Anda di halaman 1dari 106

PLENO MINGGU 3

Kelompok 23
Skenario 3 : Susahnya hati ibu
Seorang ibu membawa anaknya Dahlia, 16 tahun, ke puskesmas karena belum menstruasi sampai saat ini dan adiknya Darto,
delapan tahun karena tidak bisa fokus belajar di sekolah. Guru menganjurkan Darto untuk berkonsultasi dengan psikiater agar
bisa tenang dan sekolah seperti biasa. Dahlia juga tidak mau sekolah karena merasa sangat pendek dibanding kawan seumur dan
merasa malu, padahal sudah kelas 2 SMU.

Pada anamnesis dan pemeriksaan, Dahlia masih mempunyai perilaku seperti anak berumur enam tahun, masih sensitive dan
malahan mudah menangis. Teman bermainnya juga anak usia tujuh tah. Secara fisik dan pemeriksaan bone age sesuai dengan
anak berumur enam tahun, tahapan pubertasnya saat ini pada A1 M1 P1. Dokter menjelaskan bahwa Dahlia mengalami
gangguan pubertas dan gangguan pertumbuhan sehingga terjadi juga gangguan psikologi dan mentalnya.

Terhadap Darto saat diperiksa terlihat gelisah, tidak bisa konsentrasi tentang yang ditanya maupun yang disuruh. Terlihat mundar
mandir saja. Belum bisa berhitung ataupun membaca. Dari penilaian perrtumbuhan Darto dalam batas normal. Dokter
meragukan apakah Darto mengalami autisme atau ADHD? Dokter menganjurkan Dahlia dan Darto untuk dirujuk ke rumah sakit
yang lebih lengkap ahlinya.

Bagaimana Anda menjelaskan keadaan yang dialami Dahlia maupun Darto?


I. Terminologi
• Bone age : (usia tulang) untuk menilai tingkat
maturitas tulang anak menjadi dewasa yang direkam
dengan sinar X
• Autisme : gangguan perkembangan secara
menyeluruh yang mengganggu fungsi kognitif, bahasa,
komunikasi dan interaksi sosial
• ADHD : (Attention deficit hyperactivity disorder)
gangguan aktivitas anak sehingga perilaku motorik
yang berlebihan
II. Identifikasi Masalah
1. Mengapa Dahlia belum menstruasi sampai saat berusia 16 tahun?
2. Mengapa adiknya Darto, delapan tahun tidak bisa fokus belajar di
sekolah?
3. Apa yang menyebabkan Dahlia lebih pendek di usianya?
4. Apa hubungan Dahlia belum menstruasi dan pendek dengan perilaku
seperti anak 6 tahun?
5. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik dan tahapan pubertas
Dahlia? Apakah sesuai dengan usia sekarang?
II. Identifikasi Masalah
6. Mengapa bisa terjadi gangguan pubertas dan gangguan pertumbuhan
pada dahlia? Bagaimana hubungannya dengan psikologi dan mentalnya?
7. Mengapa Darto saat diperiksa gelisah, mondar mandir, tidak bisa
berhitung dan membaca?
8. Apa hubungan pertumbuhan Darto yang normal dengan kondisi
sekarang?
9. Mengapa dokter meragukan ADHD atau autis? Apa perbedaannya?
III. Analisis Masalah
1. Mengapa Dahlia belum menstruasi sampai saat berusia 16 tahun?
Jawab:
• CDGP (Constitutional Delay of Growth and Puberty) -> faktor genetik
dari orang tua -> keadaannya dapat mempengaruhi keadaan
psikologisnya karena diejek temannya
• Hipogonadotropik hipogonadisme -> GnRH menurun karena
kegagalan pada hipotalamus dan hipofisis gagal mensekresi LH/FSH
• Hipergonadotropik hipogonadisme -> kegagalan primer gonad
sehingga merangsang hipotalamus bekerja lebih aktif -> penderita
lebih tinggi dari rata-rata
• Status gizi rendah, faktor ekonomi
• olahraga
• PCOS -> penumpukan folikel ovarium yang berkembang tidak
sempurna
• himen imperforata
2. Mengapa adiknya Darto, delapan tahun tidak
bisa fokus belajar di sekolah?
• Faktor internal
• Disleksia
• ADHD
• Faktor eksternal
• lingkungan sekitar -> cemas (keadaan rumah tidak kondusif)
• tidak tertarik dengan pelajaran
• ekspektasi orang tua terlalu tinggi
• kelelahan belajar
• gaya belajar tidak cocok
• main gadget terus menerus
3. Apa yang menyebabkan Dahlia lebih pendek di
usianya?
Lebih pendek dibandingkan dengan seusianya (< 2SD)
• Dapat bersifat fisiologis dan patologis
• Fisiologis -> genetik, CDGP
• Patologis -> malnutrisi, infeksi
• Proporsional (pendek simetris) : defisiensi hormon dan non hormon
• Disproporsional : kelainan tulang (akondroplasia dan riketsia)
4. Apa hubungan Dahlia belum menstruasi dan
pendek dengan perilaku seperti anak 6 tahun?
• Stunting -> kognitif dan psikomotor lambat -> pubertas belum ada
sehingga pemikiran belum sempurna
• Menarche terlambat -> mempengaruhi maturitas jiwanya (tingkat
kedewasaan). Dapat menyebabkan bullying -> trauma psikologis ->
gangguan mental -> perilaku seperti anak-anak
• Karena teman bermainnya juga anak berumur 7 tahun
5. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik dan
tahapan pubertas Dahlia? Apakah sesuai dengan
usia sekarang?
Pemeriksaan fisik:
• A1M1P1 -> usia di bawah 11 tahun
• Normal : tunas payudaya dimulai umur 10 tahun dan rambut pubis
mulai 11 tahun
7. Mengapa Darto saat diperiksa gelisah, mondar
mandir, tidak bisa berhitung dan membaca?
Gelisah dapat dipengaruhi oleh :
• faktor stres
• malnutrisi
• hiperaktivitas
• gangguan impulsifitas
• overprotektif orang tua
• pemahaman rendah
• anak sekolah tidak sesuai usia (terlalu dini)
Tidak bisa baca -> disleksia
Tidak bisa hitung -> diskalkulia
8. Apa hubungan pertumbuhan Darto yang normal
dengan kondisi sekarang?
• Gangguan pertumbuhan -> gangguan kromosom lengan pendek (Xp)
• Pada anak -> terjadi eksitasi yang berlebihan tetapi inhibisi rendah
9. Mengapa dokter meragukan ADHD atau autis?
Apa perbedaannya?
ADHD:
• faktor biologis : diet, rokok, BBLR
• faktor psikologis : konflik, hubungan yang kurang harmonis, kelainan
psikologi
• Faktor genetik 77%
• Faktor neurokimia : penumpukan zat metabolit di prefrontal korteks
• Sulit mengerti yang disampaikan orang lain
• Berbicara tanpa henti
• muncul < 7 tahun
• menghindari hal yang berfokus tinggi
Autisme:
• Kontak mata sulit
• fokus pada hal yang disukai
• muncul < 3 tahun
• gangguan pada 1000 hari pertama kehidupan
• banyak pada anak tunggal
IV. Skema
V. Learning Objective
1. M3 epidemiologi-tatalaksana gangguan pertumbuhan
2. M3 epidemiologi-tatalaksana gangguan perkembangan
3. M3 epidemiologi-tatalaksana gangguan psikologis/mental
4. M3 epidemiologi-tatalaksana gangguan pubertas
5. M3 epidemiologi-tatalaksana ADHD
6. M3 epidemiologi-tatalaksana Autisme
7. M3 epidemiologi-tatalaksana gangguan perilaku seksual
8. M3 epidemiologi-tatalaksana cerebral palsy
1. Gangguan Pertumbuhan
Perawakan Pendek
tinggi badan <P3 atau -2 SD kurva yang berlaku sesuai usia dan jenis
kelamin.
Epidemiologi
RISKESDAS 2010, dilaporkan bahwa 35.6% anak balita Indonesia
termasuk kategori stunted.
Angka balita stunted tertinggi (58.4%) dan terendah (22.5%)

RISKESDAS 2013, terdapat 37,2% balita yang mengalami stunting


Pola Pertumbuhan
• Fase bayi: nutrisi, well being dan IGF
• Fase Anak: pengaruh hormon pertumbuhan (growth hormone)
• Fase pubertas
Etiologi
Diagnosis
Klinis:
Tinggi badan <P3
Kecepatan tumbuh <P25
Perkiraan tinggi akhir dibawah tinggi potensi genetik
Laboratorium
• Laboratorium rutin (darah lengkap, urin lengkap,
feses lengkap) untuk mencari kelainan sistemik
• Pemeriksaan kadar gula darah sewaktu
• Pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin)
• Pemeriksaan fungsi tiroid (FT4 dan TSH)
• Pemeriksaan fungsi hepar atas indikasi
• Analisis kromosom (pada wanita) untuk melihat ada
tidaknya sindrom Turner
• Pemeriksaan IGF-1 dan hormon pertumbuhan
(growth hormone) dengan uji stimulasi hanya dapat
dilakukan oleh endokrinologi anak.
Radiologi
• Pengukuran umur tulang (bone age)
• Magnetic Resonance Imaging (MRI) atau Computed Tomography (CT
scan) kepala dengan perhatian khusus pada regio hipotalamus-
hiposfisis.
DIAGNOSIS
Tatalaksana
• Familial Short Stature dan Constitutional Delay of Growth and Puberty
cukup diobservasi
• Indikasi pemberian Growth Hormone (GH): defisiensi GH, Sindrom
Turner, insufisiensi ginjal kronis, Sindrom Prader Willi, Sindrom
Noonan, defisiensi SHOX dan bayi KMK.
2. Gangguan perkembangan
anak dan remaja
• Keterlambatan perkembangan umum atau global developmental
delay merupakan keadaan keterlambatan perkembangan yang
bermakna pada dua atau lebih ranah perkembangan. Secara garis
besar, ranah perkembangan anak terdiri atas motor kasar, motor
halus, bahasa / bicara, dan personal sosial / kemandirian.
Epidemiologi
• Sekitar 5 hingga 10% anak diperkirakan mengalami keterlambatan
perkembangan. Data angka kejadian keterlambatan perkembangan
umum belum diketahui dengan pasti, namun diperkirakan sekitar 1-
3% anak di bawah usia 5 tahun mengalami keterlambatan
perkembangan umum.
• Istilah keterlambatan perkembangan umum dapat digunakan untuk
anak berusia di bawah 5 tahun, sedangkan retardasi mental
umumnya dipakai untuk anak yang lebih tua dimana tes IQ dapat
memberikan hasil yang lebih akurat dan dengan reliabilitas yang lebih
baik. Anak dengan gangguan perkembangan umum tidak selalu
mengalami retardasi mental di kemudian hari.
Etiologi
• gangguan genetik atau kromosom seperti sindrom Down;
• gangguan atau infeksi susunan saraf seperti palsi serebral atau CP,
spina bifida, sindrom Rubella;
• riwayat bayi risiko tinggi seperti bayi prematur atau kurang bulan,
bayi berat lahir rendah, bayi yang mengalami sakit berat pada awal
kehidupan sehingga memerlukan perawatan intensif dan lainnya.
Tanda bahaya perkembangan motor kasar

• Gerakan yang asimetris atau tidak seimbang misalnya antara anggota


tubuh bagian kiri dan kanan.
• Menetapnya refleks primitif (refleks yang muncul saat bayi) hingga
lebih dari usia 6 bulan
• Hiper / hipotonia atau gangguan tonus otot
• Hiper / hiporefleksia atau gangguan refleks tubuh
• Adanya gerakan yang tidak terkontrol
Tanda bahaya gangguan motor halus

• Bayi masih menggenggam setelah usia 4 bulan


• Adanya dominasi satu tangan (handedness) sebelum usia 1 tahun
• Eksplorasi oral (seperti memasukkan mainan ke dalam mulut) masih
sangat dominan setelah usia 14 bulan
• Perhatian penglihatan yang inkonsisten
Tanda bahaya bicara dan bahasa (ekspresif)

• Kurangnya kemampuan menunjuk untuk memperlihatkan


ketertarikan terhadap suatu benda pada usia 20 bulan
• Ketidakmampuan membuat frase yang bermakna setelah 24 bulan
• Orang tua masih tidak mengerti perkataan anak pada usia 30 bulan
Tanda bahaya bicara dan bahasa (reseptif)

• Perhatian atau respons yang tidak konsisten terhadap suara atau


bunyi, misalnya saat dipanggil tidak selalu member respons
• Kurangnya join attention atau kemampuan berbagi perhatian atau
ketertarikan dengan orang lain pada usia 20 bulan
• Sering mengulang ucapan orang lain (membeo) setelah usia 30 bulan
Tanda bahaya gangguan sosio-emosional

• 6 bulan: jarang senyum atau ekspresi kesenangan lain


• 9 bulan: kurang bersuara dan menunjukkan ekspresi wajah
• 12 bulan: tidak merespon panggilan namanya
• 15 bulan: belum ada kata
• 18 bulan: tidak bisa bermain pura-pura
• 24 bulan: belum ada gabungan 2 kata yang berarti
• Segala usia: tidak adanya babbling, bicara dan kemampuan
bersosialisasi / interaksi
Tanda bahaya gangguan kognitif

• 6 bulan: jarang senyum atau ekspresi kesenangan lain


• 9 bulan: kurang bersuara dan menunjukkan ekspresi wajah
• 12 bulan: tidak merespon panggilan namanya
• 15 bulan: belum ada kata
• 18 bulan: tidak bisa bermain pura-pura
• 24 bulan: belum ada gabungan 2 kata yang berarti
• Segala usia: tidak adanya babbling, bicara dan kemampuan
bersosialisasi / interaksi
4. MASALAH PUBERTAS PADA
ANAK DAN REMAJA
• Telars Prematur
• Pubarke (adrenarke) premature
• Ginekomastia
Telars prematur
• pada anak perempuan berusia kurang dari 8 tahun.
• Pada telars prematur perkembangan payudara dapat terjadi pada
salah satu atau kedua payudara.
Pubarke prematur
• munculnya rambut pubis sebelum usia 8 tahun pada anak perempuan
dan 9 tahun pada anak laki-laki tanpa disertai tanda-tanda seks
sekunder lainnya.
• Keadaan ini 3 kali lebih sering dijumpai pada anak perempuan
ketimbang anak laki-laki.
Ginekomastia pubertas
• selalu diawali dengan tanda-tanda perkembangan seks laki-laki.
• Perkembangan rambut pubis,
• pigmentasi kulit skrotum, dan
• pembesaran testis (volume 8 ml) khas terdapat sedikitnya 6 bulan sebelum
onset pembesaran payudara.
• diameter kelenjar mamae biasanya kurang dari 4 cm (breast budding).
5. ADHD
ADHD ..... ? (Attention Deficit Hyperactive
Disorder)
• Kondisi medis yg ditandai dgn
kurangnya perhatian & hiperaktif
serta impulsif
• Salah satu gangguan mental yg plg
umum terjadi pd anak-anak, yg
mempengaruhi sekitar 5-7% anak
usia sekolah & sekitar 2-5% org
dewasa
Prevalensi di Dunia
• Canada : 3,8 – 9,4% anak
• Australia : 3,4% anak
• New Zealand : 6,7% anak, 2-3% remaja
• Germany : 4,2% anak
• India : 5-29% anak
• China 6-9% anak
• Netherlands : 1,3% remaja
• Puerto Rico : 9,5% anak dan remaja
• Japan : 7,7% anak
• Mexico : sekitar 5% anak
• Brazil : 5,8% dari usia 12-14 tahun
Indonesia...????
ADHD dewasa sebagian besar masih tidak terdiagnosa
3 tipe ADHD
• Tipe sulit konsentrasi (Predominantly Inattentive
Type)
• Tipe hiperaktif – impulsif (Predominantly Hyperactive
– Impulsive Type)
• Tipe kombinasi (Combined Type)
• Ada pula kategori ADHD non identified (tidak
teridentifikasi). Yaitu kategori utk seseorang yg
mempunyai beberapa gejala ADHD, tetapi tdk cukup
utk memenuhi kriteria ADHD
Kriteria DSM IV: 6 dari 9 gejala kurangnya perhatian

• Gagal utk memberikan perhatian penuh pd detil


• Kesulitan mempertahankan perhatian
• Tampak tdk mendengarkan
• Tdk mengikuti perintah
• Kesulitan mengatur tugas / kegiatan
• Menghindari tugas yg dianggap berat
• Kehilangan hal-hal yg diperlukan untuk tugas
• Mudah terganggu
• Pelupa dalam aktivitas sehari-hari
Cont

• Gelisah yg ditandai dgn pergerakan tangan/kaki di


kursi (tangan mengetuk2 / kaki bergerak2)
• Meninggalkan tempat duduk ketika pelajaran
berlangsung
• Kesulitan bermain dgn tenang
• Selalu bergerak seperti digerakkan oleh motor
• Berbicara berlebihan
• Menjawab pertanyaan yg blm selesai diucapkan
• Kesulitan untuk menunggu giliran
• Suka menyela atau mengganggu orang lain
Kriteria DSM yang lain
• Tahap perkembangan yang tidak sesuai
• Berlangsung sekitar 6 bulan
• Keakuratan gejala yang tidak spesifik
• Timbulnya gangguan sekitar 7 dari kriteria yang sudah disebut di atas
• Yang tidak termasuk : MR yang sedang, psikosis
ADHD merupakan permasalahan yang
berhubungan dengan
• Perencanaan
• Pengorganisasian
• Memulai dan berenti untuk melakukan aktifitas
• Managemen perilaku
• Bertahan pada tugas-tugas
• Pemecahan masalah (problem sorving)
• Daya ingat
Semua itu disebut fungsi eksekutif
Petunjuk pengukuran ADHD
• Diagnosis harus memenuhi kriteria DSM IV
• Bukti gejala dan gangguan harus berasal dari orang tua atau
pengasuh
• Bukti gejala dan gangguan harus berasal dari guru kelas atau
petugas sekolah yang kompeten
• Penilaian harus mencakup evaluasi untuk kondisi
komorbiditas
• skala penilaian yang dirancang khusus untuk menilai gejala
ADHD, harus ditambah dengan narasi laporan, hasil
pengamatan, dll
• Tes diagnostik lainnya tidak secara rutin digunakan untuk
membangun kehadiran ADHD tetapi dapat digunakan untuk
menemukan kondisi lain
ADHD mempunyai dasar neurobiologis
• Disfungsi sistem dopaminergik dan noradrenergik
• Dopamine dan norepinephrine adalah obat yang penting untuk ADHD
ADHD sangat diwariskan
Bagaimana kita dapat membantu penderita ADHD
• Treatment untuk ADHD
- Pendidikan
- Pengobatan medis
- Modivikasi Perilaku
- Memberikan fasilitas yang dibutuhkan
di tempat kerja dan di sekolah
Bagaimana guru dapat membantu
• Guru dapat memberikan sarana di kelas, spt:
- Tempat duduk khusus
- Tugas yang lebih pendek
- Instruksi yang jelas
- Pengawasan yang ketat
- Membantu dalam memulai suatu tugas
- Pengawasan yang ketat dalam mengerjakan
pekerjaan rumah
- Rajin berkomunikasi dengan orang tua dan
dokter
- Laporan harian program
- Memberikan waktu untuk bergerak
- Memberi paket buku ekstra
- Membatasi gangguan selama tes
Bagaimana orang tua dapat membantu
Orang tua dapat membantu anak mereka yang telah ADHD dengan melakukan hal
berikut:
• Berbuat, jangan hanya berteriak ketika mendisiplinkan
• Mengambil sudut pandang anak yang memiliki kekurangan
• Mengelola perilaku sebagai tujuan dari kinerja
• Gunakan penguatan (rewards) daripada hukuman
• Bekerja sama dengan sekolah
• Tahu apa tanggung jawab anak Anda di sekolah
• Memberikan pengawasan yang ketat untuk pekerjaan rumah
• menemukan hal-hal yang tidak baik pada anak dan mendorong mereka untuk
memperbaikinya
• Membantu anak tetap terorganisir dengan baik
• Monitor kemampuan anak dan ceritakan pada dokter/psikolog/terapisnya
• Beri bantuan tambahan untuk permasalahan akademis jika dibutuhkan
• Pelajari tentang ADHD sebanyak yang anda bisa
• Kelola perasaan/naluri humor dengan baik
Kesimpulan
• ADHD adalah suatu kondisi kronis yang memiliki pengaruh signifikan pada
proses belajar, perilaku, sosialisasi dan kinerja sepanjang hidup
• Perawatan multimodal bekerja terbaik dan melibatkan kombinasi
pendidikan tentang ADHD, pengobatan, konseling, manajemen perilaku dan
sekolah serta penyediaan sarana yang sesuai di tempat sekolah juga
intervensi yang tepat intervensi
• Sekolah dapat memberikan pendidikan khusus atau sarana khusus untuk
siswa dengan ADHD yang memenuhi syarat untuk program bagi ADHD
• Guru dan orang tua dapat melakukan penyesuaian untuk meningkatkan
kinerja dan harga diri dari anak-anak dengan ADHD
• Peningkatan komunikasi antara para pemangku kepentingan (penyedia
layanan terapi, orang tua, pendidik, penderita ADHD) dapat menyebabkan
peningkatan performa penderita
6. AUTISME
epidemiologi
• autisme merupakan suatu gangguan yang masih jarang ditemukan,
diperkirakan hanya 2-4 penyandang autisme. Tetapi sekarang terjdi
peningkatan jumlah penyandang autisme sampai lebih kurang 15-20
per 10.000 anak. Jika angka kelahiran pertahun di Indonesia 4,6 juta
anak, maka jumlah penyandang autisme pertahun akan bertambah
dengan 0,15% yaitu 6900 anak.
Etiologi
• Faktor genetik
• Faktor orangtua
• Faktor obat-obatan
• Faktor lingkungan
• Faktor makanan
ETIOLOGI AUTISME
1. Penyebab kelainan neuro-anatomis: faktor genetik (keturunan),
infeksi jamur dan virus, kekurangan nutrisi, oksigenasi, polusi
udara, polusi air dan makanan.
Gangguan tsb diyakini terjadi pd usia kehamilan 0-4 bln.
Hasil penelitian: ditemukan kelainan anatomis pd
lobus parietalis, cerebellum dan sistem limbik.
• Kelainan lobus parietalis menyebabkan anak cuek
thdp lingkungan.
• Kelainan cerebellum: daerah yg berkaitan dgn
kegiatan motorik, sensasi dr kulit, berbicara,
pendengaran, penglihatan, proses-proses mental yg
lebih tinggi.
Cerebellum: pusat koordinasi motorik.
• Kelainan sistem limbik: berperan penting dlm reaksi
emosi. Kelainan sistem limbik mengakibatkan fungsi
kontrol thdp agresi dan emosi terganggu: anak krg
mampu mengendalikan emosinya (terlalu agresif atau
sangat pasif).
Daerah sistem limbik mencakup hippocampus dan
amygdala. Hippocampus bertanggung jawab thdp
fungsi belajar dan daya ingat. Gangguan hippocampus
membuat anak sulit menyimpan info baru.
2. Kelainan Kromosom: diperkirakan adanya kelainan
kromosom pd anak autisme, namun kelainan itu tdk
berada pd kromosom yg selalu sama.
3. Faktor pemicu lain yg menimbulkan gejala autisme
Kehamilan trisemester I (0-4 bln): infeksi, zat aditif,
obat-obatan, pendarahan berat, muntah-muntah
hebat.
Proses kelahiran yg lama:pemakaian forsep.
• Sesudah lahir: infeksi ringan-berat pd bayi, imunisasi,
hepatisis B, zat pewarna, zat pengawet, protein susu
sapi, protein tepung terigu.
4. Sensory Interpretation Errors: rangsangan sensoris
dari reseptor visual, auditori dan taktil mengalami
proses yg kacau di otak anak. Akibatnya, timbul
persepsi yang kacau, yg pd menimbulkan kebingungan
dan ketakutan pd anak. Anak menarik diri dr
lingkungan yg menakutkan.
AUTISME MASA KANAK-KANAK
• Autis berasal dari kata ‘auto’, yg berarti sendiri.
• Istilah autisme diperkenalkan oleh Leo Kanner, 1943
• Pandangan lama: autisme mrpk kelainan seumur hidup.
• Fakta baru: autisme masa kanak-kanak dpt dikoreksi.
Usia ideal utk koreksi: 2-3 thn. Alasannya adalah pd
usia ini perkembangan otak anak berada pd tahap
paling cepat.

Proses koreksi intensif thdp anak autisme murni di


bawah usia 5 thn memiliki tingkat keberhasilan yg
cukup tinggi.
Perilaku autistik digolongkan mjd 2 jenis:
1. Perilaku eksesif (berlebihan): hiperaktif dan tantrum
(mengamuk) berupa menjerit, menyepak,
menggigit, mencakar, memukul, dll.
2. Perilaku defisit (berkekurangan): gangguan bicara,
perilaku sosial kurang sesuai, defisit sensoris shg
dikira tuli, emosi tdk tepat (menangis tanpa sebab
dan melamun).
GEJALA-GEJALA
Kriteria yg dipakai utk autisme anak: DSM-IV
(Diagnostic and Statiscal Manual), 1994 dari klpk
Psikiatri Amerika.
Kriteria DSM-IV utk autisme masa kanak:
1. Gangguan kualitatif dlm interaksi sosial yg timbal
balik.
Tdk mampu menjalin interaksi sosial yg cukup
memadai.
Tdk bisa bermain dgn teman sebaya.
Tdk dpt merasakan apa yg dirasakan org lain.
2. Gangguan kualitatif dlm bidang komunikasi
Bicara terlambat atau bahkan sama sekali tak
berkembang.
Bila bisa bicara, bicaranya tdk dipakai utk komunikasi.
Sering menggunakan bahasa yg aneh yg khas dan
diulang-ulang.
Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif dan
kurang bisa meniru.
3. Suatu pola yg dipertahankan dan diulang-ulang dr
perilaku, minat dan kegiatan
Mempertahankan satu minat atau lebih, dgn cara yg
sangat khas dan berlebih-lebihan.
Terpaku pd suatu kegiatan yg rutinitas yang tak ada
gunanya.
Ada gerakan-gerakan yg aneh dan diulang-ulang.
Seringkali terpaku pd bagian-bagian benda.
Sebelum umur 3 thn tampak adanya keterlambatan
atau gangguan dlm bidang:
• Interaksi sosial.
• Bicara dan bahasa.
• Cara bermain yg kurang bervariatif.
TERAPI Terapi wicara: utk anak yg lambat bicara.
Terapi okupasi: utk anak yg alami gangguan
motorik.
Sosialisasi: menghilangkan perilaku yg tdk diterima
oleh umum.
b. Terapi Biomedik:obat, vitamin, mineral, makanan
suplemen.

c. Sosialisasi ke Sekolah Reguler: anak yg tlh mampu


bersosialisasi dicoba dgn masuk sekolah ‘normal’
sesuai dgn umurnya.

d. Sekolah (pendidikan)Khusus: pendidikan khusus utk


meramu terapi perilaku, terapi wicara dan terapi
okupasi.
7. Gangguan Perilaku Seksual
Definisi
Anak-anak yang tidak mendapatkan bimbingan seksual dengan benar
dan layak dari orang tuanya, bisa saja berakhir dengan memuaskan
keingin tahuannya sendiri dengan cara yang menyimpang. Pengetahuan
yang didapat dengan cara menyimpang tersebut bisa membuat mereka
mengalami penyimpangan dalam perilaku seksualnya.
Perilaku seksual bisa dianggap sebagai sesuatu yang abnormal jika
bersifat menyimpang dari norma-norma sosial, menyebabkan distress
personal, menyakiti orang lain, bahkan mempengaruhi kemampuan
seseorang dalam kehidupan normal.
Gangguan Identitas Gender (Gender Identity
Disorder atau GID)
Terjadinya konflik antara anatomi gender yang dimiliki seseorang remaja dengan identitas
gendernya sendiri yang dapat berawal pada masa kanak-kanak. Anak-anak dengan gangguan ini
merasakan bahwa anatomi gender mereka merupakan sumber stress yang intensif, dan merupakan
anak yang menolak anatomi tubuh mereka sendiri dengan kuat. Contohnya, anak laki-laki yang
menolak organ kelamin mereka sendiri merupakan perilaku abnormal.
Gangguan perilaku seksual pada remaja ini dapat menghilang ketika anak sudah lebih dapat
menerima identitas gendernya sendiri, atau tetap berlangsung hingga dewasa dan menyebabkan
anak mengembangkan identitas sebagai transeksual. Ciri-ciri gangguan identitas gender yaitu:
• Anak mengekspresikan berulang bahwa ia behasrat untuk menjadi anggota gender yang bukan
dirinya.
• Sering memilih pakaian yang bukan diperuntukkan gendernya
• Memiliki fantasi yang terus menerus mengenai keinginan untuk menjadi anggota gender lainnya.
• Tidak nyaman dengan gendernya sendiri dan tidak ingin berperilaku sesuai peran gendernya
Paraphilia
Di dalam DSM IV-TR, dijelaskan jika paraphilia merupakan sekelompok
gangguan yang mana di dalamnya mencakup tentang ketertarikan
seksualnya kepada objek-objek yang tidak wajar ataupun aktivitas
seksual yang tidak seperti pada umumnya. Dapat dikatakan jika
paraphilia merupakan perilaku seksual yang mana terdapat objek yang
tidak biasa.
Parafilia
Fetishisme
• Fetisihisme yang merupakan ketergantungan kepada benda-benda
mati yang dapat menimbulkan gairah seksual pada seseorang, masuk
ke dalam kategori parafilia.
• Gangguan ini terjadi berulang dan intens setidaknya dalam waktu
enam bulan dengan adanya fantasi, dorongan atau perilaku yang
menimbulkan gairak seksual yang berhubungan dengan penggunaan
benda-benda mati.
Parafilia
Fetishisme Transvetik
• Gangguan perilaku seksual pada remaja berupa gairah seksual ketika
seorang laki-laki mengenakan pakaian perempuan, walaupun ia tidak
merasa ingin menjadi seorang perempuan.
• Sudah berlangsung setidaknya selama enam bulan pada laki -laki
heteroseksual yang merasakan gairah sehubungan dengan
penggunaan pakaian lawan jenisnya.
• Biasanya diawali dengan peristiwa penggunaan pakaian wanita secara
waktu tertentu, dan tidak sepanjang waktu.
Parafilia
Voyeurisme
Merupakan kondisi dimana seseorang mendapatkan kepuasan secara
seksual dengan melihat orang lain tanpa busana atau sedang
berhubungan seksual tanpa diketahui obyeknya tersebut. Dengan kata
lain, mendapatkan kepuasan seksual dengan cara mengintip orang lain.
Walaupun demikian, gangguan perilaku seksual pada remaja berupa
voyeurisme biasanya tidak disebabkan oleh keinginan untuk melakukan
kontak seksual dengan objeknya tersebut. Gangguan ini pada umumnya
berawal dari masa remaja, berakar dari keingin tahuan yang tinggi.
Parafilia
Froterisme
Merupakan gangguan yang berkaitan dengan menyentuh secara
seksual pada bagian tubuh orang lain yang sama sekali tidak menduga
akan terjadinya hal tersebut. Walaupun belum pernah dilakukan
penelitian secara mendalam, namun ada indikasi jika ini merupakan
salah satu gangguan perilaku seksual pada remaja karena dapat dimulai
sejak masa remaja.
Gangguan Perilaku Seksual lainnya
Gangguan Perilaku Seksual lainnya
8. CEREBRAL PALSY PADA
ANAK
Pengertian…
Cerebral Palsy
adalah suatu situasi
dengan suatu tanda
tidak baik pada bagian
otak yang berfungsi
mengendalikan,
menggerakkan,
kelumpuhan, dan lain
gangguan fungsi
tangan.
Ciri – ciri ….
Perkembangan motor kasar dan motor halus yang lambat
Berjalan dengan menjinjit atau kaki diseret
Ketidaknormalan bentuk otot
Lekukan pada spinal "jawbone" kepala kecil
Percakapan komunikasi
Deria yang lemah
Kerencatan akal
Masalah pembelajaran
Masalah tingkah laku
Etiologi….
1. Pranatal
a) malformasi kongenital
b) Infeksi
c) radiasi sinar X
d) Asfiksia dalam kandungan
e) Keracunan
2. Natal
a) Anoksia/hipoksia
b) Perdarahan otak
c) Prematuritas
d) Ikterus
e) Meningitis purulenta
Lanjutan…

3. Postnatal
a) Trauma kapitis
b) Infeksi
c) Kern ikterus
Patofisiologi….
Adanya malformasi hambatan pada vaskuler,
atrofi, hilangnya neuron dan degenarasi laminar
akan menimbulkan narrowergyiri, suluran sulci
dan berat otak rendah. Serebral palsi digambarkan
sebagai kekacauan pergerakan dan postur tubuh
yang disebabkan oleh cacat nonprogressive atau
luka otak pada saat anak-anak. Suatu presentasi
serebral palsi dapat diakibatkan oleh suatu dasar
kelainan (structural otak : awal sebelum dilahirkan
, perinatal, atau luka-luka /kerugian setelah
kelahiran dalam kaitan dengan ketidakcukupan
vaskuler, toksin atau infeksi).
Manifestasi Klinis…
A. Spastisitas
Terdapat peninggian tonus otot dan refleks yang
disertai dengan klonus dan reflek Babinski yang positif.
Tonus otot yang meninggi itu menetap dan tidak
hilang meskipun penderita dalam keadaan tidur.
Bentuk kelumpuhan spastitis tergantung kepada
letak dan besarnya kerusakan, yaitu:
1) Monoplegia/ Monoparesis
2) Hemiplegia/ Diparesis
3) Diplegia/ Diparesis
4) Tetraplegia/ Tetraparesis .
Lanjutan…
B. Tonus Otot Berubah
Bayi pada golongan ini, pada usia bulan pertama
tampak fleksid (lemas) dan berbaring seperti
kodok terlentang sehingga tampak seperti kelainan
pada lower motor neuron
C. Koreo atetosis
Kelainan yang khas yaitu sikap yang abnormal
dengan pergerakan yang terjadi dengan sendirinya
(involuntary movement).
Lanjutan…
D. Ataksia
Ataksia adalah gangguan koordinasi. Bayi dalam
golongan ini biasanya flaksid dan menunjukan
perkembangan motorik yang lambat
E. Gangguan Pendengaran
F. Gangguan Bicara
G. Gangguan Mata
Lanjutan….
H. Paralisis
I. Gerakan Involunter
J. Kejang
K. Gangguan perkembagan Mental
Penatalaksanaan….
• MEDIK
• FISIOTERAPI
• TINDAKAN BEDAH
• OBAT-OBATAN
• TINDAKAN KEPERAWATAN
• OCCUPATIONAL THERAPY
• SPEECH THERAPY
Pemeriksaan Penunjang…
1.Pemeriksaan mata dan pendengaran
2.Fungsi lumbal
3.Pemeriksaan EKG
4.Foto rontgen kepala.
5.Penilaian psikologis
6.Pemeriksaan metobolik
Alat Bantu dan Therapy….

Anda mungkin juga menyukai