Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN KASUS

SKIZOFRENIA RESIDUAL
Disusun Oleh
Nama : Kartika Sari, S.Ked

Pembimbing :
dr. Hotma Marintan, Sp.KJ
dr. Dini Mirsanti, Sp.KJ

KEPANITRAAN KLINIK SMF PSIKIATRI/ILMU KEDOKTERAN JIWA


RSUD dr. DORIS SYLVANUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2019
Skizofrenia ?
Schizo = perpecahan atau bercabang
Phren = jiwa

 Skizofrenia adalah terjadinya suatu perpecahan


pikiran, perilaku, dan perasaan

Ditandai adanya penyimpangan yang fundamental dan karakteristik


dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar
(inappropriate) dan tumpul (blunted), Kesadaran jernih dan
kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, namun terjadi
kemunduran kognitif

1
Epidemiologi

Laki-laki = Insidensi : 15-


Usia: 15-45 tahun
perempuan 20/100.000/tahun

Daerah dengan insiden


tinggi: Daerah dengan
Swedia Utara, Irlandia Barat, insiden rendah :
Prevalensi : 0,5-1% Kanada, India Selatan, dan
Sri Lanka Amerika Serikat
Sri Lanka: 34/100.000/tahun

2
Etiologi

Neuro
Genetik
kimia

Hipotesis
Perkembangan Psikososial
Saraf

3
Tanda Dan Gejala
Halusinasi, 5A : Afek datar, Miskin ide, sulit
waham, perilaku alogia (miskin fokus dan
aneh (cara bicara, memusatkan
berpakaian, kemiskinan isi perhatian, dan
Gejala Positif

Gejala Negatif

Gejala Kognitif
perilaku sosial, bicara) apatis sulit dalam
agresif, perilaku (tidak ada mengingat
berulang), kemauan), sesuatu yang
gangguan pikiran anhedonia- baru atau sesuatu
formal positif asosialitas, tidak yang telah
(penyimpangan, memiliki atensi dipelajari.
tangensialitas, sosial,
inkoherensi, dan ambivalensi dan
lain-lain). avulsi

4
Tatalaksaa
Pemberian psikofarmaka: segera diberikan begitu diagnosis ditegakkan utk
mengontrol gejala-gejala pasien.

Psikofarmaka antiskizofrenia: antipsikotik generasi I (tipikal) dan antipsikotik


generasi II (atipikal).

Antipsikotik generasi I

•mengontrol gejala positif


•memblokade Dopamine pada reseptor pasca-sinaptik neuron di otak, khususnya di sistem
limbik dan sistem ekstrapiramidal (dopamine D2 receptor antagonists)

Antipsikotik generasi II

•mengatasi gejala positif maupun negatif


•dengan berafinitas terhadap dopamine D2 receptors juga terhadap serotonin 5 HT2 receptors.

5
Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Usia : 42 Tahun
Alamat : Kereng Bangkirai
Jenis kelamin : Perempuan
Status pernikahan : Janda (Riwayat menikah 3 kali)
Suku : Banjar
Agama : Islam
Pendidikan : SD (Tidak tamat, berhenti kelas 3)
Pekerjaan : Bekerja sebagai asisten RT
Tanggal anamnesis : 18 Maret 2019

6
Riwayat Psikiatri
Keluhan Utama
Kontrol obat habis

Riwayat Gangguan Sekarang


Dilakukan autoanamnesis di ruang poliklinik Jiwa RSUD dr. Doris
Sylvanus pada 18 Maret 2019 pukul 08.30 WIB
• Dari hasil observasi didapatkan kesan perempuan, roman wajah
sesuai usia, menggunakan baju gamis warna hijau tampak bersih,
berkerudung hijau tampak bersih sedikit tidak rapi, kuku tangan
pedek bersih, tidak tercium aroma tidak sedap

7
…Riwayat Psikiatri
DM : Selamat pagi bu, perkenalkan saya dokter muda Kartika Sari yang bertugas pada hari ini.
Saya mohon ijin untuk menanyakan terkait keluhan dan riwayat sakitnya ya bu. Apakah ibu
bersedia?
OS : Iya
DM : Saya mohon ijin juga ya bu, kalau ada informasi penting saya sambil mencatat
OS : Pasien mengangguk
DM : Ibu namanya siapa ?
OS : Sri Hartati
DM : Enaknya saya panggil ibunya apa ya?
OS : Sri aja
DM : Ibu Sri tadi kesininya sama siapa?
OS : Sama anak sama kakak
DM : Anak sama kakanya dimana sekarang bu, kok tidak ikut masuk?
OS : Anak saya berobat dibawah, kaka saya juga berobat (menunjuk pasien lain yang sedang
diwawanncara oleh DM lain)
DM : Oh kakanya berobat di poli jiwa juga ya bu. Tadi naik apa kesininya bu?
OS : Naik mobil
DM : Oh, jauh ya rumah bu Sri dari sini ?
OS : Iya di Kereng

8
…Riwayat Psikiatri
DM : Jauh ya.. Tadi kesininya jam berapa memangnya bu ?
OS : jam 6
DM : Ibu Sri tau sekarang sedang ada dimana ?
OS : Tau, rumah sakit doris
DM : Lalu, kalau boleh tau apa ya alasan ibu Sri datang kesini hari ini ?
OS : Mau kontrol, obatnya mau habis
DM : Oh, obanya memangnya sisa berapa bu ?
OS : Sisa buat 2 hari
DM : Obatnya Ibu Sri memangnya ada berapa macem ya bu ?
OS : 4 macem
DM : Apa ibu Sri bisa jelaskan kepada saya obat-obatnya apa saja itu ?
OS : pasien menggelengkan kepala
DM : Kalau warnanya ibu Sri ingat tidak ?
OS : pink, putih, ungu, kuning
DM : Ibu Sri minum obatnya kapan aja sih itu ?
OS : 3 tablet pagi, 1 malam
DM : Lalu, apa yang ibu rasakan selama minum obat tersebut?
OS : Tenang, enak tidur
…Riwayat Psikiatri
DM : Pernah tidak sebelumnya ibu tidak minum obat ?
OS : Pasien menggelengkan kepala
DM : Tadi ibu Sri bilang kalau minum obat tidurnya jadi enak. Bisa ibu ceritakan yang ibu maksud
dengan tidurnya jadi enak itu seperti apa ?
OS : enak aja, gk kebangun-bangun tidurnya
DM : Memangnya ibu pernah sebelumnya sulit tidur ?
OS : Iya dulu
DM : Ibu Sri kalau tidur biasanya jam berapa ?
OS : Jam 8 malem
DM : Kalau bangunnya jam berapa bu?
OS : Jam 5 pagi
DM : Lalu, kalau dulu saat sulit tidur biasanya ibu Sri tidur jam berapa ?
OS : Jam 12 lebih
DM : Keluhan sulit tidurnya sejak kapan memangnya bu Sri rasakan ?
OS : Lama dari umur 25, sekarang udah 42 tahun
DM : Lama juga ya bu. Lalu, kalau ibu dulu sulit tidur, apa yang ibu lakukan ?
OS : Ga ngapa-ngapain
DM : Selain sulit tidur, bisa ibu ceritahan keluhan lain ibu sebelumnya ?
OS : dulu suka jalan-jalan, suka ngamuk juga

10
…Riwayat Psikiatri
DM : Bisa ibu jelaskan tidak yang ibu maksud suka jalan-jalan itu seperti apa ?
OS : keluar rumah sendiri
DM : Apa memangnya alasan ibu suka keluar rumah seperti itu ?
OS : Kepalanya berat makanya dibawa jalan
DM : Lalu, ibu Sri tadi ada bilang juga dulu suka ngamuk ya. Ngamuknya bisa ibu jelaskan
seperti apa dulu ?
OS : Sering terak-teriak
DM : Pernah tidak sampai banting barang atau memukul orang, dulu bu ?
OS : Ga pernah
DM : Memangnya kalau ibu masih ingat, ibu teriak-teriak yang seperti apa sih bu dulu ?
OS : Teriak aja, soalnya ada yang bisikin, berisik
DM : Oh, jadi dulu pernah ada yang bisikin ibu gitu ya. Kenal tidak ibu dengan yang bisikinnya ?
OS : Ga kenal
DM : Apakah saat ibu dengar bisikan tersebut, ada wujud orang yang bisikinnya ?
OS : Ga ada
DM : Bisa ibu Sri jelaskan suara bisikannya itu seperti apa ?
OS : Banyak, bisa cowo bisa cewe
DM : Memangnya kalau boleh tau, apa yang mereka bisikan kepada ibu ya ?
OS : katanya aku kaya monyet, bungul

11
…Riwayat Psikiatri
DM : Pernah tidak bisikannya menyuruh ibu untuk melakukan sesuatu ?
OS : Pernah, nyuruh nyebur ke laut
DM : Lalu, kalau bisikannya menyuruh, apa yang ibu Sri lakukan saat itu ?
OS : Ga ku ikutin, makanya aku teriak
DM : Bagaimana dengan bisikannya akhir-akhir ini bu ?
OS : Masih ada, tapi sedikit
DM : Terakhir dengar kapan bu ?
OS : Lupa, 3 bulan dulu kayanya, tapi sedikit
DM : Apa yang mereka bicaran kalau yang sekarang bu ?
OS : Nyuruh bunuh
DM : Maksudnya menyuruh bunuh itu seperti apa ya bu ?
OS : Kalau ketemu orang disuruh bunuh orang itu
DM : Apa yang ibu lakukan saat disuruh seperti itu ?
OS : ga ku ikutin
DM : Lalu, sejak keluhannya muncul saat usia 25 tahun itu, ibu pernah berobat kemana saja ?
OS :Yang aku suka jalan itu, dibawa orang waktu dijalan
DM : Dibawa kemana bu saat itu ?
OS : Rumah sakit

12
…Riwayat Psikiatri
DM : Nama rumah sakitnya masih ingat bu ?
OS : Ga, di Banjar sana
DM : jauh ya bu, kok bisa sampai dibawa kesana ?
OS : Dulu sempat tinggal di Banjar
DM : Sempat dirawat waktu itu bu ?
OS : Iya
DM : Berapa lama kalau boleh tau bu ?
OS : 3 bulan
DM : Setelah itu, menurut ibu ada tidak perubahan yang ibu rasakan ?
OS : Iya ada
DM : Perubahan yang seperti apa bu ?
OS : Pasien terdiam
DM : Lalu, sejak kapan ibu yang mulai berobat disini ?
OS : Ga ingat, udah lama
DM : Tapi rutin aja ya kontrolnya ?
OS : Iya (pasien mengangguk)
DM : Kalau boleh tau sebelum kejadian yang ibu Sri suka teriak-teriak itu, ada tidak kejadian
yang membuat perasaan ibu tidak enak ?
OS : Pasien menggelengkan kepala

13
…Riwayat Psikiatri
DM : Lalu, kalau perasaan ibu akhir-akhir ini bagaimana ?
OS : Biasa ja
DM : Biasanya seperti apa ya bu, senang? sedih? takut?
OS : Senang (raut wajah pasien datar)
DM : Lalu, kegiatan ibu sehari-hari gimana ya, bisa tidak ibu ceritakan ?
OS : Kerja, nyapu, ngepel, nyapu daun, nyuci piring
DM : Terus kalau kerjaannya sudah selesai, ibu Sri ngapain lagi ?
OS : Pasien terdiam
DM : Ibu Sri sering sholat ?
OS : Pasien menggelengkan kepala
DM : Atau main ke tetangga mungkin bu ?
OS : (Pasien menggelengkan kepala) masak ja dirumah
DM : Hmm, Ibu Sri suka dirumah ya ?
OS : Iya
DM : Ibu Sri ada yang mau diceritakan lagi atau ditanyakan kah ?
OS : Pasien menggelengkan kepala
DM : Kalau begitu ngobrolnya kita sudahi dulu ya bu, terima kasih ya sudah mau ngobrol
banyak sama saya. Nanti obatnya rutin ya diminumnya, jangan sampai putus, kontrol
setiap bulan ya bu

14
…Riwayat Psikiatri
Riwayat Gangguan Sebelumnya
• Pada usia pasien 25 tahun, pasien mulai menunjukkan perubahan
perilaku seperti suka jalan jalan keluar rumah, suka teriak-teriak,
suka marah sampai mengamuk, mendengar bisikan yang
mengatakan dirinya “seperti monyet, bungul” serta menyuruh
untuk bunuh diri.
• Pada saat itu pasien dirawat di RS di Banjarmasin selama 3
bulan, dan mengalami perbaikan, obat yang diberikan pasien
tidak tau

15
…Riwayat Psikiatri
Riwayat Gangguan Sebelumnya

• Kondisi Medik Umum


Riwayat kejang, DM, Hipertensi, asma disangkal
Riwayat trauma (-)

• Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol


Pasien tidak pernah menggunakan zat psikoaktif dan alkohol
sebelumnya

16
…Riwayat Psikiatri
Riwayat Kehidupan Pribadi
• Riwayat prenatal
Tidak didapatkan informasi

• Riwayat masa kanak awal


Tidak didapatkan informasi

• Riwayat masa kanak pertengahan


Pasien diasuh oleh kedua orang tuanya, pasien mulai masuk SD
usia 7 tahun, selama sekolah pasien mampu mengikuti pelajaran
dan kegiatan di sekolah dengan baik. Pasien tidak pernah tinggal
kelas. Pasien dapat bergaul baik dengan teman-teman
sekolahnya

17
…Riwayat Psikiatri
Riwayat Kehidupan Pribadi
• Riwayat masa remaja
Pasien mulai dijodohkan oleh orang tuanya saat usia 14 tahun.
Pasien mengaku tidak senang ketika dijodohkan, namun ibu pasien
diakui galak sehingga pasien tidak berani untuk menolak.
Hubungan pasien dengan suaminya kurang harmonis saat itu. Pada
usia 17 tahun pasien kembali dijodohkan, setelah pernikahan
sebelumnya berakhir

• Riwayat dewasa muda


Pasien dapat berinteraksi dengan tetangganya, namun pasien
cenderung pribadi yang pendiam. Pada usia 25 tahun pasien mulai
menunjukkan perubahan perilaku seperti sering berbicara sendiri,
suka jalan-jalan keluar rumah, lebih sering marah sampai mengamuk

18
…Riwayat Psikiatri
Riwayat Kehidupan Pribadi
• Riwayat pendidikan
Pasien pernah bersekolah di SD yang terletak di daerah
Kapuas sampai kelas 3 SD. Setelah itu pasien mengikuti orang
tuanya pindah ke Palangka Raya. Sesampainya di Palangka
Raya pasien tidak didaftarkan untuk melanjutkan sekolahnya
oleh orang tua pasien. Selama sekolah pasien tidak pernah
tinggal kelas

• Riwayat pekerjaan
Pasien saat ini bekerja bantu-bantu kaka pasien dalam
membantu mengerjakan pekerjaan rumahnya

1
…Riwayat Psikiatri
Riwayat Kehidupan Pribadi
• Riwayat pernikahan
Pasien pernah menikah sebanyak 3 kali. Pernikahan yang
pertama saat usia 14 tahun, dijodohkan oleh orang tua,
pernikahan bertahan selama 6 bulan, dari suami pertamanya
dikaruniai 1 anak perempuan yang saat ini berusia 27 tahun,
dan tinggal bersama dengan pasien. Pernikahan kedua saat
usia 17 tahun, dijodohkan oleh orang tua, pernikahan bertahan
selama 8 tahun, dikaruniai 2 anak perempuan yang saat ini
berusia 23 dan 18 tahun, saat ini tinggal bersama ayahnya.
Pernikahan ketiga saat usia 25 tahun, atas dasar suka sama
suka, bertahan selama 4 tahun, alasan bercerai tidak dijelaskan
pasien

20
…Riwayat Psikiatri
Riwayat Kehidupan Pribadi
• Riwayat kehidupan beragama
Pasien jarang melakukan sholat dan sejak perubahan perilaku
pasien sudah tidak pernah lagi sholat

• Riwayat psikoseksual
Pasien pertama menstruasi usia 13 tahun, pasien mengaku
belum pernah pacaran dan berhubungan badan sebelum
menikah

• Riwayat pelanggaran hukum


Pasien mengaku tidak pernah melakukan pelanggaran hukum

21
…Riwayat Psikiatri
Riwayat Keluarga (Genogram)

= Laki-laki = Memiliki gg. kejiwaan

= Perempuan = Pasien
= Tinggal
= Meninggal = Bercerai serumah

22
…Riwayat Psikiatri
Situasi kehidupan sekarang
• Pasien saat ini tinggal serumah dengan anak pertama
pasien
• Pasien tinggal di kontrakan milik kaka pasien
• Pasien dapat mandiri melakukan aktivitas harian
seperti makan, mandi
• Pasien jarang melakukan interaksi dan bergaul
dengan tetangganya saat ini

23
…Riwayat Psikiatri
Persepsi pasien tentang diri dan lingkungannya
• Pasien menyadari dirinya sakit dan menyadari
membutuhkan pengobatan terkait penyakitnya
tersebut
• Kaka pasien mengetahui penyakit pasien dan selalu
membawa pasien untuk berobat bersama dirinya
setiap bulannya

24
Status Mental
Penampilan
• Perempuan, roman wajah sesuai usia, postur tubuh
mesomorfik, pakaian gamis hijau tampak bersih,
berkerudung hijau tampak bersih sedikit tidak rapi,
kuku pendek bersih, menggunakan sandal, tidak
tercium aroma tidak sedap

Perilaku dan aktivitas motorik


• Selama wawancara, pasien tampak menggenggam
kedua tangannya sambil mengelus-elus punggung
tangannya, kontak mata baik

25
…Status Mental
Pembicaraan
• Selama wawancara pasien menggunakan bahasa
indonesia dan bahasa banjar, artikulasi jelas, volume
pelan, intonasi cukup, pembendaharaan kata kurang,
konten pembicaraan sedikit

Sikap terhadap pemeriksa


• Kooperatif

Kesadaran
• Kompos mentis berubah

26
…Status Mental
Orientasi
• Waktu : baik DM : Jauh ya.. Tadi kesininya jam berapa memangnya bu ?
OS : jam 6

• Tempat : baik DM : Ibu Sri tau sekarang sedang ada dimana ?


OS : Tau, rumah sakit doris

• Orang : baik DM : Ibu Sri tadi kesininya sama siapa?


OS : Sama anak sama kakak

Mood-Afek
• Mood : Senang DM : Lalu, kalau perasaan ibu akhir-akhir ini bagaimana?
OS : Biasa ja
• Afek : Tumpul DM : Biasanya seperti apa ya bu, senang? sedih? takut?
• Keserasian : Inappropriate OS : Senang (raut wajah pasien datar)

27
…Status Mental
Proses Pikir
• Bentuk pikir : autistik
Pasien hanya menjawab ketika ditanya, jawaban
pertanyaan kadang terpotong dan sedikit
• Arus pikir : Mutism
• Isi pikir : Miskin ide, tidak ditemukan waham

28
…Status Mental
Gangguan Persepsi
• Halusinasi audiotorik DM : Memangnya ibu teriak-teriak yang seperti apa ya bu dulu ?
OS : Teriak aja, soalnya ada yang bisikin, berisik
derajat 4 DM : Kenal tidak ibu dengan yang bisikinnya ? / Saat ibu dengar
bisikan tersebut, apakah ada wujud orang yang bisikinnya ?
OS : Ga kenal / Ga ada
DM : Memangnya apa yang mereka bisikan kepada ibu ya ?
OS : katanya aku kaya monyet, bungul, nyuruh nyebur ke laut
DM : Lalu, kalau bisikannya menyuruh, apa yang ibu Sri lakukan
saat itu ?
OS : Ga ku ikutin, makanya aku teriak
DM : Bagaimana dengan bisikannya akhir-akhir ini bu ?
OS : Masih ada, tapi sedikit

Kemauan
• Pasien jarang berinteraksi dengan tetangganya
• Pasien masih dapat melakukan perawatan diri secara mandiri
saat ini, sebelumnya tidak (harus disuruh)

2
…Status Mental
Fungsi Intelektual
• Kemampuan berbahasa
Pasien bisa berbahasa Indonesia, dengan aksen
kedaerahan. Volume pelan, artikulasi jelas, intonasi cukup,
kosa kata yang digunakan sedikit, konten pembicaraan
sedikit.

• Daya ingat
Long-term : baik (pasien ingat usia ke-3 anaknya, pasien
ingat SD nya dulu)
Short-term : baik (pasien ingat dengan siapa dan naik
apa saat pasien ke RS)

30
…Status Mental
Fungsi Intelektual
• Daya konsentrasi
Pasien dapat mengeja kata “SRI” secara terbalik

• Kemampuan membaca dan menulis


Pasien mampu menulis nama dan tandatangannya
Pasien mampu membaca nama pemeriksa

• Visuospasial
Pasien mampu menggambar bentuk geometri, seperti
segitiga dan lingkaran

31
…Status Mental

Fungsi Intelektual
• Intelegensi dan daya informasi
- Pasien mampu menghitung kalkulasi 20-7
- Pasien mengetahui ibu kota dari kalimantan tengah

• Pikiran Abstrak
- Pasien mampu menjelaskan perbedaan mobil dan
motor

32
…Status Mental
Fungsi Intelektual
• Pikiran Kreatif
Pasien mampu menjelaskan cara menyapu daun yang
dimaksud pasien

• Kemampuan menolong diri


Pasien dapat melakukan perawatan diri secara
mandiri saat ini seperti mandi, makan. Namun pasien
masih belum bisa hidup mandiri, masih bergantung
pada kakanya sebagai sumber pemasukan

33
…Status Mental
Daya Nilai
• Daya nilai sosial
Baik (pasien mengetahui bahwa saat ada orang
yang terjatuh maka kita harus menolongnya)

• Uji daya nilai


Baik (pasien mengetahui bahwa suruhan bisikannya
dahulu seperti menyebur ke laut itu berbahaya)

• Penilaian Realita
Terganggu

34
…Status Mental
Pengendalian impuls
• Cukup

Tilikan (Insight)
• Derajat 6 (Pasien mengetahui tentang penyakitnya dan
menyadari membutuhkan pertolongan, serta keluarga
terdekat pasien ikut mendukung akan kesembuhan
pasien)

Taraf dapat dipercaya


• Dapat dipercaya (konfirmasi kaka pasien)

35
Pemeriksaan Diagnosis Lebih Lanjut
TTV
• TD : 110/70 mmHg
• Nadi : 92 x/m
• RR : 19 x/m
• Suhu : 36,4 C

Pemeriksaan Status Internus


• Dalam batas normal

Pemeriksaan Status Neurologis


• Dalam batas normal

36
Formulasi Diagnostik
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan
dengan pasien menurut PPDGJ III, pasien memenuhi kriteria F.20
Skizofrenia, yang ditemukan pada pasien yaitu :
• Sedikitnya 1 gejala jelas
- Halusinasi audiotorik (+), pasien sering mendengar suara yang
membicarakan tentang dirinya
• Atau sedikitnya 2 gejala
- Halusinasi yang menetap dari panca indera
- Gejala negatif (+)  (sikap apatis, bicara jarang, respon
emosional menumpul, penarikan diri dari sosial)
- Gejala-gejala tersebut telah berlangsung selama kurun waktu 1 bulan
atau lebih
- Terjadi perubahan perilaku yang bermakna

37
Formulasi Diagnostik
Pasien memenuhi kriteria penegakan diagnosis F.20.5
Skizofrenia residual, karena ditemukan pada pasien yaitu :
- Gejala negatif menonjol (afek menumpul, miskin ide,
ketiadaan inisiatif, kinerja sosial buruk, aktivitas menurun)
- Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik di masa
lampau  Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
- Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu 1 tahun dimana
intensitas dan frekuensi gejala positif telah berkurang
(minimal)
- Tidak didapatkan dementia atau gangguan otak organik
lain, depressi kronis

38
Diagnosis Banding
• Depresi pasca skizofrenia
• Skizoafektif tipe depresif

3
Evaluasi Multi Aksial
Aksis I : F.20.5 Skizofrenia residual
Aksis II : Ciri kepribadian paranoid
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial
(pasien jarang berinteraksi dengan
tetangganya)
Aksis V : GAF scale on admission 70-61
GAF terbaik 1 tahun terakhir 70-61

40
Formulasi Etiologi
Faktor Perpetuasi
faktor Predisposisi Faktor Presipitasi
Etiologi (membuat selalu
(kecenderungan) (mempercepat)
ada)
Biologi Kakak pasien mengalami
gangguan serupa
Psikologi Dijodohkan dua kali oleh Anak ke-2 dan ke-3
orang tuanya sejak usia belia tidak tinggal
bersama pasien
Putus sekolah

Interpersonal Pribadi pasien cenderung Jarang berinteraksi


pendiam dengan lingkungan
sosial
Sistem medik

41
Prognosis
Yang memperingan Yang memperberat

Pengobatan teratur Onset muda (+)


Terdapat jaminan kesehatan Sifat kronis (+)
Kepribadian pre-psikotik baik Faktor pencetus tidak jelas
Riwayat skizofrenia tipe paranoid Terdapat faktor keturunan
Status pernikahan bercerai 3 x
Status sosio ekonomi rendah

Kesan : Dubia ad bonam

42
Recana Penatalaksanaan
• Farmakologi
Risperidon tab 1 mg (1-0-1)
Chlorpromazin tab 100 mg (0-0-1)

• Non-Farmakologi
- Memberi edukasi kepada anak pasien bahwa penyakit yang
diderita ibunya bersifat berkepanjangan sehingga diperlukan
dukungan dari setiap anggota keluarga
- Beritahukan pasien dan libatkan keluarga didalamnya terkait
kerutinan minum obat agar dapat mencegah kekambuhan
dikemudian hari
- Beri motivasi pasien untuk dapat mengembalikan fungsi sosial dan
pekerjaannya sebaik mungkin

43
Diskusi Terapi
• Risperidon sebagai anti-psikosis atipikal diberikan karena
pasien menunjukkan gejala negatif yang lebih menonjol.
Sesuai mekanismenya yang berafinitas terhadap dopamin
D2 reseptor serta serotonin-dopamine antagonist sehingga
efektif untuk gejala negatif dibandingkan dengan anti
psikotik tipikal.
• Chlorpromazin diberikan untuk dimanfaatkan efek
sedasinya yang tinggi, agar pasien dapat beristirahat pada
malam hari. Sebagai anti-psikosis tipikal chlorpromazin juga
dapat membantu untuk mengurangi gejala positif pada
pasien yang minimal dirasakan pasien.

44
Diskusi Terapi

44
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai