Anda di halaman 1dari 40

MATA KULIAH

PERENCANAAN BANGUNAN
PENGOLAH AIR LIMBAH

Disiapkan oleh :
Dr. DAVID ANDRIO, ST, M. Si
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU
SUB KOMPETENSI DAN MATERI PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran:
 Mampu menggabungkan ilmu pengetahuan dasar dan menguasai IPTEK di bidang
air limbah domestik, dengan mengumpulkan dan menggabungkan data untuk
perencanaan pendahuluan dan perencanaan rekayasa rinci BPAL untuk suatu
kawasan permukiman dalam perkotaan

 KOMPETENSI :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan siklus perencanaan, peraturan/ standard yang berlaku, dan
pemilahan opsi Satuan Proses/Satuan Operasi sesuai dgn konstituen pencemar air limbah
domestik,
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tahap-tahap Perencanaan Pendahuluan BPAL serta
menerapkannya dengan menganalisis data perencanaan dalam suatu kawasan permukiman
dalam perkotaan,
3. Mahasiswa mampu menjelaskan secara cerdas dan kreatif opsi teknologi yang harus dipilih untuk
pengolahan air limbah domestik maupun industri,
SUB KOMPETENSI DAN MATERI PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran:
 Mampu menggabungkan ilmu pengetahuan dasar dan menguasai IPTEK di bidang air limbah domestik,
dengan mengumpulkan dan menggabungkan data untuk perencanaan pendahuluan dan perencanaan
rekayasa rinci BPAL untuk suatu kawasan permukiman dalam perkotaan

 KOMPETENSI :
4. Mahasiswa mampu menjelaskan dan menerapkan Perencanaan Detail Unit-unit Tahap
Pengolahan Fisik,
5. Mahasiswa mampu menjelaskan dan menerapkan Perencanaan Detail Unit-unit Tahap
Pengolahan Biologis Aerobik, Anaerobik dan Anoksik Sistem Tersuspensi dan Terlekat
6. Mahasiswa mampu menjelaskan dan menerapkan Perencanaan Detail Unit-unit Tahap
Pengolahan Lumpur Secara Aerobik dan Anaerobik, dan
7. Mahasiswa mampu mengintegrasi ilmunya dengan menganalisis aplikasi BPAL untuk suatu
kawasan di lapangan serta mengusulkan perencanaan alternatif secara lebih baik dengan kreatif
SUB KOMPETENSI DAN MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PERKULIAHAN I:
Siklus Perencanaan, Karakteristik Air Limbah, Alternatif Teknologi

Pengolahan Air Limbah Domestik

Assessment
Home work, tugas harian dan asistensi
SIKLUS PERENCANAAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

MASTER PLAN FEASIBILTY STUDI

PRELIMINARY STUDY
OPERATION &
MAINTENANCE DETAIL ENGINEERING DESIGN

TENDER
COMISSIONING/
START UP CONSTRUCTION

TAHAPAN-TAHAPAN YANG PADA PERENCANAAN AIR LIMBAH


ATAU PROYEK PADA UMUMNYA
1. PERENCANAAN
Definisi : proses kegiatan untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan secara menyeluruh dan
terpadu terkait dengan aspek fisik dan aspek non fisik

Perencanaan SPALD terdiri atas:


1. rencana induk (master plan);
2. studi kelayakan; dan
3. perencanaan teknik terinci (Hal 41, Lampiran II).
1. PERENCANAAN
I. Rencanainduk :
A. PERIODE PERENCANAAN
Rencana Induk penyelenggaraan SPALD harus direncanakan untuk periode perencanaan 20 (dua puluh)
tahun, ditetapkan oleh Menteri, Gubernur, dan Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya.
Periode perencanaan dalam penyusunan Rencana Induk dibagi menjadi 3 (tiga) tahap perencanaan,
meliputi:
1. Perencanaan Jangka Panjang
Perencanaan penyelenggaraan SPALD jangka panjang merupakan rangkaian dari keseluruhan
penyelenggaraan di sektor air limbah domestik untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun.
2. Perencanaan Jangka Menengah
Perencanaan penyelenggaraan SPALD jangka menengah merupakan penjabaran dari perencanaan
jangka panjang untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.
3. Perencanaan Jangka Pendek
Perencanaan penyelenggaraan SPALD jangka pendek merupakan penjabaran dari perencanaan SPALD
jangka menengah yang sifatnya mendesak untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
1. PERENCANAAN
I.Rencana induk :
B. PENINJAUAN ULANG RENCANA INDUK
Peninjauan ulang Rencana Induk SPALD dapat dilakukan setiap 5 (lima) tahun. Apabila RPJPD dan/atau RTRW mengalami
perubahan, maka Rencana Induk SPALD perlu ditinjau ulang.

C. KLASIFIKASI RENCANA INDUK


1. Rencana Induk SPALD Kabupaten/Kota
Rencana Induk SPALD Kabupaten/Kota mencakup penyelenggaraan SPALD-T dan/atau SPALD-S yang terdapat di dalam
satu wilayah Kabupaten/Kota. Rencana Induk disusun berdasarkan kecamatan, pulau yang berpenghuni dan/atau pulau
sebagai destinasi wisata.
2. Rencana Induk SPALD Lintas Kabupaten/Kota
Rencana Induk SPALD lintas Kabupaten/Kota mencakup penyelenggaraan SPALD-T dan/atau SPALD-S yang terdapat di
dalam lebih dari satu wilayah Kabupaten/Kota dalam satu provinsi. Rencana Induk disusun berdasarkan wilayah
Kabupaten/Kota yang masuk dalam wilayah perencanaan regional.
3. Rencana Induk SPALD Lintas Provinsi
Rencana Induk SPALD lintas Provinsi mencakup penyelenggaraan SPALD-T dan/atau SPALD-S yang terdapat di dalam
lebih dari satu wilayah Kabupaten/Kota serta di dalam lebih dari satu Provinsi. Rencana Induk disusun berdasarkan
wilayah Kabupaten/Kota dalam suatu Provinsi yang masuk dalam wilayah perencanaan regional.
1. PERENCANAAN
I. Rencana induk :
B. PENINJAUAN ULANG RENCANA INDUK
Peninjauan ulang Rencana Induk SPALD dapat dilakukan setiap 5 (lima) tahun. Apabila RPJPD dan/atau RTRW mengalami perubahan, maka
Rencana Induk SPALD perlu ditinjau ulang.

C. PENINJAUAN ULANG RENCANA INDUK


1. Rencana Induk SPALD Kabupaten/Kota
Rencana Induk SPALD Kabupaten/Kota mencakup penyelenggaraan SPALD-T dan/atau SPALD-S yang terdapat di dalam satu wilayah
Kabupaten/Kota. Rencana Induk disusun berdasarkan kecamatan, pulau yang berpenghuni dan/atau pulau sebagai destinasi wisata.
2. Rencana Induk SPALD Lintas Kabupaten/Kota
Rencana Induk SPALD lintas Kabupaten/Kota mencakup penyelenggaraan SPALD-T dan/atau SPALD-S yang terdapat di dalam lebih dari satu
wilayah Kabupaten/Kota dalam satu provinsi. Rencana Induk disusun berdasarkan wilayah Kabupaten/Kota yang masuk dalam wilayah
perencanaan regional.
3. Rencana Induk SPALD Lintas Provinsi
Rencana Induk SPALD lintas Provinsi mencakup penyelenggaraan SPALD-T dan/atau SPALD-S yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah
Kabupaten/Kota serta di dalam lebih dari satu Provinsi. Rencana Induk disusun berdasarkan wilayah Kabupaten/Kota dalam suatu Provinsi
yang masuk dalam wilayah perencanaan regional.
4. Rencana Induk SPALD Kepentingan Strategis Nasional
Rencana Induk SPALD Kepentingan Strategis Nasional mencakup penyelenggaraan SPALD-T dan/atau SPALD-S pada daerah perbatasan,
pulau-pulau terluar, dan Daerah tertentu untuk menjaga kepentingan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
1. PERENCANAAN
I. Rencana induk :
D. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN RENCANA INDUK
1. Maksud
Maksud penyusunan Rencana Induk agar Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah memiliki
pedoman dalam penyelenggaraan SPALD berdasarkan perencanaan yang efektif, efisien,
berkelanjutan, dan terpadu dengan sektor terkait lainnya.
2. Tujuan
Tujuan penyusunan Rencana Induk agar Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah memiliki Rencana
Induk penyelenggaraan SPALD yang terarah, terpadu, sistematis, sesuai karakteristik lingkungan dan
sosial ekonomi masyarakat, serta tanggap terhadap kebutuhan pemangku kepentingan (pemerintah,
swasta, pelaku usaha, dan/atau masyarakat).
1. PERENCANAAN
I. Rencana induk :
E. KEDUDUKAN RENCANA INDUK
Penyusunan Rencana Induk SPALD untuk daerah mengacu pada pengembangan wilayah (RTRW dan
RDTR) dan rencana pembangunan daerah (RPJPD dan RPJMD) sesuai peraturan perundang-
undangan.

Penyusunan Rencana Induk SPALDuntuk kepentingan strategis nasional merujuk pada pengembangan
wilayah nasional (RTRWN dan RTR-KSN) dan rencana pembangunan nasional (RPJPN dan RPJMN)
sesuai peraturan perundang-undangan.

Kedudukan Rencana Induk SPALD berada dibawah kebijakan spasial di masing-masing daerah baik
Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Rencana Induk berfungsi sebagai petunjuk teknis dalam
penyusunan strategi penyelenggaraan SPALD per kawasan dan menjadi rujukan dalam penyusunan
rencana program investasi infrastruktur.
1. PERENCANAAN
I. Rencana induk :
E. KEDUDUKAN RENCANA INDUK

DETAIL DAPAT DILIHAT PADA


LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PEKERJAAN
UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR
04/PRT/M/2017
TENTANG
PENYELENGGARAAN SISTEM PENGELOLAAN
AIR LIMBAH DOMESTIK
I. Rencana Induk
1. PERENCANAAN
II. STUDI KELAYAKAN
A. Definisi
Studi kelayakan pengembangan SPALD adalah suatu studi untuk mengetahui tingkat kelayakan usulan
pembangunan SPALD di suatu wilayah pelayanan ditinjau dari aspek kelayakan teknis, keuangan dan
ekonomi.
Studi kelayakan pengembanganSPALD wajib disusun berdasarkan:
1. Rencana Induk pengembangan SPALD yang telah ditetapkan;
2. rencana program pengembangan SPALD pada Zona Prioritas; dan
3. kegiatan pengembangan SPALD pada Zona Prioritas.

Bagi Kabupaten/Kota yang belum terdapat Rencana Induk SPALD, studi kelayakannya disusun berdasarkan
Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK).
B. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN
Maksud penyusunan studi kelayakan pengembangan SPALD yaitu agar Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah memiliki acuan teknis dalam melaksanakan perencanaan pengembangan SPALD berdasarkan hasil
pengkajian teknis, keuangan, ekonomi dan lingkungan terhadap kegiatan pengembangan SPALD.
1. PERENCANAAN
II. STUDI KELAYAKAN
B. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN
Tujuan penyusunan studi kelayakan Pengembangan SPALD yaitu:
1. pelayanan air limbah domestik yang kontinu;
2. perlindungan permukiman dari pencemaran air limbah domestik;
3. pengolahan air limbah domestik untuk memenuhi baku mutu efluen air limbah domestik;
4. teridentifikasinya lembaga dan SDM dalam menyelenggarakan SPALD;
5. pelayanan air limbah domestik yang terjangkau oleh masyarakat atau pengguna layanan;
6. teridentifikasinya risiko lingkungan dan rencana tindak mitigasi terhadap risiko lingkungan dari
kegiatan pengembangan SPALD; dan
7. teridentifikasinya biaya dan sumber biaya dalam menyelenggarakan SPALD.
1. PERENCANAAN
II. STUDI KELAYAKAN
B. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN
Tujuan penyusunan studi kelayakan Pengembangan SPALD yaitu:
1. pelayanan air limbah domestik yang kontinu;
2. perlindungan permukiman dari pencemaran air limbah domestik;
3. pengolahan air limbah domestik untuk memenuhi baku mutu efluen air limbah domestik;
4. teridentifikasinya lembaga dan SDM dalam menyelenggarakan SPALD;
5. pelayanan air limbah domestik yang terjangkau oleh masyarakat atau pengguna layanan;
6. teridentifikasinya risiko lingkungan dan rencana tindak mitigasi terhadap risiko lingkungan dari
kegiatan pengembangan SPALD; dan
7. teridentifikasinya biaya dan sumber biaya dalam menyelenggarakan SPALD.
1. PERENCANAAN
II. STUDI KELAYAKAN
C. KLASIFIKASI STUDI KELAYAKAN
Studi kelayakan pengembanganSPALD dapat berupa :
1. Studi Kelayakan
Studi kelayakan merupakan kajian kelayakan teknis, keuangan, dan ekonomi serta analisis
risiko lingkungan terhadap suatu kegiatan pengembangan sebagian atau seluruh komponen
SPALD, dengan cakupan layanan penduduk lebih dari 100.000 (seratus ribu) jiwa
2. Justifikasi Teknis dan Biaya
Justifikasi teknis dan biaya adalah kajian kelayakan teknis dan keuangan terhadap suatu
kegiatan pengembangan sebagian atau seluruh komponen SPALD, dengan cakupan layanan
kurang dari 100.000 (seratus ribu) jiwa.
1. PERENCANAAN
C. KLASIFIKASI STUDI KELAYAKAN
Tahap 1. Persiapan penyusunan Studi Kelayakan SPALD
1) Pembentukan tim penyusun studi kelayakan SPALD.
2) Penyamaan persepsi dan orientasi dalam penyusunan
studi kelayakan SPALD.
Tahap 2. Pengkajian kelayakan teknis
Tahap 3. Pengkajian Lingkungan
Tahap 4. Pengkajian kelayakan keuangan dan ekonomi
Pengkajian kelayakan keuangan dilaksanakan untuk
mendapatkan gambaran proyeksi keuntungan keuangan
terbaik bagi penyelenggara dalam jangka waktu tertentu.

Tahapan Penyusunan Studi Kelayakan SPALD


1. Master Plan (Rencana Induk)
 merencanakan progam pengembangan di masa depan dari suatu unit BPAL
 Master plan untuk proses pengolahan sebaiknya diupadate secara periodic untuk pengembangan-
pengembangan yang diperlukan sebagai akibat perubahan sistem persyaratan yang ditetapakan
(baku mutu kualitas), umur fasiltas PAL
 Hal yang utama dari sebuah Master Plan sebaiknya meliputi :
a. identifikasi komponen sistem saat ini dan area pelayanan
b. Proyeksi jangka panjang area yang akan dilayani sistem PAL, dapat 30-50 tahun.
unit proses pengolahan pada fase awal design 10-25 thn, pompa dan chemical feed systems
10-15 thn
c. Merencanakan proses dan periode fasilitas pengolahan limbah :
Rencana lokasi dan fasilitas, dampak lingkungan, biaya konstruksi, O&M
d. Kebutuhan-kebutuhan yang terkait dengan operasi sistem
2. Feasibility Studies (Studi Kelayakan)
Studi kelayakan merupakan kajian yang dibuat sebagai penilaian awal
terhadap kelayakan suatu proyek perencanaan untuk dapat dilaksanakan.
Aspek penilaian meliputi:
1. Kelayakan aspek teknis teknologi :
kemudahan dan kehandalan konstruksi, kualitas bahan yang baik, kemudahan operasi
dan pemeliharaan, kemudahan suku cadang, jaminan kinerja alat/bahan sesuai
spesifikasi teknis
 menganalisis parameter-parameter limbah cair (sumber limbah cair, karakteristiik limbah
cair, proses pengolahan yang diusulkan ) agar dapat memenuhi standar kulitas air buangan;
 Pengembangan beberapa alternative pengolahan, yang disajikan secara jelas dan akan
dipilih alternatif yang terbaik oleh tim teknik;
 alternatif pilihan adalah alternatif yang terbaik ditinjau dari beberapa aspek yang
mempengaruhi lokasi daerah perencanaan yang meliputi potensi, demografi, sosio
ekonomi, operasional dan pelayanan, sistem dan kebutuhan lainnya;
2. Feasibility Studies (Studi Kelayakan)
2. Kelayakan aspek ekonomi dan finansial:
A. Ekonomi
 meliputi Economic Internal Rate of Return (EIRR) : adalah suatu tingkat manfaat
ekonomis suatu proyek
 Economic Benefit Cost Ratio (EBCR) : membandingkan manfaat dan total biaya yang
telah dikeluarkan

B. Finansial atau keuangan:


 kelayakan proyek dengan parameter Net Present Value (NPV) : adalah menghitung
selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan
kas.
 Internal Rate of Return (IRR) : adalah menghitung tingkat bunga yang sama dengan nilai
sekarang pada penerimaan kas di masa mendatang
 Payback Period : perhitungan tingkat pengembalian investasi yang didapat
2. Feasibility Studies (Studi Kelayakan)
3. Kelayakan aspek hukum dan kelembagaan :
meliputi rencana pengembangan organisasi dan sumber daya manusia untuk
dapat operasi dan perawatan pengelolaan Bangunan Pengolah Air Limbah

4. Kelayakan aspek social dan budaya :


meliputi penerimaan masyarakat dan potensi konflik pengolahan air limbah serta
penggunaan lahan serta meliputi dinamika budaya setempat.

5. Kelayakan aspek dampak lingkungan :


meliputi dampak negatif dan positif pada lingkungan, baik pada saat pelaksanaan
pembangunan maupun pada saat pengoperasian.
Pengkajian kelayakan lingkungan harus dilakukan pada tahap prakonstruksi, saat
pelaksanaan konstruksi, pasca konstruksi dan terhadap keterkaitan lainnya
3. Preliminary studies

1. Menentukan perioda design


2. Komponen limbah cair (Debit limbah cair & Karakteristik
limbah cair)
3. Membuat diagram alir proses
4. Menghitung awal unit-unit proses : dimensi secara umum
5. Menghitung kesetimbangan massa
6. Mempertimbangkan tata letak BPAL
7. Mengevaluasi profil hidrolis
3. Preliminary studies
Design capacity  Prasyarat utama untuk memulai mendesign fasilitas
pengolahan limbah cair, fungsi dari DEBIT :
I. Pemilihan perioda design, periode yang umum dan praktis digunakan
3. Preliminary studies
II. Components of Wastewater :
1. Domestic or sanitary wastewater. Wastewater discharged from
residences, commercial (e.g., banks, restaurants, retail stores), and
institutional facilities (e.g., schools and hospitals).
2. Industrial wastewater. Wastewater discharged from industries (e.g.,
manufacturing and chemical processes).
3. Infiltration and inflow (I/I). Water that enters the sewer system from
groundwater infiltration and storm water that enters from roof drains,
foundation drains, and submerged manholes.
4. Storm water. Runoff from rainfall and snow melt.
3. Preliminary studies
III. Variability of Wastewater Flow Rates :
1. Variation of Domestic Wastewater Flows : dapat berubah menurut
musim, hari-hari dalam seminggu, jam-jam dalam sehari.
2. Variation of Infiltration Flows, tergantung tipe tanah

IV. WASTEWATER CHARACTERISTICS :


1. Physical Characteristics of Domestic Wastewater.
2. Chemical Characteristics of Domestic Wastewater
3. MICROBIOLOGICAL QUALITY
3. Preliminary studies
IV. WASTEWATER CHARACTERISTICS :
Physical quality
PARAMETER DESKRIPSI
Temperatur air limbah sedikit lebih tinggi. Dibandingkan temperatur air
TEMPERATUR
biasa, sangat dipengaruhi oleh adanya aktifitas mikrobiologis, kelarutan gas
dan viskositas
Air limbah yang baru umumnya berwarna abu-abu muda, sedangkan air
WARNA
limbah dari septic tank umumnya berwarna hitam / lebih gelap. Semakin
gelap warna  semakin kuat air limbah

Air limbah yang baru, biasanya didominasi bau sabun / lemak, sedangkan
BAU
air limbah yang sudah lama / dari septic tank lebih kuat baunya (akibat
adanya produk-produk hasil penguraian, misal ; H2S )

Kekeruhan pada air limbah disebabkan oleh kandungan SS. Semakin tinggi
KEKERUHAN
kekeruhan, semakin kuat air limbah tersebut
3. Preliminary studies
Chemical quality
PARAMETER DESKRIPSI
TOTAL SOLIDS Materi organik dan inorganik, settleable, suspended dan dissolved. Solids ini
menunjukkan jumlah lumpur yang dapat disisihkan dalam bak sedimentasi
BOD5 BOD menggambarkan jumlah komponen organik yang dapat didegradasi secara
biologis

COD COD menunjukkan zat organik dan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi zat organik dengan bahan kimia (kalium dikromat) dalam kondisi
asam
TOC TOC merupakan ukuran zat organik yang terdapat dalam air limbah. TOC
ditentukan dengan mengkonversi organic carbon menjadi karbondioksida.
CO2inilah yang diukur
TOTAL NITROGEN Total nitrogen meliputi nitrogen organik, ammonia, nitrit, dan nitrat

TOTAL FOSFOR Total fosfor meliputi organik dan inorganik


3. Preliminary studies
Chemical quality (continued)
PARAMETER DESKRIPSI

pH pH mengindikasikan kondisi asam atau basa air limbah

Alkalinitas dalam air limbah menunjukkan keberadaan ion bikarbonat,


ALKALINITAS
karbonat dan hidroxide

Kesadahan dalam air limbah terutama disebabkan oleh adanya ion kalsium dan
KESADAHAN
magnesium. Nilai kesadahan air limbah tergantung pada kualitas air bersih

Clorida dalam air limbah berasal dari air bersih, limbah manusia dan air limbah
CLORIDA
domestik

MINYAK dan LEMAK Umumnya berasal dari minyak dan lemak dalam makanan
3. Preliminary studies
Microbiological quality

Organisme yang ditemukan dalam air limbah:


1. Bacteria
2. Fungi
3. Algae
4. Protozoa
5. Plants and animals
6. Viruses

[kualitas mikrobiological air limbah dibahas lebih lanjut padaprinsip-prinsip


pengolahan biologis]
3. Preliminary studies
V. Membuat diagram alir proses
Diagram Alir Proses
3. Membuat Diagram Alir Proses
4. DETAILED ENGINEERING DESIGN
TAHAP SATU
Desain Screening

Desain Sump Well & Pumping

Desain Balancing Tank [Equalization Tank ]

Desain Grit Chamber

Desain Bak Pengendap I [Primary Sedimentation] (Circular& Rectangular)


4. DETAILED ENGINEERING DESIGN

TAHAP DUA

Desain Proses Pengolahan Biologis


 Aerobic Treatment :
- Suspended GrowthSystem (ASP dan Modifikasinya)
- Attached Growth System(TF dan RBC)

 Anaerobic Treatment :
- Suspended GrowthSystem (UASB dan ABR)
- Attached Growth System (AF)
 Stabilization Ponds (AP, OP, FP, MP)
4. DETAILED ENGINEERING DESIGN

TAHAP TIGA : PENGOLAHAN LUMPUR


 Thickening
 Digesting
 Dewatering
 Disposal
4. DETAILED ENGINEERING DESIGN
5. TENDER & BIDDING
6. CONSTRUCTION
7. COMISSIONING [ START –UP ]
8. OPERATIONAL & MAINTENANCE
Tahap I : Sludge Handling
Tahap II : Settlebility, Odor, Failure, Equipments
BAKU MUTU LIMBAH CAIR (Effluent Standard)
1. PP NO. 82 TAHUN 2001: Pengelolaan Kualitas Air & Pengendalian
Pencemaran Air
2. Kep. MenLH No.51 MENLH/10/1995: Baku Mutu Limbah Cair bagi
Kegiatan Industri
3. KEP-52/MENLH/10/1995: Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Hotel
4. KEP-58/MENLH/12/1995: Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan
Rumah Sakit
5. KEP-112/MENLH/2003: Baku Mutu Air Limbah Domestik
6. KEP-03/MENLH/1998: Baku Mutu Limbah Cair Untuk Kawasan
Industri
7. KEP-42/MENLH/1996: Baku Mutu Limbah Cair untuk Kegiatan
Minyak, Gas dan Panas Bumi
BAKU MUTU BADAN AIR (Stream Standards)

1. Kep Men LH No. 115 / 2003 : Pedoman Penentuan Status Mutu Air

2. Kep Men LH No. 142 / 2003 jo. Kep Men LH 111 / 2003 : Pedoman
mengenai Syarat & Tata Cara Perijinan serta Pedoman Kajian
Pembuangan Air Limbah

3. Kep Men LH 110 / 2003 : Pedoman Penetapan Daya Tampung


Beban Pencemaran Air pada Sumber Air
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai