Anda di halaman 1dari 19

Laporan Kasus

PERUBAHAN HEMODINAMIK
PADA OPERASI
NEFROLITOTOMI
Nurul Ilma Awaliah
10542051513

Pembimbing :
Letkol CKM dr.Muh.Ermil Zulkarnaen, M.Kes, Sp.An
P Urin merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses
E urinasi. Urin yang keluar dari tubuh secara tidak langsung
memberikan petunjuk mengenai curah jantung. Pada orang sehat,
N 25% curah jantung memberikan perfusi ke ginjal.
D
A
Salah satu faktor terjadinya hambatan aliran urin (statis urin)
H adalah terbentuknya urolithiasis yang secara teoritis dapat terjadi
U atau terbentuk diseluruh salurah kemih. 10% individu menderita
urolitiasis. Setiap tahun 1: 1000 populasi yang dirawat di RS.
L
U
Nefrolitotomi yaitu salah satu teknik bedah urologi dengan
A melakukan insisi pada ginjal untuk mengangkat batu. Operasi ini
dapat mewakili pengobatan alternatif yang valid dari batu ginjal
N staghorn
L
A Identitas Pasien Anamnesis
P
O
R Nama : Ny. M Pasien datang kepoli dengan keluhan
A Jenis Kelamin : Perempuan nyeri pinggang kanan yang dirasakan
Usia : 28 tahun sejak 2 bulan terakhir ini. Nyeri perut
N Berat Badan : 65 kg dirasakan menjalar hingga kedepan
Agama : Islam dan bawah perut. Pasien juga
Alamat : Bontonompo mengeluhkan produksi urinnya
K No. RM : 64 50 58 berkurang dibanding biasanya.
Diagnosis : Batu Staghorn Demam (-), Mual dan muntah (+).
A Ginjal Kanan Keluhan yang lain (-).
S Riwayat penyakit dahulu : Asma (-)
Riwayat penyekit keluarga : tidak
U ada
S
Pemeriksaan Fisik

Status Generalisata : Sakit sedang/Gizi


baik/Composmentis GCS 15 (E4M6V5)
Tanda Vital intra Operasi saat posisi lateral:
Tekanan darah : 109/76 mmHg
Nadi : 98x/menit, reguler
Suhu : 36,60C
Pernapasan : 16x/menit, viq ventilator
SpO2 : 99%
B1 (Breath) :
Airway : bebas, gerak leher bebas, tonsil (T1-T1), faring hiperemis (-), frekuensi pernapasan :
19 kali/menit, suara pernapasan : vesikular (+/+), suara pernapasan tambahan ronchi (-/-),
wheezing (-/-), skor Mallampati : 2, massa (-), gigi ompong (-), gigi palsu (-).

B2 (Blood) :
Akral hangat pada ekstremitas atas (+/+) dan ekstremitas bawah (+/+), tekanan darah :
121/81 mmHg, denyut nadi : 110 kali/menit, reguler, kuat angkat, bunyi jantung S1/S2 murni
regular.

B3 (Brain) :
Kesadaran : Composmentis, Pupil : isokor dextra/sinistra, defisit neurologi (-), suhu: 36,6 0C.

B4 (Bladder) :
Sebelum dilakukan operasi, pasien dipasangkan kateter. Produksi urin setelah operasi
34mL/jam.

B5 (Bowel) :
Abdomen : tampak cembung, peristaltik (+) kesan normal, massa (-), jejas (+), nyeri tekan (-).

B6 Back & Bone :


Skoliosis (-), lordosis (-), kifosis (-), edema ekstremitas atas (-/-), edema ekstremitas bawah
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi Kimia Klinik
Hemoglobin 13.3 11,5-16 g/dL
Leukosit 11.74 4.0-10.0
SGOT 15 <31 U/L
103/mm3
Hematokrit 43.3 37-47% SGPT 13 <32 U/L
Eritrosit 5.64 3.80-
Ureum 19 10-50 mg/dL
5.80x10 /
6

Trombosit 376 150000- Creatinin 0.72 0,60-0,90

500000/L mg/dL
CT/BT 7’00”/1’45”   GDS 105 ≤ 200 mg/dL

SGOT 15 <31 U/L


Pemeriksaan Ct-Scan Abdomen :
Batu Staghorn dextra
Laporan Anestesi
Diagnosis Pra bedah Nefrolithiasis Dextra

Status Operatif ASA PS II

Pre Operatif 1. Informed consent (+)


2. Pasien puasa sejak pukul 00.00
wita.
3. Sudah terpasang kateter.
4. Sudah terpasang cairan infuse
RL.
5. Keadaan umum :
Composmentis
6. Tanda vital :
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 110 x/menit
Suhu : 36,6C
Pernafasan : 20 x/menit
Jenis Pembedahan Nefrolitotomi Dextra

Jenis Anestesi General Anestesi

Teknik Anestesi Inhalasi dengan Endotrakeal Tube

Premedikasi Midazolam 5 mg
Fentanyl 100 mcg
Ranitidin 30 mg
Ondansentron 4 mg

Induksi Propofol 60 mg

Medikasi tambahan Dexketoprofen 50 mg

Maintanance O2 , Sevoflurance

Relaksasi Rocurium 3 mg

Posisi Lateral Dekubitus

Selesai Operasi 09.45


Pembahasan
Pemantauan Hemodinamik

Tujuan pemantauan hemodinamik adalah untuk mendeteksi,


mengidentifikasi kelainan fisiologis secara dini dan memantau
pengobatan yang diberikan guna mendapatkan informasi
keseimbangan homeostatik tubuh. Pemantauan hemodinamik
bukan tindakan terapeutik tetapi hanya memberikan informasi
kepada klinisi dan informasi tersebut perlu disesuaikan dengan
penilaian klinis pasien agar dapat memberikan penanganan yang
optimal.
Frekuensi Pernapasan
Frekuensi pernafasan merupakan indikator awal yang signifikan dari
disfungsi selluler. Penilaian ini merupakan indikator fisiologis yang
sensitif dan harus dipantau dan direkam secara teratur. Laju dan
kedalaman pernafasan pada awalnya meningkat sebagai respons
terhadap hipoksia selluler.

Pre Operasi 20x/menit


Intra Operasi 16x/menit via ventilator

Post Operasi 19x/menit


Saturasi Oksigen
Perubahan saturasi oksigen adalah tanda akhir dari gangguan
pernapasan. Saturasi oksigen normal adalah antara 95-100%.
Saturasi oksigen <90% berkorelasi dengan kadar oksigen darah
yang sangat rendah dan membutuhkan tinjauan medis yang
mendesak. Jika saturasi oksigen pasien rendah akan terlihat tanda-
tanda lain bahwa pasien sesak napas seperti peningkatan laju
pernapasan dan usaha menggunakan otot bantu pernapasan.

Intra Operasi 99%

Post Operasi 99%


Pengukuran Tekanan Darah dan
Denyut Nadi
Klasifikasi Tekanan Darah JNC VII

Denyut nadi harus diukur dengan meraba nadi radial


pasien dan nadi radial pasien harus dinilai untuk tingkat,
irama dan amplitudo (kekuatan).Denyut nadi normal
untuk orang dewasa adalah 60-100x/menit.
Tekanan Darah
Pre Operasi 110/80 mmHg
Intra Operasi 109/76 mmHg

Post Operasi 121/81 mmHg

Denyut Jantung
Intra Operasi 76x/menit

Post Operasi 110x/menit


Perubahan Posisi
Beberapa penelitian menggambarkan efek hemodinamik pada perubahan posisi
dari supine ke posisi lateral. Perubahan akan lebih sering pada posisi lateral yang
lebih dari biasanya dengan posisi rest kidney, dimana pengisian vena pada
ekstremitas yang bersangkutan nampak lebih nyata. Venous return dapat
berkurang karena kinking vena kava inferior.

Posisi Lateral Dekubitus. Posisi ginjal dengan kidney rest


dibagian bawah krista iliaka untuk meminimalkan
interferensi pada pergerakan diafragma bagian bawah.
Penilaian Suhu Tubuh
Peningkatan suhu tubuh dapat menimbulkan kehilangan cairan dan elektrolit.
Dehidrasi hipernatremia (peningkatan Natrium) dapat meningkatkan peningkatan
suhu. Penurunan suhu tubuh dapat diakibatkan oleh hipovolemia, pada kekurangan
cairan yang berat, suhu rektal dapat turun sampai 35 C. Suhu yang akan dinilai
sesuai dengan kondisi pasien, alasan untuk masuk atau sesuai pedoman kebijakan
lokal / lainnya. Suhu dewasa normal adalah antara 36,5 ° dan 37,5 ° C. Minimal, suhu
yang akan dinilai dua kali sehari.

Pre Operasi 36,6 C


Intra Operasi 35,7 C

Post Operasi 36,6 C


Penilaian Volume Urin
Urin yang keluar dari tubuh secara tidak langsung memberikan petunjuk mengenai
curah jantung. Pada orang sehat, 25% curah jantung memberikan perfusi ke ginjal.
Ketika perfusi ginjal adekuat, maka urin yang keluar harusnya lebih dari 0,5 - 1
mL/kg/jam Menurunnya urin yang keluar dari tubuh mungkin merupakan tanda awal
dari syok hipovolemik karena ketika curah jantung menurun, maka perfusi ginjal juga
akan menurun. Jika urin yang keluar dari tubuh kurang dari 500 mL/hari, maka ginjal
tidak mampu mengekskresikan sisa-sisa metabolisme tubuh, dan jika terjadi dalam
waktu yang lama bisa menyebabkan uremia, asidosis metabolik, dan hiperkalemia.

Pre Operasi 26 mL/jam

Post Operasi 34 mL/jam


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai