Dr. NAFRIALDI
Departemen Farmakologi FKUI
1
Topik bahasan:
1. Farmakokinetik-Farmakodinamik
2. Parameter evaluasi pemberian obat-obatan
terhadap dampak terapi dan efikasi pengobatan
3. Jenis obat-obatan berdasarkan luaran yang
diharapkan; obat-obat yang berpengaruh pada:
a. Sistem kardiovaskuler
b. Sistem respirasi
c. Sistem saraf
d. Sistem endokrin
e. Sistem GI tract
f. Anti-infeksi, anti fungal, anti virus
2
FARMAKOKINETIK-FARMAKIDINAMIK
3
4
ABSORPSI
• Perpindahan obat dari tempat pemberian ke
dalam sirkulasi darah
• Cara pemberian:
– Oral (enteral)
– Sublingual
– Supositoria
– Topikal
– Inhalasi
– Parenteral:
– IV,IM,SC,IA, IP, IT (intrathekal=Spinal)
5
ABSORPSI
• Pemberian Per Oral:
– Absorpsi mulai di lambung,
• Terutama obat asam, tapi tidak komplit, karena
permukaan absorpsi relatif kecil dan waktu relatif
singkat absorpsi lengkap terjadi di usus halus
• Obat basa sulit diabsorpsi di lambung, karena
mengalami ionisasi absorpsi lengkap terjadi di usus
halus.
– Prubahan pH (antasid, PPI, sukralfat) dapat
mempengaruhi kecepatan dan kelengkapan
absorpsi di lambung.
6
ABSORPSI
• Pemberian Sublingual
– Untuk obat dg first pass metabolism (FPM) tinggi
– Tujuan:
• menghindari FPM
• Untuk mendapat efek segera
– Syarat obat: kelarutan dalam lemak harus cukup
tinggi (liposoluble)
– Contoh:
• ISDN, nifedipin
• Captopril (??)
7
ABSORPSI
• Pemberian Supositoria
– Untuk pasien yang sulit menelan (pasien yg tidak
sadar, pasien anak)
– Obat harus larut lemak
– Kerugian: luas permukaan kecil
– Contoh:
• Diazepam, parasetamol, NSAIDs
8
Kecepatan dan kelengkapan absorpsi
dipengaruhi oleh:
• Luas permukaan absorpsi
• Faktor obat
– Kelarutan (lipofilik,hidrofilik) , pH, berat molekul, derajat
ionisasi, dll
• Aliran darah
• Peristalsis usus
• pH lambung
• Adanya obat lain
• Adanya makanan
9
Pengaruh Peristalsis
• Hipoperistalsis {DM, neuropati otonom, obat
antikolinergik (buscopan, atropin)}
– Obat lambat mencapai usus halus
– Absorpsi terlambat efek kurang
• Hiperperistalsis {diare, obat
prokinetik(cisaprid, metoklopramid)}
– Obat cepat mencapai usus halus efek
meningkat
– Bila terlalu cepat (mis.pada diare) absorpsi
gagal
10
Pengaruh Obat lain
• Antasid, sukralfat
– Mengubah pH lambung mengubah derajad
ionisasi obat mempengaruhi kecepatan
absorpsi
– Ikatan langsung (antasid dg Fe; antasid dg
tetrasiklin)
beri jarak waktu yang cukup
• Antispasmodik: menghambat peristalsis (buscopan,
motilium, papaverin, belladona)
• Prokinetik, antiemetik: mempercepat peristalsis
absorpsi lebih cepat
11
Pengaruh makanan
• Umumnya obat lebih cepat diabsorpsi dalam
keadaan perut kosong
> 1 jam sebelum makan Pemberian sebelum
makan (> 1 jam sebelum makan)
Atau > 2 jam setelah makan
absorpsi
• Pemberian sesudah/bersama makan
absorpsi
– Utk obat yang iritatif/menimbulkan mual
– Untuk obat lipofilik (betabloker, antijamur,
bedaquilin, clofazimin)
12
Bioavailabilitas
Definisi: persentase obat aktif yang mencapai sirkulasi
sistemik.
13
Bioavailabilitas Absolut vs Relatif
• Bioavail.absolut: AUC oral/AUC iv
• Bioavail.relatif: AUC obat A/AUC obat standar uji
BABE (bioavailability-bioequivalence)
14
II. DISTRIBUSI
15
Pengaruh hipoalbuminemia
• Hipoalbuminemia:
– Kadar obat bebas meningkat
– Intensitas efek (potensi toksisitas) meningkat
– Kecepatan eliminasi juga meningkat
• Efek hipoalbuminemia akan signifikan:
– Bila hipoalbuminemia berat
– Obat dengan ikatan protein tinggi (>85%)
– Hanya untuk obat dengan margin of safety sempit
– Contoh: warfarin, heparin, sulfonilurea, beberapa
NSAID
16
Interaksi pada Ikatan Protein
17
Distribusi Obat ke Tempat Khusus
SSP
• Obat sulit menembus SSP karena adanya sawar
darah otak (blood brain barrier): celah antar sel
sangat kecil
• Obat SSP (larut lemak) dapat masuk dengan
cara difusi melintasi membran sel
• Dalam keadaan inflamasi (meningitis) celah
antar sel melebar obat dapat masuk
(streptomisin, rifampisin,IHN, ceftriaxone, dll)
18
Distribusi Obat ke Tempat Khusus
Plasenta
• Struktur endotel dan kapiler plasenta mirip
dengan endotel dan kapiler di usus
• obat yang dapat diabsorpsi peroral, potensil
masuk ke sirkulasi janin.
19
Distribusi Obat ke Tempat Khusus
Jaringan lemak
Obat yang larut lemak sebagian dideposit di jaringan
lemak
Pada obesitas, jumlah lemak dapat mencapai 50% BB
Obat anestesi dan obat SSP mengalami deposit dlm
lemak
• efek anestetik memanjang,
• pemulihan anestesi lebih lambat
20
III. Metabolism
• Tujuan:
• Mengakhiri efek obat
• Mengubah obat larut lemak menjadi larut air
dibuang ke ginjal.
• Organ utama: liver
• Fase 1: Oksidasi, reduksi, hidrolisis
• Oksidasi terutama oleh enzim cytochrome P-450
(Cyp450)
• Obat menjadi inaktif, menjadi aktif, sebagian menjadi
toksik
• Fase 2:
• Konjugasi: (glucuronic acid, sulfat, asetil, glutation)
• Suatu obat bisa mengalami fase 1 saja, fase 2 saja,
fase 1 dan 2, atau tidak mengalami metabolisme
21
• Cytochrom P-450 (CYP): enzim metabolisme
utama
• Dikenal + 50 isoenzim of CYP
– CYP3A4/ CYP3A5
• Metabolisme > 50% obat
– CYP2D6, CYP2C9, CYP2C19
– CYP1A2
– CYP2E1
• Posisi obat terhadap Cyp:
• Substrat Cyp450: mengalami metabolisme
• Inhibitor Cyp450: menghambat metabolisme obat
substrat kadar obat substrat
• Inducer Cyp450 : meningkatkan metabolisme
kadar obat substrat
22
CYP3A4: substrates, inhibitors and inducers
23
CYP2D6: substrates, inhibitors and inducers
Substrates Inhibitors Inducers
• Tricyclic antidepressant • Fluoxetine, paroxetine, • Rifampicin
(imipramine, amitriptylin). • Quinidin, • Dexamethasone
• SSRI (fluoxetin, flavoxamine, • Ritonavir • Haloperidol
paroxetine) • Sertralin, • glutetimide
• Opioids (codein, tramadol, • Amiodarone
oxycodon, hydrocodon,…) • antipsychotics
• Antipsychotics
• Betablockers
• Antiarrhythmias (flecainide,
encainide, propafenon,
lidocain, mexiletine)
24
CYP2C9: substrates, inhibitors and inducers
Substrates Inhibitors Inducers
• Warfarin • Fluoxetine, paroxetine, • Rifampicin
• Fenitoin • Sulphenazone • Phenobarbital
• Losartan, irbesartan • Phenylbutazone • Carbamazepine
• Tolbutamide, glipizide • Fluvastatin
• Diclofenac, ibuprofen, • Fluconazole
piroxicam
• fluvastatin
25
CYP2C19: substrates, inhibitors and inducers
Substrates Inhibitors Inducers
• S-mephenytoin • Fluvoxamine, • Rifampicin
• Omeprazole, lansoprazole, fluoxetine • Carbamazepine
pantoprazole • Omeprazole,
• Phenobarbital, lansoprazole
• Proguanil • Ketoconazole
• Meclobemide
26
IV. EKSKRESI
• Organ penting: ginjal
• Lain2: usus, kulit, paru-paru
• Ekskresi ginjal:
• metabolit inaktif, bentuk aktif, aktif sebagian
• Ekskresi bentuk aktif perlu penyesuaian
dosis pada gangguan fungsi ginjal
• Ekskresi bentuk inaktif tidak perlu
penyesuaian dosis
• Penyesuaian dosis:
• dosis awal tetap,
• dosis berikutnya disesuaikan
27
Waktu paruh (Half-Life, T1/2)
29
Parameter evaluasi
pemberian obat-obatan
30
OBAT PARAMETER EVALUASI
Antidiabetik HbA1C: target <7%
Antihipertensi Sistole < 140 mmHg (umum)
Sistole < 150 mmHg (usia > 60 th)
Sistole < 130 mmHg (DM, CKD, Riwayat penyakit KV)
Hipolipidemik LDL < 100 mg/dL
LDL < 70 mg/dL (DM)
31
Jenis Obat-obatan berdasarkan
luaran yang diharapkan
32
OBAT KARDIOVASKULER
• Antihipertensi:
– Diuretik
– ACE-I , ARB
– Beta blocker
– Calsium antagonist
– Lain-lain
• Antiaritmia
• Antiangina: nitrat, BB, CCB
• Hipolipidemik:
– Statin: simvastatin, pravastatin, atorvastatin, lovastatin
– Fibrat: fenofibrat, bezafibrat, gemfibrozil
33
OBAT KARDIOVASKULER
• Antihipertensi
• 1. DIURETIK: Hidroklorotiazid (HCT),
Furosemid, Spironolakton
– Mekanisme kerja:
• mengurangi volume darah – menurunkan curah jantung
– Indikasi:
• Hipertensi (HCT)
• Gagal jantung (furosemid, HCT, spironolakton)
• Mencegah hipokalemia (spironolakton)
– Efek samping: hipokalemia, hiponatremia
34
– Efek samping
• Hipo K, hipo Na, hipo Mg (HCT, furosemid)
• Hiper K (spironolakton)
• 2a. ACE-inhibitor
– ACE-I: kaptopril, ramipril, lisinopril, enalapril,
silazapril, …
– Mekanisme: menghambat konversi Ang I Ang II
– Indikasi: hipertensi, gagal jantung, hipertensi dg
gangguan metabolik
– Kontraindikasi: kehamilan, menyusui, stenosis
arteri renal bilateral, hiperkalemia
– Efek samping: Batuk kering, angioudem (jarang)
35
• 2b. ARB (angiotensin receptor blockers)
– ARB: valsartan, irbesartan, losartan, telmisartan
– Mekanisme: menghambat reseptor AngII
– Indikasi: hipertensi, gagal jantung, hipertensi dg
gangguan metabolik (sama dg ACE-I)
– Merupakan alternatif untuk pasien yang tidak
toleran dengan ACE-I
– Kontraindikasi: kehamilan, menyusui, stenosis
arteri renal bilateral, hiperkalemia (= ACE-I)
– Efek samping: angioudem (jarang)
• Tidak menimbulkan batuk kering
36
• 3. Beta blockers
– Propranolol, bisoprolol, metoprolol, atenolol,
labetalol, nebivolol
– Mekanisme: menghambat reseptor b adrenergik:
• b1 di jantung: bradikardi TD
• b1 di ginjal: sekresi renin angiotensin
– Indikasi: hipertensi, gagal jantung, aritmia, PJK
– Kontraindikasi: asma, PPOK
– Efek samping: bradikardi, bronkospasme
37
• 4. Antagonis kalsium (Ca channel blocker, CCB)
– Golongan dihidropiridin (DHP): nifedipin,
amlodipin, nicardipin, lacidipin, lecarnidipin
• Bersifat vaskuloselektif
• Mekanisme: menghambat masuknya Ca ke dalam sel
otot polos pbl darah vasodilatasi TD
– Golongan non-DHP: verapamil, diltiazem
• Bersifat kardioselektif
• Mekanisme: menghambat masuknya Ca ke dalam sel
otot dan sel konduktif jantung bradikardi TD
– Indikasi: hipertensi, PJK
38
– Kontraindikasi:
• bradikardi, gagal jantung: non-DHP
– Efek samping:
• Bradikardi: non-DHP
• Takikardi: DHP
• Hipotensi: DHP dan non-DHP
• 5. Lain-lain:
– Metildopa : obat pilihan utk hipertensi pada
kehamilan.
– Clonidin, reserpin, guanetidin
39
OBAT KARDIOVASKULER
• Hipolipidemik:
– GOLONGAN STATIN: simvastatin, atorvastatin,
pravastatin, lovastatin
– Menkanisme: Menghambat HMGCoA reduktase
menghambat sintesis kolesterol
– Indikasi: hiperkolesterolemia, PJK
– Efek samping: mialgia, miositis, rabdomiolisis, gangguan
fungsi hati
– Kontraindikasi:
• Kehamilan, gangguan fungsi hati
40
OBAT KARDIOVASKULER
• Hipolipidemik:
– GOLONGAN FIBRAT: fenofibrat, profibrat,
bezafibrat, gemfibrozil.
– Menkanisme: Meningkatkan aktivitas
lipoprotein lipase
– Indikasi: hipertrigliseridemia
– Efek samping: jarang
– Kontraindikasi:
• Kehamilan, gangguan fungsi hati
41
ANTI INFEKTIF
Penggunaan Antibotik Secara
Rasional
42
Pendahuluan
Antibiotik merupakan senjata utama
melawan penyakit yang disebaban
infeksi bakteri.
Namun, penggunaan AB yang tidak
rasional akan memberi dampak:
Seleksi mikroorganisme yang resisten.
Gangguan populasi flora normal
Meningkatnya efek samping
Pemborosan biaya
43
Contoh AB tidak Rasional
Penggunaan AB tanpa indikasi yang jelas
AB utk infeksi virus (mumps, faringitis, diare akut,
DBD)
Mengandalkan pada hasil lab tanpa dukungan
klinis yg memadai:
Penggunaan AB berdasarkan hasil Widal
Penggunaan AB utk lekositosis reaktif (nyeri kolik,
MCI, stroke,...)
44
Jenis pemakaian AB
Empirik
Sebelum ada data mikrobiologis
Definitif
Berdasarkan hasil kultur
Profilaksis:
Bedah
Non bedah
45
AB empirik
46
Penggunaan Antibiotik yang Rasional
Tepat indikasi
Tepat pemilihan jenis AB
Tepat dosis
Tepat cara pemberian
Tepat durasi pemberian
Tepat waktu pemberian
Biaya ekonomis
47
1. Tepat Indikasi
48
2. Tepat pemilihan jenis AB
Ditentukan oleh:
Etiologi
Identifikasi kuman dan uji sensiivitas
Faktor pasien
Status imun
Komorbid, disfungsi organ
Faktor obat
PK-PD
49
Etiologi
50
Etiologi
51
Faktor pasien
Fisiologi
Usia: Neonatus, anak, dewasa, geriatri
Status kehamilan
Status imun
Immunocompetent
Immuno compromized: DM, HIV, steroid jangka
panjang, imunosupresan
Komorbid
disfungsi liver, ginjal
52
Faktor Antibiotik
53
Pharmacokinetic-Pharmacodynamic (PK-PD) Parameters
• Concentration-dependent killing
CONC. Cmax Cmax/MIC required > 10 x
•Time-dependent killing
Time above MIC
MIC
Time
Time above MIC 54
Faktor lain
Faktor lokal
Pus, dapat menghambat kerja obat
pH rendah pada tempat infeksi, kondisi anaerobik
Benda asing, bahan prostetik --> pembentukan
biofilm yg sulit ditembus AB
55
ANTIBIOTIK PROFILAKSIS
56
AB Profilaksis
Non-surgical
Infeksi streptokokus pada pasien dengan riwayat PJ
Rematik
Sebelum ekstraksi gigi pada pasien dengan implan
prostetik
Profilaksis TB , PCP, pada pasien HIV
57
AB profilaksis
Surgical
Operasi bersih tercemar (clean contaminated)
profilaksis
Operasi tercemar(contaminated) treatment
Operasi khusus (jantung, mata, otak) profilaksis
58
AB profilaksis
Gunakan sefalosporin generasi 1 atau 2
(biasanya Cefazolin).
Jika dicurigai ada risiko infeksi anaerobik,
dapat ditambahkan metronidazol
Tidak dianjurkan menggunakan sefalosporin
generasi 3 atau 4.
59
AB profilaksis
60
KRITERIA GYSSEN utk KUALITAS
PEMBERIAN ANTIBIOTIK
61
Gyssen’s algorythm
62
Gyssens’ category for Quality of AB Use