Anda di halaman 1dari 37

TRANSMISI

SABUK-V (V-BELT)
Shultoni Mahardika, ST., MT.
Roda Gigi
Sabuk dan Pulley
Rantai dan Sproket
Tali
Kabel
Menstransmisikan daya dari suatu
poros / as ke poros lainnya

Rasio kecepatan tidak tepat  ada kehilangan


daya karena slip dan creep antara 3 s.d. 5 %

DESAIN SABUK

Memilih sabuk untuk menstransmisikan daya


yang dibutuhkan

Menentukan daya yang ditransmisikan dengan


sabuk yang telah ada
1. Sabuk datar.
Jarak dua poros sampai 10 (m)
Perbandingan putaran antara 1/1 sampai 6/1

2. Penampang V
Jarak dua poros ≤ 5 (m)

Perbandingan putaran antara I/ I sampai 7/ 1

3. Sabuk gilir
Jarak dua poros ≤ 2 (m)
perbandingan putaran antara 1/1 sampai 6/1
Daya yang ditransmisikan oleh sabuk merupakan
fungsi dari tegangan dan kecepatan sabuk

Daya = (T1 – T2) v

Dimana:
T1 = tegangan sabuk pada sisi tarik, N
T2 = tegangan sabuk pada sisi kendor, N
V = kecepatan sabuk, m/s

TARIKAN MAKSIMUM yang diijinkan pada sisi tarik


tergantung pada tegangan yang diijinkan oleh bahan
sabuk.
PEMILIHAN
BERDASARKAN
KATALOG

Sabuk Tipe V
1. INPUT DATA
Daya yang ditransmisikan P (kW), Putaran poros n1 (rpm),
Perbandingan putaran i, Jarak sumbu poros C (mm)

2. FAKTOR KOREKSI (c)


fc
3. DAYA RENCANA (Pd)

Pd = P x c (kW)

4. MOMEN RENCANA (T)


Pd
T  9.74 x105 (kg.mm)
n1

5. BAHAN POROS

Bahan poros, B, S1, S2, a, Kt, Cb

6. PERHITUNGAN DIAMETER POROS


1
 5,1  3
d s   K t CbT 
 a 
Menentukan Bahan poros, B
Menentuka S1, S2, a, Kt, Cb
• Mencari S1 dan S2

• Menentuka a

• Mencari Kt, Cb
7. PEMILIHAN PENAMPANG SABUK
Data Karakteristik sabuk V
8. DIAMETER MINIMUM PULI dmin (mm)
9. DIAMETER LINGKARAN JARAK BAGI (dP dan Dp),
DIAMETER LUAR PULI (dk dan Dk) DAN DIAMETER
NAF (dB dan DB)

dp = diameter minimum
Dp = dp x i

Penentuan dk dan Dk
5
d B  d s1  10
3
dk = dp + 2 x K
5
Dk = Dp + 2 x K DB  d s 2  10
3
10. KECEPATAN SABUK v (m/s

d p n1
v
60 1000

11. PENGECEKAN KECEPATAN SABUK

V ≤ 30

12. PENGECEKAN JARAK SUMBU POROS

d k  Dk
C Jika tidak memenuhi syarat
2
kembali ke No 7 (pemilihan
penampang sabuk) atau 9
(diameter puli)
Penentuan Panjang Keliling sabuk dan Jarak sumbu poros

• Jarak sumbu poros optimum

d = diameter pully penggerak


D = diameter pully yang
digerakkan
i = ratio putaran

• Panjang keliling sabuk

• Jarak efektif sumbu poros


Melalui tabel tipe penampang
sabuk, maka dapat ditentukan nilai
Lp yang mendekati nilai L’
Untuk sabuk tipe A
Untuk sabuk tipe B
Untuk sabuk tipe C
Mencari Nilai Tabel dengan Interpolasi
Penentuan Jumlah Sabuk

• Pb adalah performance dasar satu sabuk, yakni nilai


power dasar yang akan ditransmisikannya.
• Pd adalah daya berlebih yang ditransmisikan satu sabuk
karena kodisi I ≠ 1 pada kondisi sabuk bergerak.
• Menentukan Pa dan Pb melalui tabel sebelumnya
• Penentuan Sudut Kontak sabuk dan pully

• Pa dalah daya yang ditransmisikan satu sabuk dalam keadaan


beroperasi

• Jumlah Sabuk
Penentuan Cγ dan CL
18. JUMLAH SABUK N Pd
N
P0 K
19. DAERAH PENYETELAN JARAK POROS
Rekomendasi nilai Tegangan penyetelan sabuk
20. HASIL

Penampang Sabuk
Panjang Keliling
Jumlah Sabuk
Jarak Sumbu Poros
Daerah Penyetelan
Diameter Puli
Sebuah kompresor kecil digerakkan oleh sebuah motor listrik
dengan daya 3,7 (kW), 4 kutup, 1450 (rpm) dan diameter
poros 25 (mm). Diameter poros dan putaran kompresor yang
dikehendaki adalah 30 (mm) dan 870 (rpm). Jarak sumbu
poros 300 (mm). Kompresor bekerja selama 8 jam sehari.
Carilah sabuk-V dan puli yang sesuai
1. P = 3,7(kW), n1 = 1450(rpm), i  1450/870  1,67, C = 300 (mm)

2. fc = 1,4

3. Pd = 1,4 x 3,7 = 5,18 (kW)

4. T1 = 9,74 x 105 x (5,18/1450) = 3480 (kg.mm)


T2 = 9,74 x 105 x (5,18/870) = 5800 (kg-mm)

5. Bahan poros S30C – D, B= 58 (kg/mm2)


Sf1 = 6, Sf2 = 2 (dengan alur pasak)
a = 58/(6 x 2) = 4,83 (kg/mm2)
Kt = 2 untuk beban tumbukan
Cb = 2 untuk lenturan

2-5
6. ds1 = {(5,1/4,83) x 2 x 2 x 3480}1/3 = 24,5 (mm)  25 (mm), baik
ds2 = {(5,1/4,83) x 2 x 2 x 58001}1/3 = 29,0 (mm) 30  (mm), baik

7. Penampang sabuk-V: tipe B

8. dmin = 145 (mm)

9. dp = 145 (mm), DP = 145 x 1,67 = 242 (mm)


dk = 145 + 2 x 5,5 = 156 (mm)
Dk = 242 + 2 x 5,5 = 253 (mm)
5/ ds1 + 10 = 52  dB = 60 (mm)
3

10. v = 3,14 x 145 x 1450 = 11,4 (m/s)


60 x 1000
11. 11,4 (m/s) < 30 (m/s), baik

6 7 8 9-10
12. 300 – (156 + 253)/2 = 95,5 (mm), baik

13. P0 = 3,14 + (3,42 - 3,14)(50/200) + 0,41 + (0,47 - 0,41)(50/200)


= 3,64 (kW)

14. L = 2 x 300 + 1,57(242+145) + (242 - 145)2 = 1215 (mm)


4 x 300

15. Nomor nominal sabuk-V: No. 48 L = 1219 (mm)

16. b = 2 x 1219 - 3,14 (242 + 145) = 1223 (mm)

1223  12232  8(242  145) 2


C  302(mm)
8

12 13 -16
17.  = 80o -57(242 -145) = 162o  K = 0,96

18. N = 5,18 = 1,48 2 buah


3,64 x 0,96

19. Ci = 25 (mm), Ct = 40 (mm)

Tipe B, No. 48, 2 buah, dk = 156 (mm), Dk = 253 (mm)


Lubang poros 25 (mm), 31,5 (mm)
Jarak sumbu poros 302-25 (mm)+40 (mm)

17-18 19

Anda mungkin juga menyukai