Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS

Dengue Hemoragic Fever Grade II

Oleh :
Ni Ketut Adhi, S.Ked
NIM. FAB 118 008

Pembimbing:
dr. Sutopo, Sp.KFR
dr. Tagor Sibarani

BAGIAN/SMF REHABILITASI MEDIK DAN EMERGENCY MEDICINE


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA/RSUD DORIS SYLVANUS
2019
PENDAHULUAN
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
Dengue. Ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti

Masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di


Indonesia karena sering menimbulkan KLB

Menurut Kemenkes RI:


2013 : jumlah penderita 112.511 orang. Meninggal dunia 871 orang.
2014 : jumlah penderita 71.668 orang. Meninggal dunia 641 orang.

Mengakibatkan renjatan atau syok yang dapat mengakibatkan kematian


sehingga harus mendapatkan tatalaksana yang tepat dan cepat untuk
menghindari renjatan syok
LAPORAN KASUS
 Primary Survey : An. H, 7 tahun 7 bulan
 Vital sign:
 Tekanan Darah : 100/70 mmHg
 Nadi : 125 x/menit, regular, kuat angkat
 Respirasi : 24 x/menit, regular, pernapasan
torakoabdominal
 Suhu : 38,2o C
…primary survey
 Airway : bebas, tidak ada sumbatan
jalan nafas
 Breathing : spontan, 24 x/menit,
pernapasan torakoabdominal
 Circulation : nadi 125 x/menit, regular,
kuat angkat. CRT <2 detik
 Disability : GCS 15 (E4M6V5)
…primary survey
 Evaluasi masalah:
Kasus ini merupakan kasus yang termasuk
dalam priority sign. Pasien kemudian
ditempatkan di ruang non bedah dan diberi
label warna kuning.
 Tatalaksana awal :
Tata laksana awal pada pasien ini adalah
memposisikan pasien di tempat aman dan
memasang IV line dengan cairan fisiologis.
Identitas Pasien
 Nama : An. H
 Usia : 7 tahun 7 bulan
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Alamat : Jl. Cilik Riwut Km. 1
 MRS : 06 Mei 2019
 Tanggal pemeriksaan : 06 Mei 2019
Anamnesis
 Dilakukan Autoanamnesis kepada pasien dan Alloanamnesis
kepada orang tua pasien di ruang IGD RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya.
 Keluhan Utama : Demam
 Riwayat Penyakit Sekarang :

Demam sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam


tinggi mendadak, turun apabila diberi obat penurun panas
yaitu Paracetamol. Os merasa menggigil saat malam hari.
Mimisan (+) 1 hari SMRS. Mual (+), muntah (+) sejak 2 hari
SMRS, 3-4 kali setiap harinya terutama setelah makan, isi air
dan makanan, lendir (-) dan darah (-). Nafsu makan dan minum
menurun sejak 3 hari SMRS. Gusi berdarah (-), BAB cair (-),
BAB berdarah (-), nyeri ulu hati (-), nyeri tenggorok (-), nyeri
telinga (-)
…anamnesis
 Riwayat Penyakit Dahulu :
Os tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya.
 Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang
mempunyai sakit serupa
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum
 Kesan sakit : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : GCS 15 (E4M6V5)
 Berat badan : 34,5 kg
 Vital sign
 Tekanan Darah : 100/70 mmHg
 Nadi : 125 x/menit, regular, kuat
angkat
 Respirasi : 24 x/menit, regular,
pernapasan torakoabdominal
 Suhu : 38,2o C
…pemeriksaan fisik
 Kepala : Normocephal
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), mata
cekung (-)
 Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), sekret (-), darah (-)
 Leher : Kaku kuduk (-), KGB dan tiroid tidak teraba membesar
 Thorax
 Cor :
 Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
 Palpasi : Ictus cordis teraba ICS V linea midclavicula sinistra
 Auskultasi: SI-SII tunggal reguler, Murmur (-), Gallop (-).
 Pulmo :
 Inspeksi : Simetris (+/+), Massa (-), Retraksi (-/-)
 Palpasi : Massa (-), Krepitasi (-)
 Perkusi : Sonor (+/+) dikedua lapang paru
 Auskultasi : Vesikuler +/+, Rhonki Basah (-/-), Wheezing (-/-)
…pemeriksaan fisik
 Abdomen
 Inspeksi : datar, Massa (-), Jejas (-),
 Auskultasi : Bising Usus (+)
 Perkusi : Timpani
 Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien
tidak teraba. Turgor kulit cepat kembali
 Ekstermitas :
Akral hangat, CRT <2 detik. Terdapat ptekie di
bagian volar lengan bawah kanan dan kiri.
jumlah ptekie >20 tanpa dilakukan test
provokasi (Rumple leed test).
…pemeriksaan penunjang
Tanggal 06 mei 2019

Parameter Hasil Nilai rujukan Interpretasi


Hemoglobin 13,6 g/dl 11-16 g/dl Normal
Leukosit 4.060 /uL 4000-10.000/uL Meningkat
Trombosit 81.000/uL 150000- Normal
450000/uL
Hematokrit 42,4% 37-54% Normal
Gula darah 101 mg/dL <200 mg/dL Normal
sewaktu
Dengue IgG (+)/positif (-)/negative
Diagnosis
 Diagnosis Klinis : Febris
 Diagnosis Anatomi : Demam Berdarah
Dengue derajat II
 Diagnosis Etiologi : infeksi virus Dengue
 Diagnosis Kerja : Febris H3 ec. Demam
berdarah dengue derajat II
Penatalaksanaan di IGD
 Posisikan pasien berbaring terlentang
 Pasang IV line dengan cairan fisiologis yaitu
Ringer Laktat loading dose 500 cc
 Selanjutnya IVFD Asering 150 cc/jam
 Inj. Ranitidine 2x25 mg
 Oral: Paracetamol 3xII cth (kp)
 Diet bebas
 Cek laboratorium darah lengkap berkala /24
jam
 Observasi keadaan umum, tanda vital,
kebutuhan cairan dan laboratorium.
Prognosis
 Quo ad vitam : ad bonam
 Quo ad functionam : ad bonam
 Quo ad sanationam : ad bonam
PEMBAHASAN
 Demam berdarah dengue (DBD)
merupakan penyakit yang disebabkan
oleh virus Dengue yang ditularkan dari
orang ke orang melalui gigitan nyamuk
Aedes dimana spesies Aedes aegypti
merupakan vector yang paling utama
dalam penyebaran penyakit ini.
TANDA DAN GEJALA MENURUT WHO:
Klinis:
 Demam tinggi
mendadak tanpa sebab  Pembesaranhati atau
yang jelas, berlangsung hepatomegaly
terus menerus selama 2-
7 hari  Syok
 Terdapat manifestasi Ditandai dengan nadi
perdarahan yang cepat dan lemah sampai
ditandai dengan: tidak teraba, penyempitan
 Uji bending positif tekanan nadi (<20 mmHg),
 Ptekie, ekimosis, purpura hipotensi sampai tidak
 Perdarahan mukosa, terukur, akral dingin, kulit
epistaksis, perdarahan
gusi lembab, capillary refill time
 Hematemesis dan atau memanjang (>2 detik) dan
melena pasien tampak gelisah.
TANDA DAN GEJALA MENURUT WHO:
Laboratorium
 Trombositopenia (100.000/uL atau kurang)
 Adanya kebocoran plasma karena peningkatan
permeabilitas kapiler dengan manifestasi sebagai
berikut:
 Peningkatan hematocrit ≥ 20% dari nilai standar
 Penurunan hematocrit ≥ 20% setelah mendapat terapi
cairan
 Efusi pleura/pericardial, asites, hipoproteinemia, edema
palpebral
Diagnosis kerja Demam Berdarah Dengue dapat ditegakkan dengan
dua kriteria klinis pertama ditambah satu dari kriteria laboratorium
(atau hanya peningkatan hematokrit saja)
KLASIFIKASI DBD MENURUT WHO:
Derajat I Demam disertai dengan gejala non spesifik, satu-satunya
manifestasi perdarahan adalah tes tourniquet positif.
Derajat II Perdarahan spontan tanpa adanya provokasi tes tourniquet

Derajat III Terjadi kegagalan sirkulasi dengan gejala klinis nadi cepat,
lemah dan penyempitan tekanan nadi atau hipotensi, kulit
dingin, lembab dan cemas
Derajat IV Syok berat dengan tekanan darah atau denyut nadi tidak
terdeteksi
Manifestasi perdarahan spontan yang ditemukan pada pasien
adalah ptekie dan epistaksis
 Berbeda dengan Demam Dengue (DD),
pada DBD terdapat hemostasis yang tidak
normal, perembesan plasma (khususnya
pada rongga pleura dan rongga peritoneal),
hipovolemia, dan dapat terjadi syok, karena
terjadi peningkatan permeabilitas kapiler.
Perembesan plasma yang mengakibatkan
ekstravasasi cairan ke dalam rongga pleura
dan rongga peritoneal terjadi selama 24-48
jam
Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan darah perifer, yaitu hemoglobin,
leukosit, hitung jenis, hematokrit, dan trombosit.
Hari ke 3

Parameter Hasil
Hemoglobin 13,6 g/dl
Leukosit 4.060 /uL
Trombosit 81.000/uL

Hematokrit 42,4%
Gula darah 101 mg/dL
sewaktu
Dengue IgG (+)/positif
…pemeriksaan penunjang
 Antigen NS1 dapat dideteksi pada hari
ke-1 setelah demam dan akan menurun
sehingga tidak terdeteksi setelah hari sakit
ke-5-6. Deteksi antigen virus ini dapat
digunakan untuk diagnosis awal
menentukan adanya infeksi dengue,
namun tidak dapat membedakan
penyakit DD/DBD
…pemeriksaan penunjang
 Uji serologi IgM dan IgG anti dengue
 Antibodi IgM anti dengue dapat dideteksi pada hari
sakit ke-5, mencapai puncaknya pada hari sakit ke 10-
14, dan akan menurun/ menghilang pada akhir
minggu keempat sakit.
 Antibodi IgG anti dengue pada infeksi primer dapat
terdeteksi pada hari sakit ke-14. dan menghilang
setelah 6 bulan sampai 4 tahun. Sedangkan pada
infeksi sekunder IgG anti dengue akan terdeteksi pada
hari sakit ke-2.
 Rasio IgM/IgG digunakan untuk membedakan infeksi
primer dari infeksi sekunder. Apabila rasio IgM:IgG >1,2
menunjukkan infeksi primer namun apabila IgM:IgG
rasio <1,2 menunjukkan infeksi sekunder
Penatalaksanaan
 Jalur
TRIASE kasus tersangka infeksi dengue
menurut WHO tahun 2011
Prinsip umum terapi cairan
pada DBD

Pada pasien diberikan cairan intravena pada awalnya di loading


dose yaitu 500 cc. Setelah itu berikan cairan rumatan Asering 150
cc/jam sehingga selama 24 jam anak akan mendapat cairan
sebanyak 3600 ml. Hal ini sesuai dengan teori di atas yaitu
kebutuhan cairan rumatan + 5% defisit pada anak dengan BB ideal
35 kg yaitu 3550 ml
Tanda kegawatan DBD
 Tidak ada perbaikan klinis/perburukan saat
sebelum atau selama masa transisi ke fase
bebas demam / sejalan dengan proses
penyakit
 Muntah yg menetap, tidak mau minum
 Nyeri perut hebat
 Letargi dan/atau gelisah, perubahan tingkah
laku mendadak
 Perdarahan: epistaksis, buang air besar hitam,
hematemesis, menstruasi yang hebat, warna
urin gelap (hemoglobinuria)/hematuria
 Giddiness (pusing/perasaan ingin terjatuh)
 Pucat, tangan - kaki dingin dan lembab
 Diuresis kurang/tidak ada dalam 4-6 jam
Tatalaksana DSS
Pencegahan DBD

Anda mungkin juga menyukai