Anda di halaman 1dari 27

Hasil Diskusi

Pemicu 2
Kelompok 8
Modul Sel dan Genetika
Pemicu 2
Shella, 18 tahun, seorang mahasiswi
Program Studi Kedokteran FK Untan,
sedang belajar pada malam hari
hingga dini hari. Tiba-tiba dia merasa
lemas dan lapar, sehingga kurang
konsentrasi pada saat belajar. Tidak
lama kemudian Shella makan
beberapa potong roti dan minum teh
manis. Setelah makan, dia merasa
lebih segar, dan dapat kembali
berkonsentrasi.
Klarifikasi dan Definisi

Konsentrasi : pemusatan perhatian


atau pikiran pada suatu hal
RUMUSAN
MASALAH
Bagaimana hubungan
homeostasis terhadap
kondisi tubuh manusia
pada saat lapar ?
Analisis Masalah

Lema
s
Aktivitas Kurang Penurunan Makan Peningkata
Shella, konsentras
Mekanism
kadar gula
Homeostasi
dan n kadar Segar kembali
pada malam e fisiologis s
18 Tahun hari i darah minum gula darah

Lapar
Hipotesis
Proses yang terjadi pada tubuh manusia
saat keadaan lapar adalah akibat dari
penurunan kadar gula dalam darah yang
menjadi stimulus dalam metabolisme
untuk pembentukan energi sebagai upaya
dalam mencapai homeostasis.
Kata Kunci
1 Shella, 18 Tahun

2 Tiba-tiba lemas

3 Lapar

4 Kurang Konsentrasi

5 Makan dan Minum

6 Lebih Segar
Pertanyaan Diskusi
Hasil Diskusi Pemicu 2
Homeostasis
Homeostasis, yang berasal dari kata Yunani homeo (sama)
danstasis (mempertahankan keadaan). Homeostasis mengacu
pada stabilitas, keseimbangan, atau keseimbangan dalam sel
atau tubuh.

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Homeostasis :


Banyak faktor dalam lingkungan internal yang harus di pertahankan secara
homeostasis. Faktor-faktor tersebut mencakup:

Konsentrasi Nutrien
Sel sel memerlukan
Konsentrasi O2 dan CO2
pasokan molekul nutrien
secara terus-menerus Se-sel memerlukan O2 untuk
untuk menghasilkan melakukan reaksi kimia Konsentrasi Zat Sisa
energi. pembentuk energi. CO2 yang
Se-sel memerlukan O2 untuk
dibentuk selama reaksi-reaksi
melakukan reaksi kimia
ini harus dikeluarkan sehingga
pembentuk energi. CO2 yang
tidak terbentuk asam yang
dibentuk selama reaksi-reaksi
meningkatkan keasaman
ini harus dikeluarkan sehingga
lingkungan internal.
tidak terbentuk asam yang
meningkatkan keasaman
lingkungan internal.
Homeostasis
Faktor-faktor yang mempengaruhi Hoemostasis
Konsentrasi Garam, Air,
Derajat Keasaman Volume dan Tekanan
dan Elektrolit lain
Perubahan pada derajat Konsentrasi relatif garam dan Komponen lingkungan internal
keasaman atau pH air di cairan ekstrasel yang beredar, yaitu plasma,
berpengaruh buruk pada mempengaruhi seberapa harus dipertahankan pada
fungsi sel saraf dan banyak air yang masuk/keluar volume dan tekanan darah
merusak aktivitas enzim sel maka konsentrasi yang adekuat untuk menjamin
semua sel. keduanya diatur untuk distribusi penghubung antara
mempertahankan volume sel. lingkungan eksternal dan sel
Elektrolit- elektrolit lain yang penting ini ke seluruh
berperan dalam berbagai tubuh.
fungsi vital lain.

Suhu Urea
Jika sel terlalu dingin maka Melalui ginjal dengan
funsi sel akan terlalu mengeluarkan urin. Bila lebih
melambat; dan yang lebih banyak ion hydrogen yang
buruk lagi, jika sel terlalu disekresikan dari pada ion
panas maka protein-protein bikarbonat yang disaring akan
structural dan enzimatik akan terdapat kehilangan asam dari
terganggu atau rusak. cairan ekstraseluler.
Homeostasis
Gangguan hemostasis (perdarahan abnormal) dapat
disebabkan oleh :

01 Kelainan Vaskuler

02 Trombositopenia

03 Gangguan Koagulasi

04 Gangguan Funsi Trombosit


Homeostasis
Prinsip dasar Homeostasis
Ada empat dasar yang mendasari homeostasis, yaitu:

Peran sistem saraf dalam mempertahankan


1 kesesuaian lingkungan dalam dengan kehidupan.

2 Adanya kegiatan pengendalian yang bersifat tonik.

3 Adanya pengendalian yang bersifat antagonistik.

Suatu sinyal kimia yang dapat mempunyai pengaruh


4 yang berbeda di jaringan tubuh yang berbeda.
Mekanisme Lapar, Haus, dan Kenyang
Lapar :
Otak memiliki pengaturan sendiri untuk mengatur energi yang
masuk dam keluar. Untuk menjaga keseimbangan tersebut, otak
membuat nafsu makan naik maupun turun. Ketika energi yang
dihasilkan tidak cukup untuk menunjang kegiatan yang dilakukan,
maka otak, terutama bagian hipotalamus akan dengan otomatis
menaikkan nafsu makan untuk mendapatkan lebih banyak
makanan yang masuk kemudian diubah menjadi energi.
Mekanisme Lapar, Haus, dan Kenyang
Haus :
Sebagai suatu respons yang mengandung komponen emosi, rasa
haus memiliki peran sebagai pengatur atau regulator utama dalam
memenuhi asupan cairan pada orang sehat. Meningkatnya
kekentalan darah, yang merupakan bagian dari cairan tubuh,
sebanyak 1% saja dapat memicu rasa haus .
Mekanisme Lapar, Haus, dan Kenyang
Kenyang :
Nafsu makan dan rasa lapar muncul sebagai akibat perangsangan beberapa area di
hipotalamus yang menimbulkan rasa lapar dan keinginan untuk mencari dan mendapatkan
makanan. Nukleus ventromedial pada hipotalamus berperan sebagai pusat rasa kenyang.
Pusat ini dipercaya berfungsi memberi sinyal kelaparn nutrisional yang akan menghambat
pusat nafsu makan. Pusat rasa lapar dan kenyang pada hipotalamus tersebut dipadati
oleh reseptor untuk neurotransmitter dan hormon yang mempengaruhi perilaku makan.
Hormon dan neurotransmitter tersebut terbagi atas substansi orexigenik yang
menstimulasi nafsu makan dan anorexigenik yang menghambat nafsu makan. Sinyal
yang menuju hipotalamus dapat berupa sinyal neural, hormon, dan metabolit. Informasi
dari organ viseral, seperti distensi abdomen, akan dihantarkan melalui nervus vagus ke
sistem saraf pusat.
Homeostasis
Penting Bagi Tubuh
Homeostasis diperlukan 06 Sistem Otot
bagi tubuh dikarenakan Sistem Sirkulasi 01
tubuh dapat bekerja
secara optimal dalam 07 Sistem Integumen
keadaan stabil. Sistem pencernaan 02
Kestabilan ini
dipertahankan oleh
kesebelas sistem utama 08 Sistem Imun
melalui kontribusi penting
Sistem Respirasi 03
05
dalam proses kestabilan/
homeostasis: 09 Sistem Saraf
Sistem Kemih 04

10 Sistem Endokrin
Sistem Rangka 05

11 Sistem Reproduksi
Hubungan Kadar Gula terhadap Kondisi Tubuh
Gula darah dalam tubuh berasal dari bahan bakar metabolik berupa
karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh melalui intake (makan). Karbohidrat
tersebut selanjutnya akan dirombak dalam tubuh dan akan menghasilkan
glukosa yang akan disimpan dalam darah. Peran glukosa dalam darah ini
nantinya sebagai sumber energi utama dalam tubuh dan paling esensial bagi
otak manusia. Setelah pemberian intake (makan), nutrien yang masuk akan
diserap dan masuk ke dalam darah. Selama periode ini, glukosa berlimpah
dan berfungsi sebagai sumber energi utama bagi tubuh.
Pengaruh Keadaan Lapar
terhadap Konsentrasi Seseorang
Lapar adalah tanda yang diberikan oleh otak sebagai respon bahwa gula darah
rendah seperti yang kita ketahui bahwa gula adalah sumber utama dalam proses
respirasi sel untuk menghasilkan energi sebagai proses penghasil energi dalam
tubuh kita. Ketika sel-sel dalam tubuh kita kehabisan gula sebagai sumber
pembentukan energi maka akan mengirimkan signal kepada otak. Otak sebagai
pengatur homeostasis/ kesetimbangan tubuh merespon dengan memberikan rasa
lapar, ngantuk, lemas sehingga kita kurang konsentrasi.
Mekanisme In-Take
Pengembalian Gula Darah yang Menurun
Setelah makanan dikonsumsi, komponen makanan dapat dicerna oleh
serangkaian enzim di dalam tubuh. Karbohidrat dicerna oleh amilase didalam
air liur dan amilase yang di hasilkan oleh pancreas yang bekerja di usus halus.
Disakarida diuraikan menjadi monosakarida. Sukrase mengubah sekorsa
menjadi glukosa dan fruktosa, lactase mengubah laktosa menjadu glukosa dan
galaktosa. Sel epitel usus akan menyerap monosakarida, glukosa, dan
fruktosa bebas dan dilepaskan dalam vena porta hepatica.
Proses Metabolisme yang dialami Shella
Metabolisme yang terjadi pada Shella adalah metabolise tubuh saat
mengalami kelaparan. Rasa lapar sangat dipengaruhi oleh karbohidrat
terutama karbohidrat glukosa. Karbohidrat glukosa merupakan karbohidrat
terpenting dalam kaitannya dengan penyediaan energi di dalam tubuh. Hal ini
disebabkan karena semua jenis karbohidrat baik monosakarida, disakarida
maupun polisakarida yang dikonsumsi oleh manusia akan terkonversi menjadi
glukosa di dalam hati. Glukosa ini kemudian akan berperan sebagai salah satu
molekul utama bagi pembentukan energi di dalam tubuh..
Pembentukan Energi
Glukosa dalam darah masuk lewat vena porta
hepatica kemudian masuk ke sel hati.
Selanjutnya glukosa diubah menjadi glikogen
(glikogenesis).

Glikogenesis diregulasi oleh insulin.


Pembentukan glikogen dapat terjadi di semua sel
tubuh terutama di hati dan otot (5-8 % dari
seluruh sel).

Respirasi (Okisidasi) seluler glukosa di dalam sel


dipecah secara oksidasi dengan menggunakan
molekul oksigen menjadi karbondioksida (CO2),
air (H2O), energi (ATP), dan panas.

Jika kadar oksigen tercukupi, maka asam piruvat


selanjutnya akan diubah menjadi asetilkoenzim A
(Asetil Ko-A) sehingga dapat masuk ke siklus
Kreb's.
Pembentukan Energi
Setelah menjadi asetil Ko-A kemudian masuk ke dalam siklus Kreb's dengan menghasilkan NADH
(nicotin amid dinucleotid), FAD (Flavin adenin dinucleotid), ATP (adenosin trifosfat), CO2 dan H2O.
Peristiwa ini terjadi di dalam mitokondria atau sering disebut respirasi seluler. Transport electron:
mengubah NADH dan FADH menjadi ATP di dalam membran dalam mitokondria. Satu mol glukosa
akan menghasilkan sebanyak 36 mol ATP (netto). Satu mol glukosa (180 gr glukosa) menghasilkan
686.000 kalori setara 36 ATP. Selain dari glukosa, ATP dapat dihasilkan dari pemecahan asam lemak
dan asam amino

ATP + H2O ↔ ADP + Pi + 700 Kal/mol


Mekanisme Homestasis
saat Gulah Darah Turun

Bila kadar gula darah jatuh di bawah


1
normal, maka di hepar akan terjadi proses Glikolisis merupakan tahap pertama metabolisme
karbohidrat dengan cara memecah glukosa menjadi piruvat.
glukaneogenesis. Glukosa yang dihasilkan Selanjutnya piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA dan
akhirnya asetil KoA masuk ke dalam rangkaian siklus asam
ini berasal dari asam amino dan gliserol sitrat untuk dikatabolisis menjadi energi.

sehingga kadar glukosa darah dapat 2


Glikogenolisis dilakukan jika glukosa dalam tubuh tidak
dipertahankan relatif normal, karena mencukupi kebutuhan, maka glikogen harus dipecah untuk
mendapatkan glukosa sebagai sumber energi.
mempertahankan kadar glukosa darah
3
normal penting untuk jaringan otak. Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat
tidak tersedia lagi maka tubuh akan menggunakan lemak,
asam amino atau laktat untuk pembentukkan glukosa.
Berikut proses-proses yang terjadi saat
glukosa darah menurun:
Kesimpulan
Adanya rasa lapar merupakan salah
satu proses homeostasis disaat tubuh
mengalami penurunan kadar glukosa.
Thank You
By Group 8
Referensi
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia
2. Sherwood, L. Fisiologi Manusia. Edisi 9. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2016.
3. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta
: EGC; 2014.
4. Sacher, R.A dan McPherson, R.A. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan
Laboratorium. 11th Ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2004.
5. Basundoro, Padaka Aji and Adhipireno, Purwanto (2017)
HUBUNGAN KADAR GLUKOSA DARAH TERHADAP ESTIMASI
LAJU FILTRASI GLOMERULUS PADA PASIEN DIABETES
MELITUS. Undergraduate thesis, Faculty of Medicine.
6. Hoffbrand, A.V. Alih bahasa: Setyawan Lyana. Kapita Selekta
Hematologi. Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.
7. Ahima, R. and Antwi, D. (2008). Brain Regulation of Appetite and
Satiety. Endocrinology and Metabolism Clinics of North America,
37(4), pp.811-823.)
8. Tortora, GJ & Derrickson, B. Principles of Anatomy & Physiology.
13th Edition. USA: John Wiley & Sons; 2012.
Referensi
9. Gizowski, C & Bourque, CW, The neural basis of homeostatic and
anticipatory thirst, Nature Reviews Nephrology 2018; 14:11–25.
10. Leib DE, Zimmerman CA, Knight ZA. Thirst. Curr Biol. 2016. 26(24):
R1260–R1265.
11. Fauci et al. Severe Sepsis and Septic Shock. Harison's: Principles of.
Internal Medicine 17 th. Ed. USA: The McGraw Hill Companies;2008.
12. Woods SC. The Control of Food Intake: Behavioral versus Molecular
Perspectives. Journal Cell Metab. 2009. 6: 489-498.
13. Champe PC, Harvey RA, Ferrier DR. Lippincott’s Illustrated.
Williams&Wilkins; 2005.
14. Firani, N.K. Metabolisme Karbohidrat. Malang: UB Press; 2017.
15. Campbell, N.A, J.B. Reece and L.G. Mitchell. Biologi. Alih Bahasa :
L. Rahayu, E.I.M Adil, N Anita, Andri, W.F Wibowo, W. Manalu.
Jakarta: Penerbit Erlangga;2003.

Anda mungkin juga menyukai