Anda di halaman 1dari 23

ENTEROBIASIS

PEMERIKSAAN PENUNJANG ENTEROBIASIS

• Menemukan adanya cacing dewasa ataupun telur Enterobius


Vermicularis.
1. Cacing Dewasa
A. Makroskopis/Mata Telanjang
1-2 jam setelah anak tidur di malam hari, cacing dewasa aktif
bergerak.
B. Mikroskopis
Dengan ditemukannya cacing dewasa dalam feces setelah dilakukan
enema. Cacing dicuci dalam larutan NaCl agak panas Dikocok agar
lemas Diperiksa dalam keadaan segar atau diawetkan.
2. Telur Cacing
Telur berdinding tebal, bentuk seperti “base ball” dengan salah satu sisi
merata. Ukuran rata-rata 55x26 mikron
METODE PEMERIKSAAN TELUR DENGAN ANAL SWAB

• Anal Swab adalah suatu alat


dari batang gelas atau spatel
lidah yang pada ujungnya
dilekatkan scoth adhesive tape.
• Bila adhesive tape ditempelkan
di daerah sekitar anus, telur
cacing akan menempel pada
perekatnya. Kemudian adhesive
tape diratakan pada kaca benda
dan dibubuhi oleh sedikit tuluol
untuk pemeriksaan mikroskopik.
INTERPRETASI HASIL
PEMERIKSAAN

• Apabila terdeteksi adanya telur cacing


Enterobius vermicularis yang menempel pada
perekat adhesive tape setelah dilakukan
pemeriksaan mikroskopik dengan teknik anal
swab
• Ditemukan adanya cacing Enterobiasis
Vermicularis di daerah perianal yang bergerak
pada malam hari ataupun pada feces.
PENYEBAB ENTEROBIASIS

• Cacing Enterobius vermicularis yang infektif.

DIAGNOSIS
• Kasus III merupakan penyakit
Enterobiasis/ Oxyuriasis
• Dugaan diperkuat dengan gejala pasien
yang sering mengeluh gatal di dubur
terutama saat malam hari, jari kuku
tangan pasien panjang dan kotor, serta
matanya terlihat sayu dan berkantung.
CARA PENULARAN PENYAKIT

Mengkontaminasi benda lain

Penularan dari tangan ke mulut dengan


cara menggaruk daerah perianal

Menyebarkan kepada
orang lain
CARA PENULARAN PENYAKIT

Tertelan karena
debu yang
terkontaminasi telur

Retrofeksi melalui anus dengan cara larva


yang menetas di anus kembali ke usus.
BENTUK INFEKTIF DARI 4. Telur ini akan menjadi
bentuk infektif setelah
PENYEBAB ENTEROBIASIA matur selama beberapa jam
dengan ukuran 50-60
mikrometer

• Berdasarkan kasus, ketika


dilakukan pemeriksaan
fisik kuku penderita
terlihat panjang dan kotor
serta penderita memiliki
riwayat suka bermain
kelereng di kebun dan
1. Enterobius sungai.
vermicularis • Bila penderita tidak
dewasa hidup di menjaga kebersihan
daerah sekum dengan baik bisa saja
telur cacing yang ada di
balik kukunya yang
2. Cacing betina menyimpan 3. Gatal di dubur panjang dan kotor ikut
telur di kulit perianal dengan ketika malam tertelan bersama
migrasi keluar anus hari makanan.
AUTOINFEKSI

Pada pemeriksaan
fisik ditemukan
daerah perianal
penderita mengalami
kemerahan bekas
luka garukan.
Menggaruk daerah perianal

Telur cacing yang ada di daerah


perianal menempel ke kuku

• Larva dari telur yang menetas di daerah perianal


dapat juga menjadi bentuk infektif dan bermigrasi
kembali ke usus besar.
PATOGENESIS DAN DAUR HIDUP
ENTEROBIASIS

• Waktu yang diperlukan untuk


daur hidupnya, mulai dari
tertelan telur matang sampai
menjadi cacing dewasa gravid
yang bermigrasi ke daerah
perianal, berlangsung 2
minggu-2 bulan.
• Daur hidup hanya berlangsung
1 bulan karena telur cacing
dapat ditemukan kembali pada
anus paling cepat 5 minggu
sesudah pengobatan.
• Infeksi cacing enterobius
vermicularis dapat sembuh
sendiri (self limited).Bila tidak
ada re-infeksi, tanpa
pengobatan pun infeksi dapat
berakhir.
DIAGNOSIS BANDING

1. Dermatitis Atopik (DA)

• Merupakan penyakit peradangan kulit yang bersifat kronis dan kambuh-


kambuhan.
• Etiologi dan patogenesis DA belum diketahui dan bersifat multifaktorial.
• DA ditandai dengan kulit kering, gatal, dan kambuh-kambuhan. Siklus
gatal dan menggaruk pada anak dapat menganggu tidur di malam hari.
DIAGNOSIS BANDING

2. Fisura Ani

• Fisura ani adalah sobekan kecil pada jaringan lembab tipis yang melapisi
anus sehingga timbul rasa nyeri saat buang air besar.
• Fisura ani biasanya disebabkan oleh luka atau cedera pada anus akibat
sembelit, diare berulang, melahirkan, hubungan seks anal atau efek
samping dari pemeriksaan dubur.
• Salah satu gejala fisura ani yang mirip dengan Enterobiasis adalah rasa
gatal pada daerah pruritus ani
DIAGNOSIS BANDING

3. TINEA KRURIS

• Tinea Kruris adalah dermatofitosis yang mengenai paha atas bagian


tengah, daerah inguinal, pubis, perineum dan daerah perianal.
• Penyebabnya adalah spesies dari Trichophyton, Microsporum dan E.
floccosum.
• Kelainannya bersifat kronik , bagian tepi lesi tampak aktif disertai vesikel
dan seringkali disertai rasa gatal yang hebat.
• Penularan lebih mudah terjadi dalam lingkungan yang padat atau dengan
tempat dengan pemakaian fasilitas bersama seperti asrama dan di rumah
tahanan.
DIAGNOSIS BANDING

3. Creeping Eruption/ Cutaneus Larva Migrans

• Penyebab: larva cacing tambang kucing (Anciylostoma Braziliense) atau


cacing tambang anjing (Ancylostoma Caninum) yang menyebabkan
kelainan kulit
• Penularan bila penderita, terutama anak bermain di pasir yang lembab.
• Gejala klinik: pruritus hebat pada bagian tubuh setelah berkontak dengan
pasir. Terutama pada bayi sering ditemukan di daerah pantat.
TERAPI YANG DIANJURKAN

• Pengobatan sebaiknya dilakukan juga terhadap keluarga serumah


atau yang sering berhubungan dengan pasien.
• Obat-obat yang dapat membasmi cacing enterobius vermicularis ,
yaitu Piperazin, Pirantel Pamoat dan mebendazol.

DOSIS PEMBERIAN OBAT


• Piperazin
Untuk cacing kremi (enterobiasis) dosis dewasa dan anak adalah 65
mg/kgBB (maksimum 2,5 g) sekali sehari selama 7 hari. Terapi
hendaknya diulangi sesudah 1-2 minggu.
efek samping dari obat ini yaitu mual dan muntah
LANJUTAN…

• Pirantel Pamoat
Dosis tunggal yang dianjurkan 10 mg/kgBB, dapat diberikan
setiap saat tanpa dipengaruhi oleh makanan atau minuman.
Untuk enterobiasis (infestasi cacing kremi) dianjurkan
mengulang dosis setelah 2 minggu.
• Mebendazol
Untuk terapi cacing kremi dosisnya 100 mg sebagai dosis
tunggal. Terapi dapat diulangi sesudah 2 minggu.
RESEP OBAT

dr. RAI
SIP. 08712016
Jln. Raya Sentani No. 75 Waena
Jayapura, Papua
Kamis, 22 September 2016

R/ Pirantel pamoat tab 250 mg No. III


s. s.d.d 4/5 tab p.r.n
ϗ

Pro : Rizky
Umur : 8 Tahun
Alamat : Abepura
RESEP OBAT

dr. RAI
SIP. 08712016
Jln. Raya Sentani No. 75 Waena
Jayapura, Papua
Kamis, 22 September 2016

R/ Mebendazol tab 100 mg No. III


s. s.d.d 1 tab p.r.n
ϗ

Pro : Rizky
Umur : 8 Tahun
Alamat : Abepura
RESEP OBAT

dr. RAI
SIP. 08712016
Jln. Raya Sentani No. 75 Waena
Jayapura, Papua
Kamis, 22 September 2016

R/ Piperazin syr 30 ml No. II


s. s.d.d 3/2 c.th
ϗ

Pro : Rizky
Umur : 8 Tahun
Alamat : Abepura
SARAN BAGI PENDERITA

1. Sebaiknya pengobatan diberikan secara periodik agar


memberikan prognosis yang baik.
2. Sebaiknya memakai celana panjang jika hendak tidur
supaya alat kasur tidak terkontaminasi dan tangan tidak
dapat menggaruk daerah perianal.
3. Makanan hendaknya dihindarkan dan debu dan tanggan
yang mengandung telur.
4. Pakaian dan alas kasur hendaknya dicuci bersih dan
diganti setiap hari.
CARA PENCEGAHAN

• Memperhatikan higienitas tangan sebagai cara


pencegahan cacing E. vermicularis yang paling efektif.
Caranya yaitu dengan mencuci tangan dengan sabun dan
air mengalir seteah memakai toilet, mengganti popok, dan
sebelum memegang makanan.
• Menjaga kebersihan jari-jari kuku dan tidak memelihara
dan menggigit kuku, serta tidak menggaruk daerah
perianal.
• Mengajari anak-anak tentang pentingnya mencuci tangan
untuk mencegah infeksi.
LANJUTAN

• Mandi setiap pagi dan mengganti pakaian dalam dapat


membantu menghilangkan telur cacing dan mencegah
terjadi infeksi dan re-infeksi.
• Mandi menggunakan shower lebih dianjurkan untuk
menghindari kontaminasi cacing dari air bak mandi.
• Berhati-hati ketika memegang sesuatu, dan hindari
berjabat tangan.
• Sering mencuci pakaian dalam, baju tidur, handuk, sprei
dengan menggunakan air panas agar mencegah
kontaminasi lingkungan dari telur sehingga dapat
mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi dan re-infeksi.

Anda mungkin juga menyukai