Anda di halaman 1dari 18

Mulki Hakam

Pendahuluan

 Volum Cairan Amnion akan meningkat kurang lebih 30 mL pada


minggu ke-10 hingga 20 mL pada minggu ke-16 dan mencapai 800
mL pada tri semsester ke-3. Kurang lebih 98% terdiri dari air.
 Totalnya 2800 mL dari air dan 400 mL dari plasenta, dimana
uterus bisa menampung air hingga 4 Liter.
 Apabila terjadi penurunan volum cairan dinamakan
oligohidroamnion, dan apabila terjadi peningkatan cairan
dinamakan hydramnios atau polihidramnion.
Pendahuluan

 Pada awal kehamilan ruang amnion terisi dengan air yang komposisinya sama
dengan CES. Produksi urin pada janin terjadi pada minggu ke-8 hingga ke-11
pada masa kehamilan.
 Pemeriksaan volum cairan amnion bisa dilakukan dengan sonogram pada
trisemester 2 atau 3.
Polihidroamnion
 Merupakan peningkatan abnormal dari cairan amnion, dan sebagai komplikasi
dari 1-2% kehamilan. Resiko meningkat pada kehamilan multifetal. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan pembesaran uterus, uterus terasa keras, palpasi
janin dan auskultasi DJJ sulit dinilai.
 Dikatakan ringan apabila nilai AFI 25 hingga 29,9 cm, sedang apabila 30 – 34,9
cm dan parah apabila >35 cm.
 Pada penggunaan single deepest pocket, dikatakan ringan apabila 8 – 9,9 cm,
sedang 10-11,9 cm, dan berat >12 cm.
 Apabila teralalu parah, bisa menimbulkan gejala sesak nafas, yang akan
membaik apabila miring ke kanan.
 Dapat didiagnosis apabila cairan amnion > 2000 mL
 Penyebabnya idiopatik (65%)
 Anomali janin yang disebabkan abnormal secara struktural, atau sindrom
genetik, dan diabetes
 Infeksi kongenital (CMV, Toksoplasmosis,sifilis, parovirus), alloimmunization
sel darah merah, dan placental chorioangioma.
 Komplikasi dari penyakit ini adalah kelahiran preterm < 28 minggu. Edema
pada ekstremitas bawah. Lahir dengan BBL > 4000gr, maternal respiratory
compromise.
Tatalaksana

 Obati penyebabnya, amnioreduction, caranya sama dengan amniosentesis.


Perbedaanya adalah menggunakan needle ukuran 18-20. Kira-kira 1000 hingga
2000 mL cairan akan diambil selama 20-30 menit.
Oligohidromamnios
 Berkurangnya cairan amnion. Merupakan 1-2% komplikasi dari kehamilan.
 Dapat didiagnosa oleh AFI <5 cm atau single deepest pocket dari cairan
amnion dibawah 2 cm.
 Pada multifetal, single deepest pocket dibawah 2 cm didefinisikan sebagai
oligohydroamnions. Cairan amnion < 500 cc.
 Pembentukan urin janin abnormal, atau abnormalitas plasenta yang
menyebabkan gangguan perfusi yang parah.
 Restriksi pertumbuhan janin, ke abnormalan plasenta atau terdapat
komplikasi dari maternal seperti preeklampsia atau penyakit vaskular.
 Anomali kongenital.
 Pengobatan seperti ACE-I, ARB, NSAIDs.
 Hipoplasia paru dan deformitas janin.
 Hidrasi dari maternal.
KorioAmnionitis
 Bisa disebut juga amnionitis, sering pada KPD dan partus terlantar
 5 – 20% kasus KPD → amnionitis
 Amnionitis dapat berlanjut : endometritis dan infeksi neonatal
 Kemungkinan amnionitis tergantung pada : lamanya KPD, persalinan fase laten, jumlah
pemeriksaan dalam dan jumlah air ketuban
 Faktor prediposisi
 Persalinan prematur
 Persalinan lama
 Ketuban pecah lama
 Infeksi
 Alkohol, rokok
 Pemeriksaan dalam berulang
 Diagnosis dapat ditegakkan bila ditemukan demam >38oC dengan 2 atau lebih
tanda berikut ini:
 Leukositosis > 15.000 sel/mm3
 DJJ > 160x/menit
 Frekuensi nadi ibu >100x/menit
 Non Tepetum fundus
 Cairan amnion berbau
 Diagnosa cepat, penanganan tepat → prognosa ibu & janin baik
 Gejala : demam, maternal & fetal takikardi, uterus nyeri dan cairan
ketuban berbau
 Pemeriksaan : gram, klutur dan sensitivity test, bakteri aerob & anaerob
perlu segera dilakukan
 Untuk menghindari peritonitis → persalinan pervaginam ; k/p SC
 Pemberian antibiotika → sesuai dengan sensitivity test
Tatalaksana
 Tatalaksana Umum
 Pemberian antibiotik kombinasi : ampisilin 2g IV tiap 6 jam ditambah
gentamisin 5mg/KgBB IV setiap 24 jam
 Terminasi kehamilan. Nilai serviks untuk menentukan cara persalinan
 Jika serviks matang : lakukan induksi persalinan dengan oksitosin
 Jika serviks belum matang : matangkan dengan Prostaglandin dan infus oksitosin,
atau lakukan SC.
 Jika persalinan dilakukan pervaginam, hentikan AB setelah persalinan. Apabila
SC  AB + Metronidazol 500 mg IV tiap 8 jam sampai bebas demam selama 48
jam

Anda mungkin juga menyukai