Anda di halaman 1dari 54

Laporan Kasus

Hernia Inguinalis Lateralis


Dokter Pembimbing:
dr. Adi Nugroho, Sp.B

Mega Citra Prameswari


NIM : 142011101078
Identitas Penderita
Nama : Tn. M
Umur : 54 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Dsn Krajan, Sumber rejo, Ambulu
Pekerjaan : Pedagang Ikan
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
No. RM : 226395
Tanggal MRS : 22 Januari 2019
Tanggal pemeriksaan : 22 Januari 2019-26 Januari 2019
Tanggal KRS : 26 Januari 2019
Anamnesis
Keluhan Utama
Benjolan di lipatan paha kanan

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengatakan muncul benjolan dari lipatan paha kanan kuramg
lebih sejak 3 tahun yang lalu, awalnya benjolan tersebut kecil. Benjolan juga
ikut membesar ketika pasien sedang bekerja, terutama ketika mengangkat
bak ikan. Benjolan dapat membesar ketika pasien berdiri lama atau
mengejan saat buang air besar. Benjolan dapat masuk ketika didorong
menggunakan tangan atau masuk dengan sendirinya saat pasien tidur.
Pasien tidak pernah mengeluh nyeri pada benjolan, namun pasien mengaku
terganggu dengan adanya benjolan. Mual disangkal, muntah disangkal, BAB
rutin tiap hari 2x konsistensi lunak dan tidak berdarah.
Riwayat Pengobatan:
Pasien kontrol di poli bedah umum 7 bulan yang lalu dan diberi obat anti
nyeri

Riwayat Penyakit Dahulu:


HT (-), DM (-), Asma (-), riwayat operasi di daerah lipat paha (-) Pasien
menyangkal mempunyai riwayat batuk lama, DM, tumor/kanker. Pasien
tidak mempunyai iwayat Riwayat Penyakit Keluarga:
Disangkal

Riwayat Sosial
Pasien bekerja sebagai pedagang ikan di pasar, sering mengangkat bak
berisi ikan setiap harinya.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Frekuensi Nadi : 78x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu badan : 36,5°C
Kepala : a/i/c/d (-/-/-/-)
Telinga : tidak didapatkan perdarahan
Hidung : tidak didapatkan pernafasan cuping hidung dan perdarahan
Leher : deviasi trakea (-), pembesaran KGB (-)
Thoraks
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris, retraksi dinding dada
(-), iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Pergerakan dinding dada kanan dan kiri simetris, iktus
kordis teraba pada ICS V midclavicula sinistra, fremitus
raba normal.
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler di kedua lapang paru, rhonki (-) wheezing (-),
S1S2 tunggal, e/g/m= -/-/-
Abdomen
Inspeksi : Flat, DC (-) DS (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal 20x/menit
Palpasi : Soepel, nyeri tekan (-), Hepar dan Lien tidak membesar
Perkusi : Timpani
Ekstremitas superior et inferior : akral hangat(+), edema ekstremitas (-)
Status Lokalis:

Regio inguinalis dextra :


Inspeksi: tampak benjolan bentuk memanjang/lonjong dengan permukaan rata,
warna sesuai warna kulit, tidak kemerahan.benjolan keluar lebih besar
ketika pasien mengejan, transiluminasi (-)
Palpasi : tidak teraba hangat, kenyal, batas atas tidak jelas, imobile 5x12 cm,
benjolan dapat dimasukkan dengan dorongan, nyeri (-).
Zieman’s test : teraba tonjolan pada jari ke 2
Finger test : teraba tonjolan pada ujung jari
Thumb test : tidak ada benjolan yang keluar
Auskultasi : bising usus (+).
Massa (+) 5x12cm,
permukaan rata, warna
sesuai warna kulit, tidak
teraba hangat, kenyal,
batas atas tidak jelas,
imobile, benjolan dapat
dimasukkan dengan
dorongan, nyeri (-).
Transiluminasi (-). BU
(+)
Hasil lab hematologi 23/1/2019
Analisa Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
Hemoglobin 14,3 13,5-17,5 gr/dL
LED Sampel kurang untuk di 0-15 mm/jam
periksa
Leukosit 8,9 4,5-11,0 10ʼ/L
Hitung jenis 10/-/-/62/20/8 Eos/Bas/Stab/Seg/Lim/Mono
0-4/0-1/3-5/54-62/25-33/2-6
Hematrokit 43,7 41-53 %
Trombosit 337 150-450 10’/L
Faal Hati
SGOT 18 10-35 U/L (37C)
SGPT 22 9-43 U/L (37C)
Albumin 4.0 3.4-4.8 gr/dl
Gula Darah
Glukosa sewaktu 86 <200 mg/dl
Elektrolit
Natrium 140,6 135-155 mmol/L
Kalium 4,72 3,5-5,0 mmol/L
Chlorida 107,6 90-110 mmol/L
Calsium 2,24 2,15-2,57 mmol/L
Faal Ginjal
Kreatinin Serum 0,9 0,6-1,3 mg/dl
BUN 10 6-20 mg/dl
Urea 22 12-43 mg/dl
Asam urat 3,9 3,4-7 mg/dl
Hasil pemeriksaan thorak foto 30/08/2018

Cardiomegali dengan CTR 56%


USG Inguinal kanan :
Tampak perpindahan bowel melalui defek ukuran +/- 0,8 cm pada saat rileks
dan melebar +/- 1,57 cm pada saat mengejan dan masuk ke regio skrotum k
anan.
Kesan : Hernia scrotalis kanan
Diagnosis Kerja
Hernia inguinalis lateralis Dextra Reponible

Planning
Planning : Pro Hernioraphy

Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam
Tanggal Operasi 24/1/2019
Diagnosis Pra Bedah HIL D Reponible
Diagnosis Pasca Bedah HIL D Reponible
Tindakan Operasi Hernioplasty
Persiapan Operasi Informed Consent dan Inj Ceftriaxone 2gr
Posisi Pasien Supine
Desinfeksi Povidone Iodine 10%
Pendapatan pada Eksplora Didapatkan kantong hernia (+)
si
Deskripsi Dilakukan Hernioplasty
Rawat perdarahan
Komplikasi -
Penutupan lapangan opera -
si
Follow Up
•Tgl. 23-01- 2019
S/ Pasien mengeluh terdapat benjolan pada lipat paha, puasa (+)
O/ ku : cukup TD : 120/70 RR : 18x/mnt
Kes : CM HR : 80x/mnt Tax : 36,6 C
k/l : a/i/c/d : -/-/-/-
tho : c : s1s2 tunggal, e/g/m : -/-/-
p : simetris, ves +/+, rh -/-, whe -/-
abd : flat, BU + normal, soepel, timpani
ext : AH ++/++ , OE --/--
Status lokalis: regio inguinalis dextra:
Inspeksi: tampak benjolan bentuk memanjang/lonjong dengan permukaan
rata, warna sesuai warna kulit, tidak kemerahan.benjolan keluar lebih besar
ketika pasien mengejan, transiluminasi (-)

Palpasi : tidak teraba hangat, kenyal, batas atas tidak jelas, imobile 5x12 cm,
benjolan dapat dimasukkan dengan dorongan, nyeri (-).
Zieman’s test : teraba tonjolan pada jari ke 2
Finger test : teraba tonjolan pada ujung jari
Thumb test : tidak ada benjolan yang keluar
Auskultasi : bising usus (+).

A/ HIL D reponible
P/ Pro Hernioraphy
Tgl. 24-01- 2019 (03.00)
S/ Pasien mengeluh terdapat benjolan pada lipat paha, puasa (+)
O/ ku : cukup TD : 120/80 RR : 19x/mnt
Kes : CM HR : 82x/mnt Tax : 36,5
C
k/l : a/i/c/d : -/-/-/-
tho : c : s1s2 tunggal, e/g/m : -/-/-
p : simetris, ves +/+, rh -/-, whe -/-
abd : flat, BU + normal, soepel, timpani
ext : AH ++/++ , OE --/--
Status lokalis: regio inguinalis dextra:

Inspeksi: tampak benjolan bentuk memanjang/lonjong dengan permukaan ra


ta, warna sesuai warna kulit, tidak kemerahan.benjolan keluar lebih besar ket
ika pasien mengejan, transiluminasi (-)

Palpasi : tidak teraba hangat, kenyal, batas atas tidak jelas, imobile 5x12 cm
, benjolan dapat dimasukkan dengan dorongan, nyeri (-).
Zieman’s test : teraba tonjolan pada jari ke 2
Finger test : teraba tonjolan pada ujung jari
Thumb test : tidak ada benjolan yang keluar
Auskultasi : bising usus (+).
A/ HIL D reponible
P/ Pro Hernioraphy
•Tgl. 25-01- 2019
S/ Nyeri di luka bekas operasi
O/ ku : cukup TD : 110/70 RR : 18x/mnt
Kes : CM HR : 78x/mnt Tax : 36,5 C
k/l : a/i/c/d : -/-/-/-
tho : c : s1s2 tunggal, e/g/m : -/-/-
p : simetris, ves +/+, rh -/-, whe -/-
abd : flat, BU + normal, soepel, timpani
ext : AH ++/++ , OE --/--

Status lokalis: regio inguinalis dextra:


Dressing(+), rembesan darah (-), nyeri (+)
A/ HIL D reponible post hernioplasty H1
P/ Inf. RL 1500cc/ 24 jam
Inj. Ceftriaxone 2x1gr jam (H1)
Inj. Antrain 3x1gr
Inj Ranitidin 2x50mg
Sadar baik, BU (+) minum sedikit-sedikit
Tgl. 26-01- 2019
S/ Nyeri di luka bekas operasi
O/ ku : cukup TD : 120/70 RR : 18x/mnt
Kes : CM HR : 80x/mnt Tax : 36,6 C
k/l : a/i/c/d : -/-/-/-
tho : c : s1s2 tunggal, e/g/m : -/-/-
p : simetris, ves +/+, rh -/-, whe -/-
abd : flat, BU + normal, soepel, timpani
ext : AH ++/++ , OE --/--

Status lokalis: regio inguinalis dextra:


Dressing(+), rembesan darah (-), nyeri (+)
A/ HIL D reponible post hernioplasty H2
P/ Inf. RL 1500cc/ 24 jam
Inj. Ceftriaxone 2x1gr jam (H2)
Inj. Antrain 3x1gr
Inj Ranitidin 2x50mg
Diet bebas TKTP
Tgl. 27-01-2019
S/ nyeri pada luka bekas operasi (+) berkurang
O/ ku : cukup TD : 120/70 RR : 20x/mnt
Kes : alert HR : 80x/mnt Tax : 36,5 C
k/l : a/i/c/d : -/-/-/-
tho : c : s1s2 tunggal, e/g/m : -/-/-
p : simetris, ves +/+, rh -/-, whe -/-
abd : flat, BU + normal, soepel, timpani
ext : AH ++/++ , OE --/--

Status lokalis: regio inguinalis D:


Dressing(+), rembesan darah (-), pus (-), nyeri sudah berkurang
A/ HIL D reponible post Hernioplasty H3

P/ Pro KRS
Terapi pulang:
Asam mefenamat 3x1 tab 500mg
HERNIA INGUINALIS LATERALIS
Anatomi Dinding Abdomen
Definisi

Hernia merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari din
ding rongga yang bersangkutan
Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus/lateralis me
nelusurikanalis inguinalis dan keluar rongga abdomen melalui anulus inguinalis ext
erna/medialis.
Hernia inguinalis lateralis (indirekta) ke luar melalui anulus internus menuju kanalis
inguinalis – anulus eksternus dan ke luar menuju kantong zakar
KOMPONEN HERNIA

•Kantong hernia. Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis.


Tidak semua hernia memiliki kantong, misalnya hernia incisional, hernia
adiposa, hernia intertitialis

•Isi hernia. Kantung hernia bisa kosong atau bisa berisi organ yang
bergantung isi organnya seperti usus, omentum, ovarium, atau organ intra
ataupun ekstraperitoneal

•Pintu atau leher hernia atau cincin hernia, lokus minoris dinding abdomen
Epidemiologi

• 75 % kasus hernia ada di lipat paha. Angka kejadian hernia inguinalis 10x
lebih banyak daripada hernia femoralis
• Angka perbandingan laki-laki 13,9% dan perempuan 2,1%.
• Hernia inguinalis dapat diderita oleh semua umur,
• Pada anak-anak insidensinya 1-2% dengan 10% kasus mengalami
komplikasi inkaserata.
• Hernia indirect lebih banyak daripada herniadirect yaitu 2:1.
• Hernia pada sisi kanan 60%, sisi kiri 20-25%, dan bilateral 15%.
Etiologi
Kelemahan otot dinding abdomen.
Kelemahan jaringan
Adanya daerah yang luas diligamen inguinal
Trauma

Peningkatan tekanan intra abdominal


Obesitas
Mengangkat benda berat
Mengejan
Kehamilan
Batuk kronik
Hipertropi prostate
Klasifikasi
A. Berdasarkan terjadinya
1. Hernia kongenital
2. Hernia Akuisita

a. Arah Penonjolannya
1. Hernia Eksterna : menonjol keluar melalui dinding perut, pinggang, atau p
erineum.

2. Hernia Interna : adalah tonjolan usus tanpa kantong hernia melalui suatu l
ubang dalam rongga lain, misalnya ke cavum thoraks, bursa omentalis, at
au masuk ke dalam kavum abdomen.
Berdasarkan sifatnya

a. Hernia reponible : benjolan dapat keluar masuk


b. Hernia irreponible: benjolan tidak dapat keluar masuk
c. Hernia Inkaserata : isi kantong hernia terjepit cincin dengan disertai gang
guan passase
d. Hernia Strangulata : isi kantong hernia terjepit cincin dengan disertai gan
gguan vaskularisasi
e. Hernia Richter: strangulasi hanya menjepit sebagian dinding usus
Patofisiologi

Pada bulan ke 8 kehamilan Peningkatan tekanan Kelemahan dind


intra abdomen ing abdomen

Penurunan testis

Prosesus vaginalis

Kanalis inguinalis pada


Kanalis membuka
bulan ke 2 menutup

Hernia inguinalis
Diagnosa
Anamnesa

-Keluhan utama benjolan di lipat paha, hilang tmbul


-Benjolan muncul ktika tejadi peningkatan tekanan abdomen
-Nyeri disertai mual dan muntah apabila terjadi ikaserata atau stra
ngulata
-Fraktor predosposisi
-Pekerjaan
-Penyakit : BPH, asites, batuk kronis, konstripasi
-Faktor usia: semakin tua semakin lemah dinding abdomen
-Kelebuhan berat badan
Inspeksi

• Tampak benjolan pada lipatan paha simetris atau asimetris pada posisi b
erdiri atau pada posisi berbaring setelah pasien mengejan.
• Benjolan lonjong : HIL
• Benjolan bulat : HIM
• Dilihat apakah terdapat tanda-tanda radang ada atau tidak. Pada hernia i
nguinalis biasanya tanda radang (-).
• Test transiluminasi.
Palpasi

• Dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia,


• Menentukan konsistensinya,
• Menentukan batas, pada hernia batas tidak tegas
• Lakukan reposisi dengan mendorong masuk untuk mengatahui jenis
hernia reponibble atau irreponible
• Kompresable umumnya (+)
ZIEMAN’S TEST
-Posisi berdiri atau berbaring
-Bisa dilakukan pada penderita laki-laki maupun perempuan
-Untuk memeriksa benjolan dimasukkan ke rongga perut

Dengan jari kedua tangan pemeriksa diletakkan diatas annulus inguinalis internus (
± 1,5 cm diatas pertengahan SIAS dan tuberkulum pubikum), jari ketiga diletakkan
pada annulus inguinalis ekternus dan jari keempat pada fossa ovalis.

-dorongan pada jari kedua berarti hernia inguinalis lateralis


--bila pada jari ketiga berarti hernia inguinalis medialis
- bila pada jari keempat berarti hernia femoralis.
FINGER TEST

•Test ini hanya dapat dilakukan pada penderita laki-laki.


•Dengan menggunakan jari telunjuk atau kelingking skrotum diinvaginasikan
menyelusuri annulus eksternus sampai dapat mencapai kanalis inguinalis ke
mudian penderita disuruh batuk,

•dorongan atau tekanan di ujung jari : hernia inguinalis lateralis


• bila pada samping : hernia inguinalis medialis.
THUMB TEST

•Penderita dalam posisi tidur telentang atau pada posisi berdiri.


•Setelah benjolan dimasukkan kedalam rongga perut, ibu jari kita tekankan pada
annulus internus.Penderita disuruh mengejan atau meniup dengan hidung atau
mulut tertutup atau batuk.

Bila benjolan keluar : hernia inguinalis medialis


bila tidak keluar berarti hernia inguinalis lateralis.
Auskultasi
Pada hernia inguinalis dapat ditemukan suara bising usus
Hernia inguinalis L Hernia inguinalis Hernia Femoralis
ateralis medialis
Usia Semua umur Orang tua Dewasa & tua
Jenis Kelamin Terutama pria Pria danWanita Terutama wanita
Lokasi Di atas ligamentum i Di atasligamentum i Di bawah ligament
nguinal nguinal um
Thumb test Tidak keluar ben Keluar benjolan Keluar benjolan
jolan
Finger test Benjolan pada uju Tonjolan di sisi jari.
ng jari
Zieman test Dorongan pada jari k Tonjolan pada jari k Dorongan pada jar
e II e III i IV
Pemeriksaan penunjang
-USG
-Barium Xray
-CT Scan
Diagnosa banding

•Hidrokel testis
• Limfadenopati
• Abses inguinal
• Varikokel
• Hematom karena trauma
• Lipoma
• Tumor testis
• Torsio testis
Penatalaksanaan

1. Non operatif
- reposisi bimanual
- Posisi
- sabuk truss
2. Operatif

1. Herniotomi : memotong untuk membuang kantung hernia seproksimal mungkin.


2. Herniofari : terdiri dari herniotomi dan hernioplasti
3. Hernioplasti yaitu menutup defek atau memperkuat dasar inguinal
Hernioplasti

a. dengan jahitan terputus, menutup dan memperkuat fasia transversa, dan


menjahitkan pertemuan m. tranversus internus abdominis dan m. oblikus i
nternus abdominis yang dikenal dengan nama conjoint tendon ke ligament
um inguinale Pouparti menurut metode Bassini, atau menjahitkan fasia tra
nversa m. transversus abdominis, m.oblikus internus abdominis ke ligame
ntum Cooper pada metode Mc Vay.
b. Bila defek cukup besar atau terjadi residif berulang diperlukan pemakaian
bahan sintesis seperti mersilene, prolene mesh atau marleks untuk menut
up defek
Prognosis

Prognosa tergantung pada keadaan umum penderita serta ketepatan penanganan.


Tapi pada umumnya ‘baik’ karena kekambuhan setelah operasi jarang terjadi,
kecuali pada hernia berulang atau hernia yang besar yang memerlukan p
enggunaan materi prostesis.
Pada hernia ini yang penting adalah mencegah faktor predisposisinya.

Anda mungkin juga menyukai