara klinis
cloroquin dan antemisin.
• Kalihinol A diisolasi dari spons laut okinawan, Acanthella sp, dan
memiliki aktivitas anti malaria in vitro yang penting ( EC50 0,0005
µg/ml ) dan memiliki indek selektivitas ( SI 317) yang sama dengan
mefloquine.
Aktivitas antibakteri
Perkembangan resistensi terhadap antibakteri saat ini
terus menjadi kesulitan yang serius dalam pengobatan
penyakit infeksi dan oleh karena itu penemuan dan
perkembangan antibiotik baru telah menjadi prioritas
yang tinggi, banyak agen antibakteri yang memiliki
potensi besar.
• Squilamine adalah aminosterol pertama yang diisolasi dari hiu dogfish
Squalus acanthias ( squalidae) yang memiliki aktivitas antimikroba yang
kuat dengan MIC 1,0 µg/ml terhadap staphylacocus aureus sebagai
antiangiogenik dan antitumor dan saat ini sedang diuji dalam uji klinis
untuk pengobatan kanker paru – paru non sel sel kecil.
• Cimbrostatin diisolasi dari sponge biru Cribrochalima sp, menunjukkan
aktivitas antineoplastik dan antimikroba yang kuat, cimbrostatin 3
memiliki aktivitas penghambatan kuat terhadap Neisseria gonorrheae,
dengan MIC 0,09 µg/ml.

• Sphaerococcus coronopifolius, alga merah kosmopolitan yang


berkumpul disepanjang pantai atlantik maroko, mengandung
antibakterial kuat bromosphaerone yang menunjukkan aktivitas
antibakteria terhadap Staphylococcus aureus dengan MIC 0.047 µg/ml.
Jorumycin adalah isoquinoline dimer yang
diisolasi dari mantel dan lendir dari Jorunna
funebris, dimana menghambat pertumbuhan
bakteri gram positif misalnya Bacillus subtilis,
S.aureus dengan konsentrasi 0,050 µg/ml dengan
zona penghambatan 16mm , meskipun memiliki
potensi yang tinggi, ada beberapa keterbatasan
untuk penelitan lebih lanjut yaitu efek
sitotoksiknya IC50 0,012 µg/ml dan kesulitan
dalam mendapatkan senyawa murninya.
Aktivitas antivirus

Pencarian agen kemoterapik virus dari sumber sumber laut telah menghasilkan
beberapa petunjuk terapi yang menjanjikan.
Mungkin antivirus yang sangat penting penemuannya di lautan yang dilaporkan
sejauh ini adalah ara nukleosida Ara-A adalah senyawa semisintetik yang berasal dari
nukelosida arabinosyl yang diisolasi dari spons Cryptotethia crypta. Ahli kimia
mengantikan pentosa khas dengan entitas asiklik atau dengan gula tersubstitusi yang
mengarah kepada obat azidothymidine (zidovudine), Ara A (Vidarabine), Ara C (1-B-
D- arabinosylcytosine, cytarabine) dimana Acyclovir dan azidothymidine dalam
penggunaan klinis semua contoh dari produk semisintetis yang dimodifikasikan
nukleosida arabinosyl.
• Didemnin diperoleh dari Trididemnum solidum, Tunika karibia, atau gurita
laut dari family Didemnidae. Selain aktivitas antitumor, mereka menunjukkan
aktivitas sebagai anti virus in vitro dan in vivo yang signifikan.

• Pada tahun 1982, canonico melaporkan bahwa didemnin b memiliki efek


penghambat in-vitro terhadap virus yang menyebakan demam lembah rift
(LD50 0,04 µg/ml), equine encephalomyelitis venezuela (LD50 0,08 µg/ml )
dan demam kuning (LD50 0,08 µg/ml ).

• In vivo didemanin b dengan dosis 0,25 mg/kg sehari pada tikus yang terinfeksi
virus demam lembah rift memberikan tingkat prevalensi 90%.

• Meskipun memiliki aktivitas antivirus yang penting, didemnin b bersifat


sitotoksik dan menghambat sintesis DNA seluler, RNA dan protein pada
konsentrasi dekat ditempat pertumbuhan virus terhambat, dan karenanya ia
memiliki selektivitas antivirus dan indek teraupetik yang rendah.
• Didemnins dapat dimodifikasi atau digunakan dalam kombinasi dengan
agen antivirus lain.
• Didemnin B mengganggu transmisi sinyal mitogenik seperti penghambatan
kinase, fosfatase, dan faktor elongasi.
• Sejak 1986, didemnin B telah diuji klinis fase 1 dan 2 untuk kanker
• Dengan dosis yang digunakan, didapatkan sedikit efikasi dan efek toksik
yang substansial.
• Eudistomin mewakili famili carboline alkaloid
yang telah diisolasi dari tunik air dangkal dari
genus Eudistoma.
• Ada empat jenis eudistomins, termasuk:
(1)unsubstituted, (2)pyrrolyl-substituted,
(3) pyrrolinyl-substituted, dan
(4) tetrahydro--carbolines
mengandung terkondensasi unik sistem cincin
oxathiazepine.
• Potensi antivirus in-vitro dari eudistomins terhadap
virus herpes simplex 1 dan 2 berkisar dari
5 ng/disk hingga 500 ng/disk
• Oxathiazepino-tetrahydro – carbolines memiliki
potensi aktivitas antiviral lebih besar dari 1-
pyrrolinyl-substitued compound
• Isolasi dan penyelidikan struktur Mycalamide
A dari spons Mycale sp ditemukan materi
yang terdiri dari 2% mycalamide A yang efektif
terhadap A59 coronavirus in vivo pada tikus di
0,2 μg/kg setiap hari, dengan 100% bertahan
hidup setelah 14 hari.
• Mycalamide A, menghambat virus herpes
simplex 1 dan virus polio tipe 1 pada 0,005
μg/disk.
• Uji antivirus in-vitro menunjukkan minimum
dosis penghambatan 0,001–0,002 μg/disk
untuk mycalamide B.
• Mycalamide A dan B adalah inhibitor sintesis
protein.
• Kebutuhan akan obat antiinfeksi semakin meningkat. Produksi metabolit
berskala besar dari produk alami laut untuk aplikasi klinis merupakan
tantangan nyata dan strategi alternatif.
• Salah satu opsi untuk menyuplai molekul-molekul yang berasal dari laut
adalah dengan sintesis kimia.
• Contoh sukses dari produksi sintetisa obat hasil laut dalam jumlah tak
terbatas adalah konus toksin zikonotida
• Akuakultur dari organisme sumber, termasuk spons, tunicata, dan bryozoan,
dengan tujuan mengamankan persediaan obat yang stabil, telah berkembang
namun masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar.
• Selanjutnya, budidaya invertebrata di dalam lingkungan alam mereka. Selain
itu tidak semua invertebrata laut memiliki komunitas besar mikroorganisme,
termasuk bakteri, cyanobacteria, dan jamur dalam jaringan mereka.
• Banyak penelitian telah berhasil menyediakan data untuk mendukung
keterlibatan mikro organisme dalam biosintesis produk alami yang terisolasi
dari invertebrata.
• Media khusus diperlukan dalam fermentasi skala besar unuk bakteri tersebut.
Pertanyaan
1.Nadia : Kenapa metabolit sekunder dari spons genus plakortis dikenal
sebagai anti jamur kurang efek tif dibandingkan ketokonazol?

2.Sonia : Apakah senyawa didemnin dapat ditemukan pada selain


Tunicata?

3.Stefany : Manzamin A dan Quinin merupakan anti malaria, mana yang


lebih efektif, kenapa?
1
Karena peroksida yang dihasilkan dalam siklus pada genus plakortis
tersebut dapat menyebabkan lisis membran sel host sedangkan
ketokonazol kerjanya hanya menghambat enzim sitokrom P 450 yang
terdapat pada membran sel jamur sehingga mengganggu sintesa
ergosterol yang merupakan komponen penting membran sel jamur
2
Tidak karena senyawa ini hanya ada pada organisme golongan tunicata
khususnya family Didemnidae
3
Lebih efektif manzamin A karena senyawa ini menghambat pertumbuhan
parasit plasmodium falciparum secara in-vivo dan in-vitro, sedangkan
quinin kerjanya merusak hemoglobin dan vakuola makanan yang
menjadi sumber makanan bagi parasit sehingga parasit kekurangan
nutrisi

Anda mungkin juga menyukai