Anda di halaman 1dari 14

MUHAMMADIYAH DAN IBADAH SOSIAL

NAMA KELOMPOK 11:


 RITA ABDUL KADIR
JUSNIWATI PUWA
NURAIN LAILATURRAHMATIYAH LAYA
SRI WAHYUNI IDRIS
NURMELIANI BOUTI
RIAN S HUNGGOLA
CINTIA PUHI
Monalisa mohammad
muhammadiyah
PENGERTIAN :
Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang melaksanakan dakwah
dan tajdid untuk terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya. Sebagai gerakan dakwah, Muhammadiyah mengajak
umat manusia untuk memeluk agama Islam (da’wah ila al-Khair),
menyuruh pada yang ma’ruf (al-amr bi al-ma’ruf), dan mencegah
dari yang munkar (al-nahy ‘an al-munkar) {QS. Ali Imran/3:
104}, sehingga hidup manusia selamat, bahagia, dan sejahtera di
dunia dan akhirat.
Hal-hal yang berkaitan dengan paham agama dalam Muhammadiyah
secara garis besar dan pokok-pokoknya ialah sebagai berikut:

1) Agama, yakni Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad


S.A.W. ialah apa yang diturunkan Allah dalam Alquran dan yang
disebut dalam Sunnah maqbulah , berupa perintah-perintah,
larangan-larangan, dan petunjuk-petunjuk untuk kebaikan manusia
di dunia dan akhirat (Kitab Masalah Lima, Al-Masail Al-Khams
tentang al-Din).
2) Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah
yang diwahyukan kepada para Rasul-Nya sejak Nabi Adam, Nuh,
Ibrahim, Musa, Isa, dan seterusnya sampai kepada Nabi
Muhammad S.A.W., sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada
umat manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup
materiil dan spirituil, duniawi dan ukhrawi (Matan Keyakinan dan
Cita-cita Hidup Muhammadiyah/MKCHM butir ke-2).
3) Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi
bidang-bidang: (a) ‘Aqidah; Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam
yang murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid’ah dan khurafat, tanpa
mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam; (b) Akhlaq; Muhammadiyah
bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlaq mulia dengan berpedoman kepada ajaran-
ajaran Alquran dan Sunnah Rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia;
(c) ‘Ibadah; Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ‘ibadah yang dituntunkan oleh
Rasulullah S.A.W.
4) Islam adalah agama untuk penyerahan diri semata-mata karena Allah, agama semua
Nabi, agama yang sesuai dengan fitrah manusia, agama yang menjadi petunjuk bagi
manusia, agama yang mengatur hubungan dengan Tuhan dan hubungan manusia
dengan sesama, dan agama yang menjadi rahmat bagi semesta alam. Islam satu-
satunya agama yang diridhai Allah dan agama yang sempurna. (Pedoman Hidup
IslamiWarga Muhammadiyah/PHIWM, bab Pandangan Islam Tentang Kehidupan).
5) Bahwa dasar muthlaq untuk berhukum dalam agama Islam adalah
Alquran dan Sunnah. Bahwa di mana perlu dalam menghadapi soal-
soal yang telah terjadi dan sangat dihajatkan untuk diamalkannya,
mengenai hal-hal yang tak bersangkutan dengan ‘ibadah mahdhah
padahal untuk alasan atasnya tiada terdapat nash sharih dalam Alquran
dan Sunnah maqbulah , maka dipergunakanlah alasan dengan jalan
ijtihad dan istinbath dari nash yang ada melalui persamaan ‘illat,
sebagaimana telah dilakukan oleh ‘ulama salaf dan Khalaf (Kitab
Masalah Lima, Al-Masail Al-Khams tentang Qiyas).
6) Muhammadiyah dalam memaknai tajdid mengandung dua
pengertian, yakni pemurnian (purifikasi) dan pembaruan (dinamisasi)
(Keputusan Munas Tarjih di Malang).
pokok-pokok utama pikiran Muhammadiyah antara lain:
1. Tidak mengikatkan diri kepada suatu madzhab, tetapi pendapat
madzhab dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menetapkan
hukum.
2. Berprinsip terbuka dan toleran dan tidak beranggapan bahwa hanya
MajlisTarjih yang paling benar. Koreksi dari siapa pun akan diterima
sepanjang diberikan dalil-dalil yang lebih kuat. Dengan demikian,
MajlisTarjih dimungkinkan mengubah keputusan yang pernah
ditetapkan.
3. Ibadah ada dua macam, yaitu ibadah khusus, yaitu apa yang telah
ditetapkan Allah akan perincian-perinciannya, tingkah dan cara-
caranya yang tertentu, dan ibadah umum, yaitu segala perbuatan yang
dibolehkan oleh Allah dalam rangka mendekatkan diri kepadaNya.
4. Dalam bidang ibadah yang diperoleh ketentuan-ketentuannya
dari Alquran dan Sunnah, pemahamannya dapat menggunakan
akal sepanjang diketahui latar belakang dan tujuannya.
Meskipun harus diakui bahwa akal bersifat nisbi, sehingga
prinsip mendahulukan nash daripada akal memiliki kelenturan
dalam menghadapi perubahan.
5. Bidang Akhlak
Mengingat pentingnya akhlaq dalam kaitannya dengan
keimanan seseorang, maka Muhammadiyah sebagai gerakan
Islam juga dengan tegas menempatkan akhlaq sebagai salah satu
sendi dasar sikap keberagamaannya. Dalam Matan Keyakinan
dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
IBADAH SOSIAL
DEFINISI :
Di dalam Islam, ibadah sosial lebih dikenal dengan istilah muamalah
atau hubungan antara seorang muslim dengan lingkungan sekitarnya.
Seorang muslim yang baik, dalam melakukan hubungan muamalah juga
tetap mengacu kepada ketentuan syari’ah agamanya.
 Dalam Islam, ada dua kategori ibadah, yaitu ibadah shirah (ibadah
individual) dan ibadah muta'adiyah (ibadah sosial). Ibadah shirah adalah
ibadah yang manfaatnya hanya dirasakan oleh pelakunya, seperti ibadah
shalat, puasa, dan haji.
 Sedangkan ibadah muta'adiyah adalah ibadah yang manfaatnya dirasakan
oleh pelakunya dan dirasakan pula oleh orang lain, seperti
mengeluarkan zakat, menyantuni anak yatim, dan menyedekahkan
harta kepada fakir miskin.
Ada beberapa jenis ibadah sosial yang bisa secara mudah
dilakukan oleh seorang muslim, beberapa diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Sedekah
Sedekah merupakan salah satu jenis ibadah sosial yang
menyangkut antara hubungan seorang manusia dengan
manusia. Ibadah yang dilakukan memberikan nilai
kemanfaatan bagi orang yang mendapatkan sedekah.
2. Zakat
Zakat juga menjadi salah satu bentuk ibadah sosial. Zakat hampir
sama dengan sedekah, bedanya hanya pada hukum pelaksanaanya
serta ukuran-ukuran yang ditetapkan berdasarkan jenis benda
yang dizakatkan.
Allah SWT. berfirman dalam Al-Qur’an :
.َِِ ‫َ ِِد ْيِد ُْال ِِقَا‬
ََ ََ ‫َّةً َوا ْْلَ ُُمواََََّّْالل‬
َّ ‫ظَلَ ُُمواْ ِِن ُُ ُْمََا‬ َ َ‫ص ْيبَنَّالَّ ِذ ْين‬ ِ ُ ‫ َواتَّقُواْ ِفتْنَةًالَّت‬
“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus
menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan
ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (QS. Al-Anfal :
25)
َْ ُ‫س ِيئَاتِ ُُ ُْم َويَ ْغ ِف ْرلَ ُُ ُْم َوالل ََُ َذ‬
‫وال‬ َ ‫جَِ ْللَّ ُُ ُْمفُ ْرقَاَّا ً َويُ َُ ِف ْر َْن ُُ َُْم‬ َْ َ‫ يَاََيُّ ََاالَّ ِذ ْينَآ َ َِنُواْ ِإ َّْتَتَّقُواْالل ََي‬
.‫فَض ِِْل ْلَِ ِظي َِْم‬
“Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah,
Kami akan memberikan kepadamu Furqaan. Dan kami akan
jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni
(dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar”.
(QS. Al Anfal: 29)
Dua ayat di atas menyiratkan kepada kita untuk senantiasa
bertaqwa, menjaga diri dari hal-hal yang mendatangkan dosa
dan membawa kita kepada siksaan yang pedih. Menyerukan
kepada kita untuk menghindari segala macam bentuk
kezaliman baik dari perbuatan maupun perkataan kita yang
tidak membawa kemaslahatan bagi umat manusia, yang hal itu
bila disimpulkan merupakan bentuk utuh dari yang
dinamakan ibadah sosial atau muamalah atau ibadah
ghairumahdhah.
Di dalam Islam, ibadah sosial lebih dikenal dengan istilah
muamalah atau hubungan antara seorang muslim dengan
lingkungan sekitarnya. Seorang muslim yang baik, dalam
melakukan hubungan muamalah juga tetap mengacu kepada
ketentuan syari’ah agamanya. Perbedaannya hanyalah kepada
objek ia melakukan ibadah. Ibadah sosial menyangkut
hubungan antara manusia dengan manusia dalam rangka
mencari keridhaan dari Allah SWT. Melalui interaksi
hubungan antara sesama manusia tersebut, seorang hamba
berharap bisa mendapatkan pahala dari amal ibadah sosial
yang telah dilakukannya.
 Permasalahan sosial kemiskinan yang ada saat ini salah satunya
adalah karena tidak berjalannya ibadah sosial zakat tersebut di
tengah masyarakat khususnya ummat Islam. Zakat mal
merupakan salah satu zakat yang sangat efektif untuk
menyelesaikan berbagai persoalan kemiskinan negara-negara
Islam.
 Membangun hubungan yang baik dengan tetangga dan
masyarakat merupakan bentuk-bentuk lain dari ibadah sosial.
Segala macam bentuk interaksi sosial yang diniatkan semata-mata
untuk mencari keridhaan Allah SWT, maka hal tersebut bisa
bernilai ibadah. Ibadah sosial menjadi bukti bahwa Islam adalah
agama yang memberi rahmat bagi kemaslahatan seluruh alam.

Anda mungkin juga menyukai